Anda di halaman 1dari 19

MODUL 7

SISTEM
KOORDINAT
1. VINA DWI PUTRI (837749298)
2. WIJANG SULIS TOMO (837751223)
3. WINDU PRASOJO (837751176)
4. WULAN ISTIYANA (838535094)
Kegiatan Belajar 1
Sistem Bilangan Real dan
Koordinat
A. SISTEM BILALANG REAL

Himpunan bilangan asli dalam bahasa inggris disebut Natural Numbers dan dilambangkan N.
Himpunan bilangan asli adalah {1, 2, 3, 4,…}
Himpunan bilangan asli telah berkembang menjadi himpunan bilangan cacah dengan
termuatnya bilangan nol ke dalam bilangan asli. Bilangan cacah dilambangkan W, berasal
dari bahasa inggis yaitu “Whole Numbers”. Himpunan bilangan cacah adalah {0, 1, 2, 3, 4,
…}
Pada himpunan bilangan cacah suatu bilangan negatif dari bilangan asli. Dengan
bertambahnya bilangan negatif dari bilangan asli pada bilangan cacah munculah bilangan
bulat. Bilangan bulat dilambangkan J dan dalam bahasa inggris disebut “Integers”. Himpunan
bilanngan cacah adalah himpunan bagian adalah {…,–3, –2, –1. 0, 1, 2, 3, …}
Himpunan bilangan cacah telah berkembang menjadi himpunan bilangan rasional yaitu
dengan termuatnya bilangan pecahan ke dalam himpunan bilangan bulat. Bilangan rasional
dilambangkan dengan Q dan dalam bahasa inggris disebut “Rational Numbers”. Himpunan
bilangan rasional adalah Q {}. Penyebut dari bilangan rasional tidak sama dengan nol, karena
setiap bilangan jika dibagi nol misalnya tidak memberikan arti .
Misalnya = c sehingga 5 = c x 0
Terlihat bahwa tidak ada nilai c yang jika dikalikan dengan bol akan
menghasilkan 5. hal ini dikarenakan setiap bilangan real jika dikalikan dengan
nol hasilnya adalah nol tidak pernah 5. jadi beberapa pun bilangan yang
menggantikan c jika dikalikan nol hasilnya nol dan tidak pernah 5.

Himpunan pecahan desimal terbatas, juga nimpunan bagian dari


himpunan bilangan rasional karena pecahan desimal terbatas dapat
dinyatakan dalam bentuk bilangan rasiona, misalnya 1,24 atau 1,24
dan seterusnya

Himpunan bilangan campuran, yaitu campuran antara


bilangan bulat dan pecahan juga merupakan himpunan
bagian dari himpunan bilangan rasional, karena bilangan
campuran dapat dinatakan dalam bentuk bilangan rasional,
misalnya =, selain itu juga merupakan bilangan rasional
karena = 3
Gabungan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut himpunan
bilangan real, yang dilambangkan dengan R.
Hubungan antara himpunan bilangan asli, himