Anda di halaman 1dari 8

ISTILAH-ISTILAH DALAM GRAF DILENGKAPI DENGAN CONTOHNYA MASING-MASING

1. Bertetangga atau adjacent


Dua buah simpul dikatakan bertetangga jika kedua simpul tersebut dihubungkan secara langsung
oleh sebuah sisi.
Contoh :
Simpul yang bertetangga :
- Simpul 1 dan 2
- Simpul 1 dan 3
- Simpul 3 dan 4
- Simpul 2 dan 4
- Simpul 2 dan 3

2. Bersisian atau Incidency


Untuk sebarang sisi e = (u, v), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul u dan simpul v.
Contoh :
bersisian dengan simpul yang dihubungkan yaitu simpul 1

e1 e2

e1

e4 e3

dan simpul 2.
e 2 bersisian dengan simpul 1 dan simpul 3.

Dan seterusnya.

3. Simpul Terpencil atau Isolated Vertex


Simpul terpencil adalah simpul yang tidak mempunyai sisi yag bersisian dengannya.
Contoh :

Dari gambar disamping ada satu simpul yaitu smpul 5 yang tidak
punya sisi yang menghubungkan simpul 5 ke sisi yang lain sehingga
simpul 5 disebut sebagai simpul terpencil.
4. Graf Kosong atau Empty Graoh
Graf yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong, atau dapat ditulis sebagai N n , dengan n
adalah banyak simpul.
Contoh :
Ada lima simpul

(N ¿¿ 5)¿

Graf ini tidak mempunyai sisi atau himpunan sisinya himpunan kosong sehingga disebut graf kosong
jadi E=∅

5. Derajat Simpul
Derajat simpul adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Notasi derajat suatu v
adalah d(v).
Catatan :
- Derajat simpul terpencil adalah 0
- Derajat simpul dengan sisi gelang adalah 2
- Simpul yang berderajat 1 disebut anting-anting (pendant vertex)

Contoh :

Simpul 1 →d(1) = 3

Simpul 2 →d(2) = 3

Simpul 3 →d (3) = 4
Pada graf berarah, derajat simpul dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Derajat masuk yaitu jumlah busur yang masuk ke simpul misal simpul v d ¿ (v )
b. Derajat keluar yaitu jumlah busur yang keluar dari simpul missal simpul v d out (v)

Maka derajat simpul v adalah derajat masuk simpul v + derajat keluar simpul v atau

d ( v )=d ¿ ( v ) +d out ( v )

Contoh :
d(1) =

d ¿ ( 1 ) +d out ( 1 )

d(1) = 2 + 1
d(1) = 3

d(2) = d ¿ ( 2 ) +d out ( 2 )
d(2) = 2 + 3
d(2) = 5

Jumlah derajat semua simpul pada suatu graf itu adalah genak yaitu dua kali jumlah sisi pada graf
tersebut disebut Lemma Jabat Tangan.
Denga kata lain, jika G = (V, E), maka ∑ d ( V ) =2∨E∨¿ ¿ di mana v ∈V
Contoh :
1. Jumlah derajat seluruh simpul pada graf disamping adalah
d(1)+d(2)+d(3)+d(4)=2+3+3+2=10
2x jumlah sisi = 2 x 5
2. Dapatkah kita menggambar graf dengan 5 simpul, jika derajat
masing-masing simpul adalah :
a. 2,3,1,1,2
∑ d ( V ) =¿ 2+ 3+1+ 1+ 2=9 ≠ genap ¿
Tidak bisa membuat graf karena jumlah derajat semua simpul ganjil
b. 2,3,3,4,4
∑ d ( V ) =¿ 2+ 3+3+4 +4=16 ¿
Dapat digambarkan ke dalam graf karena jumlah derajat semua simpul adalah genap.

Selanjutnya, ada akibat dari Lemma Jabat Tangan yaitu untuk sebarang graf G, banyak simpul yang
berderajat ganjil selalu genap.

Contoh :

G1 G2 G3

Pada graf G 1 simpul berderajat ganjil = 2 yaitu simpul 2 dan 3

Pada graf G 2 simpul berderajat ganjil = 2 yaitu simpul 1 dan 2

Pada graf G 3 simpul berderajat ganjil = 2 yaitu simpul 3 dan 4

Terlihat bahwa simpul yang berderajat ganjil itu totalnya genap yaitu 2.

6. Lintasan atau Path


Lintasan adalah barisan berselang seling antara simpul-simpul dan sisi-sisi. Panjang lintasan adalah
jumlah sisi dalam lintasan tersebut.
Contoh :
Misal akan ditemukan lintasan dari simpul 1 ke simpul 4
Pertama 1, (1,2), 2, (2,4), 4 p=2
Atau dapat ditulis L (1) = 1, 2, 4
Kedua 1, (1,2), 2, (2,3), 3, (3,4), 4 p = 3
Atau dapat ditulis L(2) = 1, 2, 3, 4
P adalah panjang lintasan yaitu banyak sisi pada lintasan.
G1
Misal terdapat sebuah lintasan dengan panjangnya n, dari simpul awal v 0ke simpul tujuan v n.
Bentuk lintasannya adalah v 0 , e 0 , v 1 , e1 , v n , en sedemikian sehingga e 1=( v 1 , v 2 ) , … , e n=( v n−1 , v n )
adalah sisi-sisi dari graf tersebut.
Catatan :
- Simpul dan sisi yang dilalui lintasan boleh berulang.
- Lintasan pada graf sederhana boleh ditulis simpulnya saja.
- Graf sederhana tidak mempunyai sisi ganda dan tidak mempunyai gelang.
- Lintasan sederhana dalah lintasan yang sebuah simpulnya berbeda (setiap sisi yang dilaluinya
hanya sekali).
- Lintasan tertutup adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama.
- Lintasan terbuka adalah lintasan yang tidak berawal dan berakhir pada simpul yang sama.
Contoh :
a. 1,2,4,3 adalah lintasan sederhana
b. Lintasan 1,2,4,3,1 adalah lintasan sederhana sekaligus lintasan tertutup
c. Lintasan 1,2,4,3,2 bukan lintasan sederhana tetapi lintasan tertutup
7. Siklus atau Sirkuit
Lintasan yang berawal dan berakhir di simpul yang sama disebut siklus atau sirkuit.
Sirkuit sederhana adalah jika setiap sisi yang dilalui berbeda.
Contoh :

Lintasan 1,2,3,1 adalah sirkuit sederhana

Lintasan 1,2,4,3,2,1 bukan sirkuit sederhana

G1
8. Terhubung atau Connected
Graf tak berarah G disebut terhubung jika untuk setiap pasang simpul u dan v di dalam himpunan V
tedapat lintasan dari u ke v. jika tidak, maka G disebut graf tak-terhubung. Graf yang terdiri dari 1
simpul merupakan graf terhubung.

Contoh :

G1 G2
Graf G1merupakan graf terhubung. Karena jika kita ambil sembarang simpul pasti ada lintasan yang
menghubungkan ke dua simpul tersebut.
Graf G2 merupakan graf tak terhubung karena ada sepasang dari graf tersebut yang tidak
mempunyai lintasan. (Minimal ada sepasang pada simpul dari graf yang tidak mempunyai lintasan
yang menggagalkan graf terhubung)

Graf Terhubung pada graf berarah dikatakan terhubung jika graf tak-berarahnya terhubung (graf tak
berarah dar G diperoleh dengan menghilangkan arahnya)
Terdapat dua jenis terhubung pada graf berarah :
a. Terhubung kuat : jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan sebaliknya.
b. Terhubung lemah : jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi tetap terhubung pada graf tak
berarah.

Defenisi terhubung kuat dan terhubung lemah :

“Graf berarah G disebut graf terhubung kuat apablia untuk setiap pasang simpul sembarang u dan v
di G, terhubung kuat. Kalau tidak, disebut terhubung lemah”

Contoh :

- Pada graf berarah terhubung lemah terdapat sepasang simpul yang tidak memenuhi graf
terhubung kuat.
Misalnya simpul 1-3 dan simpul 3-1
Simpul 1 ke 3 (cari lintasannya)
Lintasannya yaitu 1, (1,2), 2, (2,3), 3 atau 1,2,3 (ada lintasan)
Selanjutnya simpul 3 ke 1 (cari lintasannya)
Lintasannya yaitu 3, (3,4) kemudian dari 4 tidak ada panah keluar yang menghubungan ke
simpul lainnya sehingga dapat dilihat bahwa dari 3 ke 1 tidak ada lintasannya.
- Pada Graf berarah terhubung kuat terdapat sepasang simpul yang memenuhi graf terhubung
kuat.
Misalnya simpul 1-3 dan 3-1
1-3 lintasannya adalah 1, (1,2), 2, (2,3), 3 atau 1,2,3
3-1 lintasannya adalah 3, (3,2), 2, (2,1), 1 atau 3,2,1
9. Upagraf (Subgraf) dan Komplemen Upagraf
Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graf. G 1=V 1 , E1 adalah upagraf (subgraf) dari G jika
V 1 ⊆V dan E1 ⊆ E .
Komponen upagraf G 1 terdapat graf G adalah graf G 2=(V 2 , E 2) sedemikian sehingga E2= E−E1
dan V 2 adalah himpunan simpul yang anggota-anggota E2 bersisian dengannya.
Contoh :
4

Graf G Sebuah Upagraf G 1 Komponen dari Upagraf G2

Komponen Terhubung merupakan jumlah maksimum subgraf terhubung dalam suatu graf.
Contoh :
Graf G di bawah ini mempunyai 4 buah komponen

10. Cut-Set atau Jembatan


Cut-Set dari graf terhubung G adalah himpunan sisi yang bila dibuang dari G menyebabkan G tidak
terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah komponen terhubung. Di dalam Cut-set tidak
boleh mengandung himpunan bagian yang juga cut-set .

Contoh :

Perhatikan graf di atas :


{(1,2), (1,5), (3,5) (3,4)} adalah cut-set
{(1,2), (2,5)} adalah cut-set
{(1,3), (1,5), (1,2)} adalah cut set
{(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut set

Anda mungkin juga menyukai