Anda di halaman 1dari 38

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Kapita Selekta Matematika Atas Ramon Muhandaz, S.Pd., M.Pd.

BARISAN DAN DERET, NOTASI SIGMA, DAN INDUKSI


MATEMATIKA

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Amirah Nazla 12110524224


Farid Ihsan 12110511106
Fauzan Adrasyanto 12110511883
Rizky Ananda Putri 12110521750

KELAS 3C
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
PEMBAHASAN

A. Pola Bilangan
Pola bilangan memiliki arti suatu susunan bilangan yang memiliki bentuk
teratur atau suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan lain yang
membentuk suatu pola.
Ada beberapa jenis pola bilangan yang ada, diantaranya adalah pola
bilangan ganjil, pola bilangan genap, pola bilangan fibonacci, pola bilangan
segitiga, pola bilangan persegi panjang, pola bilangan persegi, pola bilangan
pascal, pola bilangan pangkat tiga, pola bilangan aritmatika, dan bilangan
geometri.
1. Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan-
bilangan ganjil . Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki
arti suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya .
Pola bilangan ganjil adalah 1 , 3 , 5 , 7 , 9 , . . . .
Gambar pola bilangan ganjil :

Rumus pola bilangan ganjil

1 , 3 , 5 , 7 ,......., n , maka rumus pola bilangan ganjil ke n sebagai berikut:

Un = 2n – 1

Contoh Soal :

1 , 3 , 5 , 7 ,......., ke 10

Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?

Penyelesaian:

Un = 2n – 1

1
U10 = 2 . 10 – 1

= 20 – 1

= 19

2. Pola Bilangan Genap


Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan
– bilangan genap. Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli
yang habis dibagi dua atau kelipatannya .
Pola bilangan genap adalah 2 , 4 , 6 , 8 , . . .
Gambar pola bilangan genap:

Rumus pola bilangan genap:


2 , 4 , 6 , 8 , . . . . , n maka rumus pola bilangan genap ke n adalah sebagai
berikut:

Un = 2n

Contoh Soal:

2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 12 .Berapakah pola bilangan genap ke 12 ?

Penyelesaian:

Un = 2n

U12 = 2 x 12

= 24

2
3. Pola Bilangan Persegi
Pola bilangan persegi, yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk
suatu pola persegi .
Pola bilangan persegi adalah 1 , 4 , 9 , 16 , 25 , . . .
Gambar pola bilangan persegi

Rumus pola bilangan persegi:


1 , 4 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . , n maka rumus untuk mencari pola bilangan
persegi ke n adalah sebagai berikut:

Un = n2

Contoh Soal:
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah
pola bilangan ke 10 dalam pola bilangan persegi ?
Penyelesaian:
Un = n2
U10= 102 = 100

4. Pola Bilangan Persegi Panjang


Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang
membentuk pola persegi panjang .
Pola persegi panjang adalah 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . .
Gambar pola Bilangan persegi panjang :

3
Rumus pola bilangan persegi panjang:
2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . n , maka rumus pola bilangan persegi panjang ke n
adalah sebagai berikut:

Un = n .( n + 1 )

Contoh Soal:
Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 14 . Berapakah pola
bilangan persegi ke 14 ?
Penyelesaian:
Un = n . (n + 1)

U14 = 14 . (14 + 1)

= 14 . 15

= 210

5. Pola Bilangan Segitiga


Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk
sebuah pola bilangan segitiga.
Pola bilangan segitiga adalah 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , . . .
Gambar pola bilangan segitiga:

Rumus pola Bilangan Segitiga:

4
1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke n . Maka rumus pola bilangan
segitiga ke n adalah sebagai berikut:

Un = 1 n (n + 1)
2

Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 .
Berapakah pola bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
Un = 1 n (n + 1)
2

U10= 1 10 (10 + 1)
2

= 5 (11)
= 55

6. Pola Bilangan Fibonacci


Yang dimaksud pola bilangan fibonacci adalah sebuah bilangan
yang setiap sukunya adalah penjumlahan dari dua suku yang ada di
depannya. Pola bilangan fibonacci yaitu 1,1,2,3,5,8,13,21,…, dan
seterusnya.
Perlu diketahui bahwa 2 didapat dari hasil 1+1, kemudian 3 didapat
dari hasil 1+2, 5 didapat dari hasil 2+3, dan seterusnya seperti itu. Rumus
untuk mencari suku ke n dari pola bilangan fibonacci ini adalah sebagai
berikut:

𝒖𝒏 = 𝒖𝒏 − 𝟏 + 𝒖𝒏 − 𝟐

Gambar pola bilangan Fibonacci :

5
7. Pola Bilangan Pascal
Bilangan pascal ditemukan oleh Blaise Pascal yang merupakan orang
Prancis, karena itulah disebut dengan bilangan pascal sesuai dengan nama orang
yang menemukannya.
Bilangan pascal adalah bilangan yang terbentuk dari aturan geometri yang
berisi susunan koefisien binomial yang bentuknya seperti segitiga. Dalam segitiga
pascal, bilangan yang ada di baris yang sama akan dijumlahkan dan
menghasilkan bilangn yang ada di baris bawahnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian pola bilangan pascal adalah pola
bilangan yang tersusun dari beberapa angka berdasarkan rumus berikut:
Pola bilangan pascal = 1,2,4,8,16,24,32,…, dan seterusnya.
Gambar pola bilangan pascal:

Rumus pola bilangan pascal:

𝒖𝒏 = 𝟐𝒏−𝟏
Contoh Soal:
Tentukan suku ke-14 dari pola bilangan pascal!

6
Penyelesaian:

𝑢𝑛 = 2𝑛−1

𝑢14 = 214−1

𝑢14 = 213 = 8192

8. Pola Bilangan Pangkat Tiga


Pola bilangan pangkat tiga merupakan pola bilangan yang mana
setelahnya adalah hasil dari pangkat tiga bilangan sebelumnya. Pola
bilangan pangkat tiga yaitu 2,8,512,…, dan seterusnya. Angka 8
didapatkan dari hasil 2 pangkat tiga, hasil 512 didapatkan dari angka 8
yang dipangkatkan tiga, dan seterusnya.

9. Pola Bilangan Aritmatika


Pengertian pola bilangan aritmatika yaitu sebuah pola bilangan yang
mana bilangan sebelumnya dan sesudahnya mempunyai angka selisih yang
sama. Contoh pola bilangan aritmatika : 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, …, dan
seterusnya.
Suku pertama dari bilangan aritmatika disebut dengan 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈1, dan
suku kedua adalah 𝑈2, dan seterusnya. Dalam barisan aritmatika ada selisih
yang menjadi bagian penting dari rumus pola bilangan arimatika, selisih
atau beda dilambangkan dengan b.Karena bilangan sebelum dan
sesudahnya mempunyai selisih atau beda yang sama, maka 𝑏 = 𝑢2– 𝑢1 =
𝑢3 − 𝑢2 = 𝑢4
− 𝑢3, dan seterusnya yang hasilnya adalah 3.
Rumus pola bilangan aritmetika :

Un= a + (n – 1) b

7
Rumus jumlah n suku pertama :
S = 𝑛 (a + U )
n 2 n

atau
Sn = 𝑛 (2a + (n – 1)
2
b)

Contoh Soal:
Diketahui barisan aritmatika 5, 8, 11, … Jadi berapa nilai suku-15?
Penyelesaian:
𝑎=5
b=3
Un = a + (n – 1).b
U15= 5 + (15-1).3
= 5 + 42
= 47

10. Pola Bilangan Geometri


Bilangan geometri adalah sebuah bilangan hasil dari perkalian
bilangan yang sebelum dengan suatu bilangan tetap.
Rumus pola bilangan geometri:

Un = 𝑎𝑟𝑛−1

8
B. Pengertian Barisan dan Deret
1. Barisan
Barisan diartikan sebagai daftar dari sejumlah bilangan. Setiap
bilangan dalam sebuah barisan disebut suku dari barisan.
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4, 5,....; dinamakan barisan bilangan asli

b. 2, 4, 6, 8, 10,...; dinamakan barisan bilangan asli genap

c. 1, 3, 6, 10, 15,...; dinamakan barisan bilangan segitiga

d.1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,...; dinamakan barisan bilangan Fibonacci Bilangan-

bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku


barisan. Bilangan pertama atau suku pertama dilambangkan dengan
U1suku kedua dengan U2, suku ketiga dengan U3, suku ke-k dengan Uk ,
demikian
seterusnya sampai suku ke-n dengan Un (n bilangan asli). Indeks n
menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli
berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n
dilambangkan dengan U𝑛 disebut suku umum barisan. Pada umumnya,
suku ke-n atau Un merupakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan
asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau
aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika

9
bilangan pertama U1, bilangan kedua U2, bilangan ketiga U3,dan bilangan
ke-n, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai:

U1, U2, U3, ... , Uk, ... , Un

 Contoh Soal:

Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n

dirumuskan sebagai Un = 3n + 1.

Penyelesaian:

Suku ke-n, Un= 3n + 1

Untuk n = 1, diperoleh U1 = 3(1)+1 =4

n= 2, diperoleh U2 = 3(2) +1 =7

n= 3, diperoleh U3 = 3(3) +1 =10

Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah U1 = 4, U2 = 7, dan U3 = 10.

