Nama :
Fria Sual 18 105 051
Andani Badi 18 105 043
Tasya T Keintjem 18105106
Elshadai Pantow 18 105 063
Frinlie J Arina 18105288
Kelas 4 SD
Semester 1
A. Pecahanan senilai
Berikut ini merupakan pembahasan yang masih terkait dengan bilangan pecahan
yaitu tentang pecahan senilai yang meliputi pengertian pencahan senilai, cara
menentukan pecahan senilai atau cara memperoleh pecahan senilai.
Perhatikan gambar di bawah ini! Lingkaran (1, (2), dan (3) mempunyai luas yang sama.
Luas daerah yang diarsir pada Gambar (i) adalah ½ dari lingkaran, pada Gambar (ii)
adalah 2/4 dari lingkaran, dan Gambar (iii) adalah 4/8 dari lingkaran.
Daftar Isi :
Pecahan senilai adalah pecahan yang nilainya tidak akan berubah walaupun pembilang
dan penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama yang tidak nol.
Untuk menentukan pecahan yang senilai dengan a/b , b ¹ 0 dapat digunakan hubungan
berikut:Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai
Pecahan a/b dengan b ¹ 0 dapat diubah ke dalam bentuk paling sederhana dengan cara
membagi pembilang dan penyebut pecahan itu dengan FPB dari a dan b. (FPB = Faktor
Persekutuan Besar)
Contoh Soal Pecahan Senilai
a. 3/5
b. 8/12
Penyelesaian:
Bilangan pecahan dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk dan kita dapat
mengubahnya dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Berikut bentuk-bentuk bilangan
pecahan dan cara mengubahnya ke bentuk yang lain.
1. Pecahan biasa
Pecahan biasa adalah bentuk pecahan yang terdiri dari pembilang dan
penyebut.
Bentuk pecahan dari bilangan 1, 2 dan 3 adalah (Klik pada tanda panah di atas
bilangan 1, 2, dan 3)
http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_504/Flash/anim
%20hal19.swf
2. Pecahan campuran
Pecahan campuran adalah bentuk pecahan yang terdiri dari gabungan bilangan
bulat dan pecahan biasa.
Pecahan desimal adalah bentuk pecahan yang nilai penyebutnya adalah 10,
100, 1000, dan seterusnya dan dinyatakan dengan tanda koma.
Contoh :
a. 0,45
Persen adalah bentuk pecahan biasa yang nilai penyebutnya 100 dan
dinyatakan dengan lambang %. Permil adalah bentuk pecahan yang nilai
penyebutnya 1000 dan menggunakan lambang . Dalam kehidupan sehari-hari
kalian sering menemukan perhitungan yang menggunakan persen dan permil,
seperti diskon harga di suatu toko.
Sifat Kumutatif
Salah satu sifat operasi hitung bilangan adalah sifat komutatif atau biasa disebut
sifat pertukaran. Hal tersebut berarti bahwa operasi bilangan tersebut dapat ditukar atau
dibalik. Untuk rumus dari sifat komutatif sendiri yaitu a + b = b + a atau a x b = b x a.
Sifat Assosiatif
Sifat operasi hitung bilangan selanjutnya yaitu sifat assosiatif atau sifat pengelompokan.
Maksud dari sifat assosiatif disini yaitu untuk mempermudah proses pengerjaan operasi
hitung dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu. Sifat assosiatif ini dirumuskan
dengan (a + b) + c = a + (b + c) atau (a x b) x c = a x (b x c).
Sifat Distribusi
Selanjutnya yakni sifat penyebaran atau biasa disebut dengan istilah sifat distribusi.
Untuk sifat operasi bilangan yang satu ini dirumuskan dengan a x (b + c) =a x b + a x c
atau a x (b c) = a x b a x c.
Jika dilihat dari definisinya, penaksiran merupakan sebuah perhitungan yang dilakukan
untuk membuat perhitungan nilai terdekat agar bisa menemukan hasil sebuah operasi
hitung. Umumnya dalam menaksirkan nilai hasil operasi hitung, kita perlu menggunakan
berbagai macam penilaian. Beberapa macam penilaian yang dimaksud di sini yaitu di
antaranya:
Taksiran Rendah
Untuk jenis taksiran ini digunakan untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi
hitung ke dalam pembulatan yang terdapat di bawahnya. Jenis taksiran ini cenderung
tidak mengikuti nilai di belakang angka yang dituju.
Contoh:
Taksiran Tinggi
Sesuai dengan namanya, untuk jenis taksiran yang kedua ini yaitu menaksirkan semua
nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan bilangan yang ada di atasnya.
Untuk jenis taksiran yang kedua ini tidak mengikuti aturan nilai belakang yang dituju.
Contoh:
Taksiran Terbaik
Satu lagi jenis taksiran yang perlu kita pelajari yaitu taksiran terbaik. Jenis taksiran yang
satu ini berfungsi untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam
pembulatan yang paling dekat. Untuk taksiran yang satu ini mengikuti nilai belakang dari
angka yang dituju.
Contoh:
Aziz membeli kue di toko bu Indah. Ia membeli 3 buah pastel dan 4 buah bolu. Jika harga
kue pastel per bijinya Rp 2.500,- dan harga kue bolu per bijinya Rp 4.100. Maka
taksirkan lah uang yang harus dibayar oleh Aziz!
Jawab:
Jadi uang yang harus dibayarkan Azis kepada bu Indah yaitu sebesar Rp 21.000,-
Definisi kelipatan suatu bilangan dapat di artikan sebagai hasil kali bilangan tersebut
dengan bilangan asli. Yang dimaksud bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
Jawabannya tidak. Karena hasil kali antara bilangan itu tidak menghasilkan kelipatan.
Coba kalian ambil sebuah kertas dan kalian lipat. Tidak adakan namanya 0 sedangkan
negatif tidak juga adakan. Kalian hitung pada saat kalian melipat kertas adalah 1, 2, 3, 4,
5, dan seterusnya.
Misanya bilangan 3 kelipatan dari berapa?. Bagaimana kita mencari?. Kalikan bilangan 3
dengan angka 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya secara berurutan. Dan hasilnya adalah
kelipatannya.
1x3=3
2x3=6
3x3=9
4 x 3 = 12
5 x 3 = 15
6 x 3 = 18
3, 6, 9, 12, 15, 18
Untuk lebih memahami kerjakanlah soal kelipatan suatu bilangan di bawah ini?
a. Bilangan-Bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, ..., ..., ... (Contoh soal)
1x2=2
2x2=4
3x2=6
4x2=8
5 x 2 = 10
6 x 2 = 12
k. Bilangan-bilangan kelipatan 50 yang lebih dari 60 tetapi kurang dari 200 adalah ....,
...., ....
l. Untuk jawaban soal kelipatan suatu bilangan dapat dilihat di bawah postingan ini.
Definisi faktor suatu bilangan adalah suatu bilangan yang membagi bilangan lain
menghasilkan bilangan asli. Misalnya bilangan 8 dibagi 2. Jadi, faktor adalah 2. Karena
bilangan yang membagi adalah 2. Bilangan yang membaginya harus bilangan asli.
Kalau hasil bilangannya desimal atau pecahan, apakah yang membaginya termasuk faktor
?
Ya, Kelipatan bilangan ditentukan dengan cara mengalikan bilangan tersebut. Sedangkan
faktor bilangan ditentukan dengancara membagikan bilangan tersebut. 'Bagaimana
mencari faktor suatu bilangan ?
Misalnya angka 6. Kita bagi bilangan 6 dengan bilangan asli dengan berurutan. Tahukan
bilangan asli. 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya itulah dinamakan bilangan asli.
6:1=6
6:2=3
6:3=2
6:6=1
Cara Pertama:
Misalnya angka 12. Kita bagi angka 12 hanya setelah bilangan hasil lebih rendah dari
membaginya.. Jadi membaginya kita buat jadi 6. (12 : 2 = 6).
12 : 1 = 12
12 : 2 = 6
12 : 3 = 4
12 : 4 = 3 (hasil lebih Rendah dari pembaginya)
Selanjutnya kita lihat angka pada hasilnya yang tidak sama dengan pembaginya:
Bilangan Hasil: 3, 4, 6, 12
Bilangan Pembagi: 1, 2, 3, 4
Cara Kedua:
Dengan mengetahui Bilang yang bisa dibagi dengan bilangan asli. Cara ini perlu latihan
untuk mengetahui mana bilangan yang bisa dibagi bilangan asli atau tidak. Caranya
dengan biasakan mengerjakan soal perkalian dan pembagian.
Untuk lebih memahami kerjakan soal faktor suatu bilangan di bawah ini?
28 : 1 = 28
28 : 2 = 14
28 : 3 = Tidak Bisa
28 : 4 = 6
28 : 5 = Tidak Bisa
Bilangan Pembagi: 1, 2, 4, 6
C. Bilangan prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka
satu dan angka itu sendiri.
Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga
buah angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.
Sepuluh bilangan angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,
19, 23, 29.
Angka-angka yang tidak termasuk bilangan prima disebut dengan istilah bilangan
komposit.
Bilangan komposit yaitu bilangan yang dapat dibagi dengan lebih dari dua angka.
Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu
bilangan.
Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan
menggunakan pohon faktor. Contohnya adalah sebagai berikut:
Pada gambar tersebut, disajikan proses pemfaktoran dengan menggunakan pohon faktor
untuk mengetahui faktor prima dari suatu bilangan.
Cara tersebut dapat kamu lakukan pada berbagai angka lain. Langkah yang diperlukan
yaitu:
Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 2, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 3.
Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 3, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 5.
Dan seterusnya kamu melanjutkan membagi dengan bilangan angka prima selanjutnya,
sampai angka tersebut habis dibagi.
D. FPB dan KPK
Pengertian KPK
Kelipatan persekutuan terkecil atau yang disingkat KPK dalam bahasa inggris dikenal
sebagai least common multiple (LCM).
KPK dari 2 atau lebih bilangan merupakan bilangan yang merupakan kelipatan
persekutuan terkecil dari 2 atau lebih bilangan tersebut.
Dengan kata lain, KPK dari 2 atau lebih bilangan adalah bilangan bulat positif terkecil
yang dapat dibagi dengan 2 atau lebih bilangan tersebut.
Dalam mencari nilai KPK terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu
1. Metode sederhana
Misal kita akan mencari KPK dari 14 dan 4, maka cara mencari KPK menggunakan
metode sederhana adalah
KPK dari 14 dan 4 adalah kelipatan yang sama dan terkecil, jadi KPK nya adalah 28
2. Metode factorial
Metode ini menggunakan pohon faktorial. Misalkan kita akan mencari KPK dari 20
dan 45 maka cara mencari KPK nya adalah
faktorial 20 = 22 x 51
faktorial 45 = 32 x 51
Pengertian FPB
Faktor persekutuan terbesar atau yang disingkat FPB dalam bahasa inggris dikenal
sebagai Great common divisor (GCD).
FPB dari 2 atau lebih bilangan merupakan bilangan bulat positif terbesar yang dapat
membagi habis kedua (atau lebih) bilangan tersebut.
Hampir sama seperti KPK, dalam mencari nilai FPB terdapat 2 metode yang dapat
digunakan, yaitu
1. Metode sederhana
Misal kita akan mencari FPB dari 14 dan 4, maka cara mencari KPK
menggunakan metode sederhana adalah
Faktor 14 = 1, 2, 7, 14
Faktor 4 = 1, 2, 4
FPB dari 14 dan 4 adalah faktor yang sama dan terbesar, jadi FPB nya adalah 2
2. Metode factorial
Misalkan kita akan mencari FPB dari 20 dan 30 maka cara mencari FPB nya
adalah
faktorial 20 = 22 x 51
faktorial 30 = 21 x 31 x 51
kalikan faktor yang sama dan memiliki pangkat terkecil yaitu 21 x 51\
1. Terdapat 2 motor di rumah Ani yang harus secara rutin di servis ke bengkel.
Motor pertama harus di servis setiap 30 hari sekali, sedangkan motor satunya
harus diservis setiap 25 hari sekali. Setiap berapa hari kah Ani harus
membawa kedua motornya untuk diservis bersama-sama?
Pembahasan
Faktorial 25 = 52
Faktorial 30 = 2 x 3 x 5
Jadi, setiap 150 hari Ani akan membawa kedua motornya untuk diservis
bersama-sama.
2. Andi mempunyai 15 roti coklat dan 20 roti pisang. Roti tersebut akan
dimasukkan kedalam kantong plastik dengan komposisi yang sama untuk
dibagikan kepada temannya. Berapa kantong berisi roti yang dapat dibuat
Andi?
Pembahasan
Faktor 15 = 1, 3, 5, 15
Faktor 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20
FPB dari 14 dan 4 adalah faktor yang sama dan terbesar, maka FPB nya
adalah 5
Jadi, jumlah kantong plastik yang berisi roti dengan komposisi yang sama
adalah 5 kantong plastic
Demikian pembahasan tentang KPK dan FPB, semoga bermanfaat. Baca juga
Kalkulus.
Analisis Kurikulum 2013
Kelas 4 SD
Semester 2
Materi-materi :
1. Bangun datar
Materi Bangun Datar
A. Segi banyak
Bangun datar dibedakan menjadi dua, yakni bangun datar beraturan dan tak beraturan.
Bangun datar beratruan atau segi banyak beraturan adalah bangun datar yang memiliki sisi sama
Panjang dan sudut-sudutnya sama besar. Sedangkan bangun yang memiliki sisi sama namun
sudut-sudutnya tidak sama maka bukanlah termasuk segi banyak bertauran. Contoh bangun segi
banyak beraturan adalah segi lima beratuan, segi enam beraturan, logo ambulan, dan sebagainya.
2. Statistika
Statistika
Untuk Materi Statistika Kelas 4 SD Semester 2 Kurikulum 2013 terbaru, statistika hanya
sebatas pengenalan. Peserta didik hanya akan dikenalkan tentang statistika mengenai membaca
data. Beberapa materi turunan dari membaca data diantaranya adalah:
3. Pengukuran Sudut
Sudut dihasilkan dari dua garis yang saling berpotongan. Mengukur sudut yang sesuai dengan
satuan baku menggunakan penggaris busur derajat. Sedangkan satuan dari sudut adalah derajat.
Cara mengukur sudut dengan menggunakan penggaris busur bisa mengikuti langkah berikut: