Anda di halaman 1dari 5

Diskusi 3 Workshop Matematika.

Nama : Aniza Putri Nabila

NIM : 049448717

Soal !

1. Mengapa Tangga atau Balok Garis Bilangan dan Batang Cuesenaire dikatakan sebagai
alat peraga dalam pembelajaran matematika yang berhubungan dengan konsep
Hukum Kekekalan Panjang. Jelaskan!
2. Peragakanlah menggunakan Tangga atau Balok Garis Bilangan untuk menentukan
hasil dari operasi hitung -9 - (-12) dan 5 - (-7) ! Gunakan prinsip-prinsip yang
dijelaskan pada inisiasi 3.
3. Tunjukanlah dengan peragaan bahwa penggunaan alat peraga Batang Cuesenaire
dapat untuk memperlihatkan sifat komutatif perkalian. Misalnya 5 x 4 = 4 x 5
2 4
4. Peragakanlah perkalian pecahan berikut 3
x 5
= . . . dengan langkah-langkah yang
sesuai dengan yang dipaparkan pada modul 3 kegiatan belajar 2 dari BMP Workshop
Matematika

Jawaban :

1. Karena Tangga atau Balok Garis Bilangan dan Batang Cuesenaire sama-sama
menggunakan prinsip pengukuran panjang hal tersebut dipergunakan untuk
melakukan operasi hitung dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian). Oleh karena itu, alat ini termasuk ke dalam kelompok alat yang
berhubungan dengan konsep kekelan panjang.
Alat peraga ini juga termasuk dalam alat peraga yang tergolong mempunyai prinsip
kerja. Sementara itu, proses kerjanya berpedoman pada hukum kekekalan panjang,
bahwa panjang keseluruhan sama dengan panjang masing-masing bagian-bagiannya.
Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan operasi penjumlahan maupun
pengurangan dengan menggunakan alat ini adalah sebagai berikut :
a. Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada skala nol.
b. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian muka model menghadap
ke bilangan positif dan kemudian melangkahkan model tersebut ke skala yang
sesuai dengan besarnya bilangan pertama tersebut. Proses yang sama juga
dilakukan apabila bilangan pertamanya bertanda negatif.
c. Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung istilah maju
diartikan sebagai tambah (+), sedangkan jika model dilangkahkan mundur,
istilah mundur diartikan sebagai kurang (-).
d. Gerakan maju atau mundurnya model tergantung dari bilangan penambah dan
pengurangnya. Untuk gerakan maju, jika bilangan penambahnya merupakan
bilangan positif maka model bergerak maju ke arah bilangan positif, dan
sebaliknya jika bilangan penambahnya merupakan bilangan negatif, maka
model bergerak maju ke arah bilangan negatif. Untuk gerakan mundur,
apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif maka model
bergerak mundur dengan sisi muka model menghadap ke bilangan positif, dan
sebaliknya apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif, maka
model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangan negatif.

2. a. Untuk -9 - (-12) :

-9 - (-12) = -9 + 12
1. Tempatkan model pada skala nol dan menghadap ke bilangan negatif

2. Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu langkah maju dari angka 0
sebanyak 9 skala. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi
tersebut, yaitu negatif 9.

3. Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan positif, maka pada skala 9


tersebut posisi model harus kita hadapkan ke bilangan positif.

4. Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan, yaitu oleh


bilangan 12 berarti model tersebut harus dilang- kahkan maju dari angka 9
satu langkah demi satu langkah sebanyak 12 skala.

5. Posisi terakhir dari model pada langkah 4 di atas terletak pada skala 3, dan ini
menunjukkan hasil dari -9 - (-12) = -9 + 12. Jadi -9 + 12 = 3.

b. Untuk 5 - (-7) :

5 - (-7) = 5 + 7
1. Tempatkan model pada skala nol dan menghadap ke bilangan positif

2. Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu langkah maju dari angka 0
sebanyak 5 skala. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi
tersebut, yaitu positif 5.
3. Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan positif, maka pada skala 5
tersebut posisi model harus kita hadapkan ke bilangan positif.

4. Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan, yaitu oleh


bilangan 7 berarti model tersebut harus dilang- kahkan maju dari angka 5
satu langkah demi satu langkah sebanyak 7 skala.

5. Posisi terakhir dari model pada langkah 4 di atas terletak pada skala 12, dan
ini menunjukkan hasil dari 5 - (-7) = 5 + 7. Jadi 5 + 7 = 12.

3. Untuk menunjukan keberlakuan sifat ini, cara yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut.
a. Ambil 5 batang cuisenaire yang berwarna ungu (U) yang mewakili nilai 4,
kemudian sambunglah kelima batang tersebut menurut panjangnya, Hal ini
menunjukan 5 x 4.

b. Tentukan suatu batang lain yang apabila diletakkan diatas kelima batang
yang menunjukan 5 x 4 sama panjangnya. Dalam hal ini, batang yang
dimaksud adalah 2 batang yang berwarna oranye (O). Batang O ini
menunjukkan hasil dari 5 x 4, yaitu 20.

c. Sekarang, ambil 4 batang cuisenaire yang lain yang berwarna kuning (K).
Batang K ini untuk mewakili nilai 5. Sambungkanlah keempat batang ini
menurut panjangnya. Hal ini menunjukkan pula hasil dari 4 x 5.

d. Tentukan kembali suatu batang lain yang apabila diletakkan di atas keempat
batang yang menunkjukan 4 x 5 sama panjangnya. Dalam hal ini, batang
yang dimaksud adalah dua batang yang berwarna oranye (O) juga. Batang O
ini menunjukkan pula hasil dari 4 x 5, yaitu 20.
e. Ternyata hasil 5 x 4 dan 4 x 5 ditunjukkan oleh dua batang warna yang sama,
yaitu oranye (O). Hal ini menunjukkan bahwa 5 x 4 = 4 x 5 (sifat komutatif
perkalian).

2 4
4. Misal bentuk perkalian yang akan kita peragakan adalah 3
x 5
, maka
langkah-langkah yang harus dijalankan adalah sebagai berikut.
2 4
a. Pasanglah peragaan bentuk pecahan 3
dan 5
.

2 4
b. Hasil dari 3
x 5
adalah suatu pecahan yang ditunjukkan oleh batang-batang
Cuisenaire dengan batas-batasnya adalah pecahan yang ada.

c. Selanjutnya, pembilang dan penyebut pecahan pada gambar disusun


panjangnya, maka hasilnya akan tampak seperti gambar berikut.

d. Agar kita dapat mengetahui nilai dari pecahan dari gambar di atas, maka
pembilangnya dapat diganti sebuah batang lain yang panjangnya sama.
Dalam hal ini, batang yang di maksud adalah batang yang berwarna cokelat,
sebab ungu + ungu = cokelat, sedangkan penyebutnya dapat diganti dengan
batang oranye dan kuning, sebab oranye + kuning = kuning + kuning +
kuning.
2 4
e. Jadi, hasil dari 3
x 5
diperlihatkan oleh batang cokelat sebagai pembilang
(bernilai 8) dan batang oranye dan kuning yang digabung sebagai penyebut
2 4 8
(bernilai 15), 3
x 5
= 15
.

Sumber referensi :
1. Materi inisiasi 3 - Alat peraga kekelan panjang
2. BMP PEMA4104 / MODUL 3 Kegiatan belajar 2

Anda mungkin juga menyukai