2. Deret
Deret adalah jumlah seluruh suku-suku dalam barisan dan dilambangkan
dengan Sn. Berikut adalah contoh deret:
a) 1+2+3+4+5+….
b) 1+3+5+7+….
c) 2+4+6+8+…

 Contoh Soal:
Diketahui suatu deret : 1+3+5+7+…. Tentukan :
a) Jumlah dua suku yang pertama
b) Jumlah lima suku pertama
Penyelesaian:
a) S2= 1+3 = 4
b) S5 = 1+3+5+7+9 = 25

10
C. Notasi Sigma dan Sifatnya
1. Notasi Sigma

Notasi sigma ( Σ ) pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun
1755. Untuk mengawali bahasan mengenai notasi sigma, perhatikan jumlah 5 bilangan
ganjil pertama berikut ini:

1+3+5+7+9

Pada bentuk tersebut 1 disebut suku ke-1, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku
ke-3, 7 disebut suku ke-4, dan 9 disebut suku ke-5. Ternyata suku-suku
tersebut mengikuti suatu pola sebagai berikut:

Suku ke-1 = 1 = 2 (1) –1

Suku ke-2 = 3 = 2 (2) –1

Suku ke-3 = 5 = 2 (3) – 1

Suku ke-4 = 7 = 2 (4) –1

Suku ke-5 = 9 = 2 (5) –1

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola dari suku-suku


penjumlahan itu adalah 2k–1 dengan k ∈{1,2,3,4,5}. Untuk menyingkat
penulisan penjumlahan seperti di atas digunakan huruf kapital Yunani Σ,
dibaca notasi sigma. Selanjutnya bentuk penjumlahan di atas dapat ditulis
dalam notasi sigma sebagai:

1 + 3 + 5 + 7 + 9 = ∑5
𝑘=1 (2𝑘 − 1)

Ruas kanan dibaca “sigma k=1 sampai dengan 5 dari 2k-1”. Batas bawah
bentuk notasi sigma ini adalah k = 1 dan batas atas k = 5. Secara umum
bentuk notasi sigma didefinisikan sebagai berikut:

∑𝑛 𝑎k = a1 + a2 + a3 + …+
𝑘=1
an

11
Contoh 1:

Nyatakan ∑6 (3𝑘 + 1)2 dalam bentuk lengkap


𝑘=1

Jawab:

∑6 (3𝑘 + 1)2 = 42 + 72 + 102 +132 +162 +192


𝑘=1

Contoh 2:

Nyatakan 3+5+7+9+11+13 dalam bentuk notasi sigma

Jawab:

suku ke-1 = 3 = 2(1)+1

suku ke-2 = 5 = 2(2)+1

suku ke-3 = 7 = 2(3)+1

suku ke-4 = 9 = 2(4)+1

suku ke-5 = 11 = 2(5)+1

suku ke-6 = 13 = 2(6)+1

Dengan melihat pola suku-suku tersebut dapat disimpulkan bahwa suku-suku


dalam penjumlahan itu mempunyai pola 2k+1.

Dengan demikian 3+5+7+9+11+13 = ∑6


𝑘=1 (2k+1)

12
2. Sifat-sifat notasi sigma

Bukti:
1. Sifat pertama

2. Sifat kedua

3. Sifat ketiga (point a)

13
5. Sifat keenam
Sifat ketiga (point b)

Jika p = a , diperoleh
4. Sifat keempat

D. Barisan dan Deret Aritmatika

1. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang selisih antara dua suku yang
berurutan sama atau tetap. Perhatikan barisan-barisan bilangan berikut: a. 1, 6, 11, 16,


b. 6, 4, 2, 0, …
Pada masing-masing barisan diatas mempunyai ciri tertentu yaitu selisih dua suku yang
berurutan selalu mempunyai nilai yang tetap (konstan). Kemudian selisih dua suku yang
berurutan disebut beda, dari barisan aritmetika tersebut, dimana dilambangkan dengan
huruf b. Sebagai contoh:
a. Untuk barisan 1, 6, 11, 16, …; b = 16 – 11 =11 – 6 = 6 – 1 =5

14
b. Untuk barisan 6, 4, 2, 0, …; b = 0 – 2 = 2 – 4 = 4 – 6 = - 2

Dengan demikian, barisan aritmatika dapat didefinisikan sebagai berikut:


 Definisi barisan aritmatika
Suatu barisan U1, U2, U3, ..., Un disebut barisan aritmatika jika untuk sebarang nilai
n berlaku:
Un– Un−1 = b
dengan b adalah suatu ketetapan (konstanta) yang tidak tergantung pada n.
 Rumus umum suku ke-n pada barisan aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka suku-suku
barisan itu dapat dituliskan sebagai berikut:

