Anda di halaman 1dari 11

B. Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Matematika Kels V Sekolah Dasar 1.

Operasi Bilangan Bulat Positif dan Negatif Pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif dan positif biasanya anak mengalami kesulitan dalam melakukan pengoperasian bilangan bulat disebabkan anak kurang memahami konsep pengoperasian bilangan bulat yang berbentuk bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan garis bilangan Garis bilangan dapat digunakan untuk konsep bilangan bulat. Dengan menggunakan konsep garis bilngan kita harus mengetahui aturan-aturan yang akan digunakan, yaitu: 1) Posisi awal model selalu sejajar dengan nol (0) 2) Jika bilangan yang dioperasikan positif a > 0 maka arah model menghadap kearah positif (kanan) 3) Jika bilangan yang dioperasikan negatif a < 0 maka arah model menghadap kearah negatif (kiri) 4) Jika opersi penjumlahan (+) maka model bergerak maju kedepan 5) Jika operasi pengurangan (-) maka model bergerak mundur kebelakang a. Operasi Penjumlahan 1. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Misalnya: Untuk peragaan penjumlahan bilangan positif dengan negatif misalnya 3 + (5) =... dengan menggunakan garis bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Posisi awal model berdiri di nol (0) menghadap ke arah positif b) Melangkah sebesar bilangan pertama, yaitu 3

c) Kemudian dilihat bilangan kedua. Bilangan kedua negatif maka model berbalik kearah negatif (kiri) d) Karena operasinya penjumlahan (+) maka model maju lima langkah sebesar bilangan kedua. e) Posisi terakhir pada -2 yamh merupakan hasil penjumlahan 3 + (-5) = -2 2. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Misalnya : Untuk peragaan penjumlahan bilangan negatif dengan negatif misalnya (-3) + (-5) =... dengan menggunakan garis bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Posisi awal model berdidi di nol (0) menghadap ke arah negatif (kiri) b) Melangkah maju sesuai bilangan pertama, yaitu 3 c) Kemudian dilihat bilangan kedua, bilangan kedua negatif maka model tetap menghadap kearah negatif (kiri) d) Karena operasinya penjumlahan (+) maka model melangkah maju sebesar lima langkah sebesar bilangan kedua e) Posisi terakhir pada -8 yang merupakan hasil penjumlahan (-3) + (-5) = (-8) b. Operasi Pengurangan 1. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Misalnya : Untuk peragaan pengurangan bilangan positifdengan bilangan negatif misalnya 3 (-5) =... dengan menggunakan bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Posisi awal model berdiri di nol (0) menghadap ke arah positif (kanan) b) Melangkah sesuai bilangan pertama yaitu 3

c) Kemudian dilihat bilangan kedua, bilangan kedua negatif maka model kerbalik kearah negatif (kiri) d) Karena operasinya pengurangan (-) maka model melangkah mundur sebesar bilangan kedua yaitu 5 e) Posisi terakhir pada 8 merupakan hasil pengurangan 3 (-5) = 8 2. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif Misalnya : Untuk peragaan bilangan negatif dengan bilangan positif misalnya (-3) 5 =.... dengan menggunakan bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Posisi awal model menghadap kearah negatif (kiri) b) Melangkah maju sebesar bilangan pertama yaitu 3 c) Kemudian dilihat bilangan kedua, bilangan kedua positif maka model berbalik ke arah kanan d) Karena operasinya pengurang (-) maka model mundur sebesar bilangan kedua yaitu 5 e) Posisi terakhir pada (-8) yang merupa kan hasil pengurangan (-3) 5 = -8 3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Misalnya : Untuk peragaan bilangan negatif dengan bilangan negatif misalnya (-3) (-5) =.... dengan menggunakan bilangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Posisi awal model menghadap kearah negatif (kiri) b) Melangkah maju sebesar bilangan pertama yaitu 3 c) Kemudian dilihat bilangan kedua negatif maka model tetap menghadap kekiri

d) Karena operasinya pengurangan (-) maka model mundur kebelakang sebesar bilangan kedua yaitu (-5) e) Posisi terakhir pada 2 merupaka hasil pengurangan (-3) (-5) = 2 2. Operasi Hitung Satuan Waktu Pada operasi hitung satuan waktu, siswa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan satuan waktu karena kurang memahami konsep waktu. Apalagi waktu yang disajikan dalam notasi 24 jam Contoh operasi hitung satuan waktu adalah sebagai berikut : Perjalanan Surabaya-Semarang dengan bus membutuhkan waktu 7 jam 15 menit. Jika Putri berangkat dari Surabaya pukul 14.05, pukul berapa ia akan sampai di Semarang? Permasalahan di atas dapat kita selesaikan sebagai berikut. Putri berangkat pukul 14.05 Waktu perjalanan 7 jam 15 menit Pukul 14.05 + 7 jam 15 menit = . . . .

14.05 7.15 + 21.20 Sehingga pukul 14.05 + 7 jam 15 menit = 21.20. Jadi, Putri akan sampai di Semarang pada pukul 21.20. 3. Menghitung Luas Bangun Datar Sederhana (Trapesium dan Layang-layang) Permasalahan yang terjadi pada materi yang berhubungan dengan menentukan luas bangun datar sederhana (trapesium dan layang-layang) siswa kurang memahami rumus, karena guru sering menyaikan rumu s langsung pada siswa, tidak dengan cara siswa menemukan sendiri rumus untuk menghitung luas bangun datar sederhana dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Permasalahan ini dapat diatasi dengan pembelajaran yang konstektual, dimana siswa menemukan

sendiri rumus untuk mencari Luas Bangun Datar Sederhana dan dan juga dapat menggunakan strategi pembelajaran polya Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menemukan rumus untuk menghitung luas bangun datar (trapesium dan layang-layang). Sebelum menghitung luas trapesium, perhatikan dahulu bagian-bagian trapesium berikut ini!

AB disebut sebagai sisi alas trapesium DC disebut sebagai sisi atas trapesium DO disebut sebagai tinggi trapesium Sisi AB dan sisi DC adalah sisi-sisi yang sejajar. Sekarang, kita akan mencari luas trapesium. Langkah-langkah untuk mencari luas trapesium di atas adalah sebagai berikut :

Buatlah sebuah trapesium siku-siku dari kertas dengan tinggi t seperti pada gambar di atas.

Potonglah trapesium tersebut tepat di tengah tengah tinggi trapesium, sehingga didapat dua buah trapesium yang mempunyai tinggi 1/2 t.

Satukan kedua potongan trapesium tersebut sehingga menjadi sebuah persegi panjang dengan tinggi 1/2 t dan panjangnya adalah a + b.

Luas daerah persegi panjang sama dengan luas daerah trapesium, yaitu

Sehingga luas daerah trapesium dirumuskan:

Contoh soal : Hitunglah luas daerah trapesium berikut ini! Diketahui : Sisi atas = 8 dm Sisi alas = 12 dm Tinggi = 10 dm Ditanya : Jawab : Luas daerah trapesium ? L = 1/2 t (a + b) L = 1/2 10 dm (8 dm + 12 dm) L = 1/2 10 dm 20 dm

L = 1/2 200 dm2 L = 100 dm2 4. Menghitung Volume Kubus dan Balok a. Menghitung volume kubus Volume adalah ukuran yang menyatakan besaran isi suatu bangun ruang (ditulis V). Perhatikan gambar kubus berikut ini!

Tumpukan beberapa kubus satuan dapat membentuk kubus baru. Perhatikan!

Tumpukan dari kubus-kubus di samping membentuk suatu kubus baru. Alas kubus di samping terdiri atas 4 4 = 16 kubus satuan. Sedangkan tinggi kubus di samping adalah 4 kubus satuan. Sehingga kubus di samping terdiri dari 4 16 = 64 kubus satuan. Jadi volume kubus di samping adalah 64 kubus satuan . Volume kubus tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. Volume kubus = 4 4 4 = 64 kubus satuan. Jadi, volume kubus dapat dicari dengan cara menghitung Volume kubus = rusuk rusuk rusuk Apabila panjang rusuk-rusuk kubus dinyatakan dengan s maka volumenya: V=sss Contoh soal : Sebuah kubus mempunyai panjang rusuk 7 cm. Berapa volume kubus tersebut? Jawab :

Panjang rusuk kubus 7 cm. V=sss V = 7 cm 7 cm 7 cm V = 343 cm3 Jadi, volume kubus adalah 343 cm3. b. Menghitung Volume Balok Kubus dan balok sebenarnya tidak jauh berbeda. Jika pada kubus semua sisinya sama panjang sedangkan balok tidak semuanya sama panjang. Dengan demikian,kubus adalah balok yang istimewa (karena semua rusuknya sama panjang). Untuk mencari volume balok tidak berbeda dengan kubus. Perhatikan gambar susunan kubus satuan berikut ini! Alas balok di samping terdiri atas 6 4 = 24 kubus satuan. Sedangkan tinggi balok di samping adalah 4 kubus satuan. Sehingga balok di samping terdiri dari 4 24 = 96 kubus satuan. Jadi volume balok di samping adalah 6 4 4 = 96 kubus satuan. Volume balok dinyatakan dengan: V = panjang lebar tinggi Atau V=plt Contoh soal : Diketahui : panjang balok = 7 cm Lebar balok = 3 cm Tinggi balok = 4 cm Ditanya : hitunglah volume balok tersebut ! Jawab : V = p l t V = 7 cm 3 cm 4 cm

V = 84 cm 5. Menentukan Jaring-Jaring Berbagai Bangun Ruang Sederhanan Dalam pembeljaran matematikan tentang geometri siswa banyak mengalami masalah dalam menentukan jaring-jaring bangun ruang sederhana. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunkan metode Buat gambarnya (draw a picture) Buat gambarnya (draw a picture) Membuat gambar atau diagram dapat membantu siswa memecahkan masalah dunia nyata. Masalah dapat menemukan rumah seseorang atau suatu arah yang sangat komplit maka sebaiknya dibuatkan gambar atau diagramnya. Atau dalam menyusun sesuatu di ruang tidur atau di ruang apa saja di rumahmu maka siswa dapat ditugaskan membuat diagram atau gambar. Perlu dikatakan kepada siswa bahwa dalam menggunakan strategi gambar, gambar dibuat tidak perlu secara ditail. Berikut ini adalah sebuah contoh masalah yang penyelesaiannya dengan strategi buat sebuah gambar: Mayang ingin membuat sebuah kotak yang berbentuk kubus. Untuk membuat kotak tersebut, Mayang lebih dahulu harus membuat jaring-jaring kotak yang berbentuk jaring-jaring kubus. Mayang belum bisa mebuat jaring-jaring kubus tersebut. Cobalah kamu bantu Mayang membuat jaring-jaring kubus tersebut! Tentukan yang diketahui 1. Apa yang sedang dilakukan Mayang? Membuat kotak yang berbentuk kubus. 2. Apa yang harus dilakukan Mayang lebih dahulu untuk membuat kotak itu? Membuat jaring-jaring kotak tersebut. 3. Berbentuk apakah sisi kubus yang akan dibuat Mayang? Berbentuk persegi. 4. Untuk membuat sebuah kubus, berapa banyak persegi yang kita butuhkan? 6 5. Bagaimana cara kita merangkai keenam persegi tersebut sehingga dapat membentuk sebuah kubus. Merangkai 6 persegi tanpa ada yang lepas. 6. Apa yang kamu ketahui tentang jaring-jaring kubus? Rangkaian persegi yang jika direkatkan rusuk-rusuk akan membentuk kubus tanpa ada persegi yang tumpang tindih dan tidak ada yang bolong. Sedangkan 6 rangkaian yang tidak dapat dibuat kotak adalah jika direkatkan tidak dapat dibuat kotak karenan ada yang tumpang tindih dan ada yang bolong. 7. Apa pertanyaan yang akan kamu jawab? Bagaimana cara membuat kubus?

8. Tahukah kamu bagaimana bentuk jaring-jaring kubus? Pilih sebuah strategi Apa yang harus dilakukan Mayang mula-mula? Memperhatikan contoh kotak yang akan dibuatnya. Berapa banyak rangkaian persegi yang ada pada kotak? 6. Bagaiman bentuk rangkaian persegi yang dapat membentuk kotak? Perlukah kamu merancang rangkaian-rangkaian 6 persegi tersebut? Kalau membuat rancangan rangkaian persegi tersebut, pelukah kamu menggambarkan rancangankamu tersebut? Apakah dengan mengambarkan rancangan kamu tersebut dapat membantu kamu memudahkan kerja kamu? Nah, Sekarang gambarkan rangkaian-rangkaian persegi yang dapat membentuk kotak! Selesaikan masalahnya Mulailah mencoba merancang rangkaian-rangkaian persegi yang dapat dibuat menjadi sebuah kotak yang berbentuk kubus. Mulai dari rangkaian 4 persegi, coba dirangkai, apakah sudah sebuah kotak? Lanjutkan dengan 5 persegi, coba dirangkai apakah dapat dibuat sebuah kotak? Lanjutkan terus dengan 6 persegi, coba rangkai, apakah dapat dibuat sebuah kotak? Coba dirancang model-model rangkaian yang lain yang dapat dibuat sebuah kotak Bedakanlah bagaimana ciri-ciri rangkaian persegi yang dapat dibuat sebuah kubus dengan yang tidak dapat dibuat kubus. Penyelesaian:

Dll.

Lihat Kembali Mari lihat kembali masalah, untuk melihat apakah jawabanmu sesuai dengan apa yang ditanyakan dari masalah. Nah bacalah kembali masalahnya. Gunakan gambar-gambarmu untuk melihat apakah rangkaiann 6 persegi benar-benar merupakan jaring-jaring kubus.

Anda mungkin juga menyukai