TAHUN 2016
JUDUL PTK:
ALAT PERAGA MENARA HANOI SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN MASALAH
DALAM MATERI POKOK POLA BILANGAN MATEMATIKA KELAS IX MTS
DARUSSAADAH
Oleh:
(Wita Muliana S.Pd.I)
MTs Darussaadah
Jalan Pangkalan Berandan Dusun IV Desa Sei-Siur Kecamatan Pangkalan Susu
Kabupaten Langkat
Tahun2016
HALAMAN PENGESAHAN
1
2.
Profil
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat dan Golongan/ruang
d. Nomor KTP
e. Nama Sekolah
f. Alamat Sekolah
g. Nomor Hp
h. e-mail address
3. Pendanaan
a. Sumber dari Puslitjakdikbud
b. Sumber lain .........................
Rp.12.000.000
Rp. -
Guru
H.Akhmad Shabri Lc
strateginya
untuk
membuat
atau
merumuskan,
menafsirkan,
serta
yang dapat digunakan oleh guru adalah menggunakan model benda nyata yang berfungsi
untuk mengurangi keabstrakan materi matematika, salah satunya adalah menggunakan
media alat peraga matematika. Melalui teknik pengembangan penggunaan perangkat media
pembelajaran tersebut diharapkan materi pelajaran matematika yang diterima peserta didik
menjadi semakin menarik, lebih kongkrit, sehingga dapat mengatasi keterbatasan ruang
dan waktu, lingkup pengamatan dan pemahaman peserta didik menjadi semakin terfokus.
Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa alat
peraga terhadap upaya pemecahan masalah yang berimplikasi pada hasil belajar peserta
didik, serta untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mengembangkan ide-ide
pengajaran dengan menggunakan alat peraga.
Alat peraga sebagai saluran komunikasi atau perantara yang digunakan untuk
membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Alat
peraga dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. Alat peraga sangat
diperlukan dalam pembelajaran, karena alat peraga merupakan sebuah media konkrit yang
sangat membantu dan mempermudah siswa meskipun tingkat intelegensi dan bakat siswa
tinggi. Oleh sebab itu, akan membuat siswa lebih cepat sampai pada ide yang sedang
dijelaskan, dibandingkan dengan tanpa menggunakan media alat peraga. Namun demikian,
dalam membuat alat peraga hendaklah disesuaikan dengan materi yang diajarkan agar
siswa lebih mudah memahami materi tersebut, serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Alat peraga menggunakan menara Hanoi adalah salah satu manipulasi yang
memudahkan siswa dalam menentukan suatu pola bilangan2. Dengan belajar pola bilangan,
banyak pola-pola lain yang dapat kita temukan dan dapat kita formulasikan ke dalam
matematika. Dengan mempelajari pola bilangan, siswa nantinya akan lebih mudah
menjumlahkan sebanyak bilangan dengan cara cepat dan tepat, sekaligus dapat menerima
materi pembelajaran selanjutnya dengan baik. Mengerti tentang pola bilangan adalah dasar
untuk mempelajari matematika yang akan membantu siswa memahami matematika dengan
lebih mudah. Karena dengan memahami pola bilangan, siswa akan bisa melihat dan
mengerti cara berfikir dan bekerja sama. Ketika mempelajari matematika, siswa tidak
dapat melepaskan diri dari pola bilangan karena hampir semua unsur dalam matematika
berhubungan dengan pola bilangan. Salah satu materi matematika yang berhubungan
dengan pola bilangan yaitu seperti pada materi peluang kejadian, dan induksi matematika.
Dengan alat peraga ini siswa di bimbing untuk dapat menemukan sendiri rumus
pola bilangan. Sehingga siswa tidak langsung menerima rumus yang diberikan oleh guru,
melainkan dengan penggunaan alat peraga ini siswa berusaha menemukan rumus pola
bilangan tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru bidang studi
Matematika dan beberapa siswa kelas IX di MTs Darussaadah , ternyata masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami konsep pola bilangan. Oleh karena itu,
penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang bagaimana cara menyajikan bahan yang tepat
dan menarik, khususnya pada materi pola bilangan yang bertujuan agar siswa dapat
memahami dan terampil menggunakan pola bilangan, sekaligus sebagai upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang berimplikasi pada hasil belajar
siswa dalam materi pola bilangan.
Berdasarkan latar belakang di atas timbul keingintahuan tentang penerapan
berbagai alat peraga dalam pembelajaran khususnya alat peraga menara Hanoi yang
digunakan dalam pembelajaran Matematika. Sehingga menjadi sebuah judul yaitu : Alat
Peraga Menara Hanoi Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Dalam Materi Pokok Pola
Bilangan Kelas IX MTs Darussaadah .
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1
Apakah alat peraga menara Hanoi dapat digunakan sebagai upaya pemecahan
masalah dalam materi pokok pola bilangan bagi siswa kelas IX MTs
Darussaadah ?
Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga menara Hanoi pada materi pokok pola bilangan kelas IX
MTs Darussaadah ?
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini :
1 Untuk mengetahui apakah alat peraga menara Hanoi dapat digunakan sebagai upaya
pemecahan masalah pada meteri pokok pola bilangan bagi siswa kelas IX MTs
Darussaadah .
D Manfaat Penelitian
1. Guru
a) Dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat
mengetahui stategi pembelajaran yang tepat demi peningkatan pembelajaran
dikelas. Sehingga masalah yang dihadapi peneliti yang berhubungan dengan
materi pembelajaran siswa dapat terselesaikan.
b) Mengembangkan pembelajaran matematika yang kreatif dan inovatif dengan
menggunakan alat peraga menara Hanoi.
c) Peneliti dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut dan lebih bermanfaat
sehingga mengenal keragaman pembelajaran yang lebih bervariasi untuk
mengatasi kebosanan siswa terhadap cara pembelajaran yang monoton.
2. Siswa
a) Siswa berusaha menemukan sendiri rumus pola bilangan dengan menggunakan
alat peraga menara Hanoi sekaligus dapat
hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkrit
sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa6.
1. Fungsi dan Manfaat Alat peraga
Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran merupakan salah satu cara
menarik perhatian, minat dan motivasi belajar siswa. Ada empat fungsi alat peraga dalam
pembelajaran7, yaitu :
a.Fungsi Atensi
b. Fungsi Afektif
c.Fungsi kognitif
d. Fungsi kompensatoris
Manfaat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, antara lain:
1) Mempermudah abstraksi
2) Memperbaiki atau meningkatkan penguasaan konsep secara fakta
3) Memberikan motivasi pada siswa melalui seni matematika
4) Memberikan variasi dalam pembelajaran
5) Meningkatkan efisiensi waktu
6) Menunjang kegiatan matematika di luar kelas
7) Konsep-konsep abstak yang tersajikan dalam bentuk konkret
8) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.8
C. Pemecahan Masalah
1. Konsep Pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu aktivitas intelektual yang sangat tinggi.
Sebab dalam pemecahan masalah siswa harus dapat menyelesaikan dan menggunakan
aturan-aturan yang telah dipelajari untuk membuat rumusan masalah. Aktivitas mental
6 Ibid, hal. 3
7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 23
8 https://sites.google.com/site/petunjuk-penggunaan-alat-peraga. diakses tgl
15 desember 2011.
yang dapat dijangkau dalam pemecahan masalah antara lain adalah mengingat,
mengenal, menjelaskan, membedakan, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi9.
Pemecahan masalah juga diartikan sebagai suatu kegiatan manusia yang
mengaplikasikan konsep-konsep dan aturan-aturan yang diperoleh sebelumnya. Lebih
lanjut diungkapkan bahwa bila seorang siswa memecahkan masalah, secara tidak
langsung terlibat dalam perilaku berpikir10.
Dalam masalah matematika terbagi atas dua macam, yaitu masalah rutin dan
masalah tidak rutin. Masalah rutin adalah suatu masalah yang semata-mata hanya
merupakan latihan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan beberapa perintah atau
algoritma, misalnya operasi perhitungan bilangan bulat. Langkah-langkah penyelesaian
yang harus dilakukan sudah jelas dan secara umum siswa tahu bagaimana
menghitungnya. Sedangkan masalah tidak rutin lebih bersifat menantang dan diperlukan
kemampuan kreativitas dari pemecah masalah. Masalah yang tidak rutin muncul ketika
pemecah masalah mempunyai suatu masalah tetapi tidak segera mengetahui bagaimana
memecahkannya. Biasanya berbentuk soal cerita yang memerlukan daya berfikir siswa
untuk menemukan pola penyelesaiannya. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
berbentuk cerita ini yaitu karena terlebih dahulu mereka harus memahami masalahnya,
kemudian menentukan cara penyelesaiannya. Aspek-aspek yang dinilai dalam
pembelajaran salah satunya adalah pemecahan masalah. Pembelajaran melalui
pemecahan
masalah
memungkinkan
siswa
membangun
atau
mengkonstruksi
10
11
h. Berfikir Logis
i. Bergerak dari Belakang
j. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
4. Indikator Pemecahan Masalah
Siswa yang terbiasa memecahkan masalah akan meningkatkan potensi
intelektualnya, dan rasa percaya dirinya. Sehingga siswa tidak akan takut dan ragu ketika
dihadapkan pada masalah lainnya. Ada beberapa indikator dalam pemecahan masalah
matematika antara lain :
a. Mengidentifikasi unsurunsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur
yang diperlukan.
b. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah
baru) dalam atau luar matematika.
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil permasalahan menggunakan matematika
secara bermakna13.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Pola Barisan Bilangan
Pola adalah sebuah susunan yang mempunyai bentuk yang teratur dari bentuk
yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan bilangan adalah sesuatu yang digunakan
untuk menunjukkan kuantitas (banyak, sedikit) dan ukuran (berat, ringan, panjang,
pendek, luas) suatu objek. Bilangan ditunjukkan dengan suatu tanda atau lambang yang
disebut angka. Dalam beberapa kasus sering kita temui sebuah bilangan yang tersusun
dari bilangan lain yang mempunyai pola tertentu, maka yang demikian itu disebut pola
bilangan14.
Ada beberapa hal yang menjelaskan pentingnya belajar pola bilangan, antara lain
yaitu :
a) Menumbuhkan kemampuan matematika, diantaranya konsep, ketrampilan prosedur
dan strategi.
13 U. Sumarmo, Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematika Dengan
Kemampuan Penalaran Logik a Siswa Dan Beberapa Unsur Proses Belajar
Mengajar, Bandung : 1987, h.32
14 Mochmmad Nurdin, dkk. Matematika untuk SLTP kelas 3. Jakarta : Remaja
Rosdakarya. 1999, h . 120.
12
b) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk menemukan hal-hal yang baru dari konsep
yang diberikan.
c) Membantu siswa membedakan lambang pada pelajaran matematika.
E. Alat Peraga Menara Hanoi dan Kegunaannya
Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran merupakan salah satu cara menarik
perhatian dan minat belajar siswa. Sebab, menggunakan alat peraga menara Hanoi ini
memiliki beberapa manfaat15, antara lain :
1. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving)
2. Menemukan barisan bilangan dengan cara bermain
3. Menemukan rumus pola bilangan
Menara Hanoi merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika dan merupakan salah satu diantara berbagai teka-teki dalam
matematika. Teka-teki menara Hanoi ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika
Perancis di tahun 1883. Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang candi
Indian atau menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya
terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk memindahkan
cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan. Belum diketahui dengan
jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri16.
Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada salah satu
tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang
terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil. Kemudian Dewa Brahma
memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping emas itu dengan aturan
yaitu setiap perpindahan hanya boleh memindah 1 cakram dan cakram yang besar tidak
boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa
dunia akan berakhir jika para pendeta tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram. Dan
untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan para pendeta menyelesaikan 64 cakram
itu, siswa dapat menyelidiki dengan menggunakan alat peraga menara hanoi, tetapi
sebelumnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu aturan permainannya.
15 https://sites.google.com/petunjuk-penggunaan-alat-peraga, diakses tgl 15
oktober 2011
16 http://id.wikipedia.org/wiki/Menara Hanoi, diakses tanggal 12 november
2011
13
Dalam menggunakan menara Hanoi ini guru harus menjelaskan terlebih dahulu
langkah-langkah permainannya, agar permainan ini dapat berjalan efektif dan efisien serta
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sekaligus isi materi yang ingin
disampaikan dapat dipahami oleh siswa.
1. Cara Membuat Alat Peraga Menara Hanoi
a) Lempengan berbentuk lingkaran dapat terbuat dari triplek, kayu, karton / gabus
dengan diberi lubang pada pusatnya.
b) Ukuran lempeng lempeng tersebut bervariasi dari ukuran yang terkecil hingga
yang terbesar
c) Sebuah lebaran triplek papan yang memuat tiga tiang sebagai tempat
memasukkan lempengan lempengan.
d) Buatlah tanda bahwa tiang ke-1 sebagai tiang awal, tiang ke-2 sebagai tiang
singgahan, dan tiang ke-3 sebagai tiang tujuan.
2. Aturan permainan
Cara permainan alat peraga menara Hanoi adalah memindahkan susunan cakram
dari tiang 1 (asal), ke tiang 2 (singgahan), atau ketiang 3 (tujuan).
Aturan permainan alat peraga menara Hanoi antara lain, yaitu :
a. Setiap kali memindah hanya diperbolehkan mengangkat satu cakram.
b. Cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas yang lebih kecil.
14
Deret n
Banyak Langkah
Jumlah
Dugaan
Cakram
1
bilangan ganjil
1
1+3
1+3+5
1+3+5+7
1 + 3 + 5 + 7 + + (2n 1)
Perpindahan
1
3
7
15
.
Deret
1
4
9
16
.
pola
1x1
2x2
3x3
4x4
nxn
2
3
4
N
Banyak
Deret n bilangan genap
Langkah
2
2+4
2+4+6
2+4+6+8
2 + 4 + 6 + 8 + + 2n
Perpindahan
1
3
7
15
.
Jumlah
Dugaan
Deret
pola
2
6
12
20
.
2x1
3x2
4x3
5x4
n( n + 1)
15
Banyak
.
.
N
.
2n-1
Dari kegiatan tersebut terbuktilah, bahwa menara Hanoi dapat digunakan dalam
pembelajaran pola bilangan. Dan dengan menggunakan alat peraga menara Hanoi kita
dapat menemukan rumus pola bilangan dalam matematika. Sekaligus, kita dapat
menemukan jawaban dari legenda menara Hanoi.
Alat peraga menara hanoi dalam pembelajaran matematika di MTs dapat
dimanfaatkan sebagai upaya pemecahan masalah pada materi pokok pola bilangan.
Selain itu alat peraga ini untuk menstimulasi siswa menganalisis masalah dan mengatur
strategi untuk menyelesaikan masalah, khususnya masalah tidak rutin (cerita). Cerita
legenda menara Hanoi dapat dijadikan sebagai motivasi untuk siswa. Siswa diminta
untuk merumuskan banyak langkah perpindahan minimal untuk n cakram lalu
menghitung perkiraan waktu yang diperlukan pendeta untuk memindahkan ke-64 cakram
emas tersebut pada tiang tujuan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
menetapkan pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan peneliti
memilih jenis penelitian PTK yaitu sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan mutu pembelajaran siswa, meningkatkan kualitas dalam penggunaaan
media, dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas prosedur dan evaluasi yang di
pergunakan untuk mengukur proses hasil belajar. Peneliti merupakan instrumen utama
dalam penelitian. Peneliti bertindak sebagai perancang, pelaksana, pengumpul data dan
penganalisa data, penarik kesimpulan dan pembuat laporan penelitian. Peneliti dibantu oleh
dua orang rekan sejawat sebagai observer. Peneliti dan dua rekan sejawat terlibat langsung
dalam proses penelitian sejak perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
16
yaitu
masih
banyak
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal berbentuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pola
bilangan.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian ini dilakukan dari tahun 2016 di semester II.
Dikarenakan pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan alat peraga menara hanoi
pada materi pola bilangan dan deret aritmetika.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua jenis :
1.
Data kuantitatif, diperoleh dari dokumentasi hasil belajar siswa yang dan nilai tes
2.
ketentuan 1 siswa yang berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa
berkemampuan rendah. Pemilihan subyek wawancara berdasarkan rekomendasi dari guru
matematika yang lebih banyak mengetahui keadaan siswa dan kemampuan matematika
siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Darussaadah
Kabupaten Langkat.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data di lapangan, maka peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dalam penelitian sebagai berikut :
a.Observasi
b. Wawancara
c.Tes
d. Alat-alat wawancara
Adapun instrumen tes yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu berupa soal
sebanyak 8 soal bentuk uraian, dengan sistem penskoran. Soal yang diberikan adalah soal
cerita yang berbentuk pemecahan masalah. Soal ini diberikan untuk melihat kemampuan
siswa dalam menyelesaikan dan melakukan pemecahan masalah. Sebelum soal tes
17
digunakan sebagai instrumen pengumpulan data maka dilakukan uji coba terlebih dahulu,
untuk mengetahui soal tersebut valid atau tidak.
E. Teknik Analisis Data
Hasil pembelajaran meliputi hasil penelitian dari tes yang diperoleh pada penelitian
tindakan kelas pada tiap siklus yang telah dilakukan. Data berupa hasil tes diklasifikasikan
sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif, yakni dengan
membandingkan nilai tes antar siklus. Yang dianalisis adalah hasil nilai tes siswa setelah
menggunakan alat peraga menara Hanoi. Jika hasil belajar siswa meningkat setelah
dilakukannya pembelajaran menggunakan alat peraga menara Hanoi, maka alat peraga
menara Hanoi dijadikan sebagai salah satu alternatif upaya pemecahan masalah dalam
pembelajaran materi pola bilangan.
F. Langkah-Langkah Penelitian
Sesuai dengan gagasan peneliti maka rencana peneliti berupa prosedur kerja dalam
penelitian tindakan kelas yang akan ditempuh dalam 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai yang terdiri atas :
1. Perencanaan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat lembar pengamatan untuk melihat proses belajar mengajar
c. Merancang pembelajaran menggunakan alat peraga menara Hanoi
d. Menyiapkan instumen-instrumen lainnya, seperti dokumentasi, pedoman
wawancara dan lembar observasi. Antara lain :
2. Pelaksanaan tindakan
a. Melaksanakan Penelitian
1) Melakukan uji validitas instrument dengan melakukan uji coba
2) Menghitung reliabilitas instrument
b. Memberikan pretes
Pretes dilaksanakan sebelum pembelajaran dilakukan. Pretes yang diujikan
pada kelas yang dijadikan sampel penelitian adalah materi tes yang telah disusun
sesuai dengan penyusunan persiapan materi pola bilangan.
c. Melaksanakan pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga menara Hanoi
pada materi pola bilangan. Pembelajaran pada pertemuan awal dilakukan dengan
menggunakan metode kelompok, untuk melihat tingkat kerjasama antar siswa
sekaligus untuk melatih keberanian siswa menyampaikan pendapatnya pada saat
18