Anda di halaman 1dari 12

MODUL 9

Pendidikan matematika 1

Kegiatan belajar 1
PERSEN
Konsep persen
Persentase adalah suatu perbandingan (rasio) untuk menyatakan pecahan dari seratus yang
ditunjukkan dengan simbol %. Persen berasal dari bahasa latin, per centum yang artinya Per-
seratus. Persentase juga bisa dikatakan sebagai suatu cara untuk menunjukkan sebuah angka
sebagai bagian dari keseluruhan, dimana keseluruhan tersebut ditulis dengan 100%. Persen
merupakan cara untuk menyatakan pecahan.Kata persen berarti per seratus,Jadi,25 persen berarti
25 per seratus,atau 0,25.Simbol % digunakan untuk menyatakan persen.

1.Mengubah persen menjadi pecahan


Mengubah persen menjadi pecahan biasa adalah membuat pecahan menjadi penyebut 100.
Karena persen (%) adalah pecahan yang memiliki nilai penyebut 100. Sedangkan pecahan
biasa merupakan bentuk bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut (a/b). Kedua
jenis bilangan tersebut dapat diubah dengan cara berikut ini.
Cara Mengubah Persen Ke Pecahan Biasa
Perlu diingat kembali bahwa persen merupakan pecahan dengan penyebut seratus. Ada pun
langkah-langkah mengubah bentuk persen ke pecahan biasa yaitu sebagai berikut:
 Langkah pertama yaitu mengubah bilangan persen menjadi pecahan per seratus. Untuk
pembilangnya adalah bilangan persen itu sendiri
 Langkah kedua yaitu mengubah pecahan per seratus tersebut ke bentuk pecahan yang
paling sederhana
Agar lebih mudah memahami langkah-langkah di atas, perhatikan beberapa contoh soal berikut
ini
Contoh Soal
1. Ubahlah 50% ke bentuk pecahan biasa!
Penyelesaian:
Langkah pertama: mengubah 50% menjadi pecahan per seratus, maka diperoleh 50/100.
Langkah kedua: menyederhanakan pecahan, 50/100 = 5/10 = 1/2.
Jadi bentuk pecahan biasa dari 50% adalah 1/2.
2.Mengubah persen menjadi Desimal
Cara Mengubah Persen Menjadi Desimal
Caranya sangat mudah yaitu caranya kita bagi saja dengan 100, atau sama saja dengan bergeser 2
digit kekiri kemudian diberi angka nol koma,  menjadi nol koma
Contoh :
o 45 %  = 45/100 = 0,45
o 33 %  = 33/100 = 0,33
o 65 %  = 65/100 = 0,65
3.Mengubah pecahan menjadi persen
Cara mengubah penyebut menjadi angka 100 adalah mengalikan atau membagikan penyebut
tersebut dengan angka tertentu agar bisa menjadi 100, (tidak boleh menggunakan penjumlahan
atau pengurangan). Kemudian dilanjutkan kalikan atau bagikan pembilangnya dengan angka
yang sama yang barusan untuk mengalikan atau membagikan penyebutnya.Contohnya sebagai
berikut dibawah ini

4.Mengubah Desimal menjadi persen


Untuk mengubah desimal menjadi persen caranya setiap bilangan desimal harus dikalikan 100
untuk bisa menjadi persen.
perhatikan contoh di bawah ini.
1. Ubahlah bilangan 0,78 menjadi persen!
Nah, langsung saja kita kalikan bilangan 0,78 dengan 100.
0,78 x 100 = 78%
Jadi, bentuk persen dari 0,78 adalah 78%
2. Ubahlah bilangan 0,02 menjadi persen!
0,02 x 100 = 2%
3. Ubahlah 2,56 menjadi persen!
2,56 x 100 = 256%

B.OPERASI
Operasi Hitung Pecahan 
Operasi hitung pecahan melibatkan penjumlahan berbagai bentuk pecahan yaitu pecahan biasa,
pecahan campuran, pecahan desimal, dan persen demikian juga dengan pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Penjumlahan dan pengurangan pecahan harus memiliki penyebut yang sama.
Jika penyebut berbeda, maka harus disamakan dengan mencari KPK nya. Sedangkan untuk
perkalian dan pembagian pecahan sedikit lebih mudah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
pembahasan selengkapnya.
Penjumlahan Pecahan Biasa dan Pecahan campuran
Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Sedangkan pecahan
campuran adalah bila mana ada bilangan bulat dan pecahan. Di bawah ini adalah contoh
penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan campuran dengan
penyebut berbeda.

Pengurangan Pecahan Biasa dan Pecahan campuran


Di bawah ini adalah contoh pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama dan pengurangan
pecahan campuran berpenyebut berbeda.

Perkalian Pecahan Biasa dan Pecahan Campuran


Untuk perkalian pecahan, pengerjaannya lebih mudah. Perkalian pada pecahan diperoleh dengan
mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Perkalian Pecahan Desimal

Perkalian pecahan desimal diperoleh dengan mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.

Pembagian Pecahan Biasa dan Pecahan campuran

Untuk pembagian pecahan diperoleh dengan mengalikan pecahan tersebut dengan kebalikan dari
pecahan yang lain.

Pembagian Pecahan Desimal

Pembagian pecahan desimal diperoleh dengan cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.

C.PEMBELAJARAN PERSEN

Untuk mengajarkan persen ,guru dapat mengingatkan siswa tentang pecahan dengan berbagai contoh
seperti ini ½, ⅔, 30/100.Jelaskan pada bagian ini ,akan dibahas pecahan yang penyebutnya 100
Kegiatan belajar 2.
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan persen
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan persen seperti pembelian dengan potongan
harga,bunga tabungan dan lain-lain. Persentase Untung dan Rugi
Persentase untung dan rugi biasanya dihitung dari harga pembelian (modal) kecuali jika ada
ketentuan lain. Oleh karena itu perlu diingat kembali pengertian persen dan pengubahan bentuk
desimal satu ke bentuk desimal lainnya. Dalam perdagangan besarnya untung atau rugi terhadap
harga pembelian biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%) dengan rumus :

contoh Soal 1
Andi membeli sepeda motor dengan harga Rp 7.500.000,00. Sepeda motor tersebut diperbaiki
dengan biaya Rp 500.000,00 kemudian dijual dan laku RP 7.750.000,00. Tentukan berapa persen
kerugiannya!

Penyelesaian soal
Diketahui :
Harga pembelian = Rp 7.500.000,00
Biaya perbaikan = Rp 500.000,00 +
= Rp 8.000.000,00

Harga pembelian dan biaya perbaikan disebut modal

Harga jual = RP 7.750.000,00


Rugi = Rp 8.000.000,00 - RP 7.750.000,00
= Rp 250.000,00
Persentase rugi = Rp 250.000,00/Rp 8.000.000,00 x 100% = 3,125%
Jadi kerugian yang diderita Andi sebesar 3,125%

Contoh Soal 2
Anton membeli handphone seharga Rp 1.000.000,00. Handphone tersebut kemudian dijualnya
seharga Rp 1.100.000,00. Berapa % keuntungan yang diperoleh Anton?

Penyelesaian soal
Diketahui :
Harga beli = Rp 1.000.000,00
Harga jual = Rp 1.100.000,00
Untung = harga jual - harga beli
Untung = Rp 1.100.000,00 - Rp 1.000.000,00 = Rp 100.000,00

Persentase untung = Rp 100.000,00/Rp 1.000.000,00 x 100% = 10 %


Jadi keuntungan yang diperoleh Anton sebesar 10%

Contoh soal 3
Ketika kamu membeli barang seharga Rp6.000, kamu harus membayar Rp6.300 karena ada
pajak konsumsi. Berapa persentase harga barang dibandingkan uang yang kamu bayarkan?
Jawaban:
Harga barang: 6.000 Harga bayar: 6.300 Pajak = harga bayar – harga barang = 6.300 – 6.000 =
300 Persentase = (pajak:harga barang) x 100% = (300:6.000) x 100% = 0,05 x 100% = 5%
Contoh soal 4
Banyaknya siswa kelas 5 di sekolah Dadang tahun lalu adalah 125 siswa. Tahun ini, banyak
siswa bertambah 10 siswa. Berapa persentase banyak siswa tahun ini dibandingkan tahun lalu?
Jawaban: Siswa tahun lalu: 125 siswa Siswa tahun ini = 125 + 10 = 135 siswa Persentase =
(siswa tahun ini/siswa tahun lalu) x 100% = (135/125) x 100% = 1,08 x 100% = 108% Sehingga,
persentase banyak siswa tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu adalah 108%.
Contoh soal 5
Suatu gerbong dari sebuah kereta api dapat memuat 120 penumpang. Gerbong A diisi oleh 108
penumpang dan gerbong B diisi oleh 144 penumpang. Temukan tingkat kepadatan dari kereta
dalam bentuk persentase!
Jawaban: Tingkat kepadatan gerbong A = (penumpang gerbong A : kapasitas gerbong) x 100% =
(108 : 120) x 100% = 0,9 x 100% = 90% Tingkat kepadatan gerbong B = (penumpang gerbong B
: kapasitas gerbong) x 100% = (144 : 120) x 100% = 1,2 x 100% = 120%

Kegiatan belajar 3
PERBANDINGAN
A.MAKNA PERBANDINGAN
perbandingkan berasal dari kata banding yang berartipersamaan, selanjutnya membandingkan
mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui perbandingannya. Perbandingan diartikan
sebagai selisih persamaan (Bambang Marhiyanto, 2000: 57). Perbandingan adalah
membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara
yang sederhana Perbandingan ini memiliki beberapa jenis di antaranya adalah sebagai berikut.

Perbandingan senilai: jenis perbandingan yang memiliki variabel lebih dari satu dan apabila
salah satu variabel diperbesar, maka nilai variabel lainnya juga akan semakin besar.
Perbandingan berbalik nilai: jenis perbandingan dengan salah satu variabel yang apabila
diperbesar akan menjadikan nilai variabel lainnya menjadi lebih kecil.
Perbandingan pecahan: jenis perbandingan yang melihat dua pecahan dan menentukan besar dua
pecahan tersebut dengan mengubah penyebutnya agar memiliki bilangan yang sama.
Perbandingan selisih: jenis perbandingan yang biasanya digunakan untuk membandingkan umur,
tinggi badan, atau jumlah hal lainnya.
Contoh :
1. Seorang murid kelas IV SD Cemasa terdiri dari 15 murid laki-laki dan 20 murid perempuan.
Jadi berapakah perbandingan murid laki-laki dan perempuan itu?
Murid L = 15
Murid P = 20
Perbandingan murid L dan P = 15 : 20 = 15/20 = 3/4
Jadi, perbandingannya murid laki-laki dan perempuan = 3 : 4
2. Ayah berumur : umur ibu 9 : 8. Maka selisih umur ayah dan ibu 5 tahun. Umur mereka
masing-masing adalah ….
Angka pembanding umur ayah = 9 > jadikan sebagai pembilang
Angka pembanding umur ibu = 8 > jadikan sebagai pembilang
Selisih umur mereka = 5 tahun (umur di kenyataan)
Selisih pembanding mereka = 9 – 8 = 1 > jadikan sebagai penyebut
Umur ayah = 9/1 x 5 = 45
Umur ibu = 8/1 x 5 = 40
Jadi, ayah berumur 45 tahun dan ibu berumur 40 tahun.
3. Setelah 7 hari bekerja, ayah memperoleh upah sebesar Rp350.000. Setelah 9 hari bekerja, ayah
mendapat upah sebesar ….
Kerja 7 hari = Rp350.000
Kerja 9 hari = 9/7 x Rp350.000
Kerja 9 hari = Rp450.000
Jadi, upah ayah setelah bekerja selama 9 hari adalah Rp450.000.
4. Ani dan Thalia memiliki uang dengan perbandingan = 4:7. Selisih uang mereka Rp15.000.
Jika uang Ani Rp20.000, maka uang Thalia adalah ….
Angka pembanding uang Ani = 4
Angka pembanding uang Thalia = 7 > jadikan sebagai pembilang
Selisih uang mereka yaitu Rp 15.000,00
Selisih pembanding uang Ani dan Thalia = 7 – 4 = 3 > jadikan sebagai penyebut
Uang Thalia = 7/3 x Rp15.000 = Rp35.000
Jadi, Thalia memiliki uang sebesar Rp35.000.
5. A:B = 5:6. Jika nilai A = 20, maka berapakah nilai B?
Jadikan angka pembanding A sebagai penyebut dan 20 sebagai pengali.
B = 6/5 x 20
B = 24
Jadi, nilai B adalah 24.

B.PEMEBELAJARAN PERBANDINGAN
Untuk mengajarkan perbandingan kepada siswa dapat melakukan media benang atau
kelereng .setelah siswa paham arti perbandingan dan cara menuliskanya,mintalah mereka
mencari contoh perbandingan yang ada disekitar sekolah.

1.Contoh soal
andi memiliki kelereng yang lebih banyak 10 biji dari Doni. Jika perbandingan kelereng Andi
dan Doni adalah 5 : 3, berapakah kelereng Doni dan Andi?
angkah 1 => menambahkan "n"

Untuk apa ditambahkan dengan "n"?

Untuk mencari kelereng sebenarnya dari kedua orang tersebut, tapi dengan permisalan lebih
dahulu.
Perbandingan Andi adalah 5, maka jumlah sebenarnya dari kelereng Andi adalah 5n
Perbandingan Doni adalah 3, maka jumlah sebenarnya dari kelereng Doni adalah 3n.
Sekarang kita lanjutkan....

Langkah 2 => arti dari "lebih banyak 10 biji"

Kelereng Andi lebih banyak dari Doni sebanyak 10 biji..

Ini artinya selisih dari kelereng mereka berdua adalah 10 biji. Dan kita akan menggunakan
pengurangan untuk menyelesaikan soal yang satu ini.

Selisih kelereng = Kelereng Andi - Kelereng Doni

10 = 5n - 3n

10 = 2n

n = 10 : 2

n = 5.
Langkah 3 => mencari kelereng mereka

Kelereng Andi = 5n

=5x5

=5x5

= 25 biji

Kelereng Doni = 3n

=3x5

=3x5

= 15 biji

Kegiatan Belajar 4
A.Menyelesaikan Soal cerita yang berhubungan dengan perbandingan
Untuk memahami contoh soal ini anda harus memahami terlebih dahulu konsep perbandingan
senilai atau seharga. Konsep-konsep tersebut sangat penting untuk dipelajari agar anda dengan
mudah memahami contoh-contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 1
Harga 1 lusin buku tulis adalah Rp. 48.000,00. Berapa harga 6 buku tulis?
Jawab:
Diketahui:
1 lusin buku = 12 buku = Rp. 48.000,00
Ditanyakan:
6 buku = ?
Jawab:
Jika jumlah buku tulis berkurang, berarti harganya pun berkurang. Jika 12 buku = Rp. 48.000,00
maka
1 buku = Rp. 48.000,00/12
1 buku = Rp. 4.000,00

6 buku = 6. Rp. 4.000,00 = Rp. 24.000,00


Jadi harga 6 buku tulis adalah Rp. 24.000,00

ontoh Soal 2.
Seorang pedagang mampu menjual 28 botol sirup dengan harga Rp. 184.800,00. Pada minggu
berikutnya sirup yang terjual 2 lusin. Hitung jumlah uang hasil penjualan sirup tersebut.

Jawab:
28 botol => Rp. 184.800,00.
24 botol => ?
Maka
28 botol/12 botol = Rp. 184.800,00./?
? = Rp. 184.800,00. 24 botol/28 botol
? = Rp. 158.400,00

Jadi pada minggu berikutnya jumlah uang hasil penjualan 2 lusin sirup adalah Rp. 158.400,00

Contoh Soal 3.
Sebuah mobil dapat menempuh jarak 162 km dengan bahan bakar 15 liter. Berapa banyak bahan
bakar yang dibutuhkan dalam menempuh jarak 415 km?

Jawab:
162 km => 15 liter
415 km => ? liter
Maka
162 km/415 km = 15 liter/? Liter
? liter = 415 km. 15 liter /162 km
? liter = 38,4 liter

Jadi untuk menempuh jarak 415 km diperlukan bahan bakar sebanyak 38,4 liter.

B.PERBANDINGAN BERBALIK NILAI


erbandingan juga dikenal dengan istilah lain, yaitu rasio. Apa itu rasio? Dalam KBBI, rasio
memiliki makna hubungan bilangan antara dua hal yang mirip atau perbandingan antara berbagai
gejala yang dapat dinyatakan dengan angka.

Konsep perbandingan dibangun dari realita atau model verbal. Contoh: perbandingan panjang
ular A dan ular B sekitar 2:3, jika panjang ular A 2 m, maka berapa panjang ular B?contoh
berikutnya

1. Sebuah proyek pembangunan gedung diperkirakan akan selesai dalam waktu 50 hari bila
dikerjakan oleh 100 orang. Namun, pemilik gedung ingin pembangunan selesai dalam
waktu 40 hari. Lantas berapa banyak tambahan pekerja yang diperlukan?
Pembahasan
Diketahui:
t = hari

n = jumlah pekerja

t1 = 50 hari

n1 = 100 pekerja

t2 = 40 hari

Ditanyakan: n2
Jawaban:
t1 . n1 = t2 . n2

50 . 100 = 40 . n2

5000 = 40n2

n2 = 125

Jumlah tambahan pekerja yang diperlukan = n2 – n1

Jumlah tambahan pekerja yang diperlukan = 125 – 100

Jumlah tambahan pekerja yang diperlukan = 25 orang

Jadi, jumlah pekerja tambahan pekerja yang diperlukan agar pembangunan selesai dalam waktu
40 hari adalah 25 orang.
C,SKALA

Skala merupakan perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya. Penggunaan rumus
skala umumnya digunakan dalam menggambar peta maupun denah sehingga dapat mewakili
keadaan sesungguhnya dari suatu daerah.
Mengutip buku “Matematika” oleh Atmini Dhoruri, misalnya sebuah peta menunjukan provinsi
Bali dengan skala 1: 450.000. Artinya, jarak 1 cm pada peta sama dengan jarak 450.000 cm pada
keadaan sebenarnya. Perbandingan digunakan untuk menentukan skala. Perbanding antara
ukuran pada gambar dengan ukuran sebenarnya dapat ditentukan dengan menyederhanakan
pecahan. Skala = ukuran pada gambar : ukuran sebenarnya Skala = ukuran pada gambar/ ukuran
sebenarnya Contoh Soal Rumus Skala

1. Jarak antara kota S dan kota M adalah 150 km, sedangkan jarak pada peta adalah 25 cm.
Maka, berapa skala petanya? Skala = jarak pada peta/ jarak sebenarnya = 25 cm/ 150 km Untuk
menentukan skala, samakan terlebih dahulu kedua satuannya.
Jarak pada peta = 25 cm Jarak sebenarnya = 150 km = 15.000.000 cm Diperoleh, skala = jarak
pada peta/ jarak sebenarnya = 25 cm/ 150 km = 25 cm/ 15.000.000 cm
= 1/ 600.000 Jadi, skala petanya adalah 1 : 600.000. Artinya, setiap jarak 1 cm pada peta
mewakili 600.000 cm = 6 km pada keadaan sebenarnya.

2. Denah rumah Bayu digambar dengan skala 1 : 150. Panjang tanah pada denah 9 cm dan
lebarnya 5,5 cm. Hitung panjang dan lebar tanah rumah Bayu sebenarnya, kemudian cari luas
yang sebenarnya. Penyelesaian: Panjang tanah pada denah = 9 cm. Panjang tanah sebenarnya = 9
cm x 150 = 1.350 cm = 13,5 m. Lebat tanah pada denah = 5,5 cm.
Lebar tanah sebenarnya = 5,5 cm x 150 = 825 cm = 8,25 m. Luas sebenarnya = panjang
sebenarnya x lebar sebenarnya
= 13,5 x 8,25 = 111,375 Jadi, luas sebenarnya rumah Bayu adalah 111,375 m2.

3. Apabila sebuah peta berskala 1 : 2.000.000 diperkecil dua kali, maka skalanya berubah
menjadi? Penyelesaian: = Skala x jumlah perkecilnya = 2.000.000 x 2 = 4.000.000
adi, skala peta berubah menjadi 1 : 4.000.000. Dengan begitu, peta akan semakin kecil dan tidak
detail.

D.PEMBELAJARAN

Miintalah mereka untuk mengamati perbandingan .suruhlah mereka untuk menyimpulkan hasil
pengamatan mereka dan siswa diarahkan untuk memahami bahwa perbandingan yang diperoleh
adalah perbandingan yang senilai . Dan mintalah mereka untuk membuat contoh
sendiri.selanjutnya arahkan siswa untuk memahami ciri perbandingan yang tidak senilai .Setelah
siswa paham mintalah mereka untuk membuat contoh sendiri tentang perbandingan nilai dan
berbalik nilai.Lalu,untuk mengajarkan skal guru dapat menggunakan media peta suatu
provinsi ,sebagai motivasi ,mintalah siswa untuk menunjukkan beberapa
kota ,gunung,sungai,dan lainya.jelaskanlah pada siswa arti skala yang tercantum pada peta
tersebut.Mintalah pada siswa untuk mengukur jarak 2 kota tersebut,jika siswa sudah memahami
jarak tentang skala,dapat ditingkatkan masalah yang berhubungan dengan luas daerah dipeta.

Anda mungkin juga menyukai