BILANGAN BULAT
KELOMPOK 2
NAMA KELOMPOK:
1. Tri Wahyuningsih (836896537)
2. Intan Kusuma Dewi (836897395)
3. Siti Suharti (836897356)
4. Ririn Widiyastuti (836893635)
Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang cara menanamkan pengertian dan adanya bilangan
bulat, operasi hitung bilangan bulat dengan beberapa pendekatan ( konkret sampai abstrak )
penggunaan media yang tepat pada bilangan bulat, serta sifat – sifat operasi hitung pada
bilangan bulat, serta ragam permasalahan dalam pembelajaran bilangan bulat.
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang materi bilangan bulat
Perlu kita ingat ada beberapa bilangan yang kita tahu :
- Bilangan Asli : 1 2 3 4 5 ....
- Bilangan Cacah : 0 1 2 3 4 ....
- Bilangan Bulat : ... – 4 – 3 – 2 – 1 0 1 2 3 4 ....
Untuk menjelaskan ke peserta didik tentang macam bilangan di atas adalah kita mulai
dengan bilangan Asli mengapa demikian ? Karena dari sejak kecil secara tidak langsung
kita sudah di ajarkan oleh orang tua kita tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar
mengenal bilangan . kita dikenalkan dengan bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,… menggunakan jari
kita bilangan – bilangan yang dikenalkan tersebut adalah merupakan anggota bilangan
asli.
Kemudian setelah kita mengenal bilangan asli dikembangkan dengan bilangan bulat yang
didapat dari perluasan bilangan asli .
Soal 2
5 + (-3) = 2
Bilangan Bulat Negatif
Contoh :
Netral = 0 Sisi Negatif sisi Positif
Contoh penggunaan peraga pada soal
Soal 1
5 + ( -3 ) = ….
Langkah
1. Ambil 5 bagian koin sisi
5 Koin positif
positif
1. Ambil 3 bagian negative 3 Koin negatif
1. Kemudian gabungkan sisi
positif dan negative 3 koin netral / bernilai 0
menjadi sebuah lingkaran
1. Setelah terbentuk
lingkaran penuh ternyata
2 koin positif
ada sisa bagian positif 2
buah
Kesimpulan :
Dari model peraga di atas disimpulkan bahwa operasi hitung
5 + ( -3 ) = 2 bernilai positif hal itu karena dari model peraga koin setelah setiap sisi
positif dan negative disatukan menjadi koin netral di dapatkan sisa 2 koin bernilai positif.
2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,
Pada pengenalan semi konkret model peraga yang dipakai untuk menanamkan konsep
bisa digunakan garis bilangan dengan menyepakati aturan permainan pada mistar
bilangan untuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
a) Dimulai dari nol menghadap ke kanan
b) Bilangan :
Positif à maju
Negatif à mundur
Nol à diam ( tidak bergerak )
c) Operasi :
Tambah ( plus ) à Terus
Kurang à Berbalik arah
Contoh :
5 + ( -3 ) = 2
5 ( positif ) dimulai dari nol maju ke kanan
, , , , , , , ,
, , ,
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
4 5
3 ( negatif ) mundur 3 langkah
4 – ( -3 ) = 7 Panah balik arah karena operasi
pengurangan
4 langkah maju ( +4 ) mundur 3 langkah ( -3)
, , , , , , , ,
, , , ,
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
6 7
3. Tahap pengenalan konsep secara abstrak,
Pada pengenalan konsep secara konkret dan semi konkret mempunyai keterbatasan
yaitu jika operasi hitung menjangkau bilangan yang cukup besar maka akan mengalami
hambatan dalam membuat garis bilangan, maka melalui proses abstrak kita mulai
mengenalkan konsep ke siswa cara atau tahapan penyelesaian tanpa menggunakan alat
bantu.
Tahapan – tahapan :
1. Mengenalkan bahwa hasil
dari operasi hitung bilangan
bulat positif dengan positif ( + ) + ( + ) = ( + ) 2 + 5 = 7
akan menghasilkan
bilangan positif
1. Jumlah bilangan bulat ( + ) + ( – ) = ( + ) / ( 2 + ( -5 ) = – 3-2
positif dengan bilangan – ) + 5 = 3
bulat negatif hasilnya dapat
berupa bulat positif atau
bilangan bulat negative
tergantung dari bilangan –
bilangan yang dijumlahkan
1. Jumlah dua bilangan bulat
negative dengan bilangan
( – ) + ( – ) = ( – ) -2 + ( – 2 ) = – 4
bulat negative hasilnya
adalah negative
Kegiatan Belajar 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear
Pada Kegiatan belajar 2 akan dibahas tentang materi pengayaan tentang operasi hitung
bilangan bulat dengan tujuan pada saat mengajarkan ke siswa guru lebih mempunyai bekal
wawasan yang cukup dalam penyampaian konsep.
A. Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan Konsep
Secara Konkret
Sebelum membahas tentang operasi perkalian bilangan bulat mari terlebih dahulu memahami
konsep perkalian .
Contoh :
3 x 4 diartikan dengan 4 + 4 + 4 = 12
4 x 3 diartikan dengan 3 + 3 +3 + 3 = 12
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu
bilangan dapat diartikan dengan penjumlahan berulang. a X b = b + b + b + …
sebanyak a kali
Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada
siswa dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :
1) a x b dengan a > 0 dan b > 0
3 x 2 =
Cara :
1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 dan menghadap ke bilangan positif
2. Maju sebanyak 3 langkah setiap langkah 2 loncatan
3. Maka kedudukan akhir model menunjukkan hasil dari perkalian 3 x 2 = 6
2) a x b dengan a > 0 dan b < 0
3 x (-2 ) =
Cara :
1. tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan negative ( karena
penjumlahannya bilangan –2)
2. model maju 3 langkah, setiap langkah loncat 2
3. maka model di akhir menunjukkan pada posisi negative 6, jadi 3 x ( -2 ) = -6
3) a x b dengan a <0 dan b > 0
-3 x 2 =
Cara :
1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan positif ( karena 2
adalah positif )
2. Model mundur 3 langkah ( karena 3 bernilai negative ) setiap langkah 2 kali loncatan.
3. Maka hasil dari perkalian -3 x 2 = -6
4) a x b dengan a < 0 dan b < 0
-3 x -2 =
Cara :
1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap arah bilangan negative
2. Model mundur 3 langkah tiap langkah 2 kali loncatan.
3. Maka hasil dari perkalian -3 x -2 = 6
Sifat-sifat bilangan cacah mengenai perkalian pada sistem bilangan bulat dengan cakupan:
1. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Mengalikan dengan cara sama seperti pada waktu melakukan perkalian-perkalian pada
bilangan-bilangan cacah atau pada bilangan asli, yaitu
a. 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
b. 6 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 18
Dari contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa “hasil kali dua buah bilangan bulat
positif adalah bilangan bulat positif”
2. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Pada subbahasan di atas telah dijelaskan bahwa 3 x 6 sama artinya dengan penjumlahan
berulang terhadap bilangan 6 sebanyak 3 kali, atau 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18. Selanjutnya
dengan menggunakan pengertian tersebut,
a. 3 x (-7) sama artinya dengan (-7) + (-7) + (-7) = -21, jadi 3 x (-7) = -21
b. 4 x (-3) sama artinya dengan (-3) + (-3) + (-3) + (-3) = -12, jadi 4 x (-3) = -12
Dari keterangan di atas memberi putunjuk kepada kita bahwa “ hasil kali bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif”
3. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Pada subbahasan ini masih akan membicarakan perkalian antara bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat negatif, tetapi dengan penempatan yang berbeda. Artinya kita
akan mencari tahu bagaimana cara menghitung soal-soal seperti:
a. (-4) x 6
b. (-5) x 7
Sebelum kita jawab pertanyaan tersebut dapat kita lakukan menggunakan prinsip
penjumlahan berulang
5 x 5 = 25 5 x 3 = 15
4 x 5 = 20 4 x 3 = 12
3 x 5 = 15 3x3=9
2 x 5 = 10 2x3=6
1x5=5 1x3=3
0x5=0 0x3=0
(-1) x 5 = ... (-1) x 3 = ...
(-2) x 5 = ... (-2) x 3 = ...
(-3) x 5 = ... (-3) x 3 = ...
Bilangan yang dikalikan
Bilangan pengali
5 x 5 = 25
4 x 5 = 20 Berkurang 5
3 x 5 = 15 Berkurang 5
2 x 5 = 10 Berkurang 5
1x5=5
0x5=0
(-1) x 5 = ...
(-2) x 5 = ...
(-3) x 5 = ...
Dari urutan teratas sampai urutan dibawahnya, bilangan pengali selalu “berkurang 1”
(dari 5 ke 4 berkurang 1, dari 4 ke 3 berkurang 1, dari 3 ke 2 berkurang 1 dan seterusnya)
Sedangkan bilangan yanga dikalinya tetap, yaitu 5. Hasil perkalian dari urutan yang
teratas ke urutan berikutnya selau “berkurang 5” (dari 25 ke 20 berkurang 5, dari 20 ke
15 berkurang 5 dan seterusnya)
Dengan memperhatikan pola atau aturan yang terlibat dari perkalian ditas, maka dapatlah
kita tentukan hasil kali bilangan-bilangan yang ada digaris putus-putus yaitu:
(-1) x 5 = (-5) didapat dari hasil kali bilangn di atasnya, yaitu 0, dikuran 5
(-2) x 5 = (-10) didapat dari hasil kali bilangan di atasnya, yaitu (-5), dikurang 5
(-3) x 5 = (-15) didapat dari hasil kali bilangan di atasnya, yaitu (-10), dikurang 5
(-4) x 5 = (-20) didapat dari hasil kali bilangan di atasnya, yaitu (-15), dikurang 5
Dengan cara yang sama seperti dalam perkalian pada kelompok I, maka pada kelompok
II akan menghasilkan bilangan-bilangan yang berkurang 3 dari hasil perkalian bilangan
diatasnya. Sehingga hasil kali bilangan-bilangan yang ada dibawah garis putus-putus
pada kelompok II.
Dari pola diatas maka kita dapat menarik kesimpulan yaitu “hasil kali bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif”. Selanjutnya kita
dapat menyelesaikan soal seperti :
a. (-4) x 6 = -24
b. (-5) x 7 = -35
4. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Pada pola ini disimpulkan “ hasil kali dua buah bilangan bulat negtif merupakan
bilangan bulat positif”. Dengan demikian kita dapat menyelesaikan soal dibawah ini:
a. (-7) x (-3) = 21
b. (-4) x (-5) = 20
c. (-9) x (-6) = 54
Lengkaplah semua perkalian yang mungkin pada bilangan-bilangan bulat, sehingga dengan
kita dapat menghitung hasil kali sebarang dan buah bilangan bulat. Selanjutnya dapat
disimpulakan bahwa:
(bilangan bulat positif) x (bilangan bulat positif) =(bilangan bulat positif)
(bilangan bulat positif) x (bilangan bulat negatif) =(bilangan bulat negatif)
(bilangan bulat negatif) x (bilangan bulat positif) =(bilangan bulat negatif)
(bilangan bulat negatif) x (bilangan bulat negatif) =(bilangan bulat positif)
B. Sifat-Sifat Perkalian Pada bilangan bulat
1. Tertutup
Misalnya:
# 2 x 5 = 10, 2 dan 5 bilangan bulat, hasil kalinya 10 juga bilangan bulat.
# –5 x 7 = –35, –5 dan 7 bilangan bulat, hasil kalinya –35 juga bilangan bulat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkalian dua buah bilangan bulat atau lebih bersifat
tertutup dan dirumuskan dengan:
untuk setiap bilangan bulat a dan b, jika a x b = c, maka c juga bilangan bulat.
2. Komutatif (Pertukaran)
Perhatikan operasi perkalian berikut ini:
# 3 x 5 = 15
# 5 x 3 = 15
Jadi 3 x 5 = 5 x 3 = 15
Untuk setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku a x b = b x a.
3. Asosiatif (Pengelompokkan)
Perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini!
a. {6 x (–5)} x (–2) = –30 x (–2) = 60
b. 6 x {–5 x (–2)} = 6 x 10 = 60
Jadi, {6 x (–5)} x (–2) = 6 x {–5 x (–2)}
Maka kesimpulannya adalah:
Untuk bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a x b) x c = a (b x c)
4. Distributif
Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini!
a. 5 x (6 – 2) = 5 x 4 = 20
b. 5 x (6 – 2) = (5 x 6) – (5 x 2) = 30 – 10 = 20
c. 5 x (6 + 2) = 5 x 8 = 40
d. 5 x (6 + 2) = (5 x 6) + (5 x 2) = 30 + 10 = 40
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat
mempunyai sifat distributif, sehingga dapat dirumuskan:
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c berlaku
1. a x (b – c) = (a x b) – (a x c), distributif perkalian terhadap pengurangan.
2. a x (b + c) = (a x b) + (a x c), distributif perkalian terhadap penjumlahan.
2. -6 : -2 =
b < 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan negative di skala 0
untuk sampai ke bilangan -6 , model bergerak maju sebanyak 3 langkah dengan 2
loncatan setiap langkah
hasil dari -6 : -2 = 3, diperoleh dari menghitung jumlah langkah maju model
yaitu 3 langkah maju yang menandakan bernilai positif.
b. Persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah.
Untuk menyelesaikan persamaan linear dengan satu peubah dapat dilakukan dengan
menjadikan persamaan tersebut menjadi bentuk persamaan ekuivalen yang paling
sederhana.
( ekuivalen : persamaan – persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama )
Cara pengerjaan menyederhanakan :
1. Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan
bilangan yang sama.
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan
bukan nol.
Contoh :
X + 3 = 9
ó x + 3 + ( -3 ) = 9 + ( -3 ) kedua ruas ditambah ( -3 )
ó x + 0 = 6 sifat identitas penjumlahan
óx=6
HP : { 6 }