Anda di halaman 1dari 3

1.

A) Teori belajar Burner

Menurut Burner, proses belajar terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

 Tahap enaktif atau tahap kegiatan


Dalam tahap ini, anak belajar yang berhubungan dengan benda benda real. Contohnya :
misal menggunakan buku dengan soal “ tati mempunyai 3 buku, diberi lagi 2 buku oleh ibu,
berapa buku yang tati punya sekarang ? “
 Tahap ikonik atau tahap gambar bayangan
Pada tahap ini, anak dapat belajar dengan membayangkan kembali atau memberikan
gambaran dalam pikirannya tentang benda atau dikenalnya tahap enaktif, walaupun benda
real tidak ada di hadapnnya. Contoh : dengan gambar buku, atau model semi abstrak
 Tahap simbolik
Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol simbol dan menjelaskan dengan
bahasanya. Contoh :
3 buku + 2 buku = ….. buku
3 +2 =n

Adapun factor factor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika, Burner dan Kenney
merumuskan 4 teorema ( dalil / kaidah )pada pembelajran matematika, yaitu :

 Teorema penyusunan ( teorema konstruksi )


 Teorema notasi
 Teorema pengontrasan dan keanekaragaman
 Teorema pengaitan ( teorema konektivitas )

B) Teori belajar Dienes

Menurut Dienes, tahapan belajar ada enam, yaitu :

 Bermain bebas
Pada tahap ini anak anak bermain bebas tanpa di arahkan dengan menggunakan benda
benda matematika konkret. Pada tahap ini guru hanya mennyediakan benda benda konkret
yang bisa menyajikan konsep konsep matematika tanpa mengajar matematika dengan
terstruktur. Contoh : si anak bermain di halaman lingkungan sekitar
 Permainan ( games )
Di tahap kedua ini, anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep
Melalui permainan, siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan struktur struktur
matematika. Dengan berbagai permainan untuk penyajian konsep konsep yang beragam
akan menolong anak untuk bersifat logis dan matematis dalam mempelajari konsep konsep
tersebut. Contoh : bermain berjejer membentuk garis lurus, berjejer membentuk lingkaran,
melangkah maju mundur untuk menanam konspe bilangan bulat dan negatif
 Penelaahan kesamaan sifat
Padavtahap ini, siswa mulai belajar membuat abstraksi tentang pola, keteraturan, sifat sifat
bersama yang dimiliki dari model model yang di sajikan. Contoh : tentang konsep bilangan
genap, siswa diajak mencoba membagi beberapa bilangan oleh 2 dengan beberapa contoh
sedemikan rupa sehingga selalu bersisa nol atau dengan kata lain habis dibagi oleh 2
 Representasi ( Representation )
Pada tahap ini, para siswa mulai belajar representasi tentang sifat sifat kesamaan suatu
konsep matematikayang diperoleh pada tahap penelaahan kesamaan sifat ( tahap 3 ).
Representasi ini dapat dalam bentuk gambar, diagram atau verbal. Contoh : bilangan genap
itu adalah bilangan yang habis dibagi oleh 2 sisanya nol
 Simbolisasi ( symbolization )
Pada tahap ini, siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal yang cocok
untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah diketahuinya pada tahap 4. Contoh :
simbol untuk bilangan genap adalah 2n dengan n adalah bilangan bulat
 Formalisasi ( formalitation )
Pada tahap ini, siswa belajar mengorganisasi konsep konsep membentuk secara formal, dan
harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan, dalil sehingga menjadi struktur dari
sistem yang dibahas

Dari uraian di atas tentang teori belajar Dienes, dapat kita garis bawahi bahwa :

 Pada proses pembelajaran matematika kita harus memperhatikan tahapan siswa memahami
konsep, yaitu tahap bermain bebas, permainan, penelaahan kesamaan sifat, representasi,
penyimbolan, dan pemformalan
 Dalam mengajar matematika supaya digunakan alat peraga atau model dan pengajarannya
harus beranekaragam serta sesuai dengan konsep yang akan ditanamkan. Salah satu
diantaranya adalah dengan bermain, mengingat dunia anak bermain

C) Teori belajar Van Hiele

Menurut Van Hiele, tahapan anak belajar geometri ada lima, yaitu :

 Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan,
tetapi ia belum mampu mengetahui adanya sifat sifat dari bangun geometri yang dilihatnya
itu. Contoh : anak telah mengenal segitiga, bola, kubus,dan semacamnya tetapi ia belu
mengetahui sifat sifat segitiga, bola, kubus dan semacamnya itu.
 Analisis
Pada tahap analisis, siswa sudah mulai mengenal sifat sifat yang dimiliki bangun geometri
yang diamati. Contoh :siswa telah mengenal sifat sifat persegi panjang bahwa dua sisi yang
berhadapan sejajar dan sama panjang. Namun pada tahap ini siswa belum mampu
mengetahui hubungan antara konsep konsep.
 Pengurutan
Pada tahap ketiga ini, siswa sudah mengenal dan memahami sifat sifat satu bangun geometri
serta sudah dapat mengurutkan bangun bangun geometri yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan. Contoh : ia telah mengenal bujursangkar itu adalah jajargenjang, bahwa
jajargenjang itu trapesium
 Deduksi
Pada tahap ini, siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik
kesimpulan secara umum dan menuju ke hal hal yang bersifat khusus
 Akurasi
Pada tahap kelima ini, siswa sudah mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip prinsip
dasar yang melandasi suatu pembuktian

2. A) sifat sifat operasi hitung penjumlahan pada bilangan cacah

 Tertutup
Jumlah setiap dua bilangan cacah sembarang adalah bilangan cacah pula, maka dikatakan
bahwa bilangan cacah itu tertutup di bawah penjumlahan
 Pertukaran
Setiap dua bilangan cacah sembarang bila di jumlahkan, letaknya selalu dapat dipertukarkan.

B) sifat sifat operasi hitung perkalian pada bilangan cacah

 Tertutup
Hasil kali sembarang 2 bilangan cacah adalah bilangan cacah, maka pengerjaan kali atau
perkalian itu tertutup dalam himpunan bilangan cacah
 Pertukaran
Sembarang dua bilangan cacah bila dikalikan hasilnya tidak berubah seandainya letak kedua
bilangan itu dipertukarkan, maka dari itu perkalian dalam himpunan bilangan cacah
memenuhi sifat pertukaran
 Pengelompokkan
Setiap 3 bilangan cacah sembarang hasil kalinya tidak berubah bila 2 bilangan pertama atau
2 bilangan terakhir dikalikan terlebih dahulu, maka perkalian dalam himpunan bilangan
cacah memenuhi sifat pengelompokkan
 Distributif
Setiap bilangan cacah sembarang a, b dan c berlaku bahwa a x ( b x c ) = ( a x b ) + ( a x c ),
maka dikatakan dalam himpunan bilangan cacah perkalian terhadap penjumlahan
memenuhi sifat distributif atau sifat penyebaran
 Sifat bilangan satu dan nol
Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 1 adalah tetap, dan hasil kali setiap bilangan cacah
dengan 0 adalah 0

3. diketahui : 3 bilangan, bila jumlah bilangan pertama ditambah dua kali bilangan kedua, ditambah
tiga kali bilangan ketiga adalah 200

Ditanya : tentukan 3 bilangan tersebut

Jawaban : a + ( 2 x b ) + ( 3 x c ) = 200

Bisa jadi 20 + ( 2 x 30 ) + ( 3 x 40 ) = 200

20 + 60 + 120 = 200

Maka => bilangan pertama 20, bilangan ke dua 30 dan bilangan ketiga 40

Anda mungkin juga menyukai