Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANNISA AZIZAH

NIM : 210501047

PRODI : EKONOMI SYARIAH

MATAKULIAH : MATEMATIKA EKONOMI

A. Barisan/Banjar/Deret

Suatu barisan u1, u2, u3, u4, … adalah susunan bilangan yang terurut sesuai dengan

urutan bilangan asli. Suatu barisan u1, u2, u3, u4, … , dapat disajikan pula sebagai {un}, un
menunjukkan suku ke-n, Suku-suku suatu barisan dapat ditentukan dengan suatu rumus. Misalnya :

a) un = 3n-2 menghasilkan barisan yang suku ke 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 beruturut-turut 1, 4, 7, 10, 13,…

b) un = 1-1/n menghasilkan barisan 0,1/2, 2/3, 3/4, 4/5,….

c) un = 1 + (-1)n 1/n menghasilkan barisan 0, 3/2, 2/3, 5/4, 4/5, 7/6, 6/7, ….

d) un = n2

menghasilkan barisan yang suku ke 1, 2, 3, 4 dan 5 berturut turut1, 4, 9, 16, 25, ….

Ilustrasi :

Carilah rumus untuk suku ke n dari barisan yang empat suku pertamnya adalah :

(i) 3, 9, 27, 81, ….

(ii) -2, 2, -2, 2, ….

Jawab :

(i) perpangkatan dari 3; maka un = 3n

(ii) (-1)1

= -1, (-1)2 = 1, dan seterusnya; maka un = 2x(-1)n

B. Banjar

Banjar adalah suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Secara sederhana
banjar didefinisikan sebagai suatu himpunan bilangan bernomor satu, dua, tiga dan seterusnya.
Setiap bilangan yang merupakan anggota suatu banjar dinamakan suku. Banjar juga sering disebut
barisan. Suku-suku dalam suatu banjar dapat disusun sebagai berikut : a1, a2, a3 …….an. Notasi an
dinamakan suku umum banjar yang diberi lambang [an], sehingga jika ditulis lengkap, maka banjar
adalah: [an] = a1, a2, a3,…….. an.

Suku-suku di dalam banjar ada yang memiliki batas suku tertentu yang disebut banjar berhingga.
Sedangkan banjar yang suku-sukunya tidak mempunyai batas akhir atau banyak suku tidak terbatas
disebut sebagai banjar tidak berhingga. Bilangan alam yang terdapat dalam suatu banjar path
umumnya tersusun secara teratur dengan pola tertentu.. Dan pola-pola yang ada, banjar dapat
dibedakan menjadi banjar hitung, banjar ukur dan banjar harmoni. Banjar hitung adalah banjar yang
selisih antara dua suku yang berurutan besarnya sama. Contoh banjar hitung adalah:
an = a1, a2, a3. ............ an = 1,2,3,4........n  merupakan banjar hitung.

an = a1, a2, a3,............. an = 3,6,9,12.........n  merupakan banjar hitung.

Banjar ukur adalah banjar yang besarnya basil bagi antara dua suku yang berurutan sama. Contoh
banjar ukur adalah:

[an] = a1, a2, a3, . ................... an = 5,10,20,40............5.2n-¹ dua suku yang berurutan hasil baginya
sama, misalnya 10/5 sama dengan 40/20 sama dengan 2.

[an] = a1, a2, a3,.......................an = 3,15,75,375 ............ 3.5n-¹ hasil bagi dua suku yang berurutan
sama, misalnya 15/3 sama dengan 3 75/75 sama dengan 5.

Adapun banjar harmoni adalah banjar yang suku-sukunya merupakan kebalikan dan banjar hitung,
contohnya: 1/2, 1/3, 1/4, 1/5,…..1/n.

C. Deret

Deret merupakan jumlah suku-suku suatu banjar. Pengertian banjar dan deret sering disatukan atau
tidak dibedakan. Sesuai dengan pembedaan banjar, maka deret juga dibedakan menjadi deret
hitung, deret, ukur dan deret harmoni. Namun dalam pembahasan buku mi hanya dibahas deret
hitung dan deret ukur saja, sedangkan deret harmoni tidak dibicarakan. Hal mi karena sampai saat
mi belum banyak penggunaan deret harmoni dalam penerapan ekonomi dan bisnis.

Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan. Jika suatu barisan berbentuk u1, u2,
u3, u4, …., maka u1+ u2+ u3+u4+….+un + … disebut deret.

1. Deret Hitung

Deret hitung merupakan jumlah suku-suku dan banjar hitung. Dengan demikian sifatdan deret
hitung juga tidak berbeda dengan banjar hitung. Pembahasan dalam bukumi, susunan suku-suku
dalam banjar hitung langsung dimaksud sebagai deret hitung.

Jadi apabila kita memiliki banjar hitting: 1, 2, 3, 4,..., n, maka deret hitungnya dapat ditulis sebagai I +
2 + 3 + 4 + ... + n. Untuk selanjutnya banjar hitung tersebut langsung disebut sebagai deret
hitung.Seperti halnya dalam banjar, suatu deret ada yang mempunyai batas sampai suku tertentu
yang disebut deret berhingga. Sedangkan deret yang tidak mempunyai batas akhir atau banyaknya
suku tidak terbatas dinamakan sebagai ~deret tak berhingga. Untung menghitung nilai-nilai deret
tersebut, berikut mi diberikan formula tentang deret hitting beserta contohnya satu per satu
sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas.

