Anda di halaman 1dari 7

Makalah Bilangan Pecahan

Operasi Pengurangan pada Bilangan Pecahan dan Sifat-


Sifatnya

Disusun Oleh :

Yolanda

06131382025081

Dosen Pengampu:1.Dra. Toybah, M.Pd

2. Vina Amilia Suganda, M.Pd

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tahun Ajaran 2020/2021


BILANGAN PECAHAN

A. MENGENAL BILANGAN PECAHAN

1. Pengertian Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang menyatakan sebagai bilangan


pecahan dari suatu pecahan. Bilangan pecahan memiliki pembilang dan juga
penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru
disusul dengan penyebut. Penulisan lambang pecahan meliputi 2 bagian yaitu
pembilang dan penyebut yang dipisahkan oleh garis lurus (–) dan bukan garis
1 1 1
miring (/). Contoh 2 , , dan seterusnya, bukan 1/2, 1/3, 1/4. Ketika
¿ 3 4
¿
menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus
3
disisipkan kata "per". Misalkan untuk maka dapat disebut dengan "tiga per lima"
5
begitu juga dengan bilangan ¼ dapat disebut "satu per empat" atau "seperempat”.
Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan dilakukan pada penjumlahan
dengan penyebut sama, penyebut berbeda, dan operasi campuran.

2. Jenis-Jenis Bilangan Pecahan

A. Pecahan Murni
Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil daripada
2 4 11
penyebutnya. Contohnya adalah , dan .
3 9 15

B. Pecahan Tidak Murni


Pecahan tidak murni adalah pecahan yang penyebutnya lebih kecil dari pada
5 22 314
pembilangnya. Contohnya adalah , , dan .
3 7 100
C. Pecahan Campuran
Pecahan Campuran adalah pecahan yang terdiri atas bilangan bulat a, b, dan c yang
b b b 2 8
bersifat a = a + , dengan adalah pecahan murni. Contohnya adalah 1 , 5
c c c 3 11
3
dan 21 .
7
D. Pecahan Sederhana
Pecahan sederhana adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan
2 4 11
bilangan-bilangan bulat. Contohnya adalah , , dan
3 9 15

E. Pecahan Mesir
1
Pecahan mesir adalah pecahan yang memiliki pembilang “1”. Contohnya adalah ,
2
1 1
, dan
3 4

3. Sifat Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Pecahan


A. Sifat Pengurangan :

1. Sifat tertutup : a + b = c

2. Sifat komutatif : a + b = b + a

3. Sifat asosiatif : ( a + b ) + c = a + ( b + c )

4. Unsur identitas, Bilangan nol : a + 0 = 0 + a = a

5. Invers : a + ( -a ) = ( -a ) + a = 0

B. Pengurangan Merupakan lawan dari penjumlahan sehingga berlaku sifat berikut:

a b a (−b)
– = +
c c c c
A. OPERASI PENGURANGAN PADA BILANGAN
PECAHAN

1. Pecahan dengan Penyebut Sama

Jika penyebutnya sama :


a c a−c
– =
b b b

dengan syarat apabila b ≠ 0

Contoh:

5 3 2
– =
7 7 7

1 1
Contoh lainnya yaitu mencari – =…
3 4
dilakukan peragaan dengan kartu bilangan pecahan.

a. Mengambil kartu bilangan pecahan yang terbagi atas 4 bagian yang sama
1
besar dengan 3 daerah terbayang-bayang yang masing-masing daerah sebagai
4
bilangan pecahan terkurang (yang dikurangi)
1
b. Mengambil 1 potongan daerah yang lepas dan berwarna putih sebagai
4
pengurang, kemudian meletakkan pada kartu yang pertama tadi di daerah
yang sudah ada bayang-bayangnya, tepat pada satu daerah bayang baying
c. Sisa derah terbayang-bayang menunjukkan selisihnya (hasil
2
pengurangnan) yakni .
4
3 1 2
d. Jadi – =
4 4 4

Catatan :
Cara menerangkan tersebut dilakukan beberapa kali dengan bilangan-
bilangan pecahan yang berbeda siswa memahaminya tanpa alat peraga, dan
siswa mengetahui algoritma penguranga bilangan pecahan yang mempunyai
a c a−c
algoritma sama, yakni: – =
b d b
Penggunaan alat peraga sifatnya hanya menghantarkan siswa untuk
memahami konsep. Bila siswa telah emahami, maka guru tidak perlu lagi
menggunakan alat peraga.

2. Pecahan dengan Penyebut Berbeda


Bila penyebut tidak sama, maka harus menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.
Yaitu dengan mengacu pada hukum yang menyatakan bahwa sebuah pecahan
tetap ekuivalen bila pembilang dan penyebut dikalikan denga bilangan yang
sama. Jadi langkah yang akan panjang sebagai berikut.

7 3 7 ×5 3× 8 35 24 11
– = - = – =
8 5 8 ×5 5× 8 40 40 40

Jika kedua pecahan mempunyai penyebut yang tidak sama dan kedua
penyebut tersebut tidak koprim (FPB kedua penyebut tersebut 1), maka kedua
pecahan dijadikan menjadi pecahan-pecahan yang ekuivalen dengan penyebut
KPK dan kedua penyebut.
7 5
– =…
24 18

18 = 2×3²
24 = 2×3×4
KPK [18,24] = 2×3²×4 = 74
Jadi,
7 5 7 ×3 5× 4 21 20 21−20 1
– = - = – = =
24 18 24 ×3 18× 4 74 74 74 74

Contoh lainnya:

a c (c ×b)
– = (a×d) –
b d b ×d

syarat b dan d ≠ 0

4 2
– =…
5 3
(2 ×5)
= (4×3) –
5 ×3

10
= 12 –
5× 3

= 2/15
3. Pecahan Campuran
Bila kedua pecahan merupakan pecahan-pecahan campuran maka
penyelesaiannya digunakan hukum komutatif (pertukaran) dan hukum asosiatif
(pengelompokan)

1 3 1 3
5 - 2 = (5 + ) + (2 + )
2 4 2 4

1 3
= (5 – 2) + ( – )
2 4

1 3
=3+ –
2 4
1 3
=2+1+ –
2 4

3 1
=2+1– +
4 2

4 3 1
=2+ – +
4 2 2

1 1
=2+ +
4 2

1 2
=2+ +
4 4

3
=2
4
Daftar Pustaka
https://adoc.pub/ditampilkan-dalam-bentuk-a-a-b-bilangan-bulat-dan-b-0-b.html

https://docplayer.info/73050478-Makalah-pendidikan-matematika-sd-1-penjumlahan-dan-
pengurangan-pecahan-dosen-pengampu-dra-siti-kamsiyati-m-pd.html

https://fdokumen.com/download/makalah-bilangan-pecahan-1

Anda mungkin juga menyukai