Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : Rahmawati
NIM : 858424542

Mata kuliah : PDGK4406 / Pembelajaran Matematika di SD

Soal & Jawaban!


𝑟
1. (25 poin ) Jika 𝑝 , dan 𝑡 adalah bilangan-bilangan rasional, maka buktikanlah perkalian
𝑞 𝑠 𝑢
𝑝 𝑟 c. 𝑡 𝑝 𝑟 𝑡
pada bilangan rasional bersifat asosiatif, yaitu × ( × 𝑢) = ( × ) × 𝑢.
𝑞 𝑠 𝑞 𝑠
𝑝 x rt = pr x t
𝑞 su qs u

prt = prt
qsu qsu

∴ Terbukti asosiatif

2. (20 poin) Carilah bentuk pecahan rasional dari :

a. 0, 36 = 36 = 9
100 25

b. 0,475 = 475 = 19
1000 40

3. (20 poin) Nyatakan penulisan bilangan berikut kedalam notasi ilmiah!


a. 0,0067 = 6,7 x 10-3
b. 3500 = 3,5 x 103
c. 0,000017 = 1,7 x 10-5
d. 3589 = 3,589 x 103
4. (20 poin) Jelaskan salah satu kesulitan belajar dan pembelajaran bilangan rasional di
SD, menurut anda!
Tidaklah mudah membuat siswa memahami konsep bilangan rasional atau bilangan
pecahan. Oleh karena itu sangat disarankan para guru untuk menggunakan media atau alat
peraga serta benda-benda manipulatif dikombinasikan dengan kondisi realistik di sekitar
siswa. Menggunakan alat peraga serta benda-benda manipulatif diharapkan siswa dapat
memanipulasi sendiri untuk memahami konsep dan makna, sehingga mereka akan lebih
mendalami dan menghayati konsep yang sedang dipelajarinya. Konsep pecahan adalah
konsep yang sangat penting untuk dipelajari karena sebagai bekal untuk mempelajari
konsepmatematika berikutnya. Selama ini banyak guru yang cenderung menggunakan cara
yang mekanistik, yaitu cara yang diberikan dengan dihafal, diingat dan diterapkan tanpa tahu
makna dan manfaatnya. Hal ini pula yang menjadi penyebab siswa kesulitan mempelajari
konsep pecahan. Berikut kesulitan siswa dan alternatif cara meminimalisir kesulitan tersebut.
1. Siswa tidak mengerti makna pecahan Prinsip pecahan sebenarnya adalah menyatakan
bagian dari sejumlah sesuatu, yang perlu ditekankan adalah konsepkeseluruhan sebagai
satuan dan konsep sama. Keduanya dapat dikaitkan dengan panjang, luas, volume,dan
lain-lain. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memahami makna pecahan
dengan berinteraksi sendiri dengan media dan bahan manipulatif:
a. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas dan diminta melipatnya sesuai
dengan keinginan masing-masing. Siswa diberi kesempatan untuk membuka dan
menutup lipatan kertas masingmasing dan menemukan lebih dari satu macam bentuk
lipatan.
b. Setelah siswa menemukan beberapa bentukmacam lipatan, guru memberikan definisi
setengah, sepertiga, seperempat, dua pertiga, dan lain-lain.
c. Untuk mengekspan pengetahuan siswa tentang pecahan, berikutnya diberikan
bermacam-macam bentuk kertas misalnya kertas berbentuk persegibujur sangkar,
persegi panjang,lingkaran, segitiga, dsb. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
menceritakan hasil lipatannya, dan memberikan arsiran untuk menyatakan 1 lipatan
dari 4 lipatan dan sebagainya dari bermacam-macam bentuk kertas tadi.
2. Siswa kesulitan memahami perkalian antara bilangan asli dengan bilangan pecahan Guru
dapat menggunakan kertas karton yang diberikan ilustrasi pada kertas karton tersebut
ukuran satu, setengah, sepertiga, seperempat, seperlima, dan seterusnya sampai dengan
sepersepuluh. Dari potongan-potongan karton di atas siswa diharapkan dapat
menemukan fakta- fakta bilangan pecahan sebagai berikut:
a. 3 dari 4 potongan yang sama nilainya dengan tiga perempat, masingmasing bernilai
satu per empat.
b. 5 dari 7 potongan sama nilainya dengan bentuk penjumlahan berulang seper tujuh
sebanyak 7 kali. Dst.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pecahan senilai. Untuk mengatasi keadaan
ini, dapat tetap digunakan kertas karton pada poin dua di atas. Dari potongan-potongan
karton tersebut, siswa diajak untuk menemukan fakta-fakta sebagai berikut:
a. Karton dengan nilai dua per empat tepat dapat menutup karton dengan nilai setengah.
b. Karton dengan nilai tiga per enam tepat dapat menutup karton dengan nilai dua per
empat.
c. Karton dengan nilai lima per sepuluhan tepat dapat menutup karton dengan nilai
empat per delapanan.
Siswa diajak bersama-sama menekukan proses seperti poin a, b, dan c, dengan cara
memanipulasikan potongan-potongan tersebut agar saling menutup agar menjadi sama
panjang. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan atau kasus yang diselesaikan bersama,
para siswa diharapkan dapat menemukan pola sehingga mereka sampai pada
kesimpulan. Dengan demikian, siswa mengetahui bahwaperkalian oleh bilangan yang
sama terhadappembilang maupun penyebut suatu bilangan pecahan akan menghasilkan
bilangan pecahan senilai.
4. Siswa mengalami kesulitan membandingkan dan mengurutkan pecahan. Kesulitan ini
dapat diselesaikan dengan menggunakan potongan-potongan karton seperti pada poin 2.
Langkah yang dapat ditempuh antara guru dan siswa adalah sebagai berikut:
a. Ambil lah dua buah potongan karton bernilai satuan. Karton pertama dibagi menjadi
dua bagian, satu bagiannya diarsir. Karton kedua dibagi menjadi tiga bagian yang
sama, dan satu bagian yang paling kiri diarsir. Setelah itu dua karton tadi diletakkan
berjajar atas dan bawah, akan terlihat bahwa daerah terarsir setengah lebih banyak
daripada sepertiga.
b. Guru dapat memberikan kasus serupa dengan beda permasalahan, kemudian guru
dapat menanamkan kepada siswa agar dapat mengenal pola atau aturan yang benar
bilangan pecahan mana yang kurang dari atau yang lebih dari bilangan pecahan yang
lain. Cara lain yang lebih abstrak dapat diberikan dengan menggunakan garis
bilangan, yaitu dengan meletakkan bilangan-bilangan yang akan dibandingkan pada
garis bilangan tersebut. Dari kegiatan ini diharapkan siswa menjadi semakin paham
posisi bilangan-bilangan pecahan yang satu dengan yang lain.

