OLEH :
RISKA RAMADHANI
18020094
i
ABSTRAK
Ramadhani, R. 2021. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Intensitas Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang. Proposal,
Sarjana Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
Kata Kunci: Hasil Belajar; Motivasi Belajar; Intensitas Belajar.
Motivasi belajar dan intensitas belajar menjadi faktor yang dapat
memengaruhi hasil belajar menggambar siswa. Siswa yang memeroleh
lingkungan belajar yang baik dan motivasi belajar yang tinggi akan berpengaruh
positif terhadap hasil belajar menggambar siswa. Semakin baik kualitas
lingkungan belajar yang diperoleh maka hasil belajar menggambar akan semakin
tinggi pula. Begitu pun dengan motivasi belajar, semakin tinggi motivasi belajar
siswa maka hasil belajar menggambar siswa akan meningkat. Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)
pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar menggambar; (2) pengaruh
motivasi belajar terhadap hasil belajar menggambar; dan (3) pengaruh
lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menggambar
siswa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto dengan jenis
penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Kartika 1-7 Padang Kota Padang sebanyak 100 siswa. Sampel
penelitian sebanyak 30 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
probability sampling dengan jenis proporsional random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara tidak terstruktur, angket, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji prasyarat
analisis, dan uji hipotesis yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi
21.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap hasil belajar menggambar
dengan sumbangan pengaruh sebesar 26,4%; (2) terdapat pengaruh motivasi
belajar terhadap hasil belajar menggambar dengan sumbangan pengaruh sebesar
36,1%; dan (3) terdapat pengaruh lingkungan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar menggambar dengan sumbangan pengaruh sebesar 43,9%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan
belajar dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa
kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang Kota Padang. Dengan demikian, semua pihak
baik guru, orangtua maupun masyarakat hendaknya memerhatikan dan
meningkatkan lingkungan belajar dan motivasi belajar siswa untuk dapat
mencapai hasil belajar menggambar yang lebih optimal.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menuju jalan kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Penyusunan skripsi ini
Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang.”.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................. 1
B. RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH........................... 4
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................................5
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.................................................5
BAB II .................................................................................................................. 7
LANDASAN TEORI........................................................................................... 7
A. KERANGKA TEORI.....................................................................................7
1. Pengertian Belajar ................................................................................... 7
2. Unsur-unsur Dalam Belajar .................................................................... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................... 9
4. Strategi Belajar yang Efektif................................................................. 10
5. Tinjauan Motivasi dan Intensitas Belajar ........................................... 11
6. Tinjauan Hasil Belajar .......................................................................... 14
B.KERANGKA KONSEPTUAL..................................................................... 17
iv
E.TEKNIK DAN ALAT PENGUMPUL DATA.............................................26
F.ANALISIS DATA...........................................................................................29
v
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak
dalam rangka memperoleh pendidikan, maka situasi dan kondisi di dalam
keluarga akan mempengaruhi proses perkembangan individu menuju arah
kedewasaan dan kematangan. Banyak faktor yang bersumber dari keluarga yang
dapat menimbulkan perbedaan individual seperti kultur di dalam keluarga,
tingkat pendidikan orang tua, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial,
realitas kehidupan dan lain-lain. Perbedaan ini sangat mempengaruhi terhadap
tingkah laku dan perbuatan belajar di sekolah.
1
upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh anak sangat diperlukan.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa keluarga juga memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dari
sini jelas dapat dilihat bahwa orang tua sebagai pelaku utama dalam keluarga
sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Secara implisit
dapat diambil pengertian bahwa perhatian dan motivasi orang tua akan
berpengaruh terhadap anak. Disatu sisi orang tua merasa berkewajiban memberi
nasehat, perhatian kepada anak – anaknya. Disisi lain, anak tidak ingin
menerima nasehat dan perhatian dari orang tuanya.
Morivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa
(intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan
sesuatu. Motivasi instrinsik meliputi hasrat dan keinginan untuk berhasil,
dorongan kebutuhan untuk belajar, dan harapan akan cita-cita siswa. Sedangkan
motivasi ekstrinsik yang meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, kegiatan belajar yang menarik, dan adanya upaya guru dalam
membelajarkan siswa.
tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang dicapai akan minimum sekali
2
(Rochman Natawidjaja dan L.J.Moleong, 1979: 11) agar hasil yang diajarkan
tercapai secara optimal maka seorang guru harus mengganggap bahwa siswa-
siswa yang dihadapinya tidak mudah menerima pelajaran yang diberikannya itu.
disebabkan kurangnya frekuensi dan motivasi belajar juga masih banyak terjadi,
seperti halnya di hasil pembelajaran kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang. Dari
hasil wawancara yang dilakukan kepada salah seorang guru kelas VII SMP
Kartika 1-7 Padang, perbedaan hasil belajar terjadi cukup mencolok misalnya di
kelas VII ada beberapa murid yang memiliki hasil belajar yang baik tetapi ada
juga yang memiliki hasil belajar yang belum cukup baik bahkan ada yang belum
bisa membaca secara lancar. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas VII dan
observasi yang telah dilakukan, hal ini terjadi karena perbedaan frekuensi belajar
yang dilakukan siswa, ada yang belajar secara intensif dan berulang tetapi ada
juga yang tidak belajar selain disekolah. Berdasarkan dari wawancara yang telah
dilakukan, guru di SMP Kartika 1-7 Padang juga mengatakan apabila motivasi
yang baik juga dapat menunjang hasil belajar yang baik. Berdasarkan pada
motivasi belajar yang baik akan memberikan hasil belajar yang baik.
Sikap belajar siswa-siswi kelas VII di SMP Kartika 1-7 Padang jika
dilihat cukup variatif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang
memperhatikan pelajaran secara seksama, ada beberapa siswa yang terlihat sibuk
dengan dirinya sendiri. Bahkan ada murid yang terlihat mengantuk ketika
pelajaran. Padahal, untuk siswa kelas VII diperlukan belajar yang ekstra karena
ujian yang akan dihadapi menguras mental, pikiran dan juga tenaga. Ada
3
beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaragaman sikap belajar siswa di
kelas, mulai dari minat terhadap pelajaran tertentu sampai dengan pengaruh dari
keluarga.
Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan jika tidak segera ditindak
lanjuti. Terutama jika berkaitan dengan pengaruh orang tua yang sangat vital
terhadap psikologi anak, apalagi dalam menyongsong UAN yang menentukan
kelanjutan studi dari anak. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat sejauh apa
pengaruh perhatian dan motivasi orang tua terhadap sikap belajar anak. Dengan
latar belakang pemikiran di atas, akhirnya penulis tertarik mengadakan
penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Orang Tua Dan Intensitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smp Kartika 1-7 Padang”.
a. Masih terjadi kesenjangan antar siswa pandai dan yang kurang pandai
d. Beberapa siswa di kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang memiliki hasil
2. Pembatasan Masalah
4
b. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Kartika 1-7
Padang.
c. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil ulangan dan nilai harian siswa
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
secara jelas akan dipergunakan sebagai pedoman dalam menggunakan langkah
selanjutnya.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah pengaruh
antara Motivasi orang tua dan intensitas terhadap hasil belajar siswa kelas VII di
SMP Kartika 1-7 Padang?”
a) Bagi Sekolah
Sebagai bahan acuan bagi sekolah yang dijadikan objek
penelitian ini dalam upaya meningkatkan sosialisasi kepada
orang tua peserta didik agar memperhatikan kualitas belajar
peserta didik.
5
b) Bagi Orang Tua
Sebagai bahan informasi bagi orang tua dalam
memperhatikan dan memotivasi anak untuk memiliki sikap
belajar yang baik guna mencapai prestasi yang diharapkan.
c) Bagi Siswa-siswa
1) Menumbuhkembangkan mental siswa-siswi.
2) Meningkatkan keseriusan belajar siswa,
d) Bagi Peneliti
Sebagai bahan acuan bagi peneliti yang kelak akan
menjadi calon pendidik dan orang tua yang diharapkan dapat
memberikan aspirasi baru terhadap siswa-siswi. Dengan
demikian, dapat meningkatkan sikap belajar siswa- siswi
guna mencapai prestasi yang diinginkan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar menurut James O. Whittaker
dalam Darsono (2000: 4) ” Learning may be defined as the process by which
behavior originates or is altered through training or experience” belajar dapat
didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan
atau pengalaman. Menurut Wingkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap.
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
7
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan
pikir.
a. Pembelajar
penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan syaraf atau otot yang
dipelajari.
b. Rangsangan / Stimulus
stimulus. Contoh dari stimulus tersebut adalah suara, sinar, warna, panas, dingin,
tanaman, gedung, dan orang. Agar pembelajar mampu belajar optimal maka
8
c. Memori
sebelumnya.
d. Respon
Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada didalam
belajar yang dipakai oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru
9
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar, misalnya tentang
c. Faktor-faktor individual
a. Membuat Catatan
Strategi yang paling banyak digunakan pada waktu belajar dari bacaan
maupun belajar dari mendengarkan ceramah adalah mencatat. Strategi ini akan
pengolahan mental untuk memperoleh gagasan utama tentang materi yang telah
ditulis.
b. Belajar kelompok
dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan belajar
sendiri-sendiri karena dalam belajar kelompok posisi penyaji dan pendengar ini
10
dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh individu dalam kelompok
dan Review)
ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Prosedur yang digunakan dalam
metode ini adalah mensurvei atau membaca dengan cepat materi yang dibaca,
tujuan tertentu.
(pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
11
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku
untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada
gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi
sebagai berikut:
hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
12
Yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan
atau perbuatan.
Jadi Fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang
13
b. Intensitas Belajar
laku dengan usaha yang maksimal. Intesitas belajar sangat berperan penting
kegiatan belajar (H. Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan
dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan
14
Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya
telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi.
Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai
a. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)
1. Kesehatan
kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala,
demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga
mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang
15
dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang
dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain
pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula
seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan
4. Cara belajar
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu
1. Keluarga
16
2. Sekolah
3. Masyarakat
terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini
4. Lingkungan sekitar
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Berfikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
17
Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation” dan
merupakan kejadian dari kata dasar “motive” yang berarti alasan atau
yang menggerakkan. Adapun secara terminologi motivasi merupakan
suatu tenaga, dorongan, alasan kemauan dari dalam yang menyebabkan
kita bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu
yang ingin dicapai atau keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan. 16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, hlm.
72.
18
fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya,
maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.
19
cita yang jelas sehingga hasil belajar tidak memuaskan, dan tidak
menyukai kegiatan belajar.
3. Hasil belajar
Dimyati dan Mudjiono (2013:3) menerangkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak
proses belajar. Adapun Sudjana (2014: 24) mengemukakan hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia
menerima pengalaman belajarnya.
Sistem pendidikan nasional di dalamnya terdapat rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar
membagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Menilai hasil belajar siswa
merupakan tugas pokok guru sebagai konsekuensi logis kegiatan
pembelajaran yang telah dilakssiswaan.
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil
keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang
ditetapkan. Penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ada tiga istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan
penilaian yaitu tes, pengukuran dan evaluasi. Dengan diadakannya
penilaian terhadap hasil belajar, maka penilaian tersebut akan memiliki
makna. Menurut Widoyoko (2014:9) mengemukakan bahwa makna
penilaian mencakup bagi tiga pihak yakni bagi siswa, guru dan sekolah.
20
Bagi siswa, ia dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti
pelajaran yang dijelaskan guru. Bagi guru, ia dapat mengetahui siswa
yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil
mencapai kriteria KKM, dapat mengetahui pengalaman belajar yang
tepat bagi siswa, dan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang
digunakan sudah tepat atau belum. Sedangkan bagi sekolah, dapat
mengetahui cerminan kualitas suatu sekolah dilihat dari hasil belajar,
informasi hasil penilaian dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah
untuk mengetahui terpenuhinya standar pendidikan, dan dapat menjadi
pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program
pendidikan di sekolah untuk masa yang akan datang.
Gagne dan Briggs (dalam Anni, 2012:74) mengklasifikasikan
tujuan peserta didik ke dalam lima kategori yaitu:
a. Keterampilan intelektual,
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang
di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan
memecahkan masalah,
c. Informasi verbal
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya,
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat
disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap
orang, barang atau kejadian.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan
struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat
pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat (Anava 2 jalur). penelitian
yang akan digunakan ialah desain kuantitatif. Nanang Martono (2011: 20)
mengumpulkan data berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian
diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmia dibalik angka-
angka tersebut.
Disamping itu dapat juga diartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit
analisa yang ciri-cirinya dapat diduga. Dalam penelitian ini populasinya adalah
22
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:
117). Sedangkan Sutrisno Hadi (1998: 221) berpendapat bahwa sampel adalah
sampel adalah random sampling (undian) karena setiap anggota populasi yang
ada didalam sampling frame bersangkutan mempunyai hak yang sama besar
Penentuan Sampel pada dasarnya tidak ada yang mutlak untuk menentukan
dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara 20-30 % dari total populasi.
40% dari jumlah sampel minimum yang dikemukakan oleh Musfiqon yaitu
sebesar 30%. Berdasarkan hal tersebut, jumlah sampel yang peneliti digunakan
adalah 80 siswa. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
sampel apabila objek atau sumber data yang akan diteliti sangat luas. Dengan
teknik ini, peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan yaitu siswa SMP
23
C. VARIBEL PENELITIAN
Sugiyono (2014:2) mengemukakan bahwa variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah intensitas
belajar oleh siswa Perempuan dan Laki-laki kelas VII SMP Kartika 1-7
Padang dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar siswa.
X Y
Intensitas Belajar Hasil Belajar Siswa
24
tujuan belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Sementara
belajar.
