Anda di halaman 1dari 9

1.

Alat peraga dari kertas HVS


Materi : Penjumlahan bilangan cacah

Bilangan bulat : 0,1,2,3,4,5,………,seterusnya


Misalkan kita ingin mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
Contoh :
 3+7=
Langkah langkahnya :
1. Bagi siswa yang masih berpikir konkret, guru dapat menjelaskan operasi 3 + 7 dengan
bantuan bantuan benda konkret atau benda aslinya. Contohnya angka 3 diwakili oleh
kertas yang telah dipotong menjadi lingkaran kecil sebanyak 20 buah.
2. sebanyak 3 kertas di letakan di meja ke satu dan 7 kertas yang berberbemtuk
lingkaram ke meja 2

3. Disediakan lingkaran kertas meja, letakkan 3 lingkaran kertas pada meja 1 dan minta
kepada siswa untuk menyebutkan berapa buah lingkaran yang ada pada meja 1?
Selanjutnya letakkan 7 lingkaran kertas di meja 2 dan kembali minta siswa untuk
menyebutkannya. Setelah itu, guru mengambil semua lingkaran kertas yang ada pada
meja 1 dan meja 2 dan meletakkannya di meja 3. Mintalah siswa untuk menyebutkan
berapa jumlah lingkaran kertas semuanya. Jika siswa belum mampu menyebutkan
lingkaran kertas yang ada pada meja 3, mintalah mereka untuk membilangnya. Sebagai
kesimpulan dari peragaan ini, guru menjelaskan bahwa peragaan tadi menunjukkan 3 +
7 = 10.
4. Bagi siswa yang taraf berpikirnya berada pada taraf berpikir semi konkrit, guru dapat
menjelaskan operasi 3 + 7 dengan menggunakan benda tiruan atau media gambar,
misalnya dengan gambar lingkaran.
v

5. Pertama, tanyakan kepada siswa berapa lingkaran yang ada pada gambar A (3) dan
berapa lingkaran yang ada pada gambar B (2). Kemudian menjelaskan jika lingkaran
lingkaran ini disatukan maka akan nampak seperti pada gambar C. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk menentukan berapa banyak jeruk yang ada pada gambar C.
Sebagai kesimpulan dari peragaan ini guru menjelaskan bahwa situasi tersebut
menunjukkan 3 + 7 = 10.

6. Bagi siswa yang tahap berpikirnya berada pada tahap berpikir semi abstrak, guru dapat
menjelaskan operasi 3 + 7 dengan membuat tabulasi (turus) di papan tulis.

7. Mula-mula guru meminta siswa untuk menyebutkan banyaknya garis pada gambar A
dan gambar B. Kemudian guru menjelaskan jika garis pada gambar A dan gambar B
digabungkan maka akan nampak seperti gambar pada gambar C. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk menyebutkan berapa garis yang ada pada gambar C. Sebagai
kesimpulan dari peragaan ini guru menjelaskan bahwa situasi demikian menunjukkan
3 + 7 = 10.
8. Bagi siswa yang sudah mampu berpikir abstrak, operasi 3 + 7 tidak perlu lagi
dijelaskan dengan menggunakan media karena siswa sudah mampu menjumlahkan 3 +
7 = 10 ecara langsung.
2. Scenario Pembelajaran konret ke abstrak
Nilai Phi
berdasarkan teori Bruner dapat dilakukan seperti pada contoh-contoh pembelajaran
berikut.
a) Tahapan enactive
Pada tahapan ini anak dapat memahami konsep melalui manipulasi objek konkret.
Oleh karena itu nilai phi dapat dijelaskan dengan menggunakan alat peraga
lingkaran dan benang.
Siapkan lingkarang dengan berbagi ukuran diameter, siapkan benang untuk
menghitung keliling lingkaran.

Lakukan peragaan dengan melingkarkan sebuah benang ke sekeliling lingkaran.

Lepaskan tali yang telah dilingkara sesuai ukuran diameter lingkaran. Coba
ukurlah panjanga tali tersebut dengan penggaris. Dan lakukan kegiatan ini.kemudian panjang
benang diukur menggunakan penggaris. Terakhir hitung nilai π (phi) dengan cara keliling
lingkaran dibagi dengan diameter lingkaran, kemudian catat hasilnya.

Ukuran diameter
No Keliling Lingkaran k/d
Lingkaran

1. 2,5 7,85 3,14

2.

3.
Jika kegiatan tersebut kalian lakukan dengan cermat dan teliti maka nilai keliling dibagi
diameter akan memberikan nilai yang mendekati 3,14. Untuk selanjutnya, nilai keliling per
diameter disebut sebagai konstanta π (π dibaca: phi).
Berdasarkan peragaan tersebut anak dapat menemukan nilai phi setelah melalui kegiatan
yang bersifat konkret
b) Tahapan econic
Pada tahapan ini anak sudah mampu memahami dan menggunakan gambar. Oleh
karena itu untuk menemukan nilai phi cukup disajikan dengan gambar saja.

Pada gambar di atas siswa diminta untuk mencari nilai phi dari masing-masing
lingkaran tersebut. Kemudian guru bertanya berapa nilai phi yang dihasilkan jika Keliling dibagi
dengan diamteter?

c) Tahap symbolic Pada tahap ini siswa sudah tidak lagi membutuhkan media,
karena secara langsung sudah dapat memahami nilai phi secara abstrak.

Pertanyaan-pertanyaan untuk siswa pada tahap ini dapat diajukan sebagai berikut.
1) Carilah Luas Lingkaran diatas?
2) Carilan Keliling Lingkaran di atas?
3) Jika luas Sebuah lapangan berbentuk lingkaran memiliki 88 m,
tentukanlah luas lapangan tersebut.?
3. Afiliasikan istilah-istilah berikut, sehingga bisa difahami secara konret: (1) negatif, (2)
pecahan, (3) segitiga, (4) kubus, (5) sinus, (6) kuadrat, (7) rasional, (8) invers, (9)
faktorial, (10) variable
Negatif : perbuatan yang tidak sesuai
Pecahan : ½ buah semangka
Segitiga : sepotong sandwich
Kubus : rubic
Sinus : perbandingan 2 hal
Kuadrat jumlah 2 kali lipat sebuah benda
Rasional : logika atau akal
Factorial : menggandakan jumlah benda sebanyak yang kita mau
Variable : penamaan

4. Relevansi 3 teori
Teori awal yang diungkapkan oleh Bruner. Di antara karakteristik dari ketiga tahapan-
tahapan ini yang membedakan adalah tahapan awal yang dilalui oleh siswa, bisa melalui
ketiga tahapan, mulai dari econickemudian symbolic atau langsung melalui tahapan symbolic
tanpa melalui enactive ataupun econic. Kendatipun demikian hal yang tak kalah penting
adalah (1) penggunaan media dalam pembelajaran matematika nyatanya bisa menjadi
jembatan bagi siswa untuk sampai pada pemahaman terhadap materi yang disampaikan, (2)
pada dasarnya pembelajaran matematika adalah pemahaman secara abstrak berdasarkan pada
peristiwa atau ide yang konkret. Dengan demikian tingkat keberhasilan dari pembelajaran
matematika sebagaimana teori Bruner ataupun teori yang lainnya adalah siswa dapat
memahami matematika secara abstrak sesuai dengan karakteristiknya, tetapi dengan
pemahamannya tersebut siswa dapat menggunakan matematika dalam berbagai situasi baik
konkret maupun abstrak.
kerucut pengalaman Edgar Dale ini dikaitkan dengan teori Bruner akan nampak bahwa
aktivitas hierarikis yang tertera pada kerucut Edgar Dale merupakan bagian dari tahapan
pembelajaran Bruner mencakup tahapan enactive yang meliputi pengalaman langsung yang
bertujuan, pengalaman tiruan yang diatur, pengalaman dramatisasi, demonstrasi, karyawisata
dan pameran; tahapan econic yang meliputi televisi, film serta radio, audio tape recorder dan
gambar diam; dan tahapan symbolic yang meliputi simbol visual dan simbol verbal.
Van Hieleseseorang yang belajar geometri akan melalui 5 tingkatan yaitu tingkat 0
(visualisasi), tingkat 1 (analisis), tingkat 2 (deduksi informal), tingkat 3 (deduksi) dan tingkat
4 (rigor). Seperti juga pada teori-teori sebelumnya, pembelajaran vanhiele akan mencapai
tingkat keabstrakan yang semakin naik jika sampai pada level yang lebih tinggi (tahap
akurasi).
5. Asimilasi adalah terpadunya informasi dan pengalaman baru ke dalam struktur mental
(Scheme).Asimilasi merupakan proses kognitif yang mengintegrasikan
informasi(persepsi, konsep, dsb) atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif
(skemata) yang sudah dimiliki seseorang. Sedangkan akomodasi adalah proses
restrukturisasi skemata yang sudah ada sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman
baru yang tidak dapat secara langsung diasimilasikan pada skemata tersebut. Perhatikan
skema berikut.
Contoh asimilasi dan akomodasi pada bilangan bulat
Bilangan bulat didapatkan ketika kita menggabungkan bilangan negatif dengan bilangan
cacah. Lambangnya adalah huruf ‘Z’, yang berasal dari Bahasa Jerman, ‘Zahlen’ dan berarti
bilangan.
Z = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}
Himpunan bilangan positif dikenal dengan istilah bilangan asli. Bilangan asli ditambah
dengan nol disebut dengan bilangan cacah. Himpunan bilangan cacah ditambah dengan
bilangan negatif disebut bilangan bulat.
Berdasarkan garis bilangan, kita mengetahui bahwa setiap bilangan bulat pada garis bilangan
lebih besar dari bilangan bulat manapun di kiri dan sebaliknya.
Garis bilangan terus berlanjut tidak terbatas di kedua sisinya. Berdasarkan hal tersebut, tidak
ada bilangan bulat yang terkecil ataupun yang terbesar.
Untuk bilangan bulat ‘a’ yang mengikuti bilangan bulat lainnya dikenal dengan istilah Nilai
Sesudah. Sehingga nilai sesudah nol adalah 1, nilai sesudah 3 adalah 4 dan nilai sesudah -3
adalah -2. Sedangkan untuk bilangan bulat ‘a’ yang berada di sisi kiri sebelum bilangan bulat
dikenal dengan istilah nilai sebelum. Sebagai contoh, nilai sebelum 3 adalah 2, nilai sebelum
-4 adalah -5.
Arah bilagan bulat ditunjukkan dengan simbol (+ atau -), yaitu ada di sebelah kanan 0 atau di
sebelah kiri 0 pada garis bilangan.
Bilangan bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan yang bernilai positif dan dimulai dari bilangan satu ke
atas dan seterusnya. Contoh bilangan bulat positif adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
Bilangan bulat negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang dimulai dari bilangan negatif satu ke bawah dan
seterusnya. Contoh bilangan bulat negatif adalah -1, -2, -3, -4, -5, dan seterusnya.
Bilangan 0 (Nol)
Nol bukan bilangan positif atau pun bilangan negatif serta Nol.
Asimilasi dalam bilangan bulat adalah konsep pejumlahan dan pengurangan

Contoh : Ketika kita menjumlahkan dua bilangan bulat, simbol yang melekat pada bilangan
buat tidak berubah.

Contoh:
3 + (+4) = 3 + 4 = 7
5 + (-3) = 5 – 3 = 2

Contoh 1: Untuk mengurangi bilangan bulat positif


Kurangi +2 dari +3
Pertama geser 3 unit ke arah kanan dari angka nol, kemudian bergeser 2 unit ke arah kiri.
Hasilnya, kita bergeser 1 unit ke arah kanan dari angka nol.

Catatan: Ketika kita melakukan pengurangan bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya,
maka kita mengubah tandanya dan kemudian menjumlahkan kedua bilangan tersebut.

Contoh:
3 – (+5) = 3 – 5 = -2
(-4) – (-6) = (-4) + 6 = 2

Perkalian bilangan bulat


Contoh: Untuk mengalikan dua bilangan bulat dengan tanda atau simbol yang sama

Ketika mengalikan dua bilangan bulat dengan simbol yang sama, kita akan menggunakan
nilai absolut dan hasilnya adalah simbol positif. Positif x positif = positif, sedangkan Negatif
x Negatif = Positif.

Contoh: +4 x +5 = 20 atau -2 x -5 = 10

Pembagian bilangan bulat


Perhatikan contoh berikut ini:
Atha berencana memberikan 4 boneka kepada empat temannya sebagai ucapan terima kasih.
Ia memiliki 12 boneka. Jika dibagikan secara merata, maka masing-masing temannya
mendapatkan 3 boneka. Ini adalah proses pembagian. Dari sini kita mengetahui bahwa 12:4 =
3

Konsep ini tidak bisa dijelaskan kepada siswa hanya secara teori tapi memerlukan akomodasi

Penyelesaian bilangan bulat pada operasi( + - X /)

Dengan cara membuat media pembelajaran (penjumlahan)


Operasi pengurangan

Operasi Perkalian
Operasi Pembagian

Anda mungkin juga menyukai