Disusun Oleh :
Kelompok 3
KELAS 3C
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
PEMBAHASAN
A. Pola Bilangan
Pola bilangan memiliki arti suatu susunan bilangan yang memiliki bentuk
teratur atau suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan lain yang
membentuk suatu pola.
Ada beberapa jenis pola bilangan yang ada, diantaranya adalah pola
bilangan ganjil, pola bilangan genap, pola bilangan fibonacci, pola bilangan
segitiga, pola bilangan persegi panjang, pola bilangan persegi, pola bilangan
pascal, pola bilangan pangkat tiga, pola bilangan aritmatika, dan bilangan
geometri.
1. Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan-
bilangan ganjil . Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki
arti suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya .
Pola bilangan ganjil adalah 1 , 3 , 5 , 7 , 9 , . . . .
Gambar pola bilangan ganjil :
Un = 2n – 1
Contoh Soal :
1 , 3 , 5 , 7 ,......., ke 10
Penyelesaian:
Un = 2n – 1
1
U10 = 2 . 10 – 1
= 20 – 1
= 19
Un = 2n
Contoh Soal:
Penyelesaian:
Un = 2n
U12 = 2 x 12
= 24
2
3. Pola Bilangan Persegi
Pola bilangan persegi, yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk
suatu pola persegi .
Pola bilangan persegi adalah 1 , 4 , 9 , 16 , 25 , . . .
Gambar pola bilangan persegi
Un = n2
Contoh Soal:
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah
pola bilangan ke 10 dalam pola bilangan persegi ?
Penyelesaian:
Un = n2
U10= 102 = 100
3
Rumus pola bilangan persegi panjang:
2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . n , maka rumus pola bilangan persegi panjang ke n
adalah sebagai berikut:
Un = n .( n + 1 )
Contoh Soal:
Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 14 . Berapakah pola
bilangan persegi ke 14 ?
Penyelesaian:
Un = n . (n + 1)
U14 = 14 . (14 + 1)
= 14 . 15
= 210
4
1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke n . Maka rumus pola bilangan
segitiga ke n adalah sebagai berikut:
Un = 1 n (n + 1)
2
Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 .
Berapakah pola bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
Un = 1 n (n + 1)
2
U10= 1 10 (10 + 1)
2
= 5 (11)
= 55
𝒖𝒏 = 𝒖𝒏 − 𝟏 + 𝒖𝒏 − 𝟐
5
7. Pola Bilangan Pascal
Bilangan pascal ditemukan oleh Blaise Pascal yang merupakan orang
Prancis, karena itulah disebut dengan bilangan pascal sesuai dengan nama orang
yang menemukannya.
Bilangan pascal adalah bilangan yang terbentuk dari aturan geometri yang
berisi susunan koefisien binomial yang bentuknya seperti segitiga. Dalam segitiga
pascal, bilangan yang ada di baris yang sama akan dijumlahkan dan
menghasilkan bilangn yang ada di baris bawahnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian pola bilangan pascal adalah pola
bilangan yang tersusun dari beberapa angka berdasarkan rumus berikut:
Pola bilangan pascal = 1,2,4,8,16,24,32,…, dan seterusnya.
Gambar pola bilangan pascal:
𝒖𝒏 = 𝟐𝒏−𝟏
Contoh Soal:
Tentukan suku ke-14 dari pola bilangan pascal!
6
Penyelesaian:
𝑢𝑛 = 2𝑛−1
𝑢14 = 214−1
Un= a + (n – 1) b
7
Rumus jumlah n suku pertama :
S = 𝑛 (a + U )
n 2 n
atau
Sn = 𝑛 (2a + (n – 1)
2
b)
Contoh Soal:
Diketahui barisan aritmatika 5, 8, 11, … Jadi berapa nilai suku-15?
Penyelesaian:
𝑎=5
b=3
Un = a + (n – 1).b
U15= 5 + (15-1).3
= 5 + 42
= 47
Un = 𝑎𝑟𝑛−1
8
B. Pengertian Barisan dan Deret
1. Barisan
Barisan diartikan sebagai daftar dari sejumlah bilangan. Setiap
bilangan dalam sebuah barisan disebut suku dari barisan.
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4, 5,....; dinamakan barisan bilangan asli
9
bilangan pertama U1, bilangan kedua U2, bilangan ketiga U3,dan bilangan
ke-n, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai:
Contoh Soal:
Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n
dirumuskan sebagai Un = 3n + 1.
Penyelesaian:
n= 2, diperoleh U2 = 3(2) +1 =7
2. Deret
Deret adalah jumlah seluruh suku-suku dalam barisan dan dilambangkan
dengan Sn. Berikut adalah contoh deret:
a) 1+2+3+4+5+….
b) 1+3+5+7+….
c) 2+4+6+8+…
Contoh Soal:
Diketahui suatu deret : 1+3+5+7+…. Tentukan :
a) Jumlah dua suku yang pertama
b) Jumlah lima suku pertama
Penyelesaian:
a) S2= 1+3 = 4
b) S5 = 1+3+5+7+9 = 25
10
C. Notasi Sigma dan Sifatnya
1. Notasi Sigma
Notasi sigma ( Σ ) pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun
1755. Untuk mengawali bahasan mengenai notasi sigma, perhatikan jumlah 5 bilangan
ganjil pertama berikut ini:
1+3+5+7+9
Pada bentuk tersebut 1 disebut suku ke-1, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku
ke-3, 7 disebut suku ke-4, dan 9 disebut suku ke-5. Ternyata suku-suku
tersebut mengikuti suatu pola sebagai berikut:
1 + 3 + 5 + 7 + 9 = ∑5
𝑘=1 (2𝑘 − 1)
Ruas kanan dibaca “sigma k=1 sampai dengan 5 dari 2k-1”. Batas bawah
bentuk notasi sigma ini adalah k = 1 dan batas atas k = 5. Secara umum
bentuk notasi sigma didefinisikan sebagai berikut:
∑𝑛 𝑎k = a1 + a2 + a3 + …+
𝑘=1
an
11
Contoh 1:
Jawab:
Contoh 2:
Jawab:
12
2. Sifat-sifat notasi sigma
Bukti:
1. Sifat pertama
2. Sifat kedua
13
5. Sifat keenam
Sifat ketiga (point b)
Jika p = a , diperoleh
4. Sifat keempat
1. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang selisih antara dua suku yang
berurutan sama atau tetap. Perhatikan barisan-barisan bilangan berikut: a. 1, 6, 11, 16,
…
b. 6, 4, 2, 0, …
Pada masing-masing barisan diatas mempunyai ciri tertentu yaitu selisih dua suku yang
berurutan selalu mempunyai nilai yang tetap (konstan). Kemudian selisih dua suku yang
berurutan disebut beda, dari barisan aritmetika tersebut, dimana dilambangkan dengan
huruf b. Sebagai contoh:
a. Untuk barisan 1, 6, 11, 16, …; b = 16 – 11 =11 – 6 = 6 – 1 =5
14
b. Untuk barisan 6, 4, 2, 0, …; b = 0 – 2 = 2 – 4 = 4 – 6 = - 2
15
U1, U2, U3 , ... , Un
a , a +b, a +2b , … , a + (n - 1)b
Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika ialah sebagai berikut:
Un= a + (n – 1) b
Keterangan :
Un = Suku ke-n
a = Suku pertama
b = beda atau selisih
Contoh Soal:
1) Diketahui suatu barisan aritmatika dengan U2 = 7 dan U6= 19, tentukan:
a. Beda
b. Suku pertama
c. Suku ke-41
Penyelesaian:
a. Beda
U6 = a + 5 b = 19
Eliminasi U6 dan U2
U2 = a + 1 b = 7
4 b = 12
b =3
b. Suku Pertama
U2= a + 1 b = 7
- a + 1 (3) = 7 Substitusi nilai b ke U2
- a+3=7
- a=7–3
- a=4
c. Suku ke-41
16
U41 = a + 40 b Substitusi nilai 𝑎 dan 𝑏 untuk mencari U41
= 4 + 40(3)
= 4 + 120
= 124
b. U10
Un = a + (n + 1) b
U10 = 4 + (10 – 1) 3
Substitusi nilai 𝑎, 𝑏 dan 𝑛 untuk mencari U10
=4+9.3
= 4 + 27
= 31
17
2. Deret Aritmatika
Deret Aritmatika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan
aritmatika. Jika barisan aritmatikanya adalah U1, U2, U3, …., Un maka deret
aritmatikanya U1+ U2+ U3+ ….+ Un dan dilambangkan dengan Sn.
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika sebagai berikut:
Sn = U1 + U2 + U3 +....................................................+ Un
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + … + (Un– 2b) + (Un – b) + Un
Sn= Un + (Un – b) + (Un – 2b) + ….+ (a + 2b) + (a + b) + a
S = 𝑛 (a + U )
n 2 n
Sn = 2𝑛 (2a + (n – 1) b)
Sn = 𝑛 (2a + (n – 1)
2
b)
Keterangan:
Sn= Jumlah n suku pertama deret aritmetika
Un = Suku ke-n deret aritmetika
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
18
Sifat-sifat 𝐒𝐧 Pada Deret Aritmetika
Contoh Soal:
1) Tentukan jumlah 20 suku pertama deret 3+7+11+…
Penyelesaian:
3 + 7 + 11
𝑎
Mencari beda dengan mengurangi suku setelah dengan suku sebelumnya
dan dapat dituliskan sebagi berikut:
𝑏 = Un− Un−1
𝑏 = U2− U1
𝑏=7−3
𝑏=4
19
2) Tentukan jumlah semua bilangan ganjil antara 10 dan 200!
Penyelesaian:
Jumlah bilangan ganjil antara 10 dan 200 dapat dituliskan dalam deret
sebagai berikut:
11 + 13 + 15 + 17 + ⋯ . +199
Dapat kita ketahui:
𝑎 = 11
𝑏=2
Un = 199
Un = a + (n – 1) b = 199
- 11 + (n – 1) 2 = 199
- 11 + 2n – 2 = 199
- 9 + 2n = 199
- 2n = 190
- n = 95
S95
=
95 (11 + 199)
2
95 (210)
= 2
= 9.975
Jadi, jumlah semua bilangan ganjil antara 10 dan 200 adalah 9.975
20
b = U2 – U1= 10 – 4 = 6
Rafi terus melipat dua kertas yang telah terlipat tersebut. Setelah dilipat,
Rafi selalu membuka hasil lipatan dan mendapati kertas terbagi menjadi 2
bagian dari sebelumnya. Banyak bagian kertas tersebut membentuk barisan
bilangan, yaitu 1, 2, 4, 8, .... Berdasarkan sifat-sifat setiap lipatan kertas
Rafi, dapatkah Anda menentukan pola barisan bilangan tersebut?
21
Setiap dua suku yang berurutan memiliki perbandingan yang sama.
Barisan bilangan seperti ini disebut barisan geometri.
Keterangan :
Un = suku ke-n
r = rasio
Contoh Soal:
Apakah barisan-barisan bilangan berikut termasuk barisan geometri?
a. 1, 3, 12, 60, …
b. 2, 4, 8, 16, …
Penyelesaian:
a. Rasio antara dua suku yang berurutan dari barisan 1, 3, 12, 60, …
adalah :
22
Rasio antara suku-suku yang berurutan tidak tetap.
Jadi, barisan tersebut bukan barisan geometri.
b. Rasio antara dua suku yang berurutan dari barisan 2, 4, 8, 16, … adalah:
Un = 𝑎𝑟𝑛−1
Keterangan:
Un = suku ke-n r = rasio
a = suku awal n = banyak suku
Contoh Soal:
23
a. Tentukan besar suku ke-10 dari barisan berikut!
160, 80, 40, 20, …
Penyelesaian:
3. Deret Geometri
Jika suku-suku dari suatu barisan geometri dijumlahkan, maka akan
berbentuk deret geometri. Hasil dari deret geometri dirumuskan sebagai
berikut:
24
Keterangan :
a = suku awal
r = rasio
Contoh Soal:
Diketahui barisan 1, 1, 3, 2, 9, 4, 27, … Jika barisan tersebut terdiri atas
19 suku, maka tentukan jumlah seluruh sukunya!
Penyelesaian:
25
Apabila banyaknya suku barisan aritmatika ganjil, maka akan
terdapat sebuah suku tepat ditengah barisan tersebut yang membagi
barisan menjadi 2 bagian yang sama. Karena berada ditengah barisan
aritmatika, selanjutnya suku ini disebut suku tengah barisan
aritmatika, dan biasa kita lambangkan dengan Ut. Rumus mencari suku
tengah barisan dan deret aritmatika:
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
𝑈𝑡 =
2
Keterangan:
Ut = suku tengah
U1 = a = suku awal atau suku pertama
Un = suku akhir
Contoh soal:
1) Suku terakhir dari suatu deret aritmetika adalah 43, suku pertamanya
adalah 13. Tentukan suku tengahnya !
Penyelesaian:
U1 = 13
Un = 43
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
U𝑡 =
2
(13 + 43)
U𝑡 =
2
56
= 2
U𝑡 = 28
26
(𝑈1 + 𝑈𝑛)
U𝑡 =
2
(2 + 38)
U𝑡 =
2
(2+ 38)
= 2
40
= 2
U𝑡 = 20
Keterangan:
b = beda awal
b’ = beda baru setelah disisipkan
k = banyak suku yang disisipkan
Contoh Soal:
Antara bilangan 20 dan 116 disisipka 11 buah bilangan sehingga
terjadi sebuah deret aritmetika. Tentukan deret baru dan tentukan
jumlah deretnya !
Penyelesaian:
27
Jadi deret aritmetika yang baru adalah 20 + 28 + 36 + 44 + 52 + 58 +
66 + 74 + 82 + 90 + 98 + 108 + 116
Maka jumlah deretnyaa adalah:
28
Keterangan:
𝑈𝑡 : suku tengah barisan geometri
Un : suku ke-n barisan geometri
a : suku pertama barisan geometri
Contoh Soal:
1) Diketahui barisan geometri 2, 4, 8, ... , 512 dengan banyak suku
ganjil. Tentukan suku tengahnya!
Penyelesaian:
𝑎=2
Un = 512
𝑈𝑡= √𝑎 . 𝑈𝑛
= √2 . 512
= √1024
= 32
𝑈𝑡 = √𝑎 . 𝑈𝑛
= √2 . 162
= √324
= 18
29
2. Sisipan Barisan Geometri
Terdapat suatu barisan geometri. Jika di antara dua suku
(misal a dan b) disisipkan sebanyak bilangan, maka rasio barisan
geometri yang baru yaitu:
𝑘+1 𝑏
r =√ 𝑎
Keterangan:
k : banyak suku yang disisipkan
r : rasio barisan geometri yang baru
a dan b: dua suku berurutan pada baris baris geometri sebelumnya
Contoh Soal:
1) Suatu barisan suku pertama dan suku keduanya yaitu 4 dan 324.
Jika diantara kedua suku tersebut disisipkan 3 bilangan sehingga
terbentuk barisan geometri yang baru, kemungkinan rasio barisan
geometri yang baru adalah …
Penyelesaian:
3+1
r= √324
4
r=
4
√81 r
=3
3+1
r= √1.250
2
4
r= √625
r=5
Jadi, rasio dan suku ke-6 barisan tersebut berturut-turut adalah 5 dan
6.250 .
H. Deret Geometri Tak Hingga Aplikasi dari Barisan dan Deret Aritmatika
dan Geometri
1. Pengertian Deret Geometri Tak Hingga
Deret geometri tak hingga merupakan deret geometri yang
penjumlahanya sampai suku tak hingga. Deret geometri sendiri merupakan
deret yang mempunyai perbandingan suku-suku berurutan tetap atau yang
lebih dikenal sebagai rasio. Selain deret geometri ada pula deret aritmetika,
bedanya dengan deret geometri apabila deret geometri mempunyai rasio
deret aritmetika mempunyai beda (b) yang merupakan selisih suku yang
berurutan dan akan bernilai tetap pada suku-suku yang berurutan lainnya.
31
2. Rumus Jumlah Deret Geometri Tak Hingga
Sebelum membahas mengenai rumus jumlah deret geometri tak
hingga, kita harus pahami terlebih dahulu deret geometri tak hingga
konvergen dengan deret geometri tak hingga divergen. Pada dasarnya
keduanya memiliki perbedaan pada rasionya. Deret konvergen memiliki
interval rasio -1 < r < 1 atau dapat ditulis juga |r| < 1 (tanda mutlak r).
Sedangkan deret divergen mempunyai rasio r < -1 atau r > 1 (|r | > 1).
1. Deret geometri tak hingga kovergen memiliki rasio dengan interval
-1 < r < 1 serta memiliki limit jumlah (dapat dihitung jumlanya).
2. Deret geometri tak hingga divergen memiliki rasio r < -1 atau r > 1,
tidak memiliki limit jumlah atau tidak diketahui berapa jumlah
pastinya dan sering dikatakan jumlahnya tak hingga (∞) .
Mengenai rumus deret geometri tak hingga konvergen. Misalkan 𝑈1 + 𝑈2 +
𝑈3 +.........merupakan deret geometri tak hingga konvergen dimana -1 < r
< 1, 𝑈1 = a merupakan suku pertamanya dan S∞ merupakan jumlahnya
maka,
𝑎 (1−𝑟𝑛)
S =
∞
1−𝑟
Karena r bernilai -1 < r < 1 maka apabila dipangkatkan tak hingga akan
menghasilkan bilangan yang sangat kecil atau mendekati nol sehingga
diperoleh:
𝑎 (1−0)
S∞ = 1−𝑟
S∞ = 1−𝑟
𝑎
32
Dengan S∞ merupakan jumlah deret geometri tak hingga, a adalah suku
pertama deret, dan r merupakan rasio deret tersebut dengan syarat -1 < r
< 1.
Sedangkan pada deret divergen:
𝑎 (1−𝑟𝑛)
S∞ = 1−𝑟
Karena r bernilai r < -1 atau r > 1 maka apabila dipangkatkan tak hingga akan
Contoh Soal:
Tentukan jumlah deret tak hingga dari 16 + 8 + 4 + 2 + …
Penyelesaian:
16 + 8 + 4 +2+…
𝑎 = 16
1
𝑟 = (deret geometri tak hingga konvergen)
2
𝑎
S∞=
1−𝑟
16
=1− 1
2
16
= 1
2
= 32
33
berhenti. Tentu saja hasil yang didapat tidak seakurat seperti kenyataanya,
namun setidaknya perhitungan ini telah mendekati.
𝑃𝐿 = 2𝑠∞
𝑎
𝑃𝐿 = 2
( )
1−𝑟
Keterangan:
34
Misalkan sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian a dan memantul r
dari tinggi sebelumnya. Kasus ini sama saja kita menghitung panjang
lintasan bola dilempar namun pada saat kita tidak ikut menghitung panjang
lintasan pada saat bola dilempar ke atas. Sehingga untuk mendapatkan
panjang lintasan bola yang dijatuhkan kita dapat menggunakan rumus :
2𝑎
𝑃𝐿 =
1−𝑟 −𝑎
Contoh soal:
Sebuah bola pingpong dijatuhkan dari ketinggian 5 meter dan memantul
sampai berhenti. Apabila ketinggian yang dicapai saat memantul tiga per
lima kali tinggi sebelumnya, maka panjang lintasan yang dilalui bola
pingpong sampai berhenti adalah ...
Penyelesaian:
𝑎
𝑃𝐿 = 2
1−𝑟 −𝑎
5
𝑃𝐿 = 2 3 −5
1−
5
5
𝑃𝐿 = 2 2 − 5
5
35
5
𝑃𝐿 = 2 (5. ) − 5
2
𝑃𝐿 = 25 − 5
𝑃𝐿 = 20
Jadi, panjang lintasan yang dilalui bola pingpong sampai berhenti adalah
20 m.
36
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Hp/Downloads/Salinan_XI_Matematika_Umum_KD_3_6_Final.pdf
20.30)
11.09)
https://www.konsep-matematika.com/2015/09/barisan-dan-deret-geometri.htm
https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-104092163/barisan-aritmatika
https://www.ruangguru.com/blog/matematika-kelas-8-barisan-dan-deretaritmatika-
https://www.konsepmatematika.com/2015/09/barisan-dan-deret-aritmetika.html
https://www.madematika.id/2017/10/deret-geometri-tak-hingga-dan
2022)
37