Anda di halaman 1dari 19

1

PROPOSAL PENELITIAN

FUNGSI AKSIOMA DALAM SISTEM MATEMATIKA DAN


PENERAPANNYA

Laras Kinanti Mutiara Putri

19030214044

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

2019
2

FUNGSI AKSIOMA DALAM SISTEM MATEMATIKA DAN


PENERAPANNYA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Luchins (Erman Suherman, 2001),


matematika adalah ratu dari seluruh ilmu pengetahuan, dimana matematika hadir atau
tercipta sudah dari jaman dahulu kala digunakan untun membantu dalam kehidupan.
Dalam dunia pendidikan matematika merupakan aspek yang sangat penting.
Diperguruan tinggi matematika dipelajari untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai
calon pengajar ataupun calon ilmuan, untuk itu mahasiwapun harus tau tentang
sejarah dan filsafat matematika agar pengetahuan mahasiswa tentang matematika
tidak hanya sebatas kepada materi saja, akan tetapi asal usul, filsafat dan sejarahnya
mereka ketahui agar pengetahuan matematika mereka mendalam.

Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematika, kadang kala mereka


menemukan istilah 'aksioma' di buku-buku teksnya. Salah satu aksioma yang paling
dikenal adalah aksioma lapangan dalam mata kuliah bilangan real, yaitu:

Untuk semua bilangan real x, y, dan z berlaku:

1)  
2)  
3) sehingga , untuk setiap  
4) sehingga  
5)  
6)  
7) sehingga , dan  
3

8) sehingga  
9)  

Dan ada suatu ketika mereka menemukan istilah 'postulat'. Contoh postulat
yang terkenal di matematika adalah postulat kesejajaran (sekarang sudah menjadi
teorema), yaitu

1) Jika ada sebuah garis dan sebuah titik diluar garis, maka paling sedikit
terdapat satu garis yang paralel terhadap garis tersebut yang melalui titik tersebut.
2) Jika kita mencari istilah Postulate di wikipedia, maka secara otomatis
wikipedia akan men-direct pencarian ke istilah Axiom.
Berdasarkan permasalahan yang telah diurai tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan kajian yang berjudul “Fungsi Aksioma dalam Sistem Matematika dan
Penerapannya”.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak
terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan
yang akan di angkat dalam penelitian ini.

Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana fungsi aksioma dalam matematika?

1.2.2 Bagaimana penerapan aksioma dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


4

1.3.1 Untuk mengetahui fungsi aksioma dalam matematika

1.3.2 Untuk mengetahui penerapan aksioma dalam kehidupan sehari- hari

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian


diatas, maka manfaaat penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat kontribusi inovatif dalam pelajaran matematika yang
berkaitan dengan materi aksioma selain itu dapat dijadikan bahan refleksi dan
perbaikan bagi pengembangan dan peningkatan hasil pencapaian tujuan pembelajaran
aksioma.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi siswa, diharapkan dapat mengatasi hambatan mereka dalam mempelajari


materi aksioma, terutama materi sistem aksioma, serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai sistem aksioma

2. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya serta memberikan
kontribusi bagi upaya peningkatan pemahaman terhadap materi Aksiomatika.

1.5 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian, maka


peneliti sangat perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud judul
penelitian “Fungsi Aksioma dalam Sistem Matematika dan Penerapannya”. Adapun
penjelasan sekaligus batasan-batasan adalah:

1.5.1 Aksioma
5

Berdasarkan Elea Tinggih (Erman Suherman, 2001), Aksioma adalah


pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil Pemula, sehingga
kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi. Aksioma yaitu sutu pernyataan yang
diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian.

1.5.2 Sistem Aksioma

James dan James (Erman Suherman, 2001), Sistem aksioma adalah sistem


penerapan dalam matematika dari berbagai metode logika atas sekelompok unsur,
relasi, dan operasi. Dalam proses penalaran matematika, suatu rumus (teorema)
matematika terdiri dari beberapa hipotesis dan kesimpulan.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian ini akan mengkaji dari penelitian yang sudah pernah
dilakukan dan relavan yaitu :

Hasil penelitian Ulfa Hardinah Maulani (2016) yang berjudul “Sistem


Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika” mengungkapkan bahwa siswa dalam
proses dan hasil perhitungan fungsi invers dan penyeleseian dengan perlu
diadakannya program pengajaran khusus sebagai pengayaan, perlu ditinjau
kembalimdan dikembangkan system penilaian yang bersifat edukatif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan adalah


penjabaran fungsi dan bentuk penerapan yang dilakukan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Aksioma dalam Matematika

Kata aksioma berasal dari Bahasa Yunani αξιωμα (axioma), yang berarti
dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya. Kata ini
6

berasal dari αξιοειν (axioein), yang berarti dianggap berharga, yang kemudian berasal
dari αξιος (axios), yang berarti berharga. Di antara banyak filsuf Yunani, suatu
aksioma adalah suatu pernyataan yang bisa dilihat kebenarannya tanpa perlu adanya
bukti.
Kata aksioma juga dimengerti dalam matematika. Akan tetapi, aksioma dalam
matematika bukan berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya. Melainkan,
suatu titik awal dari sistem logika. Misalnya, nama lain dari aksioma adalah postulat.
Suatu aksioma adalah basis dari sistem logika formal yang bersama-sama dengan
aturan inferensi mendefinisikan logika.
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil
Pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi. aksioma atau pernyataan
pangkal adalah pernyataan yang kita sepakati kebenarannya."
agar suatu kumpulan aksioma dapat merupakan suatu sisten diperlukan syarat-syarat
yang penting. syarat-syarat yang penting itu adalah (1) konsiste (taat asas), (2)
independen, (3) lengkap, dan (4) ekonomi.
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil
Pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi. Aksioma yaitu sutu
pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan
pembuktian.
Contoh aksioma :
1) Melalui dua titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
2) Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka garis
itu seluruhnya terletak pada bidang.
3) Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah bidang.
4) Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu tersebut.
2.2.2 Sistem Aksioma dalam Matematika
Sistem aksioma adalah sistem penerapan dalam matematika dari berbagai
metode logika atas sekelompok unsur, relasi, dan operasi. Dalam proses penalaran
7

matematika, suatu rumus (teorema) matematika terdiri dari beberapa hipotesis dan
kesimpulan.
Sejarah Sistem Aksiomatika

Euklides (Euclides; hidup sekitar abad ke-4 SM)


ialah matematikawan dari Alexandria, Mesir. Euklides dari Iskandariyah menulis
presentasi aksioma yang pertama pada geometri Euklides dan teori bilangan. Banyak
sistem aksiomatik yang dikembangkan pada abad ke-19. Metode matematis telah
berkembang secara baik dalam Mesir kuno, Babilonia, India, dan Cina.

Dalam bukunya yang berjudul Elemen, ia - sebagai bapak geometri -


mengemukakan teori bilangan dan geometri. Menurutnya satu hal yang paling
penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian teorema-teorema geometri tak
diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan deduksi logis
menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.

Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia


menyatakan aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil
tentang geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma
Euclides adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis lurus
tersebut melewati dua titik". Buku-buku karangannya menjadi hasil karya yang
sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri.

Aksioma diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

1) Material artinya unsur-unsur dan relasi-relasi yang terdapat


dalam aksioma dikaitkan langsung dengan realitas atau materi tertentu yang
dianggap sudah diketahui.

2) Formal artinya unsur-unsur yang dikosongkan dari arti,


tetapi masih memungkinkan adanya unsur atau relasi yang dinyatakan dengan
8

bahasa biasa, antara lain masih bermaknanya kata “atau”, “dan”, dan sebagainya
dalam logika.

3) Diformalkan artinya semua unsur termasuk tanda logika


dikosongkan dari makna, sedemikian sehingga semua unsur diperlakukan sebagai
simbol belaka.

Aksioma terdiri dari 2 macam yaitu :

a) Istilah tak terdefinisi, merupakan istilah dasar (primitif) yang digunakan untuk
membangun istilah lain, arti istilahnya sendiri tidak didefinisikan, tetapi
dideskripsikan. Contohnya, pada sistem matematika tertentu, dikenal istilah tak
terdifinisi seperti himpunan, titik, garis, dan bidang.
b) Istilah terdefinisi, merupakan istilah yang digunakan dalam sistem, bukan istilah
dasar, dan dirumuskan dari istilah dasar sehingga mempunyai arti tertentu dan
perumusannya menjadi suatu pernyataan yang benar. Dalam suatu definisi jika
berarti jika dan hanya jika. Suatu definisi yang baik mempunyai ciri berikut.

a) Jelas, tepat, dan mempunyai satu makna.

b) Hanya menggunakan istilah dasar atau yang telah ada sebelumnya.

c) Konsisten, dalam setiap kasus mempunyai arti yang sama.

d) Jangkauannya cukup luas untuk dapat memuat sebanyak mungkin objek dari
sistem.

Aksioma atau Postulat, adalah suatu pernyataan yang diandaikan benar pada
suatu sistem dan diterima tanpa pembuktian. Aksioma hanya memuat istilah dasar
dan istilah terdefinisi, tidak berdiri sendiri, dan tidak diuji kebenarannya. Sekelompok
aksioma dalam suatu sistem harus konsisten, dapat membangun sistem tersebut, dan
tidak saling bertentangan.
9

1) Teorema, adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika


dan dibuktikan. Suatu teorema terdiri dari beberapa hipotesis dan kesimpulan, yang
dapat dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar, istilah terdefinisi, aksioma, dan
pernyataan benar lainnya.

Adapun struktur dan sistem dalam Matematika yaitu :

2) Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang terkait satu sama lainnya
dan mempunyai tujuan tertentu.
3) Struktur adalah suatu sistem yang didalamnya memuat atau diperhatikan
adanya hubungan yang hierarkis (berjenjang).
4) Sistem: Sekumpulan Unsur atau elemen yang terkait satu sama lainnya dan
mempunyai tujuan tertentu. Struktur Matematika dinamakan struktur yang deduktif -
aksiomatik.

2.2.3 Pernyataan (Proposisi)

Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika.


Hanya kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran.
Kalimat tersebut dinamakan proposisi(preposition).

Sebuah proposisi(proposition) atau statement ialah sebuah kalimat deklaratif


yang memiliki tepat satu nilai kebenaran, yaitu:”Benar”(B) atau ”Salah”(S).

Kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dianggap sebagai pernyataan.


Berikut ini adalah beberapa contoh proposisi :
1) 1 + 2 = 3
2) Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
3) 6 adalah bilangan prima
4) Warna bendera RI adalah biru dan merah
10

Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat proposisi karena dapat diketahui


benar/salahnya. Kalimat (a) dan (b) bernilai benar, sedangkan kalimat (c) dan (d)
bernilai salah.
Kalimat-kalimat berikut bukan pernyataan :
1) x + 2 = 10.
2) Minumlah sirup ini dua kali sehari.
3) Alangkah cantiknya gadis itu!
2.2.4 Kebenaran Matematika dalam Sains Empiris
Tiga term primitif Peano adalah ’0′, ‘bilangan’, dan ‘pengikut’, dapat
diinterpretasikan dengan makna biasa dengan banyak cara. Misalnya, primitif
‘bilangan’ diartikan bilangan alam 0, 1, 2, 3, … Primitif dalam makna biasa ini
didefinisikan melalui konsep-konsep logika (ada 4 konsep pokok). Ternyata aksioma-
aksioma Peano, melalui deduksi, menjadi proposisi-proposisi. Selanjutnya jika perlu
diteruskan dengan membuat definisi-definisi non-primitif melalui prinsip-prinsip
logika. Dengan cara ini seluruh teori matematika dapat dideduksi dengan
menggunakan konsep-konsep logika dan jika diperlukan ditambahkan ‘aksioma
pilihan’ dan ‘aksioma infinit’. Dari kenyataan ini maka timbullah pemikiran bahwa
matematika adalah cabang logika. Akibat selanjutnya ialah bahwa kebenaran
matematika terletak pada definisi-definisi itu. Inilah letak kebenaran aksioma Peano
dalam makna biasa. Berbeda dengan teori geometri, geometri dipandang sebagai studi
tentang struktur ruang fisik, maka primitif-primitifnya harus dibangun dengan
mengacu pada entitas fisik jenis tertentu. Jadi, dengan demikian kebenaran teori
geometri dalam interpretasi ini terletak pada persoalan empiris.
Tentang kegunaan matematika dalam sains empiris, harus dilihat dengan
telaah lebih mendalam. Sebagian terbesar perkembangan sains empiris (IPA dan IPS)
telah diperoleh melalui penerapan terus menerus proposisi-proposisi matematika.
Akan tetapi perlu diingat, bahwa fungsi matematika di sini bukan memprediksi,
melainkan sebagai analisis atau ekspliaktif. Matematika membuka asumsi-asumsi
secara eksplisit atau membuka asersi-asersi yang termuat dalam premis-premis
11

argumen. Matematika membuka data, yakni, mana yang diketahui dan mana yang
dipersoalkan. Jadi, penalaran matematis dan logis adalah teknik konseptual membuka
perangkat premis-premis yang implisit menjadi premis-premis yang eksplisit.
2.2.5 Landasan dan Paradoks dalam Matematika
Krisis landasan dalam matematika selalu diawali dengan munculnya paradoks
atau antinomi dalam matematika.
Krisis I.
Pada abad ke-5 SM, muncul paradoks bahwa ukuran sama jenis (dalam
geometri) adalah proporsional. Konsekuensi dari paradoks ini menjadikan semua
‘teori proporsi’ model Pythagoras dicoret dan dinyatakan salah. Krisis ini tidak segera
di atasi dan baru sekitar 500 tahun kemudian oleh Eudoxus dengan penemuannya
bilangan rasional pada tahun 370 SM.
Krisis II.
Pada abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus. Hasil ini sangat
diagungkan karena penerapannya yang gemilang, dengan konsepnya ‘infinitesial’.
Malangnya, hasil-hasil penerapannya justru digunakan untuk menjelaskan
landasannya. Krisis ini dapat diatasi pada abad ke-19 oleh Cauchy dengan
memperbaiki konsep kalkulus melalui konsep ‘limit’. Dengan aritmetisasi oleh
Wierstrass, krisis landasan II telah diatasi.
Abad ke-19 Cantor menemukan teori himpunan. Teori ini disambut antusias
oleh para matematikawan dan teori himpunan telah menjadi landasan cabang-cabang
matematika. Burali Forti, Bertrand Russel mengajukan paradoks-paradoks dalam
teori himpunan. Misalnya H = {x | x H}, yakni, H adalah himpunan semua x
sedemikian sehingga x H. Sampai sekarang krisis belum dapat diatasi. Melalui filsafat
(yang selalu mencari sesuatu yang hakiki) dilakukan program-program mengatasi
krisis. Ada tiga kelompok besar yang ingin mengatasi krisis ini, yang memunculkan
tiga aliran: logistis, formalis, dan intuisionis.
Macam-macam Aliran dalam Membangun Landasan Krisis landasan
matematika, terutama yang berlandaskan teori himpunan dan logika formal, memaksa
12

para matematikawan mencari landasan filsafat yang ingin mengonstruksi seluruh


massa matematika yang besar, sehingga dapat diperoleh landasan yang kokoh.
Mereka terpecah ke dalam tiga aliran besar filsafat matematika: logistis, intuisionis,
dan formalis.
Kaum logistis dengan pimpinan Bertrand Russell dan Whitehead,
menganggap bahwa sebagai konsekuensi dari programnya, matematika adalah cabang
dari logika. Oleh karena itu, seluruh matematika sejak zaman kuno perlu dikonstruksi
kembali ke dalam term-term logika. Hasil program ini adalah karya monumental
“Principia Mathematica”. Dalam buku ini hukum ‘excluded middle’ dan hukum
‘kontradiksi’ adalah ekuivalen. Kesulitan timbul salam usaha mereka merakit
beberapa metode kuno untuk menghilangkan aksioma reduksi yang tidak disukai.
Kaum intuisionis dengan pimpinan Brouwer, menganggap, sebagai
konsekuensi dari programnya, bahwa logika adalah cabang dari matematika.
Matematika haruslah dapat dikonstruksi seperti bilangan alam dalam sejumlah
langkah finit. Mereka menolak hukum ‘excluded middle’ jika akan diberlakukan
untuk langkah infinit. Heyting membangun perangkat logika-intuisionis dengan
lambang-lambang yang diciptakannya. Kesulitan yang timbul adalah berapa banyak
keberadaan matematika dapat dibangun tanpa tambahan (perangkat logika) yang
diperlukan.
Kaum formalis dengan pimpinan Hilbert menganggap bahwa matematika,
sebagai konsekuensi dari programnya, adalah sistem lambang formal tanpa makna.
Untuk mengonstruksi seluruh matematika yang telah ada, diperlukan ‘teori bukti’
untuk menjamin konsistensinya. Dengan lambang-lambang formal kaum formalis
menghasilkan karya monumentalnya “Grunlagen der Mathematik:”, jilid I dan II.
Malangnya, K. Godel, matematikawan Italia menunjukkan bahwa konsistensi suatu
perangkat aksioma karya Hilbert ‘tak dapat ditentukan’, bahkan sebelum buku Hilebrt
II diterbitkan.
John von Neumann (1903 – 1957)
13

John von Neumann termasuk salah satu matematikawan abad 20. Seperti
kebanyakan matematikawan yang lain ia pun berkontribusi penting baik dalam
matematika maupun dalam sains. Von Neumann khususnya tertarik pada permainan
strategi dan peluang. Jadi tidak mengejutkan apabila ia adalah salah seorang yang
membuka bidang matematika baru yang disebut game theory (teori permainan).
Dengan menggunakan peluang yang terlibat dalam peluang strategi dan ia membuat
strategi yang menghasilkan “pemenang” dalam permainan pembuatan keputusan,
teori permainan von Neumann dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam
ekonomi, sains, dan strategi militer.
Von Neumann dilahirkan di Budapest, Hongaria. Ketika berusia 6 tahun, ia
mampu melakukan operasi pembagian seperti 78.463.215: 49.673.235 di luar kepala.
Pada usia 8 tahun ia telah memperoleh master dalam kalkulus dan mempunyai trik
tertentu mengingat dalam sekali pandang terhadap nama, alamat, dan nomor telepon
dalam satu kolom buku telepon. Ketika berusia 23 tahun ia menulis sebuah buku
berjudul Mathematical Foundations of Quantum Mechanics, yang digunakan dalam
pengembangan energi atom.
Pada tahun 1930, von Neumann hijrah ke Amerika Serikat untuk memangku
jabatan guru besar dalam fisika-matematika pada Universitas Princeton. Ia menjadi
berminat dalam penggunaan komputer berskala besar dan ia salah satu pembangun
otak elektronik modern, yang disebut MANIAC (Mathematical Analyzer, Numerical
Integrator and Computer). Sebagai penasihat selama Perang Dunia II, ia memberi
kontribusi dalam mendisain senjata dan peluru nuklir.
Von Neumann mempunyai banyak minat intelektual, namun kebanggaan
terbesarnya adalah menyelesaikan masalah. Suatu ketika ia menjadi begitu berminat
adalah sebuah masalah ketika dalam perjalanan ia ingin menelepon istrinya untuk
mencari tahu mengapa ia melakukan perjalanan. Karena kemampuan von Neumann
menyelesaikan masalah, cakrawala matematis kita telah makin luas.
2.2.6 Geometri Aksiomatis dan Empiris
14

Geometri Aksiomatis Kebenaran hipotesis atau teorema dalam sains empiris


hanya untuk ‘sementara waktu’, atau ‘sampai ditemukan ketidakcocokannya dengan
data empiris baru’. Sebaliknya kebenaran dalam matematika, sekali dibangun ‘untuk
selama-lamanya’. Kebenaran matematika dapat dipahami melalui analisis metode
bagaimana matematika itu dibangun. Metode demikian adalah demonstrasi-matematis
yang terdiri dari deduksi logis dari aksioma atau suatu teorema yang dideduksi dari
teorema-teorema yang telah terlebih dahulu dibuktikan kebenarannya. Agar langkah
mundur ini tidak berkesudahan, maka harus ada proposisi yang diterima tanpa bukti,
yang disebut perangkat aksioma atau postulat.
Dalam geometri khususnya ternyata perangkat aksioma Euclid tidak cukup,
artinya ada teorema-teorema yang tidak dapat dibuktikan secara langsung melalui
deduksi logis postulat-postulatnya. Dalam buku Euclid, suatu teorema kadang-kadang
dibuktikan dengan menggunakan intuisi hubungan geometri, misalnya gambar dan
pengalaman dengan benda tegar. Ketidak-cukupan ini oleh Hilbert ditambah dengan
postulat ‘terletak’ dan ‘antara’. Postulat kesejajaran Euclid terbukti tidak dapat
dideduksi dari postulat-postulat lainnya. Hal ini menggelitik para pakar untuk
‘mengganti’ postulat ini dengan postulat yang lain. Hasilnya, Lobachevsky dan
Bolyai menemukan geometri hiperbolik sedangkan Riemann menemukan geometri
eliptik, kedua-duanya dikategorikan sebagai geometri non-euclid.
Kepastian matematis dikatakan relatif terhadap perangkat aksioma yang
mendasarinya tempat diturunkannya suatu teorema, dan dikatakan perlu karena
teorema-teorema sebenarnya hanyalah secara implisit telah terkandung dalam
perangkat postulat itu. Oleh karena perangkat postulat tidak mengacu kepada data
empiris, maka sebagai konsekuensinya, teorema-teorema pun tidak mengacu kepada
data empiris. Dan Anda juga tahu bahwa kebenaran suatu aksioma adalah apriori,
sebuah kebenaran yang diperoleh dari kata-kata yang dikandungnya.
Geometri murni adalah geometri yang dikembangkan melalui metode formal
murni (aksiomatis). Geometri ini sama sekali tidak berkaitan dengan material fisik
khusus. Postulat-postulat ditetapkan dan teorema-teorema diperoleh melalui deduksi
15

logis menggunakan logika formal, dan analisis konsep, kosong dari arti.
Kebenarannya adalah persis (pasti dan perlu). Adanya nama-nama seperti titik, garis,
dan sebagainya. yang sama dengan nama-nama fisik hanyalah kebetulan saja.
Geometri dalam sejarah perkembangannya memang merupakan generalisasi
dari pengalaman empiris dalam berbagai praktik keteknikan sederhana. Oleh karena
itu, juga sering disebut sebagai teori struktur ruang fisik, atau geometri fisik.
Geometri fisik dapat diperoleh melalui interpretasi semantik, yakni, pemberian makna
khusus, designatum, kepada primitif-primitif yang harus memenuhi semua perangkat
aksioma dalam geometri murni. Akibatnya semua geometri murni menjadi teorema
yang bermakna – pernyataan fisik dan sepenuhnya terhadap teorema-teorema di
dalamnya dapat dimunculkan sifat benar-salah. Jadi interpretasi semantik kepada
primitif ke dalam makna khusus ini akan mengubah geometri murni menjadi geometri
fisik. Term ‘segitiga’ adalah term dalam geometri murni, sedangkan term ‘daerah
segitiga’ adalah term dalam geometri fisik. Term-term ‘persegi kertas’, ‘persegi
kerangka’ adalah term-term dalam geometri fisik. Demikian pula luas daerah
lingkaran adalah kali kuadrat jari-jari adalah teorema dalam geometri fisik.
Jika geometri fisik digunakan menyelesaikan masalah yang terkait dengan
pengalaman sehari-hari dan kemudian ada ketidakcocokan, maka ketidakcocokan ini
harus dicari dari situasi fisiknya. Masalah ini dinamakan konvensi Poincare.
Penalarannya adalah sebagai berikut. Jika geometrik fisik G akan diuji kebenarannya,
maka pengujian itu tentu melibatkan benda (sains) tertentu P (misalnya pengukuran
atau observasi sistematik). Hasil ujinya adalah konfirmasi G-P, dan bukan hanya G
sendiri. Jika hasil amatan ternyata tidak cocok, maka yang perlu divalidasi adalah P
dan bukan G.
Apakah ruang fisik berstruktur euclid atau non-euclid, hanyalah masalah
konvensi saja. Poincare selalu mengambil geometri euclid sebagai struktur ruang
fisik, tetapi ketika Einstein mengambangkan teori relativitas umumnya, ia mengambil
geometri-eliptik (non-euclid) sebagai struktur ruang fisik.
III METODE PENELITIAN
16

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menerapkan kepustakaan/ library research yaitu


mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian
atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Atau telaah yang dilaksanakan
untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan
kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,


dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/ library research yaitu
mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian
atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Atau telaah yang dilaksanakan
untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan
kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian

1. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh
seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau
berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan. Dengan kata lain penulis
tersebut  bukan penemu teori. Adapun sumber data sekunder yang menjadi
pendukung adalah :

a) R. Soedjati, 1988. Pengantar Logika MatematikaI (non-aksiomatik), Depdikbud


Dirjen Dikti, Jakarta

b) Soedjati & Masriyah. 1988. Dasar-Dasar Matematika (Hand Out), Program


Pascasarjana

3.4 Teknik Pengumpulan Data


17

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer yaitu bahan-
bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang dimaksud.  Data yang
ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara:

1) Editing yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi
kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu dengan yang
lain.

2) Organizing yaitu mengorganisir data-data yang diperoleh dengan kerangka yang


sudah diperlukan.

3) Penemuan hasil penelitian yaitu melakukan analisis lanjutan terhadap hasil


pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan metode yang
telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang merupakan hasil
jawaban dari rumusan masalah.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam kajian pustaka (library research) ini adalah Analisis Isi
(content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi
suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Atau analisis isi adalah
suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru
(replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.

Adapun tahapan analisis isi yang di tempuh penulis adalah dengan langkah-
langkah :

1) Menentukan permasalahan.

2) Menyusun kerangka pemikiran.

3) Menyusun perangkat metodologi.

Yang terdiri dari rangkaian metode-metode yang mencakup


18

a) Menentukan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep.

b) Menentukan universe atau populasi yang akan diteliti serta bagaimana


pengambilan sampelnya.

c) Menentukan metode pengumpulan data dengan membuat cooding sheet.

d) Menentukan metode analisis.

e) Analisis data.

f) Interpretasi data.

DAFTAR RUJUKAN

R. Soedjati, 1988. Pengantar Logika MatematikaI (non-aksiomatik), Depdikbud


Dirjen Dikti, Jakarta

Soedjati & Masriyah. 1988. Dasar-Dasar Matematika (Hand Out), Program


Pascasarjana

Kneebone, G. T., Mathematical Logic and the Foundations of Mathematics. An


Introductory Survey. Mineola New York: Dover Publications, Inc

Mendelson, Elloot. 2009. Introduction to Mathematical Logic (Fifth Edition). New


York USA: Queens College Department of Mathematics Flusing.

Sibley, Thomas Q. 2009. The Foundations of Mathematics. United States of America:


John Wilwy & Sons, Inc.

Stoll R., 1963. Set Theory and Logic, Freeman & Co, San Fransisco.

Suppes P., 1957. Introduction to Logic, D. Van Nonstrand Co., Canada.

Andayani. (2015). Problem Dan Aksioma. Yogyakarta: Deepublish.


19

Maulani, Ulfa Hardinah. 2016. Sistem Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika.
(Daring). (https://www.scribd.com/document/330385950/Sistem-Aksioma-
Peano-Sebagai-Basis-Matematika). Diakses 8 November 2019 jam 03.24

Ganesis, Alexander. 2019. Aksioma : Pengertian, Syarat, Postulat, Proposisi,


Teorema dan Contohnya. (Daring). (https://materibelajar.co.id/aksioma/).
Diakses 9 November 2019 jam 23.12

Belladonae, Iefa. 2017. Term of Refernce Aksioma. (Daring).


(https://www.scribd.com/document/348395406/Term-of-Refernce-Aksioma).
Diakses 10 November 2019 jam 22.17

Azzahra, Devara. 2017. Aksioma Dan Proposisi Matematika. (Daring).


(https://www.scribd.com/document/338171875/Aksioma-Dan-Proposisi-
Matematika). Diakses 12 November 2019 jam 00.12

Septiano, Yofie Ceisar. 2018. Aksioma Kesejajaran. (Daring).


(https://www.scribd.com/document/374680309/aksioma-kesejajaran-1).
Diakses 15 November 2019 jam 01.23

Lia. 2016. Definisi Aksioma. (Daring).


(https://www.scribd.com/document/335240528/Definisi-aksioma). Diakses 18
November 2019 jam 02.40

Ibeng, Parta. 2019. Aksioma dan Teorema : Pengertian, Syarat, dan Contoh. (Daring).
(https://pendidikan.co.id/aksioma-dan-teorema-pengertian-syarat-dan-
contoh/). Diakses 20 November 2019 jam 19.09

Anda mungkin juga menyukai