Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METODE PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

Kelompok 7

Riska Ramadhani (18020094)

Tri Wanda Ramadhan (18020100)

Dosen Pengampu :

Drs.Eswendi, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Populasi dan Sampel.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Populasi dan Sampel ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 03 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Populasi Dan Sampel....................................................................................3
1. Populasi.......................................................................................................................3
2. Sampel.........................................................................................................................4
B. Manfaat Sampel..............................................................................................................5
C. Teknik Pengambilan Sampel...........................................................................................6
1. Probability/Random Sampling....................................................................................7
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak..............................10
D. Ukuran Sampel..............................................................................................................13
1. Ukuran Sampel Dengan Teori Slovin (1960)...............................................................14
2. Ukuran Sampel Penelitian Penurut Gay, Lr Dan Diehl, Pl (1992)...............................15
3. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Wiratna Sujarweni (2008)...................................15
4. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Jacob Cohen (Dalam Suharsimi Arikunto,
2010:179)..........................................................................................................................16
5. Ukuran Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac Dan Michael).............16
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu
secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian
merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri
sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel
penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena
metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan
waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan
sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel.

Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik


objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti
sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti
secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat
waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.

Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif,
setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu
pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari
suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus
merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili
elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah
yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis
adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis
yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan

1
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah
penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel
(sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian
diatas, maka makalah ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam
penelitian kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
2. Apa saja manfaat-manfaaat sampel
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian populasi dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui pengertian sampel.
3. Untuk mengetahui teknik sampling.
4. Untuk mengetahui cara menentukan ukuran sampel.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi Dan Sampel

1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara sederhana, populasi adalah semua
subjek atau objek sasaran penelitian.

Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-macam, bisa berupa: manusa, hewan,
tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, basil-basil industri, dan lain-
lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk
lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf, teks), atau dokumen dan
barang cetak.

Perlakuan peneliti terhadap subjek atau objek tersebut dapat memungkinkan dua
alternatif status populasi.  Pertama, populasi penelitian itu bersatus sebagai objek
penelitian jika populasi itu bukan sebagai sumber informasi, tetapi subagai substansi
yang diteliti, seperti hasil produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-lain).  Kedua,
populasi penelitian itu berstatus sebagai sumber informasi, seperti manusia dan
dokumen. Dalam survei sosial, orang atau sekelompok orang lazim berfungsi sebagai
sumber informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan diri mereka atau
fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan mereka.  Dalam penelitian
tertentu, populasi penelitian dapat berstatus ganda, sebagai objek penelitian yang
informasinya juga dari populasi itu.  Penelitian tentang “perbedaan cara belajar antara
mahasiswa bidang eksakta dan mahasiswa bidang sosial” mengisyaratkan populasi
penelitian akan berstatus ganda: sebagai objek penelitian yang sekaligus juga sebagai
sumber data penelitian.

3
Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan
dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri


populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata bentengan,
rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter
suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun
berubah.

Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.

2. Sampel
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau
mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan
banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel,
dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang
mewakili seluruh populasi.

Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel


adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian
dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena
jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang
peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan
antara waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat
ketepatan) yang akan diperoleh sebagai  pertimbangan dalam menentukan metode
pengambilan sampel yang akan digunakan. Sampel adalah bagian dari populasi yang
diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.

4
B. Manfaat Sampel
Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara keseluruhan
tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar, sebaiknya diambil sampel
sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja sebagai sampel penelitian ,
mempunyai banyak manfaat, yaitu:

1. Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.


2.   Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan meneliti
populasi.
3. Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara
keseluruhan.
4. Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari seluruh
populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan petani, dan lain-lain.
5. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah ketepatan
yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-
rendahnya.

Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya
dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang
dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi maupun mewakili
seluruh anggota populasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi
yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan
keputusan. Dalam hal ini agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut
dibutuhkan ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka
data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya),
representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan
relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

5
C. Teknik Pengambilan Sampel

        Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan
25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud
dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi
dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

         Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika
peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi,
atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan
diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan
generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak
acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran
populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.

Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar
peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga

6
karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat,
bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan
“representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti  memilih sampel secara acak, jika tidak ada
informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian,
pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain
kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun
dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika
ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa
mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the
botol.

         Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik
lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area
sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain
adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling

1. Probability/Random Sampling.
       Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah
memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling
frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka sampling adalah daftar yang berisikan
setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa
berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga
tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka
peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan
tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan
informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa
secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah
tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah
tangga kota tersebut.  Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti harus
mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa,
Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda
satu sama lainnya.

7
        Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa
dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau  undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah
ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.

a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana


Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen  populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya.  Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu
hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.
Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Terdapat 2 pendapat mengenai metode
pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa
setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel
memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa
tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan metode
ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple Random
Sampling dengan pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat


mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak
adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud.

8
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang
terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas
responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut
kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

b) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. 

Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil  saja, genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil
sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

c) Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan


Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel dengan cara ini. Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian
mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah

9
dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut.

d) Cluster Sampling atau Sampel Acak Berdasar Area 


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan
metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal
pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan
ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

e) Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –>RT

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak


        Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti.

10
a) Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.


Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti


berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.

Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes


mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang
dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti


gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

b) Accidental Sampling.
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh
akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

11
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu
juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian
sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung.
Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga
Bandung yang dia temui saat itu.

c) Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.

Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan


40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18
orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan
saja.

d) Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan


wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk


penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi,
misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus
lainnya.

12
e) Teknik Sampling Jenuh

Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua
anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30
orang.

D. Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel
yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah
sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam
penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan
untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel :

 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian

Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),


ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat

Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel


sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

13
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan,
pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan
adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil
peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi
jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

1. Ukuran Sampel Dengan Teori Slovin (1960)


Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel
menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini ternyata
sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi perdebatan
mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan
1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian
untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut;

RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN

n=N1+Ne2

n= besar sampel yang ;

N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;

e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.

Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita bulatkan
ke atas dan sebaliknya.

14
2. Ukuran Sampel Penelitian Penurut Gay, Lr Dan Diehl, Pl (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel
penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl
didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka semakin merepresentasikan
bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian,
ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang
sedang digarap.

Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;

Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian deskriptif, maka


ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total elemen populasi.

Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi atau


berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 30 subjek ( unit
sampel).

Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat perbandingan, maka


ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan adalah sebesar 30 subjek.

Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental berkelompok, maka


ukuran sampel yang direkomendasikan adalah sebesar 15 sampel perkelompok.

3. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Wiratna Sujarweni (2008).


Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk skripsi,
tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang syaratkan.
Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi
adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.

Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa hampir
tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel. Untuk itu
dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling, menentukan jumlah sampel,
dan perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.

Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka
penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel boleh
menggunakan rumus slovin.

15
4. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Jacob Cohen (Dalam Suharsimi Arikunto,
2010:179)
Formula sampel Jacob Cohen

N=LF²+u+1
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0

5. Ukuran Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac Dan Michael)


Menentukan ukuran  sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael sedikit
lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan
10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel
berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
    Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian
yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya
lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal
peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://la-banara.blogspot.com/2012/06/teknik-pengambilan-sampel-penelitian.html

https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html

http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_71.html

https://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-populasi-dan-sampel.html

https://www.academia.edu/9756750/makalah_metodologi_penelitian_populasi_dan_sempel_
di_susun_oleh

18

Anda mungkin juga menyukai