MAKALAH
AKHLAK KEPADA ALAM DAN NEGARA
OLEH KELOMPOK 5 :
KELAS 1 C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUSKA RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi bacaan yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang kami
miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
3. BAB III....................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang diridhai Allah, agama yang sempurna
yang mengatur tata cara kehidupan manusia. Di dalamnya lengkap diatur
hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya,
dan manusia dengan alam lingkungannya. Membangun kesempurnaan
akhlak mulia adalah misi utama Nabi Muhammad. Ini berarti akhlak
menjadi inti dan tujuan agama Islam dan keluhuran akhlak menjadi
landasan penting bagi kehidupan manusia. Pemaknaan akhlak mencakup
tataran praksis yang tidak hanya ditujukan kepada Allah (hablumminallah)
dan kepada sesama manusia (hablumminannas), melainkan juga akhlak
terhadap alam dan seluruh isinya.
Dalam konteks kebencanaan dan lingkungan hidup, implementasi
akhlak terhadap alam dan seisinya termasuk binatang dan tumbuh-
tumbuhan menjadi niscaya untuk ditingkatkan. Ini bukan berarti akhlak
kepada Allah dan sesama manusia menjadi tidak penting, tetapi justru
kedua akhlak tersebut harus termanifestasi ke dalam akhlak terhadap alam
dan seluruh isinya.
Kemunculan ayat-ayat kauniyah (bencana di berbagai belahan
bumi) jelas menuntut kesadaran serta kepekaan hati kita akan pentingnya
meninggikan akhlak pada dimensi yang ketiga, yaitu tidak membuat
kerusakan di muka bumi (QS al-'Araf: 56). Begitu seriusnya al-Qur’an
berbicara soal larangan tadi sehingga ayat semacam ini diulang 40 kali.
Allah telah menunjukkan banyak bukti bahwa apabila alam
diperlakukan semena-mena, dampaknya tidak hanya menimpa manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan, tetapi juga bisa berakibat fatal terhadap
makhluk lain, seperti tanah, batu, sungai, gunung, dan benda-benda tak
bernyawa lainnya sehingga ekosistem terganggu. Jika alam terganggu,
bencana telah menjadi ancaman serius yang akan kita hadapi.
Penerapan akhlak terhadap lingkungan merupakan peranti utama
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana yang akan mengancam tidak
hanya pada jiwa tetapi juga harta, kehormatan, dan keturunan bahkan
agama. Karena alasan itulah tindakan mengantisipasi ancaman mutlak
dilakukan oleh setiap individu ataupun kelompok di dalam masyarakat
demi tercapainya kemaslahatan bersama.
Izin Allah kepada manusia dalam memanfaatkan alam adalah demi
kebaikan dan kebahagiaan umat manusia. Oleh karena itu, pemanfaatan
alam harus berdasarkan akhlak yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Di sinilah arti pentingnya peran negara agar pemanfaatan sumber
daya alam dapat diatur menurut standar kebutuhan yang layak dan tidak
boleh melenceng dari garis konstitusi. Kontrol negara diperlukan agar
pemanfaatan sumber daya alam tidak merusak alam dan menimbulkan
kesengsaraan hidup manusia.
Oleh karena itu tata cara kehidupan manusia yang telah diatur
dalam ajaran Islam juga mencakup tentang hak dan kewajiban warga
Negara yang merupakan perwujudan dari akhlak seseorang kepada
Negara.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu akhlak terhadap lingkungan
2. Mengetahui apa itu akhlak terhadap negara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akhlak Kepada Alam
Akhlak kepada alam adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap alam.
Akhlaq terhadap alam yaitu manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber
daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar besaran, sehingga
timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi. Alam harus
diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat dan
melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban
suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya.
Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap alam merupakan
salah satu manifestasi dari etika itu sendiri. Dari Syaddad bin Aus berkata,
“Ada dua hal yang aku hapal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan kepada
segala sesuatu. Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa
semuanya diciptakan oleh Allah SWT dan menjadi milik-Nya, serta semua
memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang
Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat" Allah yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik. Karena itu dalam Al-Quran surat Al-
An'am (6) : 38 ditegaskan bahwa binatang melata dan burung-burung pun
adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya tidak boleh
diperlakukan secara aniaya."
Allah memerintahkan seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan
juga harus berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak
boleh bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang
terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran
Islam. Istilah itu muncul dari pandangan mitos Yunani. Yang menundukkan
alam menurut Al-Quran adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai
kemampuan kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan Tuhan
kepadanya.
Jika demikian, manusia tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan
dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehingga mereka harus dapat
bersahabat. Al-Quran menekankan agar umat Islam meneladani Nabi
Muhammad yang membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu).
Untuk menyebarkan rahmat itu, Nabi Muhammad bahkan memberi nama
semua yang menjadi milik pribadinya, sekalipun benda-benda itu tak
bernyawa. "Nama" memberikan kesan adanya kepribadian, sedangkan kesan
itu mengantarkan kepada kesadaran untuk bersahabat dengan pemilik nama.
Nabi Muhammad telah mengajarkan : "Bertakwalah kepada Allah dalam
perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan
baik."
Kebersihan lingkungan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,
debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan
proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan
juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik. Manusia
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak
bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai,
mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok),
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.
Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan
selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang
dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah
di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan
kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.
Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi perdebatan
dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat. Problem tentang
kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak
sadar akan hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak
dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit,
penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan
udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya
pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Semua yang ada di bumi
termasuk alam semesta diciptakan untuk manusia. Seharusnya kita menyadari
bahwa Allah manciptakan flora & fauna untuk kemanfaatan manusia, seperti
halnya, dengan mengambil manfaat dari buah-buahan. Karena itu kita harus
menjaga dan melestarikannya. Jangan sampai kita membuat kerusakan terhadap
flora & fauna. Dia (Allah) menundukkan untuk kamu semua yang ada di langit
dan di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45] : 13). Ini
berarti bahwa alam raya telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
3.2 Saran
Penulis menyadari keterbatasan yang kami miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hasnawati. (2020). AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN, volume 2 no. 2
Desember 2020
Thubany, S.H. (2016). Akhlak Terhadap Lingkungan. Diakses pada 9 November
2021, dari https://m-republika-
co.id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/od2m4h9?amp_js_v=
a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=
16358325970848&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf
=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.republika.co.i
d%2Fberita%2Fod2m4h9%2Fakhlak-terhadap-lingkungan
Thamrin, H. (2015). Akhlak Terhadap Lingkungan (DR. Husni Thamrin). Dari
https://uin-suska.ac.id/2015/09/07/akhlak-terhadap-lingkungan-dr-husni-
thamrin/
UMM Institutional Repository. Diakses 9 November 2021
http://eprints.umm.ac.id/38359/3/BAB%20II.pdf