Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mainy Maulida

NPM : 3062256234

Kelas : 02

Semester :2

Mata kuliah : Bilangan dan Aljabar

Dosen pengampu : M. Saufi, M. Pd.

JAWABAN KUIS 1

 Makna fase enactive, iconic dan symbolic dalam pembelajaran matematika dalam teori
Bunner.
a. Fase enactive
Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan
menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata. Dimana siswa terlibat secara
langsung dalam manipulasi objek, dengan memanipulasisiswa dapat memegang,
menggerakkan, dan merasakan benda-benda konkret (makin banyak indra yang
digunakan makin baik). Dari pengalaman melakukan aktifitas belajar tersebut mereka
dapat mengingat dan merasakan dalam benak siswa sendiri terhadap proses kegiatannya,
sehingga dapat menemukan ide-ide dan struktur-struktur tentang konsep.
b. Fase iconic
Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan (diwujudkan) dalam
bentuk bayangan visual (visual imagery), gambar atau diagram yang menggambarkan
kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif. Dalam tahap ini,
siswa tidak memanipulasi secara langsung objek-objek seperti dalam tahap enaktif
melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek.
c. Fase symbolic
Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk
simbol simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal (misalkan huruf-huruf, kata-kata atau
kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak
lainnya. Dalam tahap ini, siswa dapat memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan
tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek.

 Contoh penerapan tiga fase pembelajaran matematika dalam teori Bunner dalam bilangan
bulat.
a. Fase enactive
Dalam fase ini dapat menggunakan alat-alat peraga seperti, sedotan, manik-manik,
kancing dan lain-lain. Selain itu, dapat juga menggunakan tangga garis bilangan dimana
subjek yang bergerak adalah manusia dengan garis bilangannya dapat digambarkan di
tanah, pita garis bilangan dimana subjek yang bergerak dapat berupa mobil mainan
dengan garis bilangannya adalah meteran baju, dan balok garis bilangan dimana
subjeknya berupa boneka dengan garis bilangannya berupa balok. Dalam penggunaan
tangga garis bilangan, pita garis bilangan dan balok garis bilangan terdapat aturan, yaitu
apabila operasinya penjumlahan maka subjek menghadap arah yang tetap, jika operasinya
pengurangan maka subjek akan berbalik arah, jika tandanya positif maka subjek akan
bergerak maju dan jika tandanya negatif maka subjek akan bergerak mundur. Adapun
contohnya jika menggunakan alat peraga berupa sedotan, maka langkah-langkah yang
akan kita lakukan dalam pembelajaran matematika mengenai materi operasi bilangan
bulat, yaitu:
1. Menggunakan sedotan dengan 2 jenis warna yang berbeda untuk melambangkan
tanda negatif dan positif. Contohnya sedotan dengan warna biru untuk tanda positif
dan sedotan dengan warna merah untuk tanda negatif.
2. Kita tetapkan peraturan bahwa untuk operasi penjumlahan artinya menggabungkan
dan operasi pengurangan artinya menghilangkan serta apabila positif dan negatif
dipasangkan menjadi netral.
3. Memperkenalkan soal operasi bilangan bulat yang harus diselesaikan. Contohnya 3 +
4 dan 3 – 4
4. Kemudian kita ajak peserta didik untuk memperagakan penyelesaian soal operasi
bilangan bulat dengan alat peraga tadi, yaitu sedotan
 Peragaan untuk soal 3 + 4
Pertama, karena angka yang pertama adalah 3 dengan tanda positif, maka kita
ajak peserta didik untuk mengambil 3 buah sedotan berwarna biru.

Kedua, karena operasi yang digunakan adalah penjumlahan maka kita akan
menggabungkan dan karena angka selanjutnya adalah angka 4 dengan tanda
positif, maka kita ajak peserta didik untuk mengambil dan menggabungkan 4
buah sedotan bewarna biru yang baru dengan sedotan yang sudah ada.

Ketiga, kita ajak peserta didik untuk menghitung semua sedotan dan hasil hitung
tersebut merupakan hasil dari soal operasi bilangan bulat tadi. Apabila semua
sedotan dihitung maka didapat hasil 7, sehingga 3 + 4 = 7.
 Peragaan untuk soal 3 – 4
Pertama, karena angka yang pertama adalah 3 dengan tanda positif, maka kita
ajak peserta didik untuk mengambil 3 buah sedotan berwarna biru.

Kedua, karena operasi yang digunakan adalah pengurangan maka kita akan
menghilangkan dan karena angka selanjutnya adalah 4 dengan tanda positif, maka
kita akan menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru. Tetapi kita hanya
mempunyai 3 buah sedotan bewarna biru sedangkan kita perlu 1 buah sedotan
bewarna biru lagi agar dapat menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru maka
kita dapat meminta bantuan dari si netral. Kita ajak peserta didik untuk
mengambil 1 buah sedotan bersifat netral.

Ketiga, kita ajak peserta didik untuk menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru,
maka akan tersisa 1 buah sedotan bewarna merah yang artinya -1. Sisa ini
merupakan hasil dari operasi bilangan bulat tadi, yaitu 3 – 4 = -1.
b. Fase iconic
Contoh penerapan fase ini dalam pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat
adalah ketika kita menggunakan alat peraga, maka kita ajak peserta didik untuk
menggambarkan cara peragaan dalam penyelesaian soal operasi bilangan bulat pada
papan tulis atau sebuah kertas. Contohnya alat peraga yang digunakan berupa sedotan,
adapun penggambarannya, yaitu:
1. Kita ajak peserta didik untuk menggambarkan sedotan bewarna merah untuk tanda
negatif dan sedotan bewarna biru untuk tanda positif serta pasangan sedotan bewarna
merah dan biru yang artinya netral diatas kertas.

2. Kita tetapkan peraturan bahwa untuk operasi penjumlahan artinya menggabungkan


dan operasi pengurangan artinya menghilangkan.
3. Memperkenalkan soal operasi bilangan bulat yang harus diselesaikan, contohnya 3 +
4 dan 3 - 4
4. Kemudian kita ajak peserta didik untuk menggambar peragaan dari penyelesaian soal
operasi bilangan bulat tersebut.
 Peragaan soal 3 + 4
Pertama, karena angka yang pertama adalah 3 dengan tanda positif, maka kita
ajak peserta didik untuk menggambar 3 buah sedotan berwarna biru diatas kertas.

Kedua, karena operasi yang digunakan adalah penjumlahan maka kita akan
menggabungkan dan karena angka selanjutnya adalah angka 4 dengan tanda
positif, maka kita ajak peserta didik untuk menggambar dan menggabungkan 4
buah sedotan bewarna biru yang baru dengan sedotan yang sudah ada.

Ketiga, kita ajak peserta didik untuk menghitung semua sedotan dan hasil hitung
tersebut merupakan hasil dari soal operasi bilangan bulat tadi. Apabila semua
sedotan dihitung maka didapat hasil 7, sehingga 3 + 4 = 7.
 Peragaan untuk soal 3 – 4
Pertama, karena angka yang pertama adalah 3 dengan tanda positif, maka kita
ajak peserta didik untuk menggambar 3 buah sedotan berwarna biru diatas kertas.
Kedua, karena operasi yang digunakan adalah pengurangan maka kita akan
menghilangkan dan karena angka selanjutnya adalah 4 dengan tanda positif, maka
kita akan menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru. Tetapi kita hanya
mempunyai 3 buah sedotan bewarna biru sedangkan kita perlu 1 buah sedotan
bewarna biru lagi agar dapat menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru maka
kita dapat meminta bantuan dari si netral. Kita ajak peserta didik untuk
menggambar 1 buah sedotan bersifat netral.

Ketiga, kita ajak peserta didik untuk menghilangkan 4 buah sedotan bewarna biru
dengan cara mencoret gambar 4 buah sedotan bewarna biru. Maka akan tersisa 1
buah sedotan bewarna merah yang artinya -1. Sisa ini merupakan hasil dari
operasi bilangan bulat tadi, yaitu 3 – 4 = -1.
c. Fase symbolic
Contoh penerapan fase ini dalam pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat
adalah setelah kita mengajak peserta didik untuk memperagakan dan menggambar
peragaan tersebut di kertas atau papan tulis. Maka kita ajak peserta didik untuk
menyimbolkan soal dan hasil operasi bilangan bulat dengan menulisnya di kertas atau
papan tulis. Untuk tanda positif tidak perlu kita tulis tandanya sedangkan untuk tanda
negatif kita tulis tanda kurang sebelum angka serta untuk angka dengan tanda negatif
yang berada setelah operasi pengurangan maka diberi tanda kurung.

Anda mungkin juga menyukai