25
D. JENIS DAN SUMBER DATA
Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Kartika 1-7 Padang , dengan
populasi penelitian adalah siswa kelas VII Tahun Ajaran 2020/2021 yang terdiri
dari 4 kelas dengan total 30 siswa. Data hasil penelitian terdiri dari variabel
bebas yaitu variabel Motivasi Belajar (X1), Intensitas Belajar (X2), dan Hasil
yang telah diolah dilihat dari nilai Mean (M), Median (Me), Modus (Mo),
Standar Deviasi (SD) dan juga disajikan Tabel Distribusi Frekuensi serta
Selain ketiga teknik di atas, ada juga teknik dokumentasi yang berupa data-data
b) Interview (wawancara)
26
mengetahui SD dalam gugus terampil Kecamatan Secang Kabupaten
dan sekolah.
c) Kuesioner (angket)
dan tinggal memilih jawaban mana yang sesuai dengan dirinya. Pada
mengukur salah satu jenis skala sikap yang paling sering digunakan.
disediakan.
a. Pernyataan positif
27
(1) Selalu : diberi skor 4
b. Pernyataan negatif
obyek sikap).
tertentu).
28
Angket digunakan untuk menjawab pernyataan yang disajikan,
belajar yang diterapkan kepada siswa kelas VII SMP Kartika 1-7
Padang.
d) Dokumentasi
adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
tahun ajaran 2020/2021 mata pelajaran pokok kelas VII SMP Kartika
1-7 Padang.
F. ANALISIS DATA
Arikunto (2010: 278) menyatakan bahwa analisis data merupakan
pengolahan data setelah data terkumpul. Teknik analisis adalah suatu
cara yang digunakan peneliti untuk mengolah data. Data yang terkumpul
diolah secara kuantitatif (berwujud angka), sehingga teknik analisis yang
digunakan adalah eknik analisis statistik. Data hasil skala intensitas
belajar dan hasil belajar perhitungannya dibantu dengan program
microsoft excel 2010. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
29
1. Analisis Statistik Deskriptif
1.1 Intensitas Belajar
Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi
dapat dilakukan melalui instrumen pengukuran bukan tes, seperti
pedoman observasi baik berupa check list maupun rating scale, angket,
skala sikap, dan rubrik penilaian. Widoyoko (2014: 143) mengemukakan
bahwa instrumen untuk memperoleh informasi hasil belajar non tes
terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan
keterampilan dan sikap, yaitu aspek yang berhubungan dengan apa yang
diketahui atau dipahaminya. Penafsiran hasil pengukuran instrumen non
tes mengikuti aturan pemberian skor beserta klasifikasi hasil penilaian,
dalam hal ini klasifikasi intensitas belajar. Klasifikasi intensitas belajar
siswa dapat menggunakan skala 3, 4, atau 5. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan klasifikasi intensitas belajar skala 5. Pada skala 5, artinya
intensitas belajar siswa diklasifikasikan menjadi 5, yaitu sangat baik
(SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK).
Adapun aturan pemberian skor dan klasifikasi intensitas belajar
adalah sebagai berikut.
a. Skor pernyataan yang negatif berkebalikan dari pernyataan
yang positif
b. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek
penilaian dikalikan jumlah pilihan,
c. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal)
x jumlah kelas interval,
d. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya jika
penilaian menggunakan skala 5, intensitas belajar
diklasifikasikan menjadi 5 kelas interval,
e. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus :
Ji = (t – r) / Jk
Keterangan :
30
t = skor tertinggi ideal dalam skala
r = skor terendah ideal dalam skala
Jk = jumlah kelas interval
31
c. Menentukan Sn(x), yaitu proporsi frekuensi distribusi
komulatif hasil observasi dibandingkan dengan banyaknya
sampel penelitian;
d. Menghitung besar simpangan/deviasi terbesar dengan rumus:
D = maksimum|Fo(x) – Sn(x) |
e. Membuat kriteria pengujian hipotesis dengan ketentuan:
Terima Ho jika D < Dtabel
Dtabel = nilai kritis uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov
f. Membuat kesimpulan Peneliti menggunakan program SPSS
versi 16 untuk mempermudah uji normalitas.
Berikut langkah-langkahnya: Klik Analyze – Nonparametric
Tests – Legacy Dialogs – 1 Sample KS. Lalu akan terbuka kotak dialog
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Masukkan variabel bebas dan
variabel terikat ke kotak Test Variable List, lalu klik OK.
Cara menentukan normalitas dari data tersebut cukup membaca
pada nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed). Apabila signifikansi kurang
dari () 0,05, maka data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi
normal, maka dilanjutkan dengan uji linieritas. Apabila data yang telah
dikumpulkan dan dihitung dengan SPSS ternyata tidak normal, maka
penghitungan menggunakan statistik nonparametrik, yaitu Uji Kendall
Tau menggunakan program SPSS versi 16.
32
yaitu apabila masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi lebih
dari (>) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian
homogen.
3.2 Uji t
33
Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat
menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya
ditunjukkan.Sumber: (Sugiyono,2014:230)
Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel.
Mencari t tabel harus memperhatikan taraf kesalahan dan dk, dk dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut.
dk = n – 2
Keterangan: n = jumlah responden.
34
DAFTAR PUSTAKA
35