KESULITAN BELAJAR
Oleh :
Nama Kelompok 7 :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
KESULITAN BELAJAR
Makalah Oleh:
Nama Kelompok 7 :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr wb.
Puji syukur pemakalah panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
pemakalah dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Kesulitan Belajar .
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya pemakalah merasa masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki pemakalah. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang sangat pemakalah harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini
kedepannya.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari orang-orang yang selalu
mendukung sehingga dapat terselesainya makalah ini. Maka dari itu, pemakalah
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dra. Cecil Hiltrimartin, M.Si., Ph.d. selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling.
2. Ibu Fitri selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan modul ini.
3. Rekan- rekan Himpunan Mahasiswa Matematika FKIP UNSRI
4. Secara khusus pemakalah sampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang kepada
pemakalah.
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr Wb.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian kesulitan belajar
2. Faktor-faktor kesulitan belajar
3. Jenis-jenis kesulitan belajar
4. Karakteristik kesulitan belajar
5. Ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya
6. Cara mengatasi kesulitan belajar
1.4 Manfaat
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab anak kesulitan belajar
3. Mengetahui kategori anak yang mengalami kesulitan belajar
4. Mengetahui karakteristik kesulitan belajar
5. Mengetahui cirri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar
6. Mengetahui dan memahami cara menangani anak kesulitan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.3.2 Ciri-ciri :
1. Banyak mengalami kekecewaan dan tidak mampu mengontrol diri
terhadap kecemasannya.
2. Kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang percaya pada diri
sendiri.
3. Kurang mampu mengikuti otoritas.
4. Kurang mampu dalam penerimaan sosial.
5. Kegiatannya kurang berorientasi pada akademik dan sosial.
6. Lebih banyak mengalami konflik dan ketergantungan.
7. Sikap negatif terhadap sekolah.
8. Kurang berminat dalam membaca dan berhitung.
9. Kurang mampu menggunakan waktu luang.
10. Menunjukkan gejala-gejala psikotik (gangguan jiwa yang ditandai
dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi,
misalnya terdapat halusinasi perilaku kacau/aneh) dan
neurotik(gangguan di mana gejalanya membuat distres yang tidak
dapat diterima oleh penderitanya. Hubungan sosial mungkin akan
sangat terpengaruh tetapi biasanya tetap dalam batas yang dapat
diterima. Gangguan ini relatif bertahan lama atau berulang tanpa
pengobatan)
2.3.3.3 Faktor Penyebab
1. Rendahnya dukungan keluarga
2. Kebiasaan belajar yang buru
3. Lingkungan belajar yang tidak kondusif
2.3.4 Slow Learner
2.3.4.2 Ciri-ciri :
1. Perhatian dan konsentrasi yang singkat.
2. Reaksi lambat.
3. Kemampuan terbatas untuk mengerjakan hal-hal yang abstrak dan
menyimpulkan.
4. Kemampuan terbatas dalam menilai bahan yang relevan.
5. Keterlambatan dalam menghubungan dan mewujudkan ide dengan
kata-kata.
6. Gagal mengenal unsure dalam situasi baru
7. Belajar lambat dan mudah lupa.
8. Berpandangan sempit.
9. Tidak mampu menganalisa, memecahkan masalah, dan berfikir
kritis.
2.3.4.3 Penyebab :
A. Masa sebelum dilahirkan (Masa Pranatal)
1. Penyakit kelamin, cacar, campak, dan sejenisnya.
2. Obat-obatan yang dimakan ibu waktu hamil muda.
3. Kelainan pada kelenjar gondok, yang mengakibatkan
pertumbuhan kurang wajar.
4. Sinar rontgen dan radiasi yang berlebihan.
5. Letak bayi dalam perut sang ibu yang tidak normal.
6. Sang ibu menderita keracunan pada waktu hamil.
7. Kecelakaan yang menimpa kandungan sang ibu.
8. Kehidupan batin ibu yang tidak stabil selama mengandung.
B. Masa kelahiran (Masa Natal)
1. Mengalami proses kelahiran yang terlalu lama.
2. Pendarahan pada otak karena sulitnya proses kelahiran
sehingga dibantu dengan alat.
3. Kelahiran bayi sebelum cukup umur(prematur).
4. Tidak segera menangis setelah lahir yang mengakibatkan
terlambatnya bayi untuk memulai bernafas secara efektif.
C. Masa setelah dilahirkan (Masa Postnatal)
1. Akibat dari kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
pada sel-sel otak.
2. Penyakit yang akut, sehingga mengakibatkan pendarahan di
otak (encipalitis) atau peradangan pada selaput otak
(meningitis)
3. Menderita penyakit avitaminosis yaitu kekurangan vitamin-
vitamin yang sangat diperlukan dan berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2.3.5.2 Ciri-ciri :
1. Daya ingat terbatas (relatif kurang baik).
2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan
membaca.
3. Lambat dalam mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi
pengucaannya.
4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran
matematika.
5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang
membutuhkan daya ingat.
6. Implusif yaitu bertindak tanpa difikir dahulu.
7. Sulit berkosentrasi.
8. Sering melanggar aturan baik dirumah maupun disekolah.
9. Tidak mampu disiplin atau sulit merencanakan kegiatan sehari-
hari.
10. Menolak bersekolah.
11. Tidak stabil dalam memegang alat tulis.
12. Kacau dalam memahami hari dan waktu.
d. Gangguan Perseptual-Motorik
1. Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb).
2. Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan
canggung dan kaku dalam gerakannya.
e. Hiperaktivitas
1. Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tidak bisa diam).
2. Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya.
f. Kacau (distractability)
1. Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
2. Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran.
3. Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan.
Meski begitu ada hal-hal yang harus dihindari karena tidak akan membantu anak
mengatasi kesulitan belajarnya seperti :
1. Memarahi, menghukum atau mempermalukannya.
2. Memberi cap atau sebutan negatif.
3. Memperbanyak latihan dan les.
4. Mengiming-imingi hadiah.
Tapi orang tua tidak perlu khawatir karena kesulitan belajar bisa ditangani, berikut
yang harus orang tua lakukan :
1. Menerima keadaan yang ada, dalam hal ini bukan berdiam diri, bukan
menyangkali, berhenti menyalahkan diri sendiri, orang lain atau Tuhan serta
berhenti menangisi diri sendiri.
2. Melakukan pemeriksaan baik secara psikologis, motorik, neurologis, mata,
THT, dan alergi.
3. Berkomitmen 100% untuk menjalani program terapi serta mengubah pola
pikir dan pola asuh.
4. Menyeimbangkan antara kasih sayang dan disiplin.
5. Memberikan pujian.
6. Menghindari label negatif.
Sementara itu guru juga bisa berperan dengan memberikan suasana belajar yang
menyenangkan seperti menggunakan visual, auditori atau praktek, menggunakan
minat anak dalam memberikan contoh, memberikan target yang jelas,
memberikan pernyataan positif serta menjadi inspirasi.
3.1 Kesimpulan
Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering
ditemui oleh para pendidik, terutama guru.Sebagai upaya untuk memberikan terapi
terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik
pembelajaran.Pembelajaran merupakan wadah bagi guru untuk melakukan
serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah
melalui beragam strategi untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola
pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat ini dapat
digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung tentang
proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya bagaimana cara
mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat catatan bersama-
sama dengan teman sejawat. Dalam Pembelajaran, para supervisor akan membantu
dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut.
Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi
kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan dan
konseling belajar, dan kemudian menetapkan model pembelajaran.
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan yang sama, walaupun
mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya.pada
tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang
kuat membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada salah satu
kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.
Dengan demikian, apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang
tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai
yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita.
Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami
gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi
masalah tersebut.
Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik
perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang
dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui
kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif
pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.Anak-anak berkemampuan
tinggi, tetapi mengalami hambatan dalam belajar meskipun jumlah mereka tidak
banyak namun perlu dicermati. Karena sesungguhnya mereka adalah aset yang
berharga. Kendala yang nampak untuk membantu mereka adalah kesulitan dalam
mengidentifikasi mereka. Seringkali potensi tinggi mereka tertutupi oleh
kekurangannya. Bahkan ada sebagian dari mereka tidak pernah dikenal sebagai anak
berbakat atau gifted, tetapi lebih dikenal sebagai anak bermasalah.
3.2 Saran
Untuk itu, dalam masalah kesulitan belajar ini, seluruh pihak baik orang tua,
guru, orang-orang yang disekitar tersebut diharapkan dapat saling bahu-membahu
mengatasi dan membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Orang tia
harus lebih perhatian kepada anaknya, selain itu sekolah sebagai tempat belajar anak-
anak dan guru sebagai orang tua kedua anak-anak diharapkan bukan hanya
memberikan ilmu pengetahuan melainkan juga memberikan arahan sikap yang positif
dan keterampilan. Hal ini juga, bukan hanya untuk anak yang sudah mengalami
kesulitan belajar melainkan anak yang belum mengalami kesulitan belajar pun harus
diberi kenyamanan dalam proses belajar. Karena pencegahan lebih baik daripada
mengobati. Sehingga generasi penerus bangsa memiliki kemampuan intelektual yang
baik disertai dengan tingkah laku dan keterampilan yang sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak:
Purwanto, Ngalim, MP. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sholihin, Muchlis. 2006. Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. Madura: STAIN Pamekasan
Press.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :PT.
Remaja Rosdakarya.