Anda di halaman 1dari 15

ALJABAR

MATERI PECAHAN

Disusun Oleh :

Sahala Martua Ambarita (06081181419009)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sriwijaya

MATERI AJAR

I.

PENDAHULUAN
A. PECAHAN
1.1 Pengertian Pecahan

Pecahan adalah satu bagian utuh yang dibagi menjadi beberapa bagian

yang sama besar.


Sebuah Pecahan bisa berarti pembagian
apabila pembilangnya adalah bilangan yang terbagi (dividen) sedangkan
penyebutnya adalah bilangan pembagi.
a
Misalnya b maka a bisa disebut sebagai pembilang dan b bisa disebut
sebagai penyebut. (a , b N ,dan b 0)

Sebuah Pecahan bisa berarti rasio


Ketika sebuah pecahan berarti rasio dari dua besaran maka besaranbesaran tersebut harus mempunyai satuan yang sama.
Sebuah Pecahan bisa berarti satu bagian dari keseluruhan atau satuan
bagian dari suatu kelompok

1.2 Mengubah Pecahan Menjadi Pecahan yang Ekuivalen


Pecahan-pecahan

yang

ekuivalaen

adalah

pecahan-pecahan

yang

mempunyai nilai-nilai yang sama meskipun mempunyai pembilang dan

penyebut yang berbeda.


Aturan yang dapat digunakan untuk memperoleh pecahan yang ekuivalen:
Nilai sebuah pecahan tidak berubah jika pembilang dan penyebutnya

dikalikan dengan bilangan yang sama kecuali nol.


Nilai sebuah pecahan tidak berubah jika pembilang dan penyebutnya
dibagi dengan bilangan yang sama kecuali nol.

1.3 Resiprok dan Pengunaannya

Resiprok dari sebuah bilangan adalah 1 dibagi dengan bilangan itu sendiri.

Maka, resiprok dari a adalah

1
a , dengan syarat a 0.

Aturan-aturan tentang Resiprok:


a
b
Pecahan-pecahan b dan a

hal ini resiprok dari sebuah pecahan adalah kebalikan pecahan tersebut.
Hasil kali dari dua resiprok adalah 1
Untuk membagi dengan sebuah bilangan atau sebuah pecahan, kalikan

dengan resiproknya
Untuk menyelesaikan sebuah persamaan dengan sebuah variabel tak

adalah resiprok satu sama lain; dalam

diketahui yang mempunyai koefisien pecahan, kalikan kedua ruas dengan


pecahan resiprok.
1.4 Menyederhanakan Pecahan
1.41 Menyederhanakan Pecahan Menjadi Suku Terkecil
Sebuah pecahan dapat disederhanakan

menjadi suku-suku terkecilnya

apabila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor yang sama


kecuali 1.
Aturan yang digunakan untuk menyederhanakan sebuah pecahan menjadi

suku-suku terkecil:
Nilai sebuah pecahan tidak berubah jika pembilang dan penyebutnya

dibagi dengan bilangan sama kecuali nol.


Jika dua ekspresi benar-benar tepat sama atau mempunyai nilai yang sama,
maka hasil baginya adalah 1.

Maka,

5 abc
=1,
5 abc

x
x
2( 2+x5)=4
8( 2+ x 5)

a+b
=1,
b+a

Jika dua binomial saling negatif satu sama lain, maka hasil baginya adalah
-1.

x y
=1
.
y x

Maka,

( 5+ x ) (5x)
=1,
( x +5 ) (x5)

( ab ) (7c)
=1.
( ba ) (c7)

Hal-hal yang tidak dibenarkan dalam menyederhanakan pecahan menjadi


suku terkecil:
1. Jangan mengurangkan bilangan yang sama dari pembilang dan
penyebut.
5
Maka, 6
n+1
n+2

tidak sama dengan

tidak sama dengan

54
64

n+1
n+2

atau

atau

1
2 . Demikian pula

1
2

2. Jangan menambahkan bilangan yang sama baik ke pembilang maupun


penyebut.
1
Maka, 2
x3
y 3
atau

tidak sama dengan

tidak sama dengan

1+3
2+3

atau

4
5 . Demikian pula,

x3
y 3

x
y

1.5 Pecahan Biasa dan Pecahan Campuran


Apabila nilai pembilang lebih kecil dari nilai penyebut suatu pecahan,
maka pecahan itu disebut pecahan biasa yang murni.
Bila terdapat sebuah bilangan cacah, yaitu 1 dan sebuah pecahan
murni. Pecahan seperti ini disebut pecahan campuran. Untuk suatu
bilangan pecahan dengan b 0.
a
1. Jika a<b , maka b disebut pecahan murni.
a
2. Jika a>b , maka b
3. Jika

c
d

disebut pecahan tidak murni.

dengan m bilangan cacah dan

maka disebut pecahan campuran.

c
d

pecahan biasa,

(pecahan murni dan pecahan tidak murni merupakan pecahan biasa


atau pecahan sederhana).

1.6 Mengubah Bilangan Pecahan Campuran ke Pecahan Biasa


Kita tentu sudah mengenal bilangan pecahan murni, yaitu bilangan
pecahan yang pembilanganya kurang dari penyebutnya. Sebaliknya
pecahan yang pembilangnya lebih dari penyebut disebut bilangan pecahan
tidak murni atau bisa juga disebut bilangan pecahan campuran, yaitu
pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan biasa
(murni atau pun tidak murni). Pecahan campuran dapat diubah menjadi
bentuk pecahan biasa dan juga sebaliknya.
Catatan: Mengubah bentuk pecahan tidak akan mengubah bentuk
penyebutnya.

2
Contoh: Tulislah bilangan pecahan campuran 3 5

menjadi bilangan

pecahan biasa.
2
2
Solusi : 3 5 = 3+ 5

15 2
+
5 5

17
5

1.7 Membandingkan Dua Pecahan


Jika kita mempunyai pecahan yang tidak senilai maka keduanya dapat
dibandingkan dengan menggunakan notasi lebih dari
dari ().

()

atau kurang

1.71 Membandingkan Pecahan Senama


Membandingkan

pecahan

senama

dapat

dilakukan

dengan

membandingkan dua pecahan yang penyebutnya sama(pecahan senama)


bandingkan pembilangya.
Pada pecahan senama :
berlaku:
a
a.
c <

a
c

dan

b
c

dengan

c0

akan selalu

b
, jika a< b
c

a b
> , jika a> b
c c

b.

Contoh :
1. Bandingkanlah
3
4
dan
a.
5
5
21
17
dan
112
112

b.

Solusi
a.

3 4
<
5 5

, karena

3< 4

peyebutnya telah sama)


21 17
<
b.
, karena
112 112

(syarat membandingkan adalah

17>21

(syarat membandingkan

adalah peyebutnya telah sama)


1.72

Membandingkan pecahan tak senama


Untuk membandingkan dua pecahan tak senama, ubahlah pecahan itu
kepecahan senama dengan proses KPK penyebut lalu bandingkan
pecahan itu dengan melihat pembilangnya.
Contoh:
1. Bandingkanlah

a.

2
9

2
7

dan

Solusi
a. Penyebut dari pecahan

2
9

dan

2
7

adalah 9 dan 7,

sedangkan pembilang dari kedua pecahan itu sama yaitu 2.

KPK penyebut dari pecahan

2
9

dan

2
7

adalah

9 7=63

2
9

2 7
9 7

14
63

2
7

2 9
79

18
63

Jadi,

14 18
<
14<18
63 63 , karena

1.8 Pecahan Desimal


Pecahan desimal adalah pecahan yang disajikan dalam bentuk koma.
Untuk mengubah pecahan sederhana ke dalam bentuk pecahan
desimal, caranya adalah dengan mengubah penyebut kedalam nilai 10
atau 100 atau 1.000 atau10.000, dst atau dengan langsung membagi
pecahannya.
Contoh:
1 1 5
5
=
a.
=
2 2 5
10
b.

3
38
=
125
125 8

= 0,5
24
= 1000 = 0,024

1.9 Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen


Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen dapat dilakukan
dengan cara mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai

dengan penyebut 100. Adapun untuk mengubah bentuk persen ke


bentuk pecahan biasa/campuran, ubahlah menjadi perseratus kemudian
sederhanakanlah.
Contoh :
Nyatakan pecahan-pecahan berikut dalam bentuk persen:
7
a.
8
b.

32%
Solusi:
7
8

a.

7 12,5
87,5
= 8 12,5 = 100 = 87,%

b. 32% =
1.10

32
100

32 4
8
=
100 4
25

Operasi Pada Pecahan

A. Menjumlahkan Pecahan
Operasi penjumlahan pada pecahan dapat dilakukan asalkan
penyebut dari pecahan yang akan dijumlahkan bernilai sama.

Rumus:

a
p

b c a+bc
=
+ p p
p

Penjumlahan Pecahan-Pecahan senam


Contoh:
2a
+7 a
4a

a. 15
15
15
Solusi
2 a+7 a4 a
=
15

5a
15

a
3

Penjumlahan pecahan tak senama

Contoh:
10 x
9 x +3

2 x6 2 x6

a.

