Anda di halaman 1dari 12

Tugas 3 resume

Ranti Julia(21129290)

21 BKT 13

 Pecahan biasa
Pecahan biasa atau dapat disebut sebagai peacahn merupakan bentuk pecahan yang kita
lihat biasanya.pecahan biasa berbentuk a/b dengan a merupakan pembilang dan b
merupakan penyebut.
Contoh nya : 4/5 merupakan suatu pecahan biasa dengan 4 sebagai pembilang dan 5
sebagai penyebut.
1/7 merupakan suatu pecahan biasa dengan 1 sebagi pembilang dan 7 sebgai penyebu.
 Operasinya nya

Operasi Hitung Pecahan Biasa – Penjumlahan

Cara menghitung penjumlahan pecahan yaitu dengan melihat penyebutnya terlebih


dahulu, jika sama maka jumlahkan pembilangnya.

Maka hasilnya adalah jumlah dari pembilang dibagi dengan penyebut soal yang
diketahui Jika penyebutnya berbeda maka disamakan terlebih dahulu penyebutnya

Contoh 1 : Hitunglah operasi bilangan berikut !

Penyelesaian :

Contoh 2 : Hitunglah operasi bilangan berikut !

Penyelesaian: untuk menyamakan penyebut menggunakan kpk dari kedua bilangan


penyebutnya.

Kpk dari 3 dan 5 adalah 15.


Operasi Hitung Pecahan Biasa – Pengurangan.

Cara menghitung pengurangan bilangan pecahan yaitu dengan menyamakan penyebut


dari pecahan yang akan dioperasikan, jika penyebut sudah sama maka kurangkan
pembilangnya.

Untuk menyamakan penyebut menggunakan KPK dari kedua bilangan penyebut


pecahan.

Contoh : Hitunglah operasi bilangan berikut !

Penyelesaian : KPK dari 7 dan 2 adalah 14

Operasi Hitung Pecahan Biasa – Perkalian.

Untuk mengalikan dua bilangan pecahan, yaitu dengan mengalikan penyebut dengan
penyebut dan mengalikan pembilang dengan pembilang.

Contoh : Hitunglah operasi bilangan berikut !


Penyelesaian :

Operasi Hitung Pecahan Biasa – Pembagian.

Untuk membagi dua bilangan pecahan yaitu dengan membalik salah satu pecahan
(penyebut jadi pembilang dan sebaliknya) yang akan dioperasikan, kemudian
mengalikanya penyebut dengan penyebut dan mengalikan pembilang dengan
pembilang.

Berikut contoh soal dan jawaban pembagian pecahan :

Hitunglah operasi bilangan berikut !

Penyelesaian :

Operasi Hitung Pecahan Biasa – Menyederhanakan pecahan.

Cara menyederhanakan bilangan pecahan dapat dengan membagi pembilang dan


penyebut dengan bilangan yg sama.

Contoh : Sederhanakanlah bentuk dari !

Langkah Penyederhanaan:

 Bagilah penyebut dan pembilang dengan bilangan yg sama


dibagi dengan bilangan 3 sehingga didapat

 Karena masih bisa disederhanakan (bisa dibagi) maka bilangan tersebut masih
bisa disederhanakan. Jika tidak bisa dibagi lagi maka bilangan tersebut sudah
bilangan sederhana

dibagi lagi dengan bilangan 3 sehingga didapat

 Untuk menentukan bilangan pembagi dalam penyederhaan bisa dengan bilangan


yg terkecil dan mungkin bisa membagi pembilang dan penyebut, atau bisa dengan
mencari nilai FBP dari kedua bilangan (pembilang dan penyebut).

Operasi Hitung Pecahan Biasa – Mengurutkan bilangan pecahan.

Contoh : Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil

Langkah Pengurutan.

 Samakan penyebut dari pecahan yang akan diurutkan


 Untuk menyamakanya penyebut menggunakan KPK dari bilangan penyebutnya.

KPK dari 9, 12, 27, 3, dan 24 adalah 216.


 Karena penyebutnya sama, maka dapat dilihat dari urutan terbesar ke
terkecil.

 Bilangan desimal
Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan,
yang dalam penulisannya antara bilangan bulat dan pecahan dipisahkan dengan tanda
koma, yang disebut dengan koma desimal.
Contoh Bilangan Desimal

12

0,23

12,2321

-0,45

-12,32
 Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bentuk pecahan bilangan desimal dengan konsep
sepersepuluhan. Pembagian pada pecahan bilangan desimal di sesuaikan dengan
jumlah angka yang berada di belakang tanda koma.
Contoh Pecahan Desimal
 1 angka di belakang tanda koma

Karena terdapat 1 angka di belakang tanda koma, maka nilai penyebutnya 10.
 2 angka di belakang tanda koma.
Pecahan desimal 2 angka di belakang tanda koma

Karena terdapat 2 angka di belakang koma, maka nilai penyebutnya 100.


Nilai 3/4 merupakan hasil penyederhanaan pecahan 75/100 dengan menggunakan
Faktor Persekutuan Terbesar dari 75 dan 100, yaitu 25.
 3 angka di belakang tanda koma.
Pecahan desimal 3 angka di belakang tanda koma

0,125= 125/1000=1/8
Karena terdapat 3 angka di belakang tanda koma, maka nilai penyebutnya 1000.
Nilai 1/8 merupakan hasil penyederhanaan pecahan 125/100 dengan menggunakan
Faktor Persekutuan Terbesar dari 125 dan 1000 yaitu 125.
 Pembulatan Bilangan Desimal
Pembulatan desimal merupakan pembulatan bilangan desimal ke satuan terdekat,
pembulatan ke puluhan terdekat, pembulatan ke ratusan terdekat, dan seterusnya.

 Pembulatan ke satuan terdekat, contohnya:


1,7 dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 2.
15,123 dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 15.
 Pembulatan ke puluhan terdekat, contohnya:
145 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 150.
1052 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 1050.

 Pembulatan ke ratusan terdekat, contohnya:


1919 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 1900.
275 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 300.

 Perkalian Bilangan Desimal


Perkalian bilangan desimal melibatkan setidaknya dua bilangan desimal.
Hasil dari perkalian dua bilangan desimal tersebut berupa bilangan desimal.

Beberapa contoh perkalian bilangan desimal, yaitu sebagai berikut.

5 x 5 = 25

1,2 x 16 = 19,2

 Persen.
Pengertian Persen Atau Persentase
Persen ialah suatu angka atau perbandingan “rasio” untuk menyatakan pecahan dari
seratus yang ditunjukkan dengan simbol %, dengan kata lain, persentase ialah bagian dari
keseluruhan yang dinyatakan dengan per seratus.

Dan pendapat lain mengatakan bahwa pengertian persentase adalah suatu cara untuk
mengekspresikan sebuah angka sebagai bagian dari keseluruhan, dimana keseluruhan
tersebut ditulis dengan 100%.
Sebagai contoh, ada 40 orang siswa di dalam satu kela, 10 diantara siswa tersebut
berkacamata dan sisanya 30 siswa tidak berkacamata. Maka persentase siswa tak
berkacamata adalah 30 dari 40 = (30/40) x 100% = 0,75 x 100% = 75%, sedangkan
persentase siswa berkacamata adalah 10 dari 40 = (10/40) x 100% = 0,25 x 100% = 25%.
Rumus Cara Menghitung Persen

Sebelumnya telah disebutkan bahwa untuk menghitung persentase, kita harus melihat
suatu keseluruhan sebagai 100%, misalnya seluruh siswa dalam satu kelas ada 40 siswa,
maka 40 siswa = 100%.

Persentase = (Jumlah Bagian / Jumlah Keseluruhan) x 100%

Dengan rumus tersebut, kita dapat mengganti pecahan atau rasio menjadi dalam bentuk
persentase. Dengan rumus yang sama, kita juga dapat mengubah bentuk persen menjadi
suatu pecahan tertentu atau pun sebaliknya.

Selain itu, kita juga dapat mengubah bentuk desimal, bentuk pecahan campuran dan
bentuk lainnya yang memungkinkan menjadi dalam bentuk persen.

Contoh Soal Cara Mencari Persentase.

Pada sebuah teko terdapat air jeruk sebanyak 500 ml, kemudian air jeruk ditambahkan
lagi sebanyak 50ml ke dalam teko tersebut. Pertanyaannya berapa persen total kenaikan
volume air jeruk di dalam teko tersebut?

Pembahasan:

Persentase peningkatan volume air jeruk di dalam teko dapat dihitung dengan rumus
(Jumlah Bagian / Jumlah Keseluruhan) x 100%.

Maka persentase kenaikan volume air jeruk dalam teko adalah (50ml / 500ml) x 100% =
10%.
Contoh Soal Cara Menghitung Persen

Sebuah toko elektronik menjadi TV Flat terbaru seharga Rp 4.000.000,- dengan


penawaran diskon sebesar 10%, pertanyaannya bagimana cara mencari nilai 10% dari Rp
4.000.000,- dan berapa harga TV Flat tersebut setelah dipotong diskon?
Pembahasan:
Nilai diskon = (persen diskon) x (harga TV)
Nilai diskon = (10/100) x Rp 4.000.000,-
Nilai diskon = Rp 400.000,-

Maka harga TV Flat setelah dipotong diskon adalah (Rp 4.000.000,-) – (Rp 400.000,-) =
Rp 3.600.000,-.

 Perbandingan.
Perbandingan dalam matematika dapat disebut juga sebagai rasio.
Perbandingan (rasio) merupakan merupakan salah satu teknik atau cara dalam
membandingkan dua besaran.

Penulisan rasio atau perbandingan dapat dituliskan sebagai a : b atau a/b dengan a dan b
merupakan dua besaran yang memiliki satuan yang sama.

 contoh penerapa perbandingan dalam kehidupan sehari-hari.


Perbandingan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Terdapat banyak penerapan perbandingan dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan skala


pada peta merupakan salah satu penerapan perbandingan.

Kemudian, pada saat kita akan membuat roti biasanya terdapat campuran adonan tepung
terigu dan tepung tapioka.

Misalnya perbandingannya adalah 2 : 1, artinya untuk membuat roti tersebut diperlukan


tepung terigu 2 bagian dan tepung tapioca 1 bagian.

Selanjutnya kita akan belajar mengenai perbandingan senilai.


Perbandingan Senilai

Perbandingan senilai disebut juga sebagai proporsi. Perbandingan senilai melibatkan dua
rasio yang sama.

Jadi, dapat dijelaskan secara sederhana bahwa perbandingan senilai merupakan suatu
pernyataan yang menyatakan dua rasio adalah sama.

Contoh perbandingan senilai yaitu perbandingan banyaknya tepung dengan banyaknya


roti yang dibuat.
Semakin banyak tepung yang digunakan maka akan semakin banyak pula roti yang
dibuat, begitu pula sebaliknya.

Perbandingan berbalik nilai merupakan antara dua variabel.

Misalnya perbandingan antara ukuran gigi mesin bermotor dengan kecepatan. Ukuran
gigi mesin bermotor yang kecil akan menghasilkan kecepatan yang besar, begitu pula
sebaliknya.

Perbandingan bertingkat merupakan salah satu perbandingan yang melibatkan lebih dari
satu perbandingan.

Contoh permasalahan berkaitan dengan perbandingan bertingkat misalnya perbandingan


kelereng Abdul dan Beni adalah 3 : 5, sedangkan perbandingan kelereng Beni dengan
Ciko adalah 4 : 3.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu menentukan rasio atau perbandingan


dari kelereng Abdul, Beni, dan Ciko.

Cara Menghitung Perbandingan

Cara yang dapat dilakukan untuk menghitung perbandingan yaitu sebagai berikut.

Buatlah model dari permasalahan yang akan diselesaikan.


Tentukan jenis perbandingan yang akan diselesaikan. Jenis perbandingan dapat berupa
perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai, perbandingan bertingkat, atau jenis
yang lainnya.
Susun persamaan dan hitunglah perbandingannya untuk menentukan informasi yang
ingin diperoleh dengan menggunakan rumus perbandingan.

Rumus Perbandingan

buatlah model dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam memahami permasalahan.

Tabel perbandingan dapat berupa tabel seperti berikut.


Variabel 1 Variabel 2
a1 b1
a2 b2
Dari model tersebut dapat disusun persamaan atau rumus untuk menyelesaikan
perbandingan.
1. Rumus Perbandingan Senilai

a1/a2 = b1/b2
2. Rumus Perbandingan Berbalik Nilai

a1/a2 = b2/b1

3. Rumus perbandingan jumlah

Jumlah objek = (jumlah rasio/rasio yang diketahui) x banyak objek yang diketahui
4. Rumus perbandingan selisih

Selisih objek = (selisih rasio/rasio yang diketahui) x banyak objek yang diketahui

 Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak yang sebenarnya.

Skala= jarak pada peta/ jarak sebenarnya.


Contoh soal 1.

Jarak antara Bandung dan Jakarta adalah 150 km. Jika jarak pada peta adalah 5 cm
tentukan skala pada peta?
Penyelesaian: satuan untuk jarak sebenarnya harus diubah menjadi satuan sentimeter (m)
Jarak sebenarnya = 150 km = 15.000.000 cm
Jarak pada peta   = 5 cm
Skala                    = 5 : 15.000.000 (kedua nilai di bagi dengan 5)
= 1 :3.000.000 (skala pada peta)

Contoh soal 2 :
Jarak antara kota A dan kota B pada peta adalah 4 cm. Jika skala pada peta yang
digunakan adalah 1:500.000, tentukan jarak kedua kota sebenarnya?
Penyelesaian :

Jarak pada peta   = 4 cm


Skala                    = 1:500.000
Jarak sebenarnya = jarak pada peta/skala
= 4 : 1/500.000
= 4 x 500.000 = 2.000.000 cm = 20 km (jarak sebenarnya)

Anda mungkin juga menyukai