Disusun Oleh :
Yolanda
06131382025081
A. Pecahan Murni
Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil daripada
2 4 11
penyebutnya. Contohnya adalah , dan .
3 9 15
E. Pecahan Mesir
1
Pecahan mesir adalah pecahan yang memiliki pembilang “1”. Contohnya adalah ,
2
1 1
, dan
3 4
1. Sifat tertutup : a + b = c
2. Sifat komutatif : a + b = b + a
3. Sifat asosiatif : ( a + b ) + c = a + ( b + c )
5. Invers : a + ( -a ) = ( -a ) + a = 0
a b a (−b)
– = +
c c c c
A. OPERASI PENGURANGAN PADA BILANGAN
PECAHAN
Contoh:
5 3 2
– =
7 7 7
1 1
Contoh lainnya yaitu mencari – =…
3 4
dilakukan peragaan dengan kartu bilangan pecahan.
a. Mengambil kartu bilangan pecahan yang terbagi atas 4 bagian yang sama
1
besar dengan 3 daerah terbayang-bayang yang masing-masing daerah sebagai
4
bilangan pecahan terkurang (yang dikurangi)
1
b. Mengambil 1 potongan daerah yang lepas dan berwarna putih sebagai
4
pengurang, kemudian meletakkan pada kartu yang pertama tadi di daerah
yang sudah ada bayang-bayangnya, tepat pada satu daerah bayang baying
c. Sisa derah terbayang-bayang menunjukkan selisihnya (hasil
2
pengurangnan) yakni .
4
3 1 2
d. Jadi – =
4 4 4
Catatan :
Cara menerangkan tersebut dilakukan beberapa kali dengan bilangan-
bilangan pecahan yang berbeda siswa memahaminya tanpa alat peraga, dan
siswa mengetahui algoritma penguranga bilangan pecahan yang mempunyai
a c a−c
algoritma sama, yakni: – =
b d b
Penggunaan alat peraga sifatnya hanya menghantarkan siswa untuk
memahami konsep. Bila siswa telah emahami, maka guru tidak perlu lagi
menggunakan alat peraga.
7 3 7 ×5 3× 8 35 24 11
– = - = – =
8 5 8 ×5 5× 8 40 40 40
Jika kedua pecahan mempunyai penyebut yang tidak sama dan kedua
penyebut tersebut tidak koprim (FPB kedua penyebut tersebut 1), maka kedua
pecahan dijadikan menjadi pecahan-pecahan yang ekuivalen dengan penyebut
KPK dan kedua penyebut.
7 5
– =…
24 18
18 = 2×3²
24 = 2×3×4
KPK [18,24] = 2×3²×4 = 74
Jadi,
7 5 7 ×3 5× 4 21 20 21−20 1
– = - = – = =
24 18 24 ×3 18× 4 74 74 74 74
Contoh lainnya:
a c (c ×b)
– = (a×d) –
b d b ×d
syarat b dan d ≠ 0
4 2
– =…
5 3
(2 ×5)
= (4×3) –
5 ×3
10
= 12 –
5× 3
= 2/15
3. Pecahan Campuran
Bila kedua pecahan merupakan pecahan-pecahan campuran maka
penyelesaiannya digunakan hukum komutatif (pertukaran) dan hukum asosiatif
(pengelompokan)
1 3 1 3
5 - 2 = (5 + ) + (2 + )
2 4 2 4
1 3
= (5 – 2) + ( – )
2 4
1 3
=3+ –
2 4
1 3
=2+1+ –
2 4
3 1
=2+1– +
4 2
4 3 1
=2+ – +
4 2 2
1 1
=2+ +
4 2
1 2
=2+ +
4 4
3
=2
4
Daftar Pustaka
https://adoc.pub/ditampilkan-dalam-bentuk-a-a-b-bilangan-bulat-dan-b-0-b.html
https://docplayer.info/73050478-Makalah-pendidikan-matematika-sd-1-penjumlahan-dan-
pengurangan-pecahan-dosen-pengampu-dra-siti-kamsiyati-m-pd.html
https://fdokumen.com/download/makalah-bilangan-pecahan-1