Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah : Pembelajaran Matematika Kelas Tinggi


“ Analisis Kurikulum 2013 Kelas 4”

Nama :
Fria Sual 18 105 051
Andani Badi 18 105 043
Tasya T Keintjem 18105106
Elshadai Pantow 18 105 063
Frinlie J Arina 18105288

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PGSD
TAHUN 2021
Analisis Kurikulum 2013

Kelas 4 SD

Semester 1

A. Pecahanan senilai

Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai

Berikut ini merupakan pembahasan yang masih terkait dengan bilangan pecahan
yaitu tentang pecahan senilai yang meliputi pengertian pencahan senilai, cara
menentukan pecahan senilai atau cara memperoleh pecahan senilai.

Perhatikan gambar di bawah ini! Lingkaran (1, (2), dan (3) mempunyai luas yang sama.
Luas daerah yang diarsir pada Gambar (i) adalah ½ dari lingkaran, pada Gambar (ii)
adalah 2/4 dari lingkaran, dan Gambar (iii) adalah 4/8 dari lingkaran.

Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai

Bentuk ketiga pecahan di atas disebut pecahan senilai. Selanjutnya perhatikanlah


hubungan-hubungan berikut:

Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai

Daftar Isi :

Pengertian Pecahan Senilai

Pengertian Pecahan Senilai

Berdasarkan hubungan-hubungan di atas, pecahan senilai dapat diperoleh dengan cara


membagi pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan yang sama yang bukan nol.

Pecahan senilai adalah pecahan yang nilainya tidak akan berubah walaupun pembilang
dan penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama yang tidak nol.

Untuk menentukan pecahan yang senilai dengan a/b , b ¹ 0 dapat digunakan hubungan
berikut:Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai

Pecahan a/b dengan b ¹ 0 dapat diubah ke dalam bentuk paling sederhana dengan cara
membagi pembilang dan penyebut pecahan itu dengan FPB dari a dan b. (FPB = Faktor
Persekutuan Besar)
Contoh Soal Pecahan Senilai

Tentukanlah tiga pecahan yang senilai dengan:

a. 3/5

b. 8/12

Penyelesaian:

Demikian pembahasan tentang pecahan senilai yang meliputi pengertian pecahan


senilai, dan cara menentukan atau memperoleh pecahan senilai.

B. Bentuk- bentuk pecahan

Bilangan pecahan dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk dan kita dapat
mengubahnya dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Berikut bentuk-bentuk bilangan
pecahan dan cara mengubahnya ke bentuk yang lain.

1. Pecahan biasa

Pecahan biasa adalah bentuk pecahan yang terdiri dari pembilang dan
penyebut.

Bilangan-bilangan bulat dapat diubah menjadi bentuk pecahan biasa.


Bagaimana kita dapat mengubahnya? Perhatikan pada animasi berikut.

Bentuk pecahan dari bilangan 1, 2 dan 3 adalah (Klik pada tanda panah di atas
bilangan 1, 2, dan 3)

http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_504/Flash/anim
%20hal19.swf

2. Pecahan campuran

Pecahan campuran adalah bentuk pecahan yang terdiri dari gabungan bilangan
bulat dan pecahan biasa.

Kalian dapat mengubah dari pecahan biasa ke pecahan campuran dan


sebaliknya dari pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Untuk
mengetahuinya mari kalian lakukan animasi berikut. “Andi mempunyai 7
keping kue yang akan dimasukkan ke dalam 2 kotak. Setiap kotak harus diisi
dengan keping kue yang sama banyaknya, berapa sisa keping kue yang tidak
masuk kotak?”
3. Pecahan decimal

Pernahkah kalian melihat bilangan 43,257? Bilangan apakah itu? Untuk


mengetahuinya lihat animasi berikut.(Klik pada tombol play)

Pecahan desimal adalah bentuk pecahan yang nilai penyebutnya adalah 10,
100, 1000, dan seterusnya dan dinyatakan dengan tanda koma.

Contoh :

 Ubah pecahan berikut ke bentuk desimal:

(Klik pada tombol jawab)

 Ubah bilangan desimal berikut ke bentuk pecahan:

a. 0,45

b. 3,128 (Klik pada tombol jawab)

4. Bentuk persen dan permil

Persen adalah bentuk pecahan biasa yang nilai penyebutnya 100 dan
dinyatakan dengan lambang %. Permil adalah bentuk pecahan yang nilai
penyebutnya 1000 dan menggunakan lambang . Dalam kehidupan sehari-hari
kalian sering menemukan perhitungan yang menggunakan persen dan permil,
seperti diskon harga di suatu toko.

C. Penafsiran hasil operasi hitung

Seperti yang diketahui, penaksiran sendiri merupakan sebuah pemikiran yang


mana menghasilkan prakiraan atau kira-kira. Sehingga hasil dari prakiraan tersebut akan
lebih sering dilakukan pembulatan. Nah, langsung saja untuk mengingat-ingat lagi materi
yang satu ini, berikut akan disajikan beberapa penjelasan singkat beserta contoh soalnya.

Baca juga : Pembulatan Bilangan Desimal Puluhan dan Ratusan Terdekat

A. Mengenal Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan

Sifat Kumutatif
Salah satu sifat operasi hitung bilangan adalah sifat komutatif atau biasa disebut
sifat pertukaran. Hal tersebut berarti bahwa operasi bilangan tersebut dapat ditukar atau
dibalik. Untuk rumus dari sifat komutatif sendiri yaitu a + b = b + a atau a x b = b x a.

Sifat Assosiatif

Sifat operasi hitung bilangan selanjutnya yaitu sifat assosiatif atau sifat pengelompokan.
Maksud dari sifat assosiatif disini yaitu untuk mempermudah proses pengerjaan operasi
hitung dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu. Sifat assosiatif ini dirumuskan
dengan (a + b) + c = a + (b + c) atau (a x b) x c = a x (b x c).

Penaksiran Hasil Operasi Hitung

Penaksiran Hasil Operasi Hitung

Sifat Distribusi

Selanjutnya yakni sifat penyebaran atau biasa disebut dengan istilah sifat distribusi.
Untuk sifat operasi bilangan yang satu ini dirumuskan dengan a x (b + c) =a x b + a x c
atau a x (b – c) = a x b – a x c.

B. Penjelasan Penaksiran Operasi Hitung dan Contoh Soalnya

Penaksiran Operasi Hitung

Jika dilihat dari definisinya, penaksiran merupakan sebuah perhitungan yang dilakukan
untuk membuat perhitungan nilai terdekat agar bisa menemukan hasil sebuah operasi
hitung. Umumnya dalam menaksirkan nilai hasil operasi hitung, kita perlu menggunakan
berbagai macam penilaian. Beberapa macam penilaian yang dimaksud di sini yaitu di
antaranya:

Taksiran Rendah

Untuk jenis taksiran ini digunakan untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi
hitung ke dalam pembulatan yang terdapat di bawahnya. Jenis taksiran ini cenderung
tidak mengikuti nilai di belakang angka yang dituju.

Contoh:

33 + 88 taksiran rendahnya 30 + 80 = 110

173 + 141 taksiran rendahnya 100 + 100 = 200

Taksiran Tinggi
Sesuai dengan namanya, untuk jenis taksiran yang kedua ini yaitu menaksirkan semua
nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan bilangan yang ada di atasnya.
Untuk jenis taksiran yang kedua ini tidak mengikuti aturan nilai belakang yang dituju.

Contoh:

79 + 15 taksiran tingginya 80 + 20 = 110\

taksiran tingginya 900 – 200 = 1100

84 x 39 taksiran tingginya 90 x 40 = 3600

Taksiran Terbaik

Satu lagi jenis taksiran yang perlu kita pelajari yaitu taksiran terbaik. Jenis taksiran yang
satu ini berfungsi untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam
pembulatan yang paling dekat. Untuk taksiran yang satu ini mengikuti nilai belakang dari
angka yang dituju.

Contoh:

82 + 48 taksiran terbaiknya 80 + 50 = 130

682 – 274 taksiran terbaiknya 700 – 300 = 400

39 x 48 taksiran terbaiknya 40 x 50 = 2000

C. Contoh Soal Penaksiran Beserta Penjelasannya

Aziz membeli kue di toko bu Indah. Ia membeli 3 buah pastel dan 4 buah bolu. Jika harga
kue pastel per bijinya Rp 2.500,- dan harga kue bolu per bijinya Rp 4.100. Maka
taksirkan lah uang yang harus dibayar oleh Aziz!

Jawab:

Kue Pastel = 3 x 2.600, taksirannya = 3 x 3000 = 9.000

Kue Bolu = 3 x 4.100, taksirannya = 3 x 4.000 = 12.000

Taksiran yang harus di bayar = 9.000 + 12.000 = Rp 21.000

Jadi uang yang harus dibayarkan Azis kepada bu Indah yaitu sebesar Rp 21.000,-

D. Kelipatan dan faktor bilangan


Dalam matematika kita sering mendengar dengan kata kelipatan suatu bilangan dan
faktor suatu bilangan. Kedua hal itu sangat penting dipelajari karena kedua hal itu adalah
awal untuk belajar matematika lebih tinggi. Jadi, sebelum mempelajari matematika lebih
tinggi sebaiknya kita mempelajari definisi dan cara menentukan kelipatan dan faktor
bilangan tersebut.

A. Kelipatan Suatu Bilangan

Apa itu Kelipatan Suatu Bilangan ?

Definisi kelipatan suatu bilangan dapat di artikan sebagai “hasil kali bilangan tersebut
dengan bilangan asli. Yang dimaksud bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.

Apakah nol dan bilangan negatif termasuk bilangan asli?

Jawabannya tidak. Karena hasil kali antara bilangan itu tidak menghasilkan kelipatan.
Coba kalian ambil sebuah kertas dan kalian lipat. Tidak adakan namanya 0 sedangkan
negatif tidak juga adakan. Kalian hitung pada saat kalian melipat kertas adalah 1, 2, 3, 4,
5, dan seterusnya.

Bagaimana Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan ?

Misanya bilangan 3 kelipatan dari berapa?. Bagaimana kita mencari?. Kalikan bilangan 3
dengan angka 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya secara berurutan. Dan hasilnya adalah
kelipatannya.

1x3=3

2x3=6

3x3=9

4 x 3 = 12

5 x 3 = 15

6 x 3 = 18

Masukkan bilangan ditebali di atas menjadi seperti ini

3, 6, 9, 12, 15, 18

Jadi, bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan seterusnya

Untuk lebih memahami kerjakanlah soal kelipatan suatu bilangan di bawah ini?
a. Bilangan-Bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, ..., ..., ... (Contoh soal)

1x2=2

2x2=4

3x2=6

4x2=8

5 x 2 = 10

6 x 2 = 12

Jadi, bilangan-bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10.

b. Bilangan-bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, ..., ..., ....

c. Bilangan-bilangan kelipatan 8 adalah 8, 16, ..., ..., ....

d. Bilangan-bilangan kelipatan 9 adalah 9, 18, ..., ..., ....

e. Bilangan-bilangan kelipatan 11 adalah 11, 22, ..., ..., ...

f. Bilangan-bilangan kelipatan 13 adalah 13, 26, ..., ...., ....

g. Bilangan-bilangan kelipatan 14 adalah 14, 28, ..., ...., ....

h. Bilangan-bilangan kelipatan 16 adalah 16, ...., ...., ...., .....

i. Bilangan-bilangan kelipatan 25 adalah ...., ...., ...., ...., ....

j. Bilangan-bilangan kelipatan 35 adalah ...., ...., ...., ...., ....

k. Bilangan-bilangan kelipatan 50 yang lebih dari 60 tetapi kurang dari 200 adalah ....,
...., ....

l. Untuk jawaban soal kelipatan suatu bilangan dapat dilihat di bawah postingan ini.

B. Faktor Suatu Bilangan

Apa yang dimaksud faktor suatu bilangan ?

Definisi faktor suatu bilangan adalah suatu bilangan yang membagi bilangan lain
menghasilkan bilangan asli. Misalnya bilangan 8 dibagi 2. Jadi, faktor adalah 2. Karena
bilangan yang membagi adalah 2. Bilangan yang membaginya harus bilangan asli.
Kalau hasil bilangannya desimal atau pecahan, apakah yang membaginya termasuk faktor
?

Tidak. Bilangan harus mendapatkan bilangan asli.

Contoh Bilangan tidak termasuk faktor bilangan.

8 : 3 = 2, 666 atau 2 1/3

7 : 2 = 3,5 atau 3 1/5

Apakah Kelipatan Suatu Bilangan dengan Faktor Suatu Bilangan memempunyai


perbedaan jelas ?

Ya, Kelipatan bilangan ditentukan dengan cara mengalikan bilangan tersebut. Sedangkan
faktor bilangan ditentukan dengancara membagikan bilangan tersebut. ’'Bagaimana
mencari faktor suatu bilangan ?

Misalnya angka 6. Kita bagi bilangan 6 dengan bilangan asli dengan berurutan. Tahukan
bilangan asli. 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya itulah dinamakan bilangan asli.

6:1=6

6:2=3

6:3=2

6: 4 = 1,5 (bukan Faktor Bilangan)

6 : 5 = 1,2 (bukan Faktror Bilangan)

6:6=1

Jadi, Faktor Bilangan 6 adalah 1, 2, 3, dan 6.

Cara Cepat menentukan suatu bilangan?

Cara Pertama:

Misalnya angka 12. Kita bagi angka 12 hanya setelah bilangan hasil lebih rendah dari
membaginya.. Jadi membaginya kita buat jadi 6. (12 : 2 = 6).

12 : 1 = 12

12 : 2 = 6

12 : 3 = 4
12 : 4 = 3 (hasil lebih Rendah dari pembaginya)

Selanjutnya kita lihat angka pada hasilnya yang tidak sama dengan pembaginya:

Bilangan Hasil: 3, 4, 6, 12

Bilangan Pembagi: 1, 2, 3, 4

Jadi faktor bilangan dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6 dan 12.

Cara Kedua:

Dengan mengetahui Bilang yang bisa dibagi dengan bilangan asli. Cara ini perlu latihan
untuk mengetahui mana bilangan yang bisa dibagi bilangan asli atau tidak. Caranya
dengan biasakan mengerjakan soal perkalian dan pembagian.

Untuk mempercepat menghitung perkalian kalian dapat mengerjakannya di postingan


Soal Perkalian

Untuk lebih memahami kerjakan soal faktor suatu bilangan di bawah ini?

a. Faktor dari 28 adalah ... (Contoh Soal)

28 : 1 = 28

28 : 2 = 14

28 : 3 = Tidak Bisa

28 : 4 = 6

28 : 5 = Tidak Bisa

28 : 6 = 4 (Hasil lebih rendah daripada pembaginya)

Bilangan Hasil: 4, 6, 14, 28

Bilangan Pembagi: 1, 2, 4, 6

Jadi faktor bilangan dari 28 adalah 1, 2, 4, 6, 14, dan 28.

C. Bilangan prima

Bilangan prima adalah bilangan asli yang bernilai lebih dari 1 dan mempunyai 2 faktor
pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Dengan menggunakan pengertian bilangan angka prima tersebut, kita dapat memahami
bahwa angka 2 dan 3 merupakan bilangan prima, karena hanya bisa dibagi dengan angka
satu dan angka itu sendiri.

Adapun angka 4 tidak termasuk bilangn prima karena ia bisa dibagi dengan angka tiga
buah angka: 1, 2, dan 4. Padahal bilangn prima hanya bisa dibagi dengan 2 angka.

Apakah sampai sini sudah cukup jelas?

Sepuluh bilangan angka prima pertama pada sistem bilangan yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,
19, 23, 29.

Angka-angka yang tidak termasuk bilangan prima disebut dengan istilah bilangan
komposit.

Bilangan komposit yaitu bilangan yang dapat dibagi dengan lebih dari dua angka.

Materi Faktor Prima

Faktor Prima adalah bilangan angka prima yang terkandung dalam faktor dari suatu
bilangan.

Cara untuk mencari faktor prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan
menggunakan pohon faktor. Contohnya adalah sebagai berikut:

Pada gambar tersebut, disajikan proses pemfaktoran dengan menggunakan pohon faktor
untuk mengetahui faktor prima dari suatu bilangan.

Pada contoh didapatkan hasil bahwa:

Angka 14 memiliki faktor prima 2 x 7

Angka 40 memiliki faktor prima 2 x 2 x 2 x 5

Cara tersebut dapat kamu lakukan pada berbagai angka lain. Langkah yang diperlukan
yaitu:

Bagi angka tersebut dengan bilangan prima 2.

Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 2, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 3.

Jika sudah tidak bisa dibagi dengan angka 3, kamu melanjutkan dengan membagi dengan
angka 5.

Dan seterusnya kamu melanjutkan membagi dengan bilangan angka prima selanjutnya,
sampai angka tersebut habis dibagi.
D. FPB dan KPK

Pengertian KPK

Kelipatan persekutuan terkecil atau yang disingkat KPK dalam bahasa inggris dikenal
sebagai least common multiple (LCM).

KPK dari 2 atau lebih bilangan merupakan bilangan yang merupakan kelipatan
persekutuan terkecil dari 2 atau lebih bilangan tersebut.

Dengan kata lain, KPK dari 2 atau lebih bilangan adalah bilangan bulat positif terkecil
yang dapat dibagi dengan 2 atau lebih bilangan tersebut.

Cara Mencari Nilai KPK

Dalam mencari nilai KPK terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu

1. Metode sederhana

Misal kita akan mencari KPK dari 14 dan 4, maka cara mencari KPK menggunakan
metode sederhana adalah

Kelipatan 14 = 14, 28, 42, 56, 70,

Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32,

KPK dari 14 dan 4 adalah kelipatan yang sama dan terkecil, jadi KPK nya adalah 28

2. Metode factorial

Metode ini menggunakan pohon faktorial. Misalkan kita akan mencari KPK dari 20
dan 45 maka cara mencari KPK nya adalah

Buat pohon faktornya

susun bilangan dari pohon faktor sehingga didapatkan faktorialnya

faktorial 20 = 22 x 51

faktorial 45 = 32 x 51

ambil faktor yang memiliki pangkat terbesar yaitu 22 x 32 x 51

kalikan faktor faktor tersebut 4 x 9 x 5 = 180

Jadi, KPK dari 20 dan 45 adalah 180.


Baca juga Fungsi Kuadrat.

Pengertian FPB

Faktor persekutuan terbesar atau yang disingkat FPB dalam bahasa inggris dikenal
sebagai Great common divisor (GCD).

FPB dari 2 atau lebih bilangan merupakan bilangan bulat positif terbesar yang dapat
membagi habis kedua (atau lebih) bilangan tersebut.

Cara Mencari Nilai FPB

Hampir sama seperti KPK, dalam mencari nilai FPB terdapat 2 metode yang dapat
digunakan, yaitu

1. Metode sederhana

Misal kita akan mencari FPB dari 14 dan 4, maka cara mencari KPK
menggunakan metode sederhana adalah

Faktor 14 = 1, 2, 7, 14

Faktor 4 = 1, 2, 4

FPB dari 14 dan 4 adalah faktor yang sama dan terbesar, jadi FPB nya adalah 2

2. Metode factorial

Metode faktorial memiliki 2 alternatif cara yaitu menggunakan pohon faktor.

Misalkan kita akan mencari FPB dari 20 dan 30 maka cara mencari FPB nya
adalah

Buat pohon faktornya

susun bilangan dari pohon faktor sehingga didapatkan faktorialnya

faktorial 20 = 22 x 51

faktorial 30 = 21 x 31 x 51

ambil faktor yang sama yaitu 2 dan 5

kalikan faktor yang sama dan memiliki pangkat terkecil yaitu 21 x 51\

kalikan faktor faktor tersebut 2 x 5 = 10

Jadi, FPB dari 20 dan 30 adalah 10.


Baca juga Sudut.

Contoh Soal KPK dan FPB

1. Terdapat 2 motor di rumah Ani yang harus secara rutin di servis ke bengkel.
Motor pertama harus di servis setiap 30 hari sekali, sedangkan motor satunya
harus diservis setiap 25 hari sekali. Setiap berapa hari kah Ani harus
membawa kedua motornya untuk diservis bersama-sama?

Pembahasan

Akan dicari KPK dari 25 dan 30 menggunakan pohon factorial

Faktorial 25 = 52

Faktorial 30 = 2 x 3 x 5

Diperoleh KPK dari 25 dan 30 adalah 2 x 3 x 52 = 150

Jadi, setiap 150 hari Ani akan membawa kedua motornya untuk diservis
bersama-sama.

2. Andi mempunyai 15 roti coklat dan 20 roti pisang. Roti tersebut akan
dimasukkan kedalam kantong plastik dengan komposisi yang sama untuk
dibagikan kepada temannya. Berapa kantong berisi roti yang dapat dibuat
Andi?

Pembahasan

Akan dicari FPB dari 15 dan 20 menggunakan metode sederhana

Faktor 15 = 1, 3, 5, 15

Faktor 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20

FPB dari 14 dan 4 adalah faktor yang sama dan terbesar, maka FPB nya
adalah 5

Jadi, jumlah kantong plastik yang berisi roti dengan komposisi yang sama
adalah 5 kantong plastic

Demikian pembahasan tentang KPK dan FPB, semoga bermanfaat. Baca juga
Kalkulus.
Analisis Kurikulum 2013

Kelas 4 SD

Semester 2

Materi-materi :

1. Bangun datar
Materi Bangun Datar
A. Segi banyak
Bangun datar dibedakan menjadi dua, yakni bangun datar beraturan dan tak beraturan.
Bangun datar beratruan atau segi banyak beraturan adalah bangun datar yang memiliki sisi sama
Panjang dan sudut-sudutnya sama besar. Sedangkan bangun yang memiliki sisi sama namun
sudut-sudutnya tidak sama maka bukanlah termasuk segi banyak bertauran. Contoh bangun segi
banyak beraturan adalah segi lima beratuan, segi enam beraturan, logo ambulan, dan sebagainya.

B. Keliling Bangun Datar


Secara garis besar, cara mengitung keliling adalah jumlah seluruh sisi bangun datar. Baik
bangun datar beraturan maupun tidak beratuan. Akan tetapi untuk mempermudah dalam
memahami keliling biasanya dibuat rumus. Oleh karena itu yang dipelajari dalam sub bab
keliling bangun datar adalah keliling dari Segita, Persegi, dan Persegi Panjang.

C. Luas Bangun Datar


Luar bangun datar merupakan materi dasar yang harus diketahui ketika duduk dibangku
SD. Materi Luas bangun datar kelas 5 K13 ini kami sajikan dalam bentuk gambar. Dalam
gambar di atas peserta didik tidak hanya harus menghafal rumus luas, akan tetapi juga harus
memahami konsep dari luas bangun datar.

D. Hubungan Antar Garis


Garis adalah kumpulan titik-titik yang berkesinambungan sehingga membentuk garis
lurus. Dengan kata lain, titik-titik yang tersusun secara terus menerus akan membentuk garis.
Berdasarkan posisinya, garis dibedakan menjadi 2 yakni garis Horisontal dan Vertikal. Garis
Horisontal adala garis yang mendatar, sedangkan garis vertical adalah garis yang tegak.
Macam-macam garis dibedakan menjadi beberapa macam:
- Ruas Garis atau segmen garis alah potongan garis yang dibatasi oleh 2 titik pada setiap
ujungnya.
- SInar garis adalah ruas garis yang salah satu ujungnya tidak terbatas atau ditandai dengan
tanda panah.
- Garis lurus adalah garis yang kedua ujungnya tanpa batas biasanya menggunakan tanda panah
pada kedua ujungnya.

2. Statistika
Statistika
Untuk Materi Statistika Kelas 4 SD Semester 2 Kurikulum 2013 terbaru, statistika hanya
sebatas pengenalan. Peserta didik hanya akan dikenalkan tentang statistika mengenai membaca
data. Beberapa materi turunan dari membaca data diantaranya adalah:

- Mengetahui jumlah data


- Mengetahui banyak data
- mengetahui data tertinggi dan terendah (bisa berupa banyak dan sedikit)
- Membandingkan data
- Mencari selisih data, dan sebagainya. Untuk lebih lengkapnya bisa di cek langsung di

3. Pengukuran Sudut
Sudut dihasilkan dari dua garis yang saling berpotongan. Mengukur sudut yang sesuai dengan
satuan baku menggunakan penggaris busur derajat. Sedangkan satuan dari sudut adalah derajat.
Cara mengukur sudut dengan menggunakan penggaris busur bisa mengikuti langkah berikut:

1. Letakkan titik tengah penggaris busur tepat pada titik sudut


2. Himpitkan salah satu garis penggaris busur tepat di atas salah satu kaki sudut
3. lihatlah kaki sudut yang lain. Angka yang ditunjukan pada kaki sudut merupakan besar dari
sudut yang diukur.

Beberapa jumlah sudut pada bangun datar:


- Jumlah sudut dalam segitiga 180 derajat
- jumlah sudut dalam segiempat 360 derajat
- jumlah sudut dalam segilima 540 derajat

Anda mungkin juga menyukai