15
U1, U2, U3 , ... , Un
a , a +b, a +2b , … , a + (n - 1)b
Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika ialah sebagai berikut:

Un= a + (n – 1) b

Keterangan :
Un = Suku ke-n
a = Suku pertama
b = beda atau selisih

 Contoh Soal:
1) Diketahui suatu barisan aritmatika dengan U2 = 7 dan U6= 19, tentukan:
a. Beda
b. Suku pertama
c. Suku ke-41
Penyelesaian:
a. Beda
U6 = a + 5 b = 19
Eliminasi U6 dan U2
U2 = a + 1 b = 7
4 b = 12
b =3

b. Suku Pertama
U2= a + 1 b = 7
- a + 1 (3) = 7 Substitusi nilai b ke U2
- a+3=7
- a=7–3
- a=4

c. Suku ke-41

16
U41 = a + 40 b Substitusi nilai 𝑎 dan 𝑏 untuk mencari U41

= 4 + 40(3)
= 4 + 120
= 124

2) Diketahui barisan Aritmetika 4, 7, 10, …. Tentukan


a. Beda
b. U10
c. Rumus suku ke-n
Penyelesaian:
a. Beda (b)
b = U2 − U1
b=7–4
=3

b. U10
Un = a + (n + 1) b
U10 = 4 + (10 – 1) 3
Substitusi nilai 𝑎, 𝑏 dan 𝑛 untuk mencari U10
=4+9.3
= 4 + 27
= 31

c. Rumus suku ke-n


Un = a + (n – 1) b
Substitusi nilai 𝑎 dan b untuk mencari rumus Un
Un = 4 + (n – 1) 3
Un = 4 + 3n – 3
Un = 3n + 1

17
2. Deret Aritmatika
Deret Aritmatika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan
aritmatika. Jika barisan aritmatikanya adalah U1, U2, U3, …., Un maka deret
aritmatikanya U1+ U2+ U3+ ….+ Un dan dilambangkan dengan Sn.
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika sebagai berikut:
Sn = U1 + U2 + U3 +....................................................+ Un
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + … + (Un– 2b) + (Un – b) + Un
Sn= Un + (Un – b) + (Un – 2b) + ….+ (a + 2b) + (a + b) + a

2 Sn = (a + Un) + (a + Un) + (a + Un) + …. + (a + Un) + (a + Un) + (a + Un)



n suku
2 Sn = n (a + Un)
Sn = 𝑛 (a + U n)
2

S = 𝑛 (a + U )
n 2 n

Karena Un = a + (n – 1) b , maka jika disubstitusikan ke rumus menjadi :


𝑛
Sn = (a + a + (n – 1) b)
2

Sn = 2𝑛 (2a + (n – 1) b)

Sn = 𝑛 (2a + (n – 1)
2
b)

Keterangan:
Sn= Jumlah n suku pertama deret aritmetika
Un = Suku ke-n deret aritmetika
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku

18
Sifat-sifat 𝐒𝐧 Pada Deret Aritmetika

Jumlah n suku pertama deret aritmetika mempunyai sifat-sifat sebagai


berikut :
1. S n = 𝑛 (a + U n) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak
2

memiliki suku tetapan.


2. Untuk setiap n ∈ bilangan asli Sn - Sn−1 = Un (suku ke-n)

 Contoh Soal:
1) Tentukan jumlah 20 suku pertama deret 3+7+11+…
Penyelesaian:
3 + 7 + 11

𝑎
Mencari beda dengan mengurangi suku setelah dengan suku sebelumnya
dan dapat dituliskan sebagi berikut:
𝑏 = Un− Un−1
𝑏 = U2− U1
𝑏=7−3
𝑏=4

Selanjutnya substitusi 𝑏 = 4 untuk mencari S20 :


𝑛
Sn = (2a + (n – 1) b)
2
20
S20 = (2 (3) + (20 – 1) 4)
2
S20= 10 (6 + 19 . 4)
S20 = 10 (6 + 76)
= 10 (82)
= 820
Jadi, jumlah 20 suku pertama adalah 820.

19
2) Tentukan jumlah semua bilangan ganjil antara 10 dan 200!
Penyelesaian:
Jumlah bilangan ganjil antara 10 dan 200 dapat dituliskan dalam deret
sebagai berikut:
11 + 13 + 15 + 17 + ⋯ . +199
Dapat kita ketahui:
𝑎 = 11
𝑏=2
Un = 199

Un = a + (n – 1) b = 199
- 11 + (n – 1) 2 = 199
- 11 + 2n – 2 = 199
- 9 + 2n = 199
- 2n = 190
- n = 95

Substitusi nilai 𝑛 = 95 untuk mencari Sn diperoleh :


Sn = 2𝑛 (a + Un)

S95
=
95 (11 + 199)
2

95 (210)
= 2

= 9.975
Jadi, jumlah semua bilangan ganjil antara 10 dan 200 adalah 9.975

3) Suatu barisan aritmetika dirumuskan Un = 6n – 2 tentukan rumus Sn !


Penyelesaian:
Diketahui:
Un = 6𝑛 − 2
a = U1 = 6(1) – 2 = 4
U2 = 6(2) – 2 = 10

20
b = U2 – U1= 10 – 4 = 6

Substitusi nilai 𝑎 = 4 dan 𝑏 = 6 untuk mencari rumus Sn:


𝑛
Sn = (2a + (n – 1) b)
2
𝑛
Sn = (2(4) + (n – 1) 6)
2
𝑛
Sn = (8 + 6n-6)
2
𝑛
Sn = (6n + 2)
2
Sn = 3n2 + n
Jadi, rumus Sn nya adalah Sn = 3n2 + n

E. Barisan dan Deret Geometri


1. Barisan Geometri
Perhatikan ilustrasi berikut!
Rafi memiliki selembar kertas. la melipat kertas tersebut menjadi 2 bagian
yang sama besar. Kertas yang sedang terlipat tersebut, kemudian dilipat
lagi menjadi 4 bagian yang sama besar.

Rafi terus melipat dua kertas yang telah terlipat tersebut. Setelah dilipat,
Rafi selalu membuka hasil lipatan dan mendapati kertas terbagi menjadi 2
bagian dari sebelumnya. Banyak bagian kertas tersebut membentuk barisan
bilangan, yaitu 1, 2, 4, 8, .... Berdasarkan sifat-sifat setiap lipatan kertas
Rafi, dapatkah Anda menentukan pola barisan bilangan tersebut?

Pada barisan 1, 2, 4, 8, ... terlihat bahwa perbandingan setiap dua suku


yang berurutan sebagai berikut:

21
Setiap dua suku yang berurutan memiliki perbandingan yang sama.
Barisan bilangan seperti ini disebut barisan geometri.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian barisan geometri sebagai berikut.

Perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan geometri dinamakan


pembanding atau rasio (r). Secara matematik, untuk n adalah bilangan asli,
barisan bilangan U1, U2, U3, …, Un-1, Un dapat dikatakan sebagai barisan
geometri, apabila memenuhi hubungan berikut.

Keterangan :
Un = suku ke-n
r = rasio

 Contoh Soal:
Apakah barisan-barisan bilangan berikut termasuk barisan geometri?
a. 1, 3, 12, 60, …
b. 2, 4, 8, 16, …

Penyelesaian:
a. Rasio antara dua suku yang berurutan dari barisan 1, 3, 12, 60, …
adalah :

22
Rasio antara suku-suku yang berurutan tidak tetap.
Jadi, barisan tersebut bukan barisan geometri.

b. Rasio antara dua suku yang berurutan dari barisan 2, 4, 8, 16, … adalah:

Rasio antara suku-suku yang berurutan tetap.


Jadi, barisan tersebut adalah barisan
geometri.

2. Rumus suku ke-n barisan geometri


Jika suku pertama (U1) barisan geometri dinyatakan dengan a dan rasio
dinyatakan dengan r, maka suku-suku barisan geometri U 1, U2, U3, …, Un
dapat dituliskan sebagai berikut.
U1 = a
U2 = ar
U3 = ar.r = ar2
Un = arn-1

Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan rumus berikut.

Un = 𝑎𝑟𝑛−1

Keterangan:
Un = suku ke-n r = rasio
a = suku awal n = banyak suku

 Contoh Soal:
23
a. Tentukan besar suku ke-10 dari barisan berikut!
160, 80, 40, 20, …
Penyelesaian:

Jadi, besar suku ke-10 barisan tersebut adalah 5


.
16

b. Besar suku pertama dan keempat pada barisan geometri berturut-


turut 64 dan 1. Tentukan besar suku ke-5 dari barisan tersebut!
Penyelesaian:

Jadi, besar suku ke-5 pada barisan geometri tersebut adalah 1 .


4

3. Deret Geometri
Jika suku-suku dari suatu barisan geometri dijumlahkan, maka akan
berbentuk deret geometri. Hasil dari deret geometri dirumuskan sebagai
berikut:

24
Keterangan :

Sn = jumlah n suku yang pertama n = banyak suku

a = suku awal
r = rasio

 Contoh Soal:
Diketahui barisan 1, 1, 3, 2, 9, 4, 27, … Jika barisan tersebut terdiri atas
19 suku, maka tentukan jumlah seluruh sukunya!
Penyelesaian:

Deret tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu 1, 3, 9, 27, … dan 1,


2, 4, …

Misal : Sn = jumlah barisan pertama


Sm = jumlah barisan kedua

Jumlah seluruh suku = Sn + Sm

= 29. 524 + 511 = 30.035

Jadi, jumlah seluruh suku pada barisan tersebut adalah 30.035

F. Barisan, Suku Tengah, Sisipan, dan Deret Aritmatika


1. Suku Tengah Barisan dan Deret Aritmatika
Suku tengah dalam barisan aritmatika atau deret aritmatika
disimbolkan sebagai “Ut“. Untuk menemukan suku tengah, kita harus
menentukan terlebih dahulu suku awal (a) dan suku akhir (Un) dalam
baris aritmatika, kemudian membaginya dengan 2.