5. (15 poin) Jelaskanlah unsur-unsur ruang yaitu titik, garis dan bidang!
a. Titik
Titik secara umum dapat diartikan sebagai simbol berupa lingkaran berwarna yang kecil
untuk mewakili sebuah kondisi tertentu (Oxford Dictionary). Selain itu titik juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah metode penulisan atau tipografi yang secara khusus tidak dapat
didefinisikan. Di bawah ini terdapat definisi titik berdasarkan bidang ilmu tertentu yaitu
meliputi:
 Titik dalam ilmu bahasa ialah simbol dalam konteks penulisan yang mewakili kondisi
tertentu. Adapun contoh titik seperti kalimat yang diakhiri dengan tanda titik, pembuatan
pertanyaan lisan menggunakan tanda titik tiga, penulisan teriakan mengunakan tanda titik
titik dan sebagainya.
 Pengertian titik dalam ilmu Matematika ialah unsur yang tidak memiliki lebar, tinggi dan
panjang untuk mewakili sebuah lokasi. Dalam ilmu Matematika ini terdapat simbol titik
yang berupa tanda dot (titik).
 Titik dalam ilmu seni musik ialah sebuah tanda yang berguna dalam ketukan nada untuk
menambahkan panjang.
b. Garis
Pengertian garis dalam bidang geometri ialah hubungan antara himpunan titik titik secara
melengkung atau berjejer lurus (kontinu) sehingga memiliki satu titik awal dan satu titik akhir
saja. Pada umumnya garis dapat diberikan nama menggunakan 2 huruf yang dapat menyatakan
titik akhir dan titik awalnya. Contohnya garis AB.
c. Bidang
Setelah menjelaskan tentang pengertian titik, contoh titik, pengertian garis dan contoh garis
di atas. Selanjutnya saya akan membahas tentang pengertian dan contoh bidang. Pengertian
bidang ialah permukaan datar yang dapat diukur lebar dan panjangnya karena memiliki bentuk
berupa dua dimensi. Hubungan garis garis yang diperluas hingga membentuk satu permukaan
datar ini dapat dinamakan dengan bidang.
Unsur unsur yang dimiliki oleh bidang datar pada umumnya lebih kompleks dibandingkan
titik dan garis, karena disesuaian dengan bentuk bidangnya. Secara umum bidang memiliki
beberapa bentuk seperti:
 Persegi

 Jajar genjang

 Layang layang

 Lingkaran

 Segitiga

 Trapesium

 Persegi panjang

 Belah Ketupat

d. Ruang
Setelah menjelaskan tentang pengertian titik, contoh titik, pengertian garis, contoh garis,
pengertian bidang dan contoh bidang di atas. Selanjutnya saya akan membahas tentang
pengertian ruang dan contohnya. Ruang dalam konsep Matematika kuno dapat dartikan sebagai
bentuk dengan unsur panjang, tinggi dan lebar yang membentuk bangun 3 dimensi. Dalam
ilmu Matematika terdapat sebuah aksioma dalam konsep ruang, seperti halnya dalam bidang,
garis dan titik. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian sekitar 300 sebelum Masehi oleh
Matematikawan Mesir bernama Euklides. Dalam bidang geometri tersebut terdapat contoh
populer ruang sebagai bukti peradaban mesir kuno yang berbentuk bangun piramida. Untuk itu
dalam ruang euclidean terdapat beberapa contoh ruang di dalamnya.
Unsur unsur yang termuat dalam bangun disesuaikan dengan bentuknya sehingga tergolong
lebih kompleks dibandingkan bangun datar. Secara umum terdapat beberapa bangun ruang
yang memiliki bentuk bentuk seperti:
 Balok
 Kerucut
 Limas segi empat
 Prisma
 Kubus
 Bola
 Prisma segitiga
 Tabung
a. Kedudukan Titik pada Garis
Titik merupakan bagian terkecil dari objek geometri karena nggak memiliki ukuran tertentu,
baik panjang, lebar, maupun tebal. Kedudukan titik pada garis terbagi menjadi dua macam,
yaitu titik terletak pada garis dan titik nggak terletak pada garis.
b. Kedudukan Titik pada Bidang
Bidang sendiri merupakan gabungan lebih dari beberapa garis yang saling terhubung.
Kedudukan titik pada bidang juga terbagi menjadi dua macam. Pertama, titik berada di dalam
bidang dan kedua, titik berada di luar bidang.
c. Kedudukan Garis pada Garis Lainnya
Selanjutnya, kita bahas kedudukan garis. Garis merupakan himpunan atau kumpulan titik-
titik yang mempunyai ukuran panjang. Antara satu garis dengan garis lainnya juga punya
kedudukan. Ada empat macam kedudukannya. Di antaranya, dua garis yang saling
berpotongan, dua garis yang sejajar, dua garis yang saling berhimpit, dan dua garis yang saling
bersilangan. Garis yang berpotongan itu terletak di bidang yang sama, ya. Beda dengan garis
bersilangan. Garis bersilangan ini garis yang terletak di bidang berbeda dan nggak punya titik
persekutuan.
d. Kedudukan Garis pada Bidang
Garis dan bidang juga bisa saling memiliki kedudukan satu dengan yang lainnya, ya. Ada
tiga macam kedudukan garis pada bidang. Pertama, garis yang sejajar pada bidang. Kedua,
garis yang berimpit pada bidang, dan yang ketiga garis yang memotong bidang.
e. Kedudukan Bidang pada Bidang Lainnya
Sesama bidang pun ternyata juga saling memiliki kedudukan, lho! Pertama, ada yang
namanya dua bidang sejajar. Artinya, dua bidang tersebut nggak punya titik atau garis
persekutuan. Kedua, adalah dua bidang yang saling berimpit. Artinya, setiap titik di bidangnya
itu ada di bidang satunya (lainnya). Ketiga, adalah dua bidang yang saling berpotongan.
Artinya, kedua bidang punya garis persekutuan.

Anda mungkin juga menyukai