Disusun Oleh :
Kelompok 3
PG A3
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul makalah yang akan kami bawakan yaitu “Pecahan”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika Kelas
Awal dari Ibu Dosen HETDY SITIO, S.Pd., M.Pd. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami berharap makalah ini berguna untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Pecahan.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dikarenakan matematika
adalah sebagai mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan dari kelas rendah atau
kelas awal sampai kelas tinggi. Pada pembelajaran matematika kelas awal siswa belajar tentang
pecahan biasa, pecahan decimal, persen, dan juga perbandingan.
Pada umunya pecahan merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang dipelajari
oleh siswa sekolah dasar (SD). Pembahasan materinya menitikberatkan pada pengerjaan
(operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk
pecahan biasa, pecahan decimal dan persen sedangkan perbandingan merupakan pembelajaran
yang membandingkan dua besaran.
Pecahan biasa, pecahan desimal, persen dan perbandingan adalah konsep matematika yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimana pecahan biasa adalah pecahan yang
memiliki pembilang dan penyebut, pecahan desimal adalah bentuk dari bilangan pecahan yang
dinyatakan dalam bentuk desimal, persen adalah bentuk bilangan pecahan yang dinyatakan
dalam bentuk persentase, sedangkan perbandingan adalah membandingkan dua besaran.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian pecahan.
2. Untuk mengetahui apa itu pecahan biasa.
3. Untuk mengetahui apa itu pecahan decimal.
4. Untuk mengetahui apa itu persen.
5. Untuk mengetahui apa itu perbandingan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama yang berasal dari bahasa
latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan
mempunyai dua bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis
a
lurus atau miring (/). Bilangan pecahan mempunyai bentuk yang dimana a disebut pembilang
b
dan b disebut penyebut.
Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantaranya pembilang dan penyebut harus
disisihkan dengan kata “per” misalkan untuk bilangan 2/5 maka kita dapat menyebutnya dengan
“dua per lima” begitu juga dengan bilangan 1/4 maka dapat menyebutnya dengan “satu per
empat atau seperempat” . Misalnya apabila kakak mempunyai sebuah manga yang akan dimakan
berempat oleh temannya maka tersebut dipotong potong menjadi empat bagian yang sama
sehingga masing-masing temannya akan memperoleh bagian dari manga tersebut. Pecahan
tersebut mewakili ukuran dari masing masing potongan mangga tersebut.
1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa merupakan pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebutnya, adapun
pecahan biasa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pecahan sejati dan pecahan tidak sejati.
a.Pecahan Sejati
Pecahan sejati merupakan bilangan pecahan yang pembilangnya lebih kecil daripada
3
penyebutnya. Contohnya yang dimana 3 adalah pembilang lebih kecil dari 5 yang
5
penyebutnya lebih besar, 3<5.
Pecahan tidak sejati merupakan bilangan pecahan yang kebalikannya dari pecahan sejati.
a
Contohnya diketahui sebuah bilangan pecahan , jika a<b disebut pecahan sejati, jika a>b
b
7
disebut pecahan tidak sejati seperti yang dimana 7 adalah pembilang lebih besar dari 2 yang
2
penyebutnya lebih kecil, 7>2.
Operasi pada Pecahan Biasa
Penjumlahan pecahan biasa adalah menjumlahkan pecahan yang telah sama penyebutnya,
operasi penjumlahannya hanya menjumlahkan pembilang nya saja. Penjumlahan pecahan biasa
ini berlaku:
a c a+c
+ =
b b b
Contoh:
5 2
1. + =…..?
7 7
3 1
2. + =…..?
9 9
Penyelesaian:
5 2 5+2 7
1. + = =
7 7 7 7
3 1 3+1 4
2. + = =
9 9 9 9
a c ( axd ) +(bxc)
+ =
b d (bd )
Contoh:
1 1
1. +
3 5
4 2
2. +
6 3
Penyelesian:
1 1 ( 1 x 5 ) +(3 x 1) 5+3 8
1. + = = =
3 5 (3 x 5) 15 15
4 2 ( 4 x 3 ) + ( 6 x 2 ) 12+ 12 24
2. . + = = =
6 3 ( 6 x 3) 18 18
Mengurangi pecahan biasa adalah dasar dari operasi pengurangan pecahan. Secara
sederhana, pengurangan pecahan dapat dilakukan ketika penyebut kedua pecahan sama.
a c a−c
- =
b b b
Contoh :
8 6
1. - =….?
5 5
7 4
2. - =….?
3 3
Penyelesaian :
8 6 8−6 2
1. - = =
5 5 5 5
7 4 7−4 3
2. - = =
3 3 3 3
a c ( axd )−(bxc)
- =
b d (bd )
Contoh :
9 5
1. - =…..?
4 3
8 7
2. - =…..?
4 5
Penyelesaian :
9 5 ( 9 x 3 ) −(5 x 5) 27−25 2
1. - = = =
5 3 (5 x 3) 15 15
8 7 ( 8 x 5 )− ( 4 x 7 ) 40−28 12
2. – = = =
4 5 ( 4 x 5) 20 20
Perkalian pecahan biasa adalah mengalikan sesama angka pembilang dan mengalikan
sesame angka penyebut.
a c a . c ac
x = =
b d b . d bd
Contoh:
2 2
1. x =…..?
3 6
1 1
2. x =…..?
4 8
Penyelesaian:
2 2 2.2 4
1. x = =
3 6 3.6 18
1 1 1.1 1
2. x = =
4 8 4.8 32
Pembagian pecahan biasa adalah pembagian pecahan biasa ini dikerjakan dengan cara
perkalian setelah pecahan pembagi ditukar atau dibalikkan antara pembilang dan penyebutnya.
a c a d ad
: = x =
b d b c bc
Contoh:
Penyelesaian:
2. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan. Seperti
contoh di bawah ini :
1½
Ubah bilangan campuran menjadi biasa. Periksa apakah penyebutnya sama atau tidak. Jika ya,
tambahkan pembilang dari dan tuliskan hasilnya.
Jika penyebutnya tidak sama, cari KPK dari penyebutnya agar sama. Setelah itu, tambahkan
pembilangnya untuk mendapatkan hasil penjumlahan.
3 2/3 + 6 ¾ =
Penyelesaian
Cara 1:
3 2/3 + 6 ¾
= (9+2)/3 + (24+3)/4
= 11/3 + 27/4
KPK dari 3 dan 4 adalah 12
= (11x4)/12 + (27x3)/12
= 44/12 + 81/12
= 125/12
Contoh pengurangan
5 2/3 – 2 1/5 = …
Penyelesaian
5 2/3 – 2 1/5
= (5x3)+2/3 – (2x5)+1/5
= 17/3 – 11/5
= 17x5/15 – 11x3/15
= 85/15 – 33/15
= 52/15
= (3x15)/15 + 7/5
= 3 7/15
Kemudian sederhanakan hasilnya ke bentuk terendah atau biarkan sebagai tidak tepat atau
diubah ke bentuk bilangan campuran.
Contoh Soal
1 ¾ x 2/5 = …
Penyelesaian
1 ¾ x 2/5
= (1x4)+3/4x2/5
= 7/4 x 2/5
= 7/2 x 1/5
= 7/10
Contoh :
Sehingga diperoleh,
Pecahan 38/15 termasuk pecahan tidak biasa karena pembilang lebih besar dari penyebut,
sebaiknya diubah ke pecahan campuran.
Pecahan desimal merupakan bentuk dari bilangan pecahan yang dinyatakan dalam bentuk
desimal. Penulisan dari bilangan ini menggunakan tanda koma (,). Pecahan desimal merupakan
bilangan pecahan yang penyebutnya bilangan kelipatan 10,100,1000 dst.
1
0,1= karena terdapat satu angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 10.
10
Untuk menjumlahkan Bilangan Desimal, maka tanda koma Desimal harus ditempatkan
sejajar, sehingga angka ratusan, puluhan, satuan persepuluhan, perseratusan dst. Masing-masing
ditempatkan sejajar.
5 ,85
Penyelesain : 2 ,5
+¿
8 ,35
Untuk mengurangkan bilangan desimal, maka tanda koma desimal harus ditempatkan
sejajar, sehingga angka ratusan , puluhan, satuan persepuluhan, perseratusan dst. Masing-masing
ditempatkan sejajar.
4 ,75
Penyelesain : 1 , 5
−¿
3 , 25
4 ,17
Penyelesain : 2 , 6
−¿
3 , 57
0,9
Penyelesain : 4 , 7 x
4 ,23
2, 45
Penyelesaian : 0 , 8
x
1,960
√
144
12
−¿ ¿
√144 =12
12
24 = 12
24
0
Contoh : 2. 0,75 : 0,15=…..?
√
75
15
75 = 5
0
2.4 Persen
Persen memiliki arti “ Per 100 bagian”. Persen adalah sebuah angka atau bilangan yang
menggambarkan berapa bagian dari keseluruhan data yang ada. Persen digunakan untuk
menyatakan pecahan dari seratus yakni perseratus atau %. Persen ini sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari untuk membandingkan hal yang tidak sama angkanya.
Misalnya “ Dimas membeli kue dari toko dan dibagi menjadi 100 potong. Jika Dimas
memakan 5 potong, maka bisa disebutkan bahwa Dimas memakan 5% dari kue tersebut.”
Dengan istilah teknis, persen itu menyatakan bagian dari sebuah pecahan terhadap
keseluruhannya.
Dengan menggunakan rumus diatas, kita dapat mengubah pecahan apapun menjadi
persen. Pada dasarnya, mangalikan pecahan apapun dengan 100 akan menghasilkan persen.
Misalnya, 80% dari 200 adalah 80/100 x 200 = 160
Contoh : Botol berisi 150ml air, kemudian ditambahkan 30ml air. Berapa persen
kenaikan volume air tersebut?
= (30ml/150ml) x 100
= 20%
Contoh : Pukdin membeli baju seharga Rp.50.000 ternyata baju tersebut mendapat
diskon 10%. Berapa harga baju yang harus di bayar Pukdin?
= 100% - 10%
= 90%
90
= 50.000 x
100
= Rp. 45.000
2.3 Sifat-sifat Pada Operasi Bilangan Pecahan
1. Komutatif
Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif penjumlahan pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
2. Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif penjumlahan pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
3. Unsur Identitas
Unsur identitas penjumlahan pada bilangan pecahan adalah bilangan 0 (nol). Artinya, semua
bilangan pecahan apabila dijumlahkan dengan 0 (nol), maka hasilnya adalah bilangan pecahan
itu sendiri. Sifat identitas penjumlahan bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
Invers suatu bilangan pecahan artinya lawan dari bilangan pecahan itu sendiri. Suatu bilangan
pecahan dikatakan memiliki invers jumlah, jika hasil penjumlahan bilangan pecahan tersebut
dengan inversnya (lawannya) hasilnya 0 (nol).
Invers dari bilangan pecahan a/b adalah bilangan pecahan -a/b, sedangkan invers dari bilangan
pecahan -a/b adalah bilangan pecahan a/b. Hal ini dapat dituliskan bahwa untuk semua bilangan
pecahan a/b, selalu berlaku:
Contoh:
Contoh:
1. Komutatif
Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif perkalian pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:
2. Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif perkalian pada bilangan pecahan
dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
3. Distributif
Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif pada bilangan pecahan terdiri dari:
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan pecahan dituliskan sebagai
berikut:
Contoh:
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan pada bilangan pecahan dituliskan sebagai
berikut:
Contoh:
Unsur identitas perkalian pada bilangan pecahan adalah bilangan 1 (satu). Artinya, semua
bilangan pecahan apabila dikalikan dengan 1 (satu), maka hasilnya adalah bilangan pecahan itu
sendiri. Sifat identitas perkalian bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
Contoh:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA