Dari penjelasan di atas kita akan menemukan bilangan ½ dan ¼ dan kedua bilangan tersebut
disebut dengan bilangan pecahan atau lebih singkatnya disebut dengan pecahan. Pada
pecahan ½, angka 1 disebut pembilang dan angka 2 disebut penyebut. Sedangkan pada
pecahan ¼, angka 1 disebut pembilang dan angka 4 disebut penyebut. Jadi pecahan dapat
diartikan sebagi perbandingan bagian dari keseluruhan. Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat dikatakan bahwa “pengertian dari bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan
faktor dari a. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut”. Mengapa
bilangan b disyaratkan tidak nol? Karena pembagian suatu bilangan dengan nol (dimana
pembilang tidak sama dengan nol) dalam matematika hasilnya tidak terdefinisi.
B. Jenis-jenis Pecahan
1. Pecahan Senilai
Untuk lebih mudah memahami pengertian pecahan senilai, silahkan perhatikan gambar di
bawah ini.
Pada gambar di atas, luas daerah yang diarsir pada Gambar A menunjukkan ¼ dari luas
lingkaran, luas daerah yang diarsir pada Gambar B menunjukkan 2/8 dari luas lingkaran,
luas daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 3/12 dari luas lingkaran dan luas
daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 4/16 dari luas lingkaran.
Dari keempat gambar di atas, terlihat bahwa daerah yang diarsir memiliki luas yang
sama. Oleh karena itu, pecahan ¼ = 2/8 = 3/12 = 4/16. Selanjutnya, pecahan-pecahan ¼,
2/8, 3/12, dan 4/16 dikatakan sebagai pecahan-pecahan senilai. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pecahan senilai adalah bilangan pecahan yang apabila angka pembilang dan angka
penyebutnya diganti, nilai pecahan tersebut tidak akan berubah. Walaupun dibagi atau
dikali dengan angka yang sama. Semua angka berlaku, kecuali 0. Sekarang perhatikan
pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16. Pecahan-pecahan tersebut dapat dicari dengan
cara lain, sekarang pelajari uraian berikut.
Dari uraian di atas, tampak bahwa cara menentukan pecahan senilai dapat dilakukan
dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang
sama. Misalnya, jika diketahui pecahan m/n dengan m, n ≠ 0 maka berlaku (m × a)/(n ×
a) atau (m : b)/(n : b), di mana a, b konstanta positif bukan nol.
2. Pecahan Biasa Dan Pecahan Campuran
Pecahan 1/4 dan 3/4 memiliki pembilang yang nilainya lebih kecil dari nilai penyebutnya.
Pecahan seperti ini disebut pecahan murni (pecahan sejati). Contoh pecahan biasa lainnya
adalah 1/2, 1/3, 2/3 dan sebagainya. Dari uraian di atas, apabila nilai pembilang lebih
kecil dari nilai penyebut suatu pecahan, maka pecahan itu disebut pecahan biasa yang
murni.
Perhatikanlah pecahan-pecahan berikut: 5/2, 9/4. Pecahan ini memiliki pembilang yang
nilainya lebih besar dari nilai penyebutnya. Pecahan seperti ini disebut pecahan biasa
yang tidak murni. Apabila suatu pecahan dituliskan 1 ¾ , bila kamu perhatikan terdapat
sebuah bilangan bulat, yaitu 1 dan sebuah pecahan murni, yaitu 3/4 . Pecahan seperti ini
disebut pecahan campuran.
2) Mengubah
Bilangan
Pecahan Biasa ke
Pecahan Campuran
Contoh soal :
Pak Marwan memiliki 5 buah naga yang akan dibagikan kepada 2 orang anaknya
dengan sama besar. Buah naga yang akan diperoleh tiap anak adalah dua buah
naga dan setengah buah naga.
Hal ini dapat dinyatakan sebagai 5 : 2 atau 2½. Bentuk pecahan 2½ merupakan
bentuk pecahan campuran karena terdiri dari bilangan bulat 2 dan bilangan
pecahan ½. Bagaimana mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah pecahan biasa menjadi
pecahan campuran yakni:
Cara pertama, dengan mencari kelipatan dari penyebut yang terdekat dengan
pembilang. Misalnya kita akan menentukan pecahan campuran dari 53/5.
Kelipatan 5 yang terdekat dengan bilangan 53 adalah 50 dengan sisa 3, maka:
Cara kedua, dengan mencari sisa dari hasil pembagian antara pembilang dengan
penyebut. Di mana sisa pembagian tersebut dijadikan pecahan dengan sisa hasil
pembagian sebagai pembilang dan penyebutnya tetap seperti pecahan campuran
sebelumnya. Maka bilangan pecahan campurannya adalah hasil pembagian
ditambah dengan pecahan sisa pembagian. Misalnya kita akan menentukan
pecahan campuran dari 53/5, maka hasil dari 53 : 5 = 10 sisa 3 sehingga:
Apabila suatu pecahan biasa atau campuran akan diubah atau dinyatakan ke
dalam bentuk pecahan desimal, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah
penyebutnya menjadi 10, 100, 1.000, 10.000, dan seterusnya. Dapat pula dengan
cara membagi pembilang dengan penyebutnya. Silahkan simak contoh soal
berikut ini.
Contoh Soal :
Nyatakan bilangan-bilangan berikut dalam bentuk pecahan desimal dengan
pendekatan sampai satu tempat desimal.
a. 4/5
b. 9/20
Penyelesaian:
a. Untuk menyelesiakan soal seperti ini ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut
menjadi bilangan pecahan desimal, dengan mengubah penyebutnya menjadi 10.
Maka:
=> 4/5 = (4 × 2)/(5 × 2)
=> 4/5 = 8/10
=> 4/5 = 0,8
b. Ubahlah bilangan pecahan biasa tersebut menjadi bilangan pecahan desimal,
dengan mengubah penyebutnya menjadi 100. Maka:
=> 9/20 = (9 × 5)/(20 × 5)
=> 9/20 = 45/100
=> 9/20 = 0,45
Karena yang diminta hanya sampai satu tempat desimal maka:
=> 9/20 = 0,45 ≈ 0,5
4) Cara Mengubah Bentuk Desimal ke Bentuk Pecahan
Mengubah pecahan bentuk desimal ke bentuk pecahan biasa atau pecahan
campuran merupakan kebalikan dari mengubah pecahan biasa menjadi bentuk
desimal. Untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa atau pecahan
campuran dapat dilakukan dengan menguraikan bentuk panjangnya terlebih
dahulu. Agar Anda lebih paham silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal :
Nyatakan pecahan-pecahan desimal berikut ke bentuk pecahan biasa.
a. 0,35
b. 4,2
Penyelesaian:
a. Untuk mengerjakan soal seperti ini seperti cara menentukan nilai tempat pada
bilangan desimal, maka:
=> 0,35 = 0 + 3/10 + 5/100
=> 0,35 = 0 + 30/100 + 5/100
=> 0,35 = 35/100
=> 0,35 = 7/20
b. Dengan cara yang sama maka:
=> 4,5 = 4 + 5/10
=> 4,5 = 4 + ½
=> 4,5 = 4½
5) Mengubah Bilangan Pecahan ke Bentuk Persen
Pecahan merupakan bilangan yang dinyatakan dengan a/b, di mana a merupakan
pembilang dan b merupakan penyebut, sedangkan persen dapat diartikan sebagai
perseratus yang ditulis dengan notasi %. Untuk mengubah dari bentuk pecahan ke
bentuk persen terlebih dahulu harus mengubah pecahan tersebut menjadi pecahan
senilai dengan penyebut 100.
Contoh Soal :
Nyatakan bilangan-bilangan pecahan berikut dalam bentuk persen.
a. 8/25
b. 1¼
Penyelesaian :
a. ubah terlebih dahulu pecahan 8/25 menjadi pecahan senilai dengan penyebut
100, maka:
=> 8/25 = (8 × 4)/(25 × 4)
=> 8/25 = 32/100
=> 8/25 = 32%
b. Ubah terlebih dahulu bentuk menjadi pecahan dengan penyebut 100 kemudian
sederhanakan, maka:
=> 35% = 35/100
=> 35% = (35 : 5)/(100 : 5)
=> 35% = 7/20
C. Operasi-Operasi pada Pecahan
1. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan dua pecahan dapat diilustrasikan dengan menggabungkan dua nilai.
Perhatikan contoh berikut :
Antok belajar matematika selama ½ jam, dan dilanjutkan belajar fisika
1⁄3 jam. Berapa jamkah Antok belajar matematika dan fisika?
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan gambar.
Gambar berikut ini menunjukkan pecahan ½ dan 1⁄3.
Untuk memudahkan dalam penjumlahan
pecahan, kita samakan penyebut dua
pecahan yang diberikan. KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka :
Sehingga, untuk menjumlahkan dua pecahan, pertama kita pastikan penyebut kedua
pecahan tersebut sama. Setelah itu kita jumlahkan pecahan tersebut dengan
menjumlahkan pembilang-pembilangnya, dan membiarkan penyebut tetap. Untuk
menyamakan penyebut dua pecahan, kita juga dapat
mengalikan penyebut kedua pecahan tersebut. Hasil kali kedua penyebut tersebut tidak
selalu KPK dari kedua penyebut tersebut. Setelah dua pecahan tersebut memiliki
penyebut yang sama, kita tinggal menjumlahkan kedua pecahan tersebut.
2. Pengurangan Pecahan
Bintang diberi ¾ kg buah apel oleh tantenya. Karena dia memiliki adik, maka dia
memberikan 1⁄6 kg apel tersebut kepada adiknya. Berapa kg sisa apel yang dimiliki oleh
Bintang?
Untuk menentukan sisa apel yang dimiliki Bintang, kita cari hasil
3. Perkalian Pecahan
Perkalian pecahan akan lebih mudah jika diilustrasikan dengan menggunakan luas
daerah. Misalkan kita akan menghitung
Untuk mengalikan kedua pecahan tersebut, pertama kita gambar pecahan 4⁄5.
Selanjutnya kita arsir 2⁄3 dari daerah 4⁄5. Perhatikan Gambar 10 berikut.
Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa hasil kalinya dapat diperoleh dengan
mengalikan pembilang kedua pecahan, per hasil kali dari penyebut.
4. Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan dapat dimaknai serupa dengan pembagian bilangan cacah. Salah
satu makna dalam pembagian bilangan cacah dapat direpresentasikan dengan
pengurangan berulang. Hal ini akan kita gunakan untuk memaknai pembagian pecahan.
Dari Gambar tampak bahwa kita dapat mengurangi ¾ dengan 1⁄8 sebanyak 6 kali.
Sehingga,
Kemudian bagaimana jika nanti hasil baginya bukan berupa bilangan cacah. Dengan kata
lain, bagaimana jika nanti setelah dikurangi secara berulang akan menghasilkan sisa?
Untuk kasus ini, perhatikan ilustrasi yang ditunjukkan Gambar dibawah ini.
Gambar di atas mengilustrasikan 5/6 : ⅓. Ketika 5/6 dikurangi oleh 1/3 sebanyak 2 kali,
maka akhirnya dihasilkan sisa. Jika kita bandingkan sisanya dengan pembaginya, maka
kita dapat melihat bahwa sisa tersebut sama dengan setengahnya pembagi. Sehingga,
Amalia, Dian dan Imam Wahyudi. 2019. Matematika 4. Depok : Dar El llm Liawlad
RESUME
Pendidikan Matematika Kelas Tinggi
"Pecahan dan Operasinya
DISUSUN OLEH
Kelompok 4
Zufriadi
Yasirli Amrina
Yona Desri Ramadani
Yola Aprilya
Yosi Anggraini
Seksi: 17 BB 07
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Syafri Ahmad, S.Pd, M.Pd