Misalkan suatu deret : 1, 2, 3, ,n

Suku-sukunya : s1 = a s2 s3 sn

Apabila contoh deret di atas dianalisa ternyata bahwa selisih antara dua suku yang berurutan
(disebut b) besarnya adalah 1 (satu). Suku pertama atau disebut s1 atau sama dengan a adalah 1,
selanjutnya suku-suku berikutnya yaitu s2 s3, s4 dan seterusnya sampai sn dapat dihitung sebagai
berikut:
Suku pertama = S1 =a =1

Suku kedua = S2 =a+b = 1+1 = 2

Suku ketiga = S3 =a+2b = 1+2.1 = 3

Suku keempat = S4 =a+3b =1+3.1 =4

Suku ke n = Sn = a + ( n-1 ) b  besarnya Suku ke-n dari suatu deret hitung

Sedangkan jumlah nilai dan suatu deret hitung sampai suku ke-n merupakan penjumlahan masing-
masing suku dan suku pertama sampai suku ke-n. Jumlah nilai dan suatu deret hitung diberi notasi
D~. Besarnya nilai D~ dapat dijelaskan sebagaiberikut:

Dn = a + (a+b) +(a+2b) +(a+3b)........ +a+(n-1) b

Dn = n/2{a+a+(n-1) b}

Dn = n/2{2a+(n-1) b}

Dn = n/2{a+a+(n-1) b}

Atau Dn = n/2 { a+Sn }

Dimana :

a = S1 = besarnya suku pertama

b = selisih antara dua suku yang berurutan

n = banyaknya suku sampai suku ke-n

Sn = besarnya atau nilai suku ke-n

Dn = jumlah nilai suku-suku sampai dengan suku ke-n

2. Deret Ukur

Deret ukur merupakan deret dimana besarnya hash bagi dua angka yang berurutan (diberi notasi p)
adalah sama. Deret ukur merupakan jumlah suku-suku yang ada dalam banjar ukur. Seperti halnya
deret hitting, susunan deret ukur juga disamakan dengan susunan pada banjar hitung.

Susunan bilangan :1, 2, 4, ,8 16, ... n

S1 = a S2 S3 S4 S5 Sn

Apabila contoh di atas diperhatikan, terlihat bahwa besarnya hasil bagi antara 2 suku yang berurutan
sama besarnya (diberi notasi p) : 2/1, 4/2, 8/4, 16/8. Suku pertama deret adalah S1 atau sama
dengan a = 1. Sedangkan besarnya suku-suku kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dapat dihitung
sebagai berikut:

S1 = a = 1

S2 = a. P1 = 1.2¹=2

S3 = a. P2 = 1.2²=4
S4 = a. P3 = 1.2³=8

S5 = a. P4 = 1.2⁴=16

Sn = a. P (n-1)  dibaca besarnya Suku ke-n dari suatu deret ukur.

Sedangkan besarnya jumlah nilai suatu deret ukur sampai dengan suku ke-n (diberi notasi D~)
adalah: a.Pn

Dn = a + a. P² + a. P³ + .......+ a. P(n-1)

PDn = a. P + a. P² +a.P³ + .......+ a. P(n-1) + a. Pn

--------------------------------------------------------------

Dn – pDn = a- a. Pn

Dn (1-p ) = a (1-pn )

Dn = a (1-pn )/(1-p )

di mana:

a = besarnya suku pertama

p = hasil bagi antara dua suku yang berurutan

n = banyaknya suku

Sn = besarnya suku ke-n

Dn = jumlah nilai deret ukur sampai suku ke-n

D. Barisan dan Deret Aritmatika / Deret Hiitung

Suatu barisan disebut barisan aritmatika jika suku yang berurutannya mempunyai tambahan
bilangan yang tetap. Barisan u1, u2, u3, u4, …. disebut barisan aritmatika jika u2 – u1 = u3 - u2 = …=
un - un-1 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b. Untuk barisan 1, 4, 7,
10, 13, …, bedanya ialah 4 - 1 = 7 - 4 = … = 3 Bentuk baku barisan aritmatika adalah a, a + b, a + 2b, a
+ 3b, …, a + (n-1)b. suku ke-n adalah un = a + (n-1) b

E. Barisan dan Deret Geometri / Deret Ukur

Suatu barisan disebut barisan geomitri jika suku yang berurutannya mempunyai kelipatan bilangan
yang tetap. Barisan u1, u2, u3, u4, …, disebut barisan geometri,jika U2/U1=U3/U2=.......Un/Un-1 =
konstanta. Konstanta ini dinamakan rasio dan dinyatakan dengan r. Untuk barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32,
… rasionya ialah 2/1 = 4/2= 8/4 = … = 2.Untuk barisan 27, -9, 3, -1, … …. Rasionya ialah –9/27 = -3/9 =
-1/3. Bentuk baku barisan geometri adalah : a, ar, ar2 , ar3, … , arn-1 suku ke-n adalah un =arn-1

F. Deret Geometri Tak Hingga


Untuk –1 < r < 1,

a + ar + ar² + ar³+....... =a/1-r yaitu s~ = a/ 1-r Jika r > 1, atau r < -1, tidak ada jumlah sampai tak
hingga.

G. Penerapan deret dalam ekonomi dan bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengetahui adanya kasus-kasus bisnis dan ekonomi yang
terjadi di masyarakat berubah mengikuti teori deret.Misalnya menyangkut masalah perkembangan
penduduk, penjualan, produksi, usaha,dan nilai uang. Perkembangan perkembangan tersebut akan
dapat diperkirakan nilainya di masa yang akan datang pada suatu saat tertentu dengan
menggunakan konsep teori deret baik deret hitung maupun deret ukur.

Anda mungkin juga menyukai