Anda di halaman 1dari 56

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN DI KELAS 1-3

SD
PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG
PADA BILANGAN CACAH DI KELAS 1 –
3 SD
Perlu disadari bahwa ada dua pengetahuan yang
perlu dibedakan di dalam belajar matematika,
yaitu pengetahuan konseptual dan pengetahuan
prosedural.
Pengetahuan prosedural bilangan cacah mencakup
pengetahuan tentang simbul, bahasa, dan aturan-
aturan pengerjaan (operasi) dari bilangan-bilangan
cacah.
Sementara itu pengetahuan konseptual berkaitan dengan
pemahaman konsep. Seorang siswa yang sudah mampu
menyebutkan nama bilangan, menulis lambang bilangan, dan
mampu menjumlahkan atau operasi lain dikatakan sudah
memiliki pengetahuan prosedural.
Namun demikian tidak dijamin bahwa anak tersebut sudah
memiliki pengetahuan konseptual yang bersangkutan.
Operasi pada Bilangan Cacah yang
Hasilnya Kurang dari sepuluh
Pemahaman awal tentang konsep dan prosedur
penjumlahan terbentuk dari pengalaman informal.
Ketika anak-anak bermain, mereka mempunyai
kesempatan untuk berbagi benda-benda yang mereka
miliki, menghitung objek-objek yang ada di sekitar
mereka.
Anak-anak di sekolah memerlukan kesempatan untuk
berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas yang mirip
kegiatan bermain seperti yang sering mereka lakukan
di luar kelas. Bermain merupakan kebutuhan utama
bagi siswa dalam usia sedini itu.
Oleh karena itu guru perlu merancang kegiatan belajar
mengajar matematika yang mempunyai nuansa seperti
bermain, sehingga anak belajar dan memahami konsep
matematika ngan baik.
Untuk membantu mereka, kita bisa mulai dengan
mengajukan beberapa pertanyaan untuk merangsang
pikiran mereka tentang situasi-situasi yang melibatkan
penjumlahan dengan menggunakan benda nyata seperti
contoh berikut:
Kita ambil contoh menjelaskan operasi penjumlahan
dua bilangan cacah 3 + 2 untuk anak yang tahap
berpikirnya konkret, semi konkret, semi abstrak, dan
abstrak.
Contoh 1
Untuk anak yang tahap berpkirnya pada tahap konkret
menjkelaskan 3 + 2 hendaknya dengan bantuan benda-
benda konkret.
Misalnya anak-anak kita bawa belajar di halaman
sekolah yang kebetulan di halaman tersebut ada tiga
ekor ayam yang sedang mencari makan. Kita buat
situasi seperti model tanya jawab berikut:
Guru: Anak-anak coba lihat di halaman sekolah kita ada
berapa ekor ayamkah?
Siswa : Tiga ekor, pak! Siswa menghitungnya
Guru : Coba lihat, itu ada dua ekor ayam lagi yang lari
menuju kumpulan tiga ekor ayam tadi
Siswa : Ya, betul Pak!
Guru: Sekarang ada berapa ekor ayamkah di halaman
sekolah kita?
Siswa : (Anak-anak menghitung banyaknya ayam di
halaman sekolah). Ada lima ekor Pak!
Guru: (Menjelaskan bahwa situasi seperti di atas adalah
3 + 2 = 5)
Contoh 2
Untuk anak yang tahap berpikirnya semi konkret,
menjelaskan 3 + 2 sudah cukup bila menggunakan alat
peraga benda tiruan.
Misalkan : Untuk contoh (1) di atas, ayamnya cukup
digambar pada kertas karton sebagai berikut:

ꓴ =
Guru : Coba hitung banyaknya ayam pada
himpunan A

Siswa : (Menghitung). Ada tiga ayam Pak!


Guru : Coba hitung banyaknya ayam pada
himpunan B!
Siswa : (Menghitung). Ada dua ayam Pak!
Guru : (Menjelaskan bahwa ayam pada
himpunan A bila digabungkan dengan ayam
pada himpunan B menjadi ayam pada
himpunan C
Siswa : (Menghitung) ayam pada himpunan
C) ada lima ekor, Pak!
Guru : (Menjelaskan bahwa situasi seperti di
atas adalah 3 + 2 = 5)
Contoh 3
Unuk anak yang tahap berpikirnya semi konkrit, menjelaskan 3 +
2 cukup dengan menggambarkan himpyunan-himpunan tabulasi
pada papan tulis atau kertas manila.
Misalnya: untuk contoh (1) model tabulasinya sebagai berikut

ꓴ =
A B C
Guru : coba hitung lidi yang terdapat pada himpunan A
Siswa : (Menghitung) Ada tiga Pak
Guru : Coba hirung lidi yang asda pada himpunan B
Siswa : (Menghitung). Ada dua Pak
Guru : (menjelas baghwa himpunan A digabungfkan dengan himpunan
B menjadi himpunan C)
Siswa : (Menghitung). Ada lima buah lidi Pak
Guu : (Menjelqsakan situai seperti contoh 2 adalah 3 + 2 = 5

Contoh 4
Untuk anak yang tahap berpikirnya abstrak menjelasakan 3 + 2
walaupun tanpa menggunakan alat peraga, anak sudah mampu
memhami 3 + 2 = 5.
Untuk tahap selanjutnya guru dapat melakukan aktivitas
penjumlahan dengan contoh-contoh lain seperti contoh beikut ini
Berikut ini disajikan dua contoh aktivitas pengajaran konsep
penjumlahan bilangan cacah kepada para siswa.
Aktivitas 1.
a. Mulai dengan menggunakan benda-benda yang dikenal
dengan baik oleh para siswa, misalnya himpunan dua
boneka mainan dan himpunan tiga boneka mainan
b. Minta kepada para siswa untuk menghitung banyaknya
boneka mainan di masing-masing himpunan
c. Minta kepada para siswa untuk menjadikan satu kedua
himpunan boneka mainan itu dan minta kepada siswa
untuk menentukan jumlah semuanya.
d. mengulangi hal seperti itu dengan menggunakan mainan
atau benda-benda lainnya, seperti mobil-mobilan, buku,
kertas, lidi, atau apa saja yang ada di sekitar kelas dan
dikenal dengan baik oleh siswa.
Aktivitas di atas dimaksudkan untuk
mengajarkan atau menanamkan konsep
penjumlahan bilangan cacah sebagai gabungan
dua himpunan. Penganekaan aktivitas seperti ini
sangat diperlukan untuk memantapkan
penanaman konsep penjumlahan bilangan cacah
Perlu ditekankan akan keberadaan benda konkret
dalam melaksanakan aktivitas ini sehingga bisa
diraba, dipegang-pegang, dan dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lain oleh siswa.
Aktivitas 2
a. Minta kepada satu atau dua orang siswa untuk
menyebutkan nama panggilannya.
Memberitahukan kepada siswa bahwa nama
lengkap dan nama panggilan akan merujuk
kepada satu orang yang sama, seperti contoh; adit
= aditya
b. Membagikan kepada para siswa sejumlah gambar
binatang yang bisa ditempelkan di kertas. Minta
kepada para siswa untuk menempelkan dua
kelompok binatang di kertasnya masing-masing
(misalnya 5 gambar ayam dan 2 gambar kelinci)
c. Bimbing siswa untuk menuliskan lambang
bilangan di bawah masing-masing kelompok
gambar sesuai dengan banyaknya gambar pada
masing-masing kelompok binatang yang
ditempel (lambang bilangan 5 untuk ayam dan
2 untuk kelinci)
d. Tugaskan kepada para siswa untuk
melengkapi label dari dua himpunan itu
dengan meletakkan tanda “+” di antara kedua
angka tersebut
e. Bimbing siswa untuk menyebutkan nama lain dari
5 dan 2 dan 5 + 2. Setelah 7 dapat
diidentifikasikan, letakkan tanda “=” dan “7”
setelah simbul 2. Beritahu siswa bahwa simbul “=”
artinya sama dengan.
d. membimbing siswa untuk membaca kalimatnya
secara utuh “lima dan dua berjumlah tujuh” dan
lima tambah dua sama dengan tujuh.
5+2=7
e. mengulangi hal tersebut dengan kombinasi
bilangan yang lain dan./atau menggunakan gambar
yang lain.
A B

5 + 2 = 7
Selanjutnya guru membimbing dan melatih siswa dengan
permainan naik angkot dan menggunakan media gambar untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan guru
bisa mengajak siswa melalukan permainan operasi penjumlahan
dengan perminan naik angkot seperti contoh berikut:
ANGK
OT

4 …
ANGK
OT

4 …
isilah titik-titik yang kosong dengan bilangan yang tepat

3 …

6 …

2 …

3 …

5 …
Penjumlahan dengan Garis Bilangan
Pada contoh di atas menjelaskan operasi
penjumlahan menggunakan pendekatan
himpunan. Sebenarnya masih banyak cara atau
pendekatan lain yang dapat digunakan untuk
menjelaskan operasi hitung (penjumlahan)
Contoh:
Penjumlahan dua bilangan cacah dengan tanda
garis bilangan.
Misalkan 3 + 4 = . . .
Caranya:
a. Suruhlah seorang siswa untuk menempati nol dan
menghadap pada bilangan positif
b. Bimbing siswa untuk melangkah maju satu langkah
sebanyak tiga skala.
c. kemudian dilanjutkan melangkah maju satu langkah
sebanyak empat skala. Pasa skala berapakah kedudukan
siswa sekarang?
d. Jelaskan bahwa kedudukan siswa yang terakhir adalah
hasil dari 3 + 4
Bila penjelasan langkah-langkah tersebut digambarkan,
gambarnya sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jadi 3 + 4 = 7
Penjumlahan dua bilangan cacah dengan dengan permainan
lompat katak pada manik-manik bilangan
Caranya
a. Pasanglah boneka katak pada manik-manik sehingga manik-
maniknya tepat dengan bilangan nol dan katak tersebut
harus menghadap ke arah bilangan positif (ke kanan)
b. Katak-katakan tersebut lompatkan maju sebanyak tiga manik-
manik sehingga teoat dengan bilangan tiga
c. Kemudian lompatkan lagi katak sebanyak enam manik-manik
d. Kedudukan katak yang teakhir adalah hasil 3 + 6 = 9
Dengan cara yang sama, lompatkan katak yang menghasilkan 5 +
4=9
LOMPAT KATAK

3 9

5 9
Penjumlahan dengan timbangan bilangan
Penjumlahan dua bilangan cacah dengan neraca bilangan
(timbangan bilangan)
Contoh: Memperagakan Operasi Penjumlahan
Misal, 3 + 5 = …..
1.Gantungkan sebuah anak timbangan di angka 3 pada lengan
sebelah kiri.
2. Gantungkan lagi sebuah anak timbangan di angka 5 pada
lengan sebelah kiri.
3. Untuk menunjukkan hasil pen-jumlahan 3 + 5, dapat dicoba
menggantungkan sebuah anak timbangan pada lengan sebelah
kanan sampai kedua lengan timbangan setimbang. Ternyata
setelah anak timbangan digantungkan diangka 8 pada lengan
sebelah kanan, maka timbangan akan setimbang. Sehingga kesim-
pulannya 3 + 5 = 8.
• Memperagakan Operasi Penjumlahan
Misal, 3 + 5 = …..
• 1.Gantungkan sebuah anak timbangan di angka 3 pada
lengan sebelah kiri.
• 2. Gantungkan lagi sebuah anak timbangan di angka
5 pada lengan sebelah kiri.
• 3. Untuk menunjukkan hasil pen-jumlahan 3 + 5,
dapat dicoba menggantungkan sebuah anak timbangan
pada lengan sebelah kanan sampai kedua lengan
timbangan setimbang. Ternyata setelah anak timbangan
digantungkan diangka 8 pada lengan sebelah kanan,
maka timbangan akan setimbang. Sehingga kesim-
pulannya 3 + 5 = 8.
Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman
siswa tentang penjumlahan dua bilangan dengan
hasil kurang dari 10 berilah latihan
menggunakan manik-manik dan kartu bilangan
untuk menuliskan penjumlahan dan hasilnya.
Isilah Titik-titik Berikut

… … … …

… … … …

… … … …
TENTUKAN PASANGAN BILANGAN BERIKUT

7 9
… … … …
… … … …
… … … …
… … … …
… … … …
PEMBELAJARAN PENGURANGAN DI
KELAS 1 – 3 SD
Penanaman Konsep Pengurangan

Untuk menanamkan konsep pengurangan bilangan cacah


pada siswa, guru perlu mengaitkan konsep pengurangan ini
dengan konsep yang telah dimiliki sebelumnya oleh siswa.
Oleh karena itu penanaman konsep pengurangan bilangan
cacah hendaknya dimulai dengan mengajarkan penjumlahan
dengan salah satu bilangan belum diketahui.
Sebagai contoh
Di dalam gelas terdapat 7 kelereng. Berapa
kelereng lagikah yang perlu ditambahkan pada
kelereng itu sehingga menjadi 10 kelereng?
Sebagaimana biasa, ketika kita mau mengenalkan suatu
konsep baru, maka pengalaman dengan benda nyata
harus senantiasa diberikan.
Dalam kasus ini para siswa hendaknya memang diberi
gelas dan sejumlah kelereng agar mereka bisa merasakan
dan menghayati apa yang harus mereka lakukan.
Setelah siswa punyai pengalaman yang cukup dengan
benda konkret mengenai penjumlahan yang salah satu
bilangannya tidak diketahui, maka langkah berikutnya
adalah dengan mengajak siswa untuk belajar di tahap
yang lebih tinggi yaitu menggunakan gambar benda
yang digunakan sebelumnya.
oooo ooooo
ooo ooooo

Setelah pengalaman menyelesaikan masalah ini dengan


menggunakan gambar cukup memadai, maka gambar yang ada
perlu mulai dikaitkan dengan simbul bilangannya, sehingga pada
akhirnya anak akan mulai mengenal bentuk seperti
berikut 7 + = 10 dan + 7 = 10
Selanjutnya dengan memperhatikan contoh-contoh, kepada
siswa mulai diperkenalkan dengan kenyataan bahwa
simbul-simbul : 7 + = 10 dan +7 = 10 adalah ekivalen
dengan 10 – 7 = . . . yang dikenal dengan istilah pengurangan.
Pengenalan Fakta Dasar Pengurangan

Seperti halnya pada operasi penjumlahan, maka pada


operasi penguranganpun berbagai pendekatan dapat
digunakan, di antaranya dengan pendekatan himpunan,
pengukuran panjang, pengukuran beratdan konsep
kekekalan banyaknya.
Demikian juga model penyajiannya dapat dengan model
konkret, semi konkret, semi abstrak. Model penyajian yang
dipilih tentunya harus disesuaikan dengan tahap berpikir
siswa yang belajar.
Dengan demikian kecermatan seorang guru untuk memilih
pendekatan dan model penyajian suatu topik dalam
matematika sangat menentukan keberhasilan siswa belajar
Beberapa model penyajian operasi pengurangan dua
bilangan cacah dapat disajikan seperti contoh berikut:
Contoh:
Pengurangan dua bilangan cacah dengan himpunan
Misalkan 5 – 2 = . . .
Bila 5 – 2 dikondisikan pada kehidupan sehari-hari
banyak persoalan yang cocok untuk menjelaskan konsep
pengurangan tersebut.
Misalnya ada lima ekor ayam di halaman sekolah sedang
mencari makan. Pada saat tertentu dua ekor lari
meninggalkan kelompoknya untuk mencari makanan di
tempat lain. Maka sekarang di halaman sekolah tinggal
tiga ekor
Model semi konkretnya atau gambarnya dan model
abstraknya sebagai berikut:

Keadaan awal setelah 2 ayam keadsan akhir


Jumlah ayam pada lari ke tempat ayam yang
Himpunan tersebut lain ini berarti tinggal ada 3
Adalah 5 5-2
Model semi abstrak untuk contoh soal di atas adalah

Keadaan awal setelah 2 ayam keadaan akhir


jumlah ayam pada lari ke tempat ayam yang tinggal
himpunan tersebut lain ini berarti di halaman sekolah
adalah 5 5–2 asdalah 3
Contoh 2
Pengurangan dua bilangan cacah dengan tangga garis
bilangan
Misalkan 6 – 2 = . . .
a. Suruhlah seorang siswa untuk menempati angka 0
dan mengarah ke bilangan positif
b. Bimbinglah anak untuk melangkah maju satu langkah
sebanyak 6 skala
c. Kemudian bimbing anak melanjutkan melangkah
mundur satu langkah sebanyak dua skala. Pada skala
keberapakah kedudukan siswa sekarang?
d. Kedudukan siswa yang terakhir adalah sebagai berikut
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Contoh 3
Pwngurfangan dua bilangan cacah dengan pita garis bilangan .
Misalkan 7 – 4 = . . .
Caranya:
a. Pasaanglah monilmobilan sehingga opitanya teapt padsa
angka nol dan mobil tersebut menghadap ke bilangan positif
(ke kanan)
b. Mobil tersebut lngkahkan maju satu langkah sebanyak tujuh
skala
c. Kemudian lanjutkan dengan melangkah mundur satu langkah
sebanyak4 skala
d. Kedudukan mobil yang akhir adalah hasil 7 – 4.
Bila penjelasan cara tersebut digambarkan sebgai berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengurangan dua bilangan cacah dengan neraca bilangan
(timbangan bilangan)
Misalnya Memperagakan Operasi Pengurangan
Misal, 9 – 3 =……
1. Untuk menunjukkan hasil pengurangan 9 – 3, dapat dicoba
dengan menggantungkan sebuah anak timbangan di angka 9
pada lengan sebelah kanan.
2. Selanjutnya gantungkan sebuah anak timbangan di angka 3
pada lengan sebelah kiri.
3. Lalu dengan mencoba-coba, gantungkan sebuah anak
timbangan pada lengan sebelah kiri sampai kedua lengan
timbangan setimbang. Ternyata setelah anak timbangan
digantungkan di angka 6 pada lengan sebelah kiri, maka
timbangan akan setimbang. Kesimpulan : 9 – 3 = 6
Untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan berhitung
siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk berlatih
pengurangan menggunakan media gambar dan katu bilangan
seperti contoh-contoih berikut:
Mini bus

4 2 …

… 4 2
9 … 6

… 3 4
9 … 4

8 … 3
Mini
bus
10 2 …

10 2 8

10 … 5

10 5 5
Isilah titik-titik dengan bilangan yang tepat

15 5 …

… 6 12

17 … 8
13 5 …

16 9 …
Isilah titik-titik dengan bilangan yang tepat

9 … 3 8 … 2

10 … 1 8 … 5

13 … 5 6 2 …

8 4 … 13 7 …

14 6 … 9 3 …
Silahkan Latihan praktik mengajarkannya

Anda mungkin juga menyukai