Anda di halaman 1dari 22

PECAHAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Sarfika Saragih (2201010095)

Solya Septriani Saragih (2201010111)

Daniel Andriando Saragih (2201010129)

Anjestina Amandawati Sitorus (2201010135)

PG A3

Dosen Pengampu : HETDY SITIO, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEM PEMATANG SIANTAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul makalah yang akan kami bawakan yaitu “Pecahan”.

Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika Kelas
Awal dari Ibu Dosen HETDY SITIO, S.Pd., M.Pd. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami berharap makalah ini berguna untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Pecahan.

Kami berterimakasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Pembelajaran Matematika


Kelas Tinggi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Makalah ini jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami menerima saran ataupun kiritikan dari Dosen maupun teman-teman.

Pematang Siantar, 30 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................2

2.1 Pengertian Konsep Pecahan............................................................2

2.2 Operasi Hitumg Pada Pecahan ........................................................2

2.3 Sifat-sifat Pada Operasi Bilangan Pecahan......................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................12

3.1 Kesimpulan....................................................................................12

3.2 Saran..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dikarenakan matematika
adalah sebagai mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan dari kelas rendah atau
kelas awal sampai kelas tinggi. Pada pembelajaran matematika kelas awal siswa belajar tentang
pecahan biasa, pecahan decimal, persen, dan juga perbandingan.

Pada umunya pecahan merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang dipelajari
oleh siswa sekolah dasar (SD). Pembahasan materinya menitikberatkan pada pengerjaan
(operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk
pecahan biasa, pecahan decimal dan persen sedangkan perbandingan merupakan pembelajaran
yang membandingkan dua besaran.

Pecahan biasa, pecahan desimal, persen dan perbandingan adalah konsep matematika yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimana pecahan biasa adalah pecahan yang
memiliki pembilang dan penyebut, pecahan desimal adalah bentuk dari bilangan pecahan yang
dinyatakan dalam bentuk desimal, persen adalah bentuk bilangan pecahan yang dinyatakan
dalam bentuk persentase, sedangkan perbandingan adalah membandingkan dua besaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Pecahan?
2. Apa Saja Operasi Hitung Pada Pecahan ?
3. Apa Saja Sifat-sifat Pada Operasi Bilangan Pecahan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian pecahan.
2. Untuk mengetahui apa itu pecahan biasa.
3. Untuk mengetahui apa itu pecahan decimal.
4. Untuk mengetahui apa itu persen.
5. Untuk mengetahui apa itu perbandingan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pecahan

Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama yang berasal dari bahasa
latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan
mempunyai dua bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis
a
lurus atau miring (/). Bilangan pecahan mempunyai bentuk yang dimana a disebut pembilang
b
dan b disebut penyebut.

Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantaranya pembilang dan penyebut harus
disisihkan dengan kata “per” misalkan untuk bilangan 2/5 maka kita dapat menyebutnya dengan
“dua per lima” begitu juga dengan bilangan 1/4 maka dapat menyebutnya dengan “satu per
empat atau seperempat” . Misalnya apabila kakak mempunyai sebuah manga yang akan dimakan
berempat oleh temannya maka tersebut dipotong potong menjadi empat bagian yang sama
sehingga masing-masing temannya akan memperoleh bagian dari manga tersebut. Pecahan
tersebut mewakili ukuran dari masing masing potongan mangga tersebut.

2.2 Operasi Hitumg Pada Pecahan

1. Pecahan Biasa

Pecahan biasa merupakan pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebutnya, adapun
pecahan biasa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pecahan sejati dan pecahan tidak sejati.

a.Pecahan Sejati

Pecahan sejati merupakan bilangan pecahan yang pembilangnya lebih kecil daripada
3
penyebutnya. Contohnya yang dimana 3 adalah pembilang lebih kecil dari 5 yang
5
penyebutnya lebih besar, 3<5.

b.Pecahan Tidak Sejati

Pecahan tidak sejati merupakan bilangan pecahan yang kebalikannya dari pecahan sejati.
a
Contohnya diketahui sebuah bilangan pecahan , jika a<b disebut pecahan sejati, jika a>b
b
7
disebut pecahan tidak sejati seperti yang dimana 7 adalah pembilang lebih besar dari 2 yang
2
penyebutnya lebih kecil, 7>2.
Operasi pada Pecahan Biasa

1.Penjumlahan Pecahan Biasa

Penjumlahan pecahan biasa adalah menjumlahkan pecahan yang telah sama penyebutnya,
operasi penjumlahannya hanya menjumlahkan pembilang nya saja. Penjumlahan pecahan biasa
ini berlaku:

a c a+c
+ =
b b b

Contoh:

5 2
1. + =…..?
7 7
3 1
2. + =…..?
9 9

Penyelesaian:

5 2 5+2 7
1. + = =
7 7 7 7
3 1 3+1 4
2. + = =
9 9 9 9

Sedangkan menjumlahkan yang tidak sama penyebutnya operasi penjumlahannya terlebih


dahulu harus menyamakan penyebutnya, karena pecahan tidak bisa dijumlahkan apabila
penyebutnya tidak sama.

a c ( axd ) +(bxc)
+ =
b d (bd )

Contoh:

1 1
1. +
3 5
4 2
2. +
6 3

Penyelesian:
1 1 ( 1 x 5 ) +(3 x 1) 5+3 8
1. + = = =
3 5 (3 x 5) 15 15
4 2 ( 4 x 3 ) + ( 6 x 2 ) 12+ 12 24
2. . + = = =
6 3 ( 6 x 3) 18 18

2. Pengurangan Pecahan Biasa

Mengurangi pecahan biasa adalah dasar dari operasi pengurangan pecahan. Secara
sederhana, pengurangan pecahan dapat dilakukan ketika penyebut kedua pecahan sama.

a c a−c
- =
b b b

Contoh :

8 6
1. - =….?
5 5
7 4
2. - =….?
3 3

Penyelesaian :

8 6 8−6 2
1. - = =
5 5 5 5
7 4 7−4 3
2. - = =
3 3 3 3

Sedangkan mengurangkan yang tidak sama penyebutnya operasi pengurangan terlebih


dahulu harus menyamakan penyebutnya, karena pecahan tidak bisa dikurangkan apabila
penyebutnya tidak sama.

a c ( axd )−(bxc)
- =
b d (bd )

Contoh :

9 5
1. - =…..?
4 3
8 7
2. - =…..?
4 5
Penyelesaian :

9 5 ( 9 x 3 ) −(5 x 5) 27−25 2
1. - = = =
5 3 (5 x 3) 15 15
8 7 ( 8 x 5 )− ( 4 x 7 ) 40−28 12
2. – = = =
4 5 ( 4 x 5) 20 20

3.Perkalian Pecahan Biasa

Perkalian pecahan biasa adalah mengalikan sesama angka pembilang dan mengalikan
sesame angka penyebut.

a c a . c ac
x = =
b d b . d bd

Contoh:

2 2
1. x =…..?
3 6
1 1
2. x =…..?
4 8

Penyelesaian:

2 2 2.2 4
1. x = =
3 6 3.6 18
1 1 1.1 1
2. x = =
4 8 4.8 32

4.Pembagian Pecahan Biasa

Pembagian pecahan biasa adalah pembagian pecahan biasa ini dikerjakan dengan cara
perkalian setelah pecahan pembagi ditukar atau dibalikkan antara pembilang dan penyebutnya.
a c a d ad
: = x =
b d b c bc

Contoh:

Penyelesaian:

2. Pecahan Campuran

Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan. Seperti
contoh di bawah ini :

1 merupakan bilangan bulat dan ½ adalah bilangan pecahan

1.Penjumlahan Pecahan Campuran

Berikut langkah-langkah dalam menjumlahkan pecahan pecahan campuran:

Ubah bilangan campuran menjadi biasa. Periksa apakah penyebutnya sama atau tidak. Jika ya,
tambahkan pembilang dari dan tuliskan hasilnya.

Jika penyebutnya tidak sama, cari KPK dari penyebutnya agar sama. Setelah itu, tambahkan
pembilangnya untuk mendapatkan hasil penjumlahan.

3 2/3 + 6 ¾ =

Penyelesaian

Cara 1:

3 2/3 + 6 ¾

= (3x3)+ 2/3 + (6x4)+3/4

= (9+2)/3 + (24+3)/4

= 11/3 + 27/4
KPK dari 3 dan 4 adalah 12

= (11x4)/12 + (27x3)/12

= 44/12 + 81/12

= 125/12

2.Pengurangan Pecahan Campuran

Contoh pengurangan

5 2/3 – 2 1/5 = …

Penyelesaian

5 2/3 – 2 1/5

= (5x3)+2/3 – (2x5)+1/5

= 17/3 – 11/5

KPK dari 3 dan 5 adalah 15

= 17x5/15 – 11x3/15

= 85/15 – 33/15

= 52/15

= (3x15)/15 + 7/5

= 3 7/15

3.Perkalian Pecahan Campuran

Berikut langkah-langkah dalam mengalikan pecahan campuran:

Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.

Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut kemudian catat hasilnya.

Kemudian sederhanakan hasilnya ke bentuk terendah atau biarkan sebagai tidak tepat atau
diubah ke bentuk bilangan campuran.
Contoh Soal

1 ¾ x 2/5 = …

Penyelesaian

1 ¾ x 2/5

= (1x4)+3/4x2/5

= 7/4 x 2/5

Bilangan penyebut 4 dibagi dengan bilangan pembilang 2 sehingga menjadi:

= 7/2 x 1/5

= 7/10

4.Pembagian Pecahan Campuran

Untuk mempermudah perhitungan, pembagian menggunakan pecahan campuran sebaiknya


diubah ke bentuk pecahan tidak biasa terlebih dahulu. Karena pecahan yang dibagi dan
pembaginya merupakan pecahan campuran, maka keduanya diubah terlebih dahulu ke pecahan
tidak biasa.

Contoh :

Sehingga diperoleh,
Pecahan 38/15 termasuk pecahan tidak biasa karena pembilang lebih besar dari penyebut,
sebaiknya diubah ke pecahan campuran.

Jadi, hasilnya 28/15

2.3 Pecahan Desimal

Pecahan desimal merupakan bentuk dari bilangan pecahan yang dinyatakan dalam bentuk
desimal. Penulisan dari bilangan ini menggunakan tanda koma (,). Pecahan desimal merupakan
bilangan pecahan yang penyebutnya bilangan kelipatan 10,100,1000 dst.

Contoh Bilangan Desimal yaitu:

1. Angka dibelakang koma

1
0,1= karena terdapat satu angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 10.
10

2. Angka dibelakang koma


75 3
0,75= = karena terdapat dua angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 100. Nilai
100 4
3 75
dari diperoleh dengan menyederhanakan pecahan menggunakan FPB dari 75 dan 100
4 100
75: 25 3
yaitu 25. FPB 75 dan 100 adalah 25 =
100: 25 4
3. Angka dibelakang koma
125 1
0,125 = = karena terdapat 3 angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 1000. Nilai
1000 8
1 125
dari diperoleh dengan menyederhanakan pecahan menggunakan FPB dari 125 dan
8 1000
125: 125 1
1000 yaitu 125. FPB 125 dan 1000 adalah 125 = .
1000: 125 8
Operasi Pada Pecahan Desimal

1.Penjumlahan Pada Pecahan Desimal

Untuk menjumlahkan Bilangan Desimal, maka tanda koma Desimal harus ditempatkan
sejajar, sehingga angka ratusan, puluhan, satuan persepuluhan, perseratusan dst. Masing-masing
ditempatkan sejajar.

Contoh :1. 5,85 + 2,5 =…..?

5 ,85
Penyelesain : 2 ,5
+¿
8 ,35

Jadi hasil dari 5,85 + 2,5 = 8,35

Contoh : 2. 2,75 + 2,5 =…..?


2 ,75
Penyelesaian : 2 ,5
+¿
5 ,25
Jadi hasil dari 2,75 + 2,5 = 5,25

2.Pengurangan Pada Pecahan Desimal

Untuk mengurangkan bilangan desimal, maka tanda koma desimal harus ditempatkan
sejajar, sehingga angka ratusan , puluhan, satuan persepuluhan, perseratusan dst. Masing-masing
ditempatkan sejajar.

Contoh : 1. 4,75 – 1,5= ….?

4 ,75
Penyelesain : 1 , 5
−¿
3 , 25

Jadi hasl dari 4,75 – 1,5 = 3,25

Contoh : 2. 4,17 – 2,6=….?

4 ,17
Penyelesain : 2 , 6
−¿
3 , 57

Jadi hasil dari 4,17 – 2,6 = 3,57

3.Perkalian Pada Pecahan Desimal


Dalam perkalian bilangan pecahan desimal yang perlu diperhatikan berapa angka
dibelakang koma dari 2 bilangan yang dikalikan.

Contoh : 1. 0,9 x 4,7 =….?

0,9
Penyelesain : 4 , 7 x
4 ,23

Jadi hasil dari 0,9 x 4,7= 4,23

Contoh : 2. 2,45 x 0,8=…..?

2, 45
Penyelesaian : 0 , 8
x
1,960

Jadi hasil dari 2,45 x 0,8 = 1,960

4.Pembagian Pada Pecahan Desimal

Pada pembagian, pecahan desimal dijadikan bilangan bulat terlebih dahulu.

Contoh : 1. 14,4 : 1,2 = ….?

Penyelesain : Bilangan desimal dikalikan 10


144
12
−¿ ¿
√144 =12
12
24 = 12
24
0
Contoh : 2. 0,75 : 0,15=…..?

Penyelesaian : Bilangan desimal dikalikan 10


75
15
75 = 5
0

2.4 Persen
Persen memiliki arti “ Per 100 bagian”. Persen adalah sebuah angka atau bilangan yang
menggambarkan berapa bagian dari keseluruhan data yang ada. Persen digunakan untuk
menyatakan pecahan dari seratus yakni perseratus atau %. Persen ini sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari untuk membandingkan hal yang tidak sama angkanya.

Misalnya “ Dimas membeli kue dari toko dan dibagi menjadi 100 potong. Jika Dimas
memakan 5 potong, maka bisa disebutkan bahwa Dimas memakan 5% dari kue tersebut.”
Dengan istilah teknis, persen itu menyatakan bagian dari sebuah pecahan terhadap
keseluruhannya.

Rumus meghitung persen yaitu : Persentase (%) = ( Bagian/seluruh) x 100

Dengan menggunakan rumus diatas, kita dapat mengubah pecahan apapun menjadi
persen. Pada dasarnya, mangalikan pecahan apapun dengan 100 akan menghasilkan persen.
Misalnya, 80% dari 200 adalah 80/100 x 200 = 160

Contoh : Botol berisi 150ml air, kemudian ditambahkan 30ml air. Berapa persen
kenaikan volume air tersebut?

Penyelesain : Berdasarkan rumus yang diatas, “ Bagian” disini adalah 30ml,


“keseluruhan” disini adalah 150ml.

Persentase (%) = ( Bagian/seluruh) x 100

= (30ml/150ml) x 100

= 20%

Penerapan penggunaan persen dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh : Pukdin membeli baju seharga Rp.50.000 ternyata baju tersebut mendapat
diskon 10%. Berapa harga baju yang harus di bayar Pukdin?

Penyelesaian : Persentase(%) = ( Bagian/seluruh) x 100

= 100% - 10%

= 90%

90
= 50.000 x
100

= Rp. 45.000
2.3 Sifat-sifat Pada Operasi Bilangan Pecahan

A. Sifat Penjumlahan Pecahan

1. Komutatif

Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif penjumlahan pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:

a/b + c/d = c/d + a/b

Contoh:

1/2 + 1/3 = 1/3 + 1/2

1/4 + 1/5 = 1/5 + 1/4

2. Asosiatif

Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif penjumlahan pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:

(a/b + c/d) + e/f = a/b + (c/d + e/f)

Contoh:

(1/2 + 1/3) + 1/4 = 1/2 + (1/3 + 1/4)

(1/5 + 1/6) + 1/7 = 1/5 + (1/6 + 1/7)

3. Unsur Identitas

Unsur identitas penjumlahan pada bilangan pecahan adalah bilangan 0 (nol). Artinya, semua
bilangan pecahan apabila dijumlahkan dengan 0 (nol), maka hasilnya adalah bilangan pecahan
itu sendiri. Sifat identitas penjumlahan bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:

a/b + 0 = 0 + a/b = a/b

Contoh:

1/2 + 0 = 0 + 1/2 = 1/2

3/4 + 0 = 0 + 3/4 = 3/4


4. Invers

Invers suatu bilangan pecahan artinya lawan dari bilangan pecahan itu sendiri. Suatu bilangan
pecahan dikatakan memiliki invers jumlah, jika hasil penjumlahan bilangan pecahan tersebut
dengan inversnya (lawannya) hasilnya 0 (nol).

Invers dari bilangan pecahan a/b adalah bilangan pecahan -a/b, sedangkan invers dari bilangan
pecahan -a/b adalah bilangan pecahan a/b. Hal ini dapat dituliskan bahwa untuk semua bilangan
pecahan a/b, selalu berlaku:

a/b + (-a/b) = (-a/b) + a/b = 0

Contoh:

1/2 + (-1/2) = (-1/2) + 1/2 = 0

3/4 + (-3/4) = (-3/4) + 3/4 = 0

B. Sifat Pengurangan Pecahan

Pengurangan merupakan lawan dari penjumlahan, sehingga berlaku sifat berikut:

a/c – b/c = a/c + (-b/c)

Contoh:

3/4 – 1/4 = 3/4 + (-1/4)

4/5 – 2/5 = 4/5 + (-2/5)

C. Sifat Perkalian Pecahan

1. Komutatif

Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif perkalian pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:

a/b x c/d = c/d x a/b


Contoh:

1/2 x 1/3 = 1/3 x 1/2

1/4 x 1/5 = 1/5 x 1/4

2. Asosiatif

Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif perkalian pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:

(a/b x c/d) x e/f = a/b x (c/d x e/f)

Contoh:

(1/2 x 1/3) x 1/4 = 1/2 x (1/3 x 1/4)

(1/5 x 1/6) x 1/7 = 1/5 x (1/6 x 1/7)

3. Distributif

Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif pada bilangan pecahan terdiri dari:

a. Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan pecahan dituliskan sebagai
berikut:

a/b x (c/d + e/f) = (a/b x c/d) + (a/b x e/f)

Contoh:

1/2 x (2/3 + 4/5) = (1/2 x 2/3) + (1/2 x 4/5)

1/6 x (1/7 + 1/8) = (1/6 x 1/7) + (1/6 x 1/8)

b. Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan

Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan pada bilangan pecahan dituliskan sebagai
berikut:

a/b x (c/d – e/f) = (a/b x c/d) – (a/b x e/f)

Contoh:

1/2 x (2/3 – 4/5) = (1/2 x 2/3) – (1/2 x 4/5)


1/6 x (1/7 – 1/8) = (1/6 x 1/7) – (1/6 x 1/8)

4. Unsur Identitas Perkalian Pecahan

Unsur identitas perkalian pada bilangan pecahan adalah bilangan 1 (satu). Artinya, semua
bilangan pecahan apabila dikalikan dengan 1 (satu), maka hasilnya adalah bilangan pecahan itu
sendiri. Sifat identitas perkalian bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:

a/b x 1 = 1 x a/b = a/b

Contoh:

2/3 x 1 = 1 x 2/3 = 2/3

4/5 x 1 = 1 x 4/5 = 4/5

D. Sifat Pembagian Pecahan

Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian, sehingga berlaku:

a/b : c/d = a/b x d/c

Contoh:

1/2 : 3/4 = 1/2 x 4/3

1/5 : 6/7 = 1/5 x 7/6

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pecahan biasa, pecahan decimal, persen, dan perbandingan merupakan konsep


matematika yang penting dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pecahan biasa
digunakan untuk mewakili bagian atau pecahan dari keseluruhan. Pemahaman tentang pecahan
biasa penting dalam melakukan pembagian, pengukuran dan pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Pecahan decimal adalah pecahan yang dicetak dalam bentuk angka
decimal. Pecahan decimal sangat berguna dalam pengukuran dan perhtungan presisi. Persen
adalah bentuk pecahan yang menggambarkan perbandingan antara satu angka dan ratusan.
Persen digunakan secara luas dalam statistik, keungan, dan ilmu pengetahuan untuk
menggambarkan proporsi atau proporsi suatu nilai dalam keseluruhan. Perbandingan adalah cara
untuk membandingkan dua atau lebih nilai atau kuantitas. Perbandingan dapat digunakan untuk
membandingkan ukuran, harga, tingkat pertumbuhan, atau proporsi antara dua kelompok atau
objek.

3.2 Saran

Pembelajaran Matematika kiranya dapat menambah wawasan dan meningkatkan daya


berpikir anak dalam kebutuhan sehari-hari dan diharapkan kepada kita untuk mampu memahami
dan mendalami materi secara menyeluruh dan kiranya makalah yang kami buat ini dapat
memperluas pengetahuan kita tentang pembelajaran Matemtika seperti Pecahan Biasa, Pecahan
Desimal, dan Persen.

DAFTAR PUSTAKA

Untoro, Joko. 2007. Genius Matematika. Jakarta : Wahyu Media.

Muhsetyo, Gatot.2010.Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Bird, John. 2002. Matematika Dasar Teori Jakarta : Erlangga.

Winarni, Endang Setyo dan Sri Harmini. 2011. Matematika SD.

Kumpulan Rumus Matematikan SD.

Anda mungkin juga menyukai