Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pecahan, dalam bahasa inggris fraction, berasal dari kata Latin fractio
(kata benda dari frangere). Kata frangere ini berarti memecah. Oleh karena
itu, istilah bilangan pecah juga sering digunakan sebagai sinonom dari
pecahan.
Istilah pecahan dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang
ditulis dalam ab dan angka ab dimana b ≠ 0. Perlu diperhatikan penggunaan
simbol tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika kita menyatakan
bahwa bilangan yang terletak di atas disebut pembilang dan bilangan yang di
bawah disebut penyebut, maka pecahan yang kita maksud di situ adalah suatu
simbol atau angka. Akan tetapi jika kita mengatakan, “Jumlahkan 13 dan 12 ,”
maka yang kita maksud adalah pecahan sebagai suatu bilangan.
Pada topik pecahan, pembilang dan penyebut suatu pecahan adalah bi-
langan bulat. Bilangan yang seperti ini juga disebut dengan bilangan
rasional. Akan tetapi, secara umum, pembilang dan pecahan suatu pecahan
adalah sembarang bilangan real asalkan penyebutnya tidak sama dengan nol.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pecahan?
2. Apa saja jenis-jenis pecahan?
3. Bagaimana cara mengubah bentuk pecahan biasa?
4. Bagaimana operasi hitung bilangan pecahan pada
penjumlahan,pengurangan,pembagian,serta pengurangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pecahan
2. Untuk mengetahui jenis jenis pecahan
3. Untuk mengetahui cara mengubah bentuk pecahan biassa
4. Untuk mengetahui operasi pecahan pada
penjumlahan,pengurangan,perkalian,serta pembagian

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pecahan serta mengetahui jenis-jenis
pecahan
2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengubah bentuk pecahan biasa

1
3. Untuk mengetahui penerapan operasi pecahan pada
penjumlahan,pengurangan,perkalian,serta pembagian

2
BAB II
PEMBAHASAN

Operasi Hitung Bilangan Pecahan


2.1 Pengertian pecahan
Pecahan(fraksi) adalah istilah dalam matematika yang terdiri dari
pembilang dan penyebut.
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama
berasal dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi
bagian‐bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian
yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis
lurus dan bukan miring (/).

2.2 Konsep-konsep Pecahan


Pecahan dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga konsep, yaitu
konsep sebagian dari keseluruhan, konsep pembagian, dan konsep
perbandingan.
Konsep Sebagian dari Keseluruhan. Dengan konsep ini, pecahan
digunakan untuk menyatakan sebagian dari keseluruhan. Pada pecahan ab
, bilangan yang di bawah, b, menunjukkan banyaknya bagian yang sama
dalam keseluruhan, sedangkan bilangan yang di atas, a, menunjukkan
banyaknya bagian yang diperhatikan. Gambar 1 di samping
menggambarkan pecahan 3⁄8.
Konsep Pembagian. Konsep ini menyatakan pecahan sebagai hasil
bagi suatu bilangan dengan bilangan yang lain. Konsep semacam ini dapat
diilustrasikan dengan Gambar 2 sebagai berikut.
Konsep Perbandingan. Pecahan juga dapat digunakan sebagai
perbandingan. Misalkan banyaknya siswa laki-laki adalah sepertiga dari
banyaknya siswa perempuan.

2.3 Jenis-jenis Pecahan


a. Pecahan Biasa
Pecahaan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas pembilang
dan penyebut.
1 1 3 7
Contoh: , , ,
2 3 4 11
b. Pecahan Campuran

Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri atas pecahan


bilangan bulat,pembilang,dan penyebut.

3
1 1 3
Contoh: 3 ,2 ,1
2 3 4
c. Pecahan desimal

Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari hasil


pembagian suatu bilangan dengan 10,100,1000,dst. Pecahan desimal
biasanya ditandai dengan tanda koma(,).
3
Contoh: 0,3=10 diperoleh dari 3 dibagi 10

d. Pecahan persen

Pecahan persen adalah suatu bilangan yang dibagi 100


Contoh: 1. 36% dibaca Tiga puluh persen dan nilainya sama dengan 36
per 100=0,36
e. Pecahan permil

Pecahan permil merupakan suatu bilangan yang dibagi seribu


Contoh: 10 °⁄°° dibaca sepuluh permil dan nilainya sama dengan 10
per 1000=0,01

f. Pecahan senilai

Pecahan dikatakan memiliki nilai yang ssama jika pembanding dan


penyebut dapat dikali maupun dibagi dengan angka yang sama
𝑎 𝑎 𝑥𝑚
Contoh: : 𝑏 = 𝑏𝑥𝑚

2.4 Pecahan-pecahan Senilai

Pecahan-pecahan senilai dapat diilustrasikan dengan menggunakan


berikut.

Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa,

4
Ilustrasi tersebut memberikan aturan fundamental dari pecahan
senilai: Untuk sembarang pecahan, pecahan yang senilai dari diperoleh
dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan
bilangan tidak nol yang sama.

Menyederhanakan Pecahan. Aturan pecahan senilai tersebut dapat kita gunakan


untuk menyederhanakan pecahan. Pecahan dikatakan dalam bentuk paling
sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak memiliki faktor persekutuan
kecuali 1.

2.5 Menyamakan Penyebut


Adakalanya kita diberikan dua pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Misalkan 1⁄4 dan 1⁄6. Gambar 5 menunjukkan bahwa banyaknya bagian-bagian
dari kedua pecahan tersebut berbeda. Jika masing-masing 1⁄6 bagian kita bagi
menjadi dua bagian yang sama dan masing-masing 1⁄4 bagian kita bagi menjadi
tiga bagian yang sama, maka masing-masing akan memiliki 12 bagian yang sama.
Sehingga diperoleh dua pecahan yang senilai dengan dua pecahan sebelumnya,
yaitu 3⁄12 dan 2⁄12, tetapi penyebutnya sama.

Cara lain untuk menyamakan penyebut dua pecahan adalah dengan


menggunakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) penyebut kedua pecahan
tersebut. Karena KPK dari 4 dan 6 adalah 12, maka

5
2.6 Membandingkan Pecahan

Untuk membandingkan dua pecahan, kita dapat menggunakan Gambar di bawah


ini.

Berdasarkan gambar di atas, kita dapat melihat bahwa

Membandingkan pecahan juga dapat dilakukan dengan mengubah pecahan-


pecahan tersebut menjadi pecahan senilai yang berpenyebut sama. Karena KPK
dari 4 dan 7 adalah 28, maka

Setelah itu, kita bandingkan pembilang kedua pecahan tersebut. Karena 21 >
20,maka

Secara umum, membandingkan dua pecahan dapat dilakukan dengan cara berikut.

2.7 Mengubah Bentuk Pecahan


a.Pecahan biasa menjadi pecahan campuran
𝑎 𝑑 𝑎
= 𝑐 𝑏 dengan c= hasil bilangan bulat pembagian dan d merupakan sisa
𝑏 𝑏
dari hasil pembagian tersebut.
4 2 6 2
Contoh: : = 2 2 dan 2 = 3 2
2

6
b.Pecahan campuran menjadi pecahan biasa

2.8 Operasi-operasi pada Pecahan

a.Penjumlahan
Penjumlahan dua pecahan dapat diilustrasikan dengan menggabungkan dua nilai.
Perhatikan contoh berikut.
Antok belajar matematika selama ½ jam, dan dilanjutkan belajar fisika
1⁄3 jam. Berapa jamkah Antok belajar matematika dan fisika?
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan
gambar. Gambar 7 berikut ini menunjukkan pecahan ½ dan 1⁄3.

Untuk memudahkan dalam penjumlahan pecahan, kita samakan penyebut dua

pecahan yang diberikan. KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka

7
Selanjutnya kita ilustrasikan penjumlahan 3⁄6 dan 2⁄6 pada Gambar

Dari gambar tersebut kita dapat menuliskan

Sehingga, untuk menjumlahkan dua pecahan, pertama kita pastikan


penyebutkedua pecahan tersebut sama. Setelah itu kita jumlahkan pecahan
tersebut dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya, dan membiarkan
penyebut tetap.
Untuk menyamakan penyebut dua pecahan, kita juga dapat mengalikan
penyebut kedua pecahan tersebut. Hasil kali kedua penyebut tersebut tidak selalu
KPK dari kedua penyebut tersebut. Setelah dua pecahan tersebut memiliki
penyebut yang sama, kita tinggal menjumlahkan kedua pecahan tersebut.

b.Pengurangan
Pengurangan pecahan dapat dilakukan seperti dalam penjumlahan pecahan.
Pertama, jika perlu, samakan penyebut pecahan-pecahan yang diberikan,
kemudian kurangi pembilang-pembilang pecahan dan biarkan penyebutnya tetap.
Perhatikan contoh berikut.
Bintang diberi ¾ kg buah apel oleh tantenya. Karena dia memiliki adik,
maka dia memberikan 1⁄6 kg apel tersebut kepada adiknya. Berapa kg
sisa apel yang dimiliki oleh Bintang?
Untuk menentukan sisa apel yang dimiliki Bintang, kita cari hasil

Pengurangan kedua pecahan tersebut dapat diilustrasikan oleh Gambar berikut

Berdasarkan gambar tersebut kita dapat melihat bahwa

8
Jadi, sisa apel yang dimiliki Bintang adalah 7⁄12 kg.

c.Perkalian

Perkalian Pecahan. Perkalian pecahan akan lebih mudah jika diilustrasikan


dengan menggunakan luas daerah. Misalkan kita akan menghitung

Untuk mengalikan kedua pecahan tersebut, pertama kita gambar pecahan 4⁄5. Se-
lanjutnya kita arsir 2⁄3 dari daerah 4⁄5. Perhatikan Gambar berikut.

Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa hasil kalinya dapat diperoleh
dengan mengalikan pembilang kedua pecahan, per hasil kali dari penyebut.

d.Pembagian

Pembagian pecahan dapat dimaknai serupa dengan pembagian bilangan


cacah. Salah satu makna dalam pembagian bilangan cacah dapat direpresentasikan
dengan pengurangan berulang. Hal ini akan kita gunakan untuk memaknai
pembagian pecahan.

Dari Gambar diatas tampak bahwa kita dapat mengurangi ¾ dengan 1⁄8

sebanyak 6 kali. Sehingga,

9
Kemudian bagaimana jika nanti hasil baginya bukan berupa bilangan
cacah. Dengan kata lain, bagaimana jika nanti setelah dikurangi secara berulang
akan menghasilkan sisa? Untuk kasus ini, perhatikan ilustrasi yang ditunjukkan
Gambar berikut

Gambar di atas mengilustrasikan . Ketika 5/6 dikurangi oleh 1/3


sebanyak 2 kali, maka akhirnya dihasilkan sisa. Jika kita bandingkan sisanya
dengan pembaginya, maka kita dapat melihat bahwa sisa tersebut sama dengan

setengahnya pembagi. Sehingga

Selain dengan menggunakan gambar, pembagian pecahan juga dapat


dilakukan dengan mengubah pembagian menjadi perkalian dengan membalik
pembaginya. Perhatikan contoh berikut.

Pembagian tersebut dapat diilustrasikan oleh Gambar berikut.

Sehingga, ide dalam pembagian tersebut adalah membuat pembaginya menjadi 1.


Dengan cara yang serupa kita dapat membagi pecahan seperti berikut.

Pembagian Pecahan

BAB III
PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan
Pecahan, dalam bahasa inggris fraction, berasal dari kata Latin fractio
(kata benda dari frangere). Kata frangere ini berarti memecah. Oleh
karena itu, istilah bilangan pecah juga sering digunakan sebagai sinonom
dari pecahan.
Istilah pecahan dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang
ditulis dalam ab dan angka ab dimana b ≠ 0. Perlu diperhatikan
penggunaan simbol tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika
kita menyatakan bahwa bilangan yang terletak di atas disebut pembilang
dan bilangan yang di bawah disebut penyebut, maka pecahan yang kita
maksud di situ adalah suatu simbol atau angka. Akan tetapi jika kita
mengatakan, “Jumlahkan 13 dan 12 ,” maka yang kita maksud adalah
pecahan sebagai suatu bilangan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

Daftar Pustaka

Kristanto,Yosep Dwi.2016.Modul Pecahan.Yogyakarta

11
12

Anda mungkin juga menyukai