25
Apabila banyaknya suku barisan aritmatika ganjil, maka akan
terdapat sebuah suku tepat ditengah barisan tersebut yang membagi
barisan menjadi 2 bagian yang sama. Karena berada ditengah barisan
aritmatika, selanjutnya suku ini disebut suku tengah barisan
aritmatika, dan biasa kita lambangkan dengan Ut. Rumus mencari suku
tengah barisan dan deret aritmatika:
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
𝑈𝑡 =
2
Keterangan:
Ut = suku tengah
U1 = a = suku awal atau suku pertama
Un = suku akhir

 Contoh soal:
1) Suku terakhir dari suatu deret aritmetika adalah 43, suku pertamanya
adalah 13. Tentukan suku tengahnya !
Penyelesaian:
U1 = 13
Un = 43
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
U𝑡 =
2
(13 + 43)
U𝑡 =
2
56
= 2
U𝑡 = 28

2) Diketahui barisan aritmatika 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38 tentukan nilai


suku tengah dari barisan aritmatika tersebut!
Penyelesaian:
U1 = 2
Un = 38

26
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
U𝑡 =
2
(2 + 38)
U𝑡 =
2
(2+ 38)
= 2

40
= 2
U𝑡 = 20

2. Sisipan pada Barisan dan Deret Aritmatika


Misalkan awalnya ada barisan: U1,U2,U3,U4,.. setiap dua suku pada
barisan diatas disisipkan bilangan sebanyak k suku, maka akan terbentuk
barisan baru yang tetap dalam bentuk barisan aritmetika. Tidak hanya
pada barisan dalam deret pun juga bisa di cari sisipan dengan cara yang
sama. Di sini yang sangat berperan penting adalah terbentuknya beda
baru setelah disisipkan.
𝑏
𝑏′ =
𝑘+1

Keterangan:
b = beda awal
b’ = beda baru setelah disisipkan
k = banyak suku yang disisipkan

 Contoh Soal:
Antara bilangan 20 dan 116 disisipka 11 buah bilangan sehingga
terjadi sebuah deret aritmetika. Tentukan deret baru dan tentukan
jumlah deretnya !
Penyelesaian:

27
Jadi deret aritmetika yang baru adalah 20 + 28 + 36 + 44 + 52 + 58 +
66 + 74 + 82 + 90 + 98 + 108 + 116
Maka jumlah deretnyaa adalah:

G. Barisan, Suku Tengah, Sisipan, dan Deret Geometri


Karena barisan dan deret geometri telah dijelaskan sebelumnya, jadi
pembahasan berikutnya mengenai suku tengah dan sisipan barisan geometri.
Berikut penjelasannya:
1. Suku Tengah Barisan Geometri
Barisan geometri mempunyai suku tengah dengan syarat banyak
suku harus ganjil. Suku tengah disimbolkan 𝑈𝑡 yang dapat dicari nilainya
dari barisan yang banyak sukunya berhingga. Rumus suku tengah barisan
geometri, sebagai berikut:

𝑈𝑡engah = √𝑈𝑎𝑤𝑎𝑙 . 𝑈𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 atau 𝑈𝑡 = √𝑎 . 𝑈𝑛

28
Keterangan:
𝑈𝑡 : suku tengah barisan geometri
Un : suku ke-n barisan geometri
a : suku pertama barisan geometri

 Contoh Soal:
1) Diketahui barisan geometri 2, 4, 8, ... , 512 dengan banyak suku
ganjil. Tentukan suku tengahnya!
Penyelesaian:
𝑎=2
Un = 512

𝑈𝑡= √𝑎 . 𝑈𝑛
= √2 . 512
= √1024
= 32

Jadi, suku tengah barisan tersebut adalah 32.

2) Terdapat 5 suku dalam suatu barisan geometri dengan suku


pertama 2 dan suku terakhirnya 162. Suku tengah barisan tersebut
adalah…
Penyelesaian:
𝑎=2
𝑈n = 162

𝑈𝑡 = √𝑎 . 𝑈𝑛
= √2 . 162
= √324
= 18

Jadi, suku tengah barisan tersebut adalah 18.

29
2. Sisipan Barisan Geometri
Terdapat suatu barisan geometri. Jika di antara dua suku
(misal a dan b) disisipkan sebanyak bilangan, maka rasio barisan
geometri yang baru yaitu:

𝑘+1 𝑏
r =√ 𝑎

Keterangan:
k : banyak suku yang disisipkan
r : rasio barisan geometri yang baru
a dan b: dua suku berurutan pada baris baris geometri sebelumnya

 Contoh Soal:
1) Suatu barisan suku pertama dan suku keduanya yaitu 4 dan 324.
Jika diantara kedua suku tersebut disisipkan 3 bilangan sehingga
terbentuk barisan geometri yang baru, kemungkinan rasio barisan
geometri yang baru adalah …
Penyelesaian:

Suku pertama = 𝑎 = 4, suku terakhir = b = 324, dan s = 3,


𝑘+1
r= √ 𝑏
𝑎

3+1
r= √324
4

r=
4
√81 r
=3

Jadi, rasio barisan geometri yang baru adalah 3

2) Antara bilangan 2 dan 1.250 disipkan 3 bilangan sehingga


membentuk barisangeometri. Tentukan rasio dan suku ke-6
barisan tersebut.
30
Penyelesaian:

Suku pertama = 𝑎 = 2, suku terakhir = b = 1.250, dan s = 3,


𝑘+1
r= √1.250
2

3+1
r= √1.250
2
4
r= √625
r=5

Suku ke-6 (𝑈6 ) = 𝑎rn-1


= 2.56-1
= 2.(3.125)
= 6.250

Jadi, rasio dan suku ke-6 barisan tersebut berturut-turut adalah 5 dan
6.250 .

H. Deret Geometri Tak Hingga Aplikasi dari Barisan dan Deret Aritmatika
dan Geometri
1. Pengertian Deret Geometri Tak Hingga
Deret geometri tak hingga merupakan deret geometri yang
penjumlahanya sampai suku tak hingga. Deret geometri sendiri merupakan
deret yang mempunyai perbandingan suku-suku berurutan tetap atau yang
lebih dikenal sebagai rasio. Selain deret geometri ada pula deret aritmetika,
bedanya dengan deret geometri apabila deret geometri mempunyai rasio
deret aritmetika mempunyai beda (b) yang merupakan selisih suku yang
berurutan dan akan bernilai tetap pada suku-suku yang berurutan lainnya.

31
2. Rumus Jumlah Deret Geometri Tak Hingga
Sebelum membahas mengenai rumus jumlah deret geometri tak
hingga, kita harus pahami terlebih dahulu deret geometri tak hingga
konvergen dengan deret geometri tak hingga divergen. Pada dasarnya
keduanya memiliki perbedaan pada rasionya. Deret konvergen memiliki
interval rasio -1 < r < 1 atau dapat ditulis juga |r| < 1 (tanda mutlak r).
Sedangkan deret divergen mempunyai rasio r < -1 atau r > 1 (|r | > 1).
1. Deret geometri tak hingga kovergen memiliki rasio dengan interval
-1 < r < 1 serta memiliki limit jumlah (dapat dihitung jumlanya).
2. Deret geometri tak hingga divergen memiliki rasio r < -1 atau r > 1,
tidak memiliki limit jumlah atau tidak diketahui berapa jumlah
pastinya dan sering dikatakan jumlahnya tak hingga (∞) .


Mengenai rumus deret geometri tak hingga konvergen. Misalkan 𝑈1 + 𝑈2 +
𝑈3 +.........merupakan deret geometri tak hingga konvergen dimana -1 < r
< 1, 𝑈1 = a merupakan suku pertamanya dan S∞ merupakan jumlahnya
maka,

𝑎 (1−𝑟𝑛)
S =

1−𝑟
Karena r bernilai -1 < r < 1 maka apabila dipangkatkan tak hingga akan
menghasilkan bilangan yang sangat kecil atau mendekati nol sehingga
diperoleh:

𝑎 (1−0)
S∞ = 1−𝑟

S∞ = 1−𝑟
𝑎

Jadi, untuk menentukan jumlah suatu deret geometri tak hingga


konvergen dapat menggunakan rumus:
𝑎
S∞=
1−𝑟

32
Dengan S∞ merupakan jumlah deret geometri tak hingga, a adalah suku
pertama deret, dan r merupakan rasio deret tersebut dengan syarat -1 < r
< 1.


Sedangkan pada deret divergen:

𝑎 (1−𝑟𝑛)
S∞ = 1−𝑟
Karena r bernilai r < -1 atau r > 1 maka apabila dipangkatkan tak hingga akan

menghasilkan bilangan tak hingga (±). Sehingga diperoleh hasil:


= 𝑎 (1 ± ∞ ) = ± ∞
S∞
1−𝑟

 Contoh Soal:
Tentukan jumlah deret tak hingga dari 16 + 8 + 4 + 2 + …
Penyelesaian:
16 + 8 + 4 +2+…
𝑎 = 16
1
𝑟 = (deret geometri tak hingga konvergen)
2
𝑎
S∞=
1−𝑟

16
=1− 1
2

16
= 1
2

= 32

3. Pengaplikasian Deret Geometri Tak Hingga


Penggunaan deret geometri tak hingga salah satunya pada masalah
menghitung panjang lintasan dari pantulan bola. Ada dua kondisi masalah
yang biasa digunakan soal yaitu bola yang dilempar ke atas dan memantul
sampai berhenti dan bola yang dijatuhkan dari atas dan memantul sampai

33
berhenti. Tentu saja hasil yang didapat tidak seakurat seperti kenyataanya,
namun setidaknya perhitungan ini telah mendekati.

Bola dilemparkan ke atas

Misalkan sebuah bola dilempar ke atas dengan ketinggian a dan jatuh


memantul r dari tinggi sebelumnya. Jika kondisinya adalah bola dilempar ke
atas dan memantul sampai berhenti, maka panjang lintasannya dapat kita
hitung menggunakan deret geometri tak hingga. Namun, ada beberaa
kondisi yang harus kita pahami terlebih dahulu. Apabila bola dilempar ke
atas dan memantul hingga berhenti, maka bola akan melewati dua kali
lintasan yang sama pada saat naik dan turun. Sehingga rumus yang
digunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

𝑃𝐿 = 2𝑠∞

𝑎
𝑃𝐿 = 2
( )
1−𝑟

Keterangan:

PL = Panjang Lintas Bola

Bola dijatuhkan dari atas

34
Misalkan sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian a dan memantul r
dari tinggi sebelumnya. Kasus ini sama saja kita menghitung panjang
lintasan bola dilempar namun pada saat kita tidak ikut menghitung panjang
lintasan pada saat bola dilempar ke atas. Sehingga untuk mendapatkan
panjang lintasan bola yang dijatuhkan kita dapat menggunakan rumus :
2𝑎
𝑃𝐿 =
1−𝑟 −𝑎

 Contoh soal:
Sebuah bola pingpong dijatuhkan dari ketinggian 5 meter dan memantul
sampai berhenti. Apabila ketinggian yang dicapai saat memantul tiga per
lima kali tinggi sebelumnya, maka panjang lintasan yang dilalui bola
pingpong sampai berhenti adalah ...
Penyelesaian:

𝑎
𝑃𝐿 = 2
1−𝑟 −𝑎
5
𝑃𝐿 = 2 3 −5
1−
5

5
𝑃𝐿 = 2 2 − 5
5

35
5
𝑃𝐿 = 2 (5. ) − 5
2

𝑃𝐿 = 25 − 5

𝑃𝐿 = 20

Jadi, panjang lintasan yang dilalui bola pingpong sampai berhenti adalah
20 m.

36
DAFTAR PUSTAKA

Giyarti. Matematika Wajib. Jakarta: CV Graha Pustaka.


majid, n. a. 2021. Suku Tengah Barisan Aritmatika Beserta Contoh Soal.

maker, z. 2018. Suku Tengah dan Sisipan Barisan Aritmatika.

Ruswanti. 2022. Barisan Aritmatika: Pengertian, Rumus, dan Contoh Soal.

file:///C:/Users/Hp/Downloads/Salinan_XI_Matematika_Umum_KD_3_6_Final.pdf

https://rumuspintar.com/barisan-geometri/ (Diakses pada 3 November 2022, pukul

20.30)

https://www.pinhome.id/blog/pola-bilangan/ (Diakses pada 3 November, pukul

11.09)

https://www.konsep-matematika.com/2015/09/barisan-dan-deret-geometri.htm

(Diakses pada 3 November 2022, pukul 13,20)

https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-104092163/barisan-aritmatika

pengertian-rumus-dan-contoh-soal (Diakses pada 3 November 2022)

https://www.ruangguru.com/blog/matematika-kelas-8-barisan-dan-deretaritmatika-

rumus-un-sn-dan-rumus-cepat (Diakses pada 3 November 2022)

https://www.konsepmatematika.com/2015/09/barisan-dan-deret-aritmetika.html

(Diakses pada 2 November 2022, pukul 10.19)

https://www.madematika.id/2017/10/deret-geometri-tak-hingga-dan

contoh.html?m=1 (Diakses pada 3 November 2022)

https://edumatik.net/aplikasi-deret-geometri-tak-hingga/ (Diakses pada 4 November

2022)

37

Anda mungkin juga menyukai