Solusi
10 x( 9 x +3 )
=
2 x6
=

x3
2( x3)

1
2

B. Mengurangka Pecahan
Pengurangan pecahan dapat dilakukan apabila pecahan-pecahan itu
telah senama (penyebutnya sama).
Pengurangan pecahan-pecahan senama.
Contoh:
5 a 2 a9

a. 3
3
Solusi
5 a( 2 a9 )
=
3

3 a+ 9
3

3 (a+3)
3

a+3

Pengurangan pecahan tak senama


Contoh:
a+4 24 a

a.
3a
6a
Solusi

KPK 6 a
=

(a+ 4) 2 24 a
.
3a 2
6a

2 a+ 8 24 a

6a
6a

=
=

6 a+6
6a

a+1
a

C. Mengalihkan Pecahan
Hasil kali dua pecahan sama dengan suatu pecahan, yang
pembilangnnya merupakan hasil kali pembilang_pembilang asli
dan yang penyebutnya merupakan hasil kali penyebut pecahan asli.
a
b .

c
d

ac
bd

Perkalian antar pecahan


Contoh
a
9 c 7
.
. .
a.
4
2 d a+ c
solusi
a ( 9 ) ( c ) (7)
= 4 ( 2 ) ( d ) (a+ c)
=

63 ac
8 d ( a+ c )

a 3 r+ 5
. .
4 r a2

b.

Solusi
a ( 3 ) (r +5)
= 4 ( r ) (a2)
=

3 a(r+ 5)
4 r (a2)

D. Membagi Pecahan
Hasil bagi dua pecahan adalah suatu pecahan yang pembilangnnya
dibentuk hasil bagi pembilang-pembilang asli dan yang penyebutnya

dibentuk oleh hasil bagi penyebut-penyebut asli.

d
c

a
b

c
: d

a
b

ad
bc

Contoh:
5
5 y 2x x
.

a.
7 y 42

1.11

5 y 2 x 42
.
. .
7 y x5

60
.
x4

Memangkatkan Pecahan

Suatu bilangan pecahan dipangkatkan dengan bilangan bulat n,


hasilnya sama dengan perkalian berulang tersebut sebanyak n kali.
Rumus:
a n an
( )= n

a
b

a
b

()

a n a
=
b
b

m+n

() ()

Dengan a,m,n adalah bilangan real, b 0


Contoh:
2 3 2
a. ( 3 ) = 3

LATIHAN SOAL :
1.

3
5

2 y + 4 3 y+ 6
Jawaban:

2 2 8
=
3 3 27

1
= 6 ( y +2)

2.

a+b
15

5
11 a+11b
Jawaban:

3.

3
11

(x+ y)2
b2

bx+by 3 x +3 y
b
Jawaban: 3

a2
x a
4. ( x ( a x )
Jawaban:

5.

a3
x 2a2

(2 x3)
(2 x1)2
+
4( 2 x +1)
8 x+ 4
Jawaban:

( x1)
2

6. Nina memiliki gaji Rp 24.000.000,-/ bulan ,

1
4 digunakan untuk transportasi,

1
3

dari gaji disumbangkan,

1
6 ditabung dan sisanya untuk

kebutuhan sehari-hari. Berapakah jumlah uang yang dipakai untuk


transportasi, disumbangkan, dan kebutuhan sehari-hari (persenkan).
Jawaban: 25%
7.

1
2
1

+
( x3 ) ( x4 ) ( x2 ) ( x4 ) ( x2 ) (x3)
Jawaban:

2
= ( x2 )( x3 )( x4)
8.

x
12 x
2
x1 x 1
Jawaban:
1
= a2 +b 2

9.

2 x 2 +5 y3 3 x 28 x3

3 x 25 y2 2 y 2 +3 x2
Jawaban:
x2 9
= x 24

( a2 )
a
10. ( a+b a
)

a
a+2 +

( a2 )

Jawaban:
2
= a22
1x
2x
x

2
3
11. ( (1x ) 1+ x
1x
Jawaban:
2
= 1+ x 3

12.

2 x +1 2 x +9 2 x+3 2 x +7
+

x +1
x+5
x +2
x+ 4
Jawaban:
4 x 4 + 46 x3 +180 x 2+ 272 x +122
=
x 4 + 12 x 3 +49 x 2+ 78 x + 40

13. Ubahlah

12a 2
36 a3

menjadi pecahan yang ekuivalen dengan cara membagi


2

sukunya dengan 12 a
Jawaban:

1
3a
2

14. Bagilah:

a 100 2 a+20

8
20

2 x1
Jawaban:
3x
15. Gabungkan:
Jawaban:

atau

3x
5x
+
x2 x+ 2

8 x 24 x
( x2 ) (x+2)

12 x
3x

DAFTAR PUSTAKA
Sukino dan Wilson Simangunsong. 2007. Matematika untuk SMP kelas VII.
Jakarta :Erlangga
Rich Barnett dan Philip A.Schmidt. 2004. Aljabar Elementer edisi ketiga.
Jakarta:Erlangga
Wijdenes. P. 1956. Aldjabar Rendah djilid 1. Jakarta: Pradnja Paramita

Anda mungkin juga menyukai