Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian Bilangan Pecahan


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat benda-benda yang dibagi dengan ukuran
yang sama, misalnya sebuah apel yang dibagi menjadi dua bagian yang sama dan sebuah
kuetar (kue ulang tahun) yang dipotong menjadi beberapa bagian. Sekarang perhatikan dua
bagian buah apel Malang yang sudah dibelah tersebut, satu bagian dari buah apel Malang
yang dibelah tersebut disebut “satu per dua” atau “seperdua” atau “setengah” dan ditulis “½”.
Sedangkan jika kedua bagian belahan dari buah apel malang tersebut kita belah menjadi dua
lagi, maka dari sebuah apel malang tersebut akan diperoleh empat bagian buah apel malang
yang sama. Satu bagian buah apel malang dari empat bagian yang sama itu disebut “satu per
empat” atau “seperempat” dan ditulis “¼”.

Dari penjelasan di atas kita akan menemukan bilangan ½ dan ¼ dan kedua bilangan tersebut
disebut dengan bilangan pecahan atau lebih singkatnya disebut dengan pecahan. Pada
pecahan ½, angka 1 disebut pembilang dan angka 2 disebut penyebut. Sedangkan pada
pecahan ¼, angka 1 disebut pembilang dan angka 4 disebut penyebut. Jadi pecahan dapat
diartikan sebagi perbandingan bagian dari keseluruhan. Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat dikatakan bahwa “pengertian dari bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan
faktor dari a. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut”. Mengapa
bilangan b disyaratkan tidak nol? Karena pembagian suatu bilangan dengan nol (dimana
pembilang tidak sama dengan nol) dalam matematika hasilnya tidak terdefinisi.
B. Jenis-jenis Pecahan
1. Pecahan Senilai
Untuk lebih mudah memahami pengertian pecahan senilai, silahkan perhatikan gambar di
bawah ini.

Pada gambar di atas, luas daerah yang diarsir pada Gambar A menunjukkan ¼ dari luas
lingkaran, luas daerah yang diarsir pada Gambar B menunjukkan 2/8 dari luas lingkaran,
luas daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 3/12 dari luas lingkaran dan luas
daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 4/16 dari luas lingkaran.
Dari keempat gambar di atas, terlihat bahwa daerah yang diarsir memiliki luas yang
sama. Oleh karena itu, pecahan ¼ = 2/8 = 3/12 = 4/16. Selanjutnya, pecahan-pecahan ¼,
2/8, 3/12, dan 4/16 dikatakan sebagai pecahan-pecahan senilai. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pecahan senilai adalah bilangan pecahan yang apabila angka pembilang dan angka
penyebutnya diganti, nilai pecahan tersebut tidak akan berubah. Walaupun dibagi atau
dikali dengan angka yang sama. Semua angka berlaku, kecuali 0. Sekarang perhatikan
pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16. Pecahan-pecahan tersebut dapat dicari dengan
cara lain, sekarang pelajari uraian berikut.
Dari uraian di atas, tampak bahwa cara menentukan pecahan senilai dapat dilakukan
dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang
sama. Misalnya, jika diketahui pecahan m/n dengan m, n ≠ 0 maka berlaku (m × a)/(n ×
a) atau (m : b)/(n : b), di mana a, b konstanta positif bukan nol.
2. Pecahan Biasa Dan Pecahan Campuran

Pecahan 1/4 dan 3/4 memiliki pembilang yang nilainya lebih kecil dari nilai penyebutnya.
Pecahan seperti ini disebut pecahan murni (pecahan sejati). Contoh pecahan biasa lainnya
adalah 1/2, 1/3, 2/3 dan sebagainya. Dari uraian di atas, apabila nilai pembilang lebih
kecil dari nilai penyebut suatu pecahan, maka pecahan itu disebut pecahan biasa yang
murni.

Perhatikanlah pecahan-pecahan berikut: 5/2, 9/4. Pecahan ini memiliki pembilang yang
nilainya lebih besar dari nilai penyebutnya. Pecahan seperti ini disebut pecahan biasa
yang tidak murni. Apabila suatu pecahan dituliskan 1 ¾ , bila kamu perhatikan terdapat
sebuah bilangan bulat, yaitu 1 dan sebuah pecahan murni, yaitu 3/4 . Pecahan seperti ini
disebut pecahan campuran.

a. Mengubah Bilangan Pecahan Biasa


1) Mengubah Bilangan Pecahan Campuran ke Pecahan Biasa
Bilangan pecahan murni, yaitu bilangan pecahan yang pembilangnya kurang dari
penyebutnya. Sebaliknya, pecahan yang pembilangnya lebih dari penyebutnya
disebut bilangan pecahan tidak murni atau bisa juga disebut bilangan pecahan
campuran, yaitu pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan
biasa (murni atau pun tidak murni). Pecahan campuran dapat diubah menjadi
bentuk pecahan biasa dan juga sebaliknya. Mengubah bentuk pecahan tidak akan
mengubah penyebutnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut ini:
Tulislah bilangan pecahan campuran 3 menjadi bilangan pecahan
biasa.
Jawab :

Berdasarkan contoh di atas dapat dirumuskan:

2) Mengubah
Bilangan
Pecahan Biasa ke
Pecahan Campuran
Contoh soal :
Pak Marwan memiliki 5 buah naga yang akan dibagikan kepada 2 orang anaknya
dengan sama besar. Buah naga yang akan diperoleh tiap anak adalah dua buah
naga dan setengah buah naga.
Hal ini dapat dinyatakan sebagai 5 : 2 atau 2½. Bentuk pecahan 2½ merupakan
bentuk pecahan campuran karena terdiri dari bilangan bulat 2 dan bilangan
pecahan ½. Bagaimana mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah pecahan biasa menjadi
pecahan campuran yakni:

Cara pertama, dengan mencari kelipatan dari penyebut yang terdekat dengan
pembilang. Misalnya kita akan menentukan pecahan campuran dari 53/5.
Kelipatan 5 yang terdekat dengan bilangan 53 adalah 50 dengan sisa 3, maka:

Cara kedua, dengan mencari sisa dari hasil pembagian antara pembilang dengan
penyebut. Di mana sisa pembagian tersebut dijadikan pecahan dengan sisa hasil
pembagian sebagai pembilang dan penyebutnya tetap seperti pecahan campuran
sebelumnya. Maka bilangan pecahan campurannya adalah hasil pembagian
ditambah dengan pecahan sisa pembagian. Misalnya kita akan menentukan
pecahan campuran dari 53/5, maka hasil dari 53 : 5 = 10 sisa 3 sehingga:

3) Mengubah Bilangan Pecahan ke Bentuk Desimal


Sebelum mengubah bilangan pecahan ke bentuk bilangan desimal anda harus
paham mengenai mengenai nilai tempat pada bilangan pecahan desimal. Pecahan
desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus,
seribu dan seterusnya. Sekarang perhatikan nilai tempat pada bilangan 456,789
berikut ini..
Jika ditulis dalam bentuk panjang, akan diperoleh seperti berikut.

Apabila suatu pecahan biasa atau campuran akan diubah atau dinyatakan ke
dalam bentuk pecahan desimal, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah
penyebutnya menjadi 10, 100, 1.000, 10.000, dan seterusnya. Dapat pula dengan
cara membagi pembilang dengan penyebutnya. Silahkan simak contoh soal
berikut ini.
Contoh Soal :
Nyatakan bilangan-bilangan berikut dalam bentuk pecahan desimal dengan
pendekatan sampai satu tempat desimal.
a. 4/5
b. 9/20
Penyelesaian:
a. Untuk menyelesiakan soal seperti ini ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut
menjadi bilangan pecahan desimal, dengan mengubah penyebutnya menjadi 10.
Maka:
=> 4/5 = (4 × 2)/(5 × 2)
=> 4/5 = 8/10
=> 4/5 = 0,8
b. Ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut menjadi bilangan pecahan desimal,
dengan mengubah penyebutnya menjadi 100. Maka:
=> 9/20 = (9 × 5)/(20 × 5)
=> 9/20 = 45/100
=> 9/20 = 0,45
Karena yang diminta hanya sampai satu tempat desimal maka:
=> 9/20 = 0,45 ≈ 0,5
4) Cara Mengubah Bentuk Desimal ke Bentuk Pecahan
Mengubah pecahan bentuk desimal ke bentuk pecahan biasa atau pecahan
campuran merupakan kebalikan dari mengubah pecahan biasa menjadi bentuk
desimal. Untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa atau pecahan
campuran dapat dilakukan dengan menguraikan bentuk panjangnya terlebih
dahulu. Agar Anda lebih paham silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal :
Nyatakan pecahan-pecahan desimal berikut ke bentuk pecahan biasa.
a. 0,35
b. 4,2
Penyelesaian:
a. Untuk mengerjakan soal seperti ini seperti cara menentukan nilai tempat pada
bilangan desimal, maka:
=> 0,35 = 0 + 3/10 + 5/100
=> 0,35 = 0 + 30/100 + 5/100
=> 0,35 = 35/100
=> 0,35 = 7/20
b. Dengan cara yang sama maka:
=> 4,5 = 4 + 5/10
=> 4,5 = 4 + ½
=> 4,5 = 4½
5) Mengubah Bilangan Pecahan ke Bentuk Persen
Pecahan merupakan bilangan yang dinyatakan dengan a/b, di mana a merupakan
pembilang dan b merupakan penyebut, sedangkan persen dapat diartikan sebagai
perseratus yang ditulis dengan notasi %. Untuk mengubah dari bentuk pecahan ke
bentuk persen terlebih dahulu harus mengubah pecahan tersebut menjadi pecahan
senilai dengan penyebut 100.

Contoh Soal :
Nyatakan bilangan-bilangan pecahan berikut dalam bentuk persen.
a. 8/25
b. 1¼
Penyelesaian :
a. ubah terlebih dahulu pecahan 8/25 menjadi pecahan senilai dengan penyebut
100, maka:
=> 8/25 = (8 × 4)/(25 × 4)
=> 8/25 = 32/100
=> 8/25 = 32%

b. Ubah terlebih dahulu pecahan campuran menjadi pecahan maka:


=> 1¼ = (4 × 1 + 1)/4
=> 1¼ = 5/4
Sekarang ubah pecahan biasa tersebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut
100, maka:
=> 5/4 = (5 × 25)/(4 × 25)
=> 5/4 = 125/100
=> 5/4 = 125%
6) Cara Mengubah Bentuk Persen ke Bentuk Pecahan
Untuk mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan dapat dilakukan dengan cara
mengubah persen (%) tersebut menjadi bentuk pecahan dengan penyebut 100
kemudian disederhanakan dengan konsep pecahan senilai sehingga menjadi
bentuk paling sederhana baik itu menjadi pecahan biasa maupun pecahan
campuran. Untuk lebih memahami konsep tersebut silahkan simak contoh soal di
bawah ini.
Contoh Soal :
Nyatakan bilangan-bilangan persen berikut dalam bentuk pecahan biasa atau
campuran.
a. 25%
b. 35%
Penyelesaian:
a. Ubah terlebih dahulu bentuk menjadi pecahan dengan penyebut 100 kemudian
sederhanakan, maka:
=> 25% = 25/100
=> 25% = (25 : 25)/(100 : 25)
=> 25% = 1/4

b. Ubah terlebih dahulu bentuk menjadi pecahan dengan penyebut 100 kemudian
sederhanakan, maka:
=> 35% = 35/100
=> 35% = (35 : 5)/(100 : 5)
=> 35% = 7/20
C. Operasi-Operasi pada Pecahan

1. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan dua pecahan dapat diilustrasikan dengan menggabungkan dua nilai.
Perhatikan contoh berikut :
Antok belajar matematika selama ½ jam, dan dilanjutkan belajar fisika
1⁄3 jam. Berapa jamkah Antok belajar matematika dan fisika?
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan gambar.
Gambar berikut ini menunjukkan pecahan ½ dan 1⁄3.
Untuk memudahkan dalam penjumlahan
pecahan, kita samakan penyebut dua
pecahan yang diberikan. KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka :

Selanjutnya kita ilustrasikan


penjumlahan 3⁄6 dan 2⁄6 pada Gambar 8.

Dari gambar tersebut kita dapat menuliskan

Sehingga, untuk menjumlahkan dua pecahan, pertama kita pastikan penyebut kedua
pecahan tersebut sama. Setelah itu kita jumlahkan pecahan tersebut dengan
menjumlahkan pembilang-pembilangnya, dan membiarkan penyebut tetap. Untuk
menyamakan penyebut dua pecahan, kita juga dapat
mengalikan penyebut kedua pecahan tersebut. Hasil kali kedua penyebut tersebut tidak
selalu KPK dari kedua penyebut tersebut. Setelah dua pecahan tersebut memiliki
penyebut yang sama, kita tinggal menjumlahkan kedua pecahan tersebut.
2. Pengurangan Pecahan

Pengurangan pecahan dapat dilakukan seperti dalam penjumlahan pecahan. Pertama,


jika perlu, samakan penyebut pecahan-pecahan yang diberikan, kemudian kurangi
pembilang-pembilang pecahan dan biarkan penyebutnya tetap. Perhatikan contoh
berikut :

Bintang diberi ¾ kg buah apel oleh tantenya. Karena dia memiliki adik, maka dia
memberikan 1⁄6 kg apel tersebut kepada adiknya. Berapa kg sisa apel yang dimiliki oleh
Bintang?

Untuk menentukan sisa apel yang dimiliki Bintang, kita cari hasil

Pengurangan kedua pecahan tersebut dapat diilustrasikan oleh


Gambar 9 berikut.

Berdasarkan gambar tersebut kita dapat melihat bahwa :


Jadi, sisa apel yang dimiliki Bintang adalah 7⁄12 kg.

3. Perkalian Pecahan
Perkalian pecahan akan lebih mudah jika diilustrasikan dengan menggunakan luas
daerah. Misalkan kita akan menghitung

Untuk mengalikan kedua pecahan tersebut, pertama kita gambar pecahan 4⁄5.
Selanjutnya kita arsir 2⁄3 dari daerah 4⁄5. Perhatikan Gambar 10 berikut.

Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa hasil kalinya dapat diperoleh dengan
mengalikan pembilang kedua pecahan, per hasil kali dari penyebut.

4. Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan dapat dimaknai serupa dengan pembagian bilangan cacah. Salah
satu makna dalam pembagian bilangan cacah dapat direpresentasikan dengan
pengurangan berulang. Hal ini akan kita gunakan untuk memaknai pembagian pecahan.
Dari Gambar tampak bahwa kita dapat mengurangi ¾ dengan 1⁄8 sebanyak 6 kali.
Sehingga,

Kemudian bagaimana jika nanti hasil baginya bukan berupa bilangan cacah. Dengan kata
lain, bagaimana jika nanti setelah dikurangi secara berulang akan menghasilkan sisa?
Untuk kasus ini, perhatikan ilustrasi yang ditunjukkan Gambar dibawah ini.

Gambar di atas mengilustrasikan 5/6 : ⅓. Ketika 5/6 dikurangi oleh 1/3 sebanyak 2 kali,
maka akhirnya dihasilkan sisa. Jika kita bandingkan sisanya dengan pembaginya, maka
kita dapat melihat bahwa sisa tersebut sama dengan setengahnya pembagi. Sehingga,

Selain dengan menggunakan gambar, pembagian pecahan


juga dapat dilakukan dengan mengubah pembagian
menjadi perkalian dengan membalik pembaginya. Perhatikan contoh berikut
Pembagian tersebut dapat diilustrasikan oleh Gambar berikut.

Sehingga, ide dalam pembagian tersebut


adalah membuat pembaginya menjadi
1.

Konsep - Konsep Operasi pada pecahan

Penjumlahan pada pecahan Pembagian pada pecahan

Pengurangan pada pecahan Perkalian pada pecahan


DAFTAR RUJUKAN

Amalia, Dian dan Imam Wahyudi. 2019. Matematika 4. Depok : Dar El llm Liawlad

Batauga, Ibnu. 2016. Bilangan dan Operasinya. MKB Kreatif.

Kristanto,Yosep Dwi. 2016. Modul Pecahan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

RESUME
Pendidikan Matematika Kelas Tinggi
"Pecahan dan Operasinya”

DISUSUN OLEH
Kelompok 4

Zufriadi
Yasirli Amrina
Yona Desri Ramadani

Yola Aprilya

Wahyu Septina Rada Amra

Yosi Anggraini

Seksi: 17 BB 07

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Syafri Ahmad, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

Anda mungkin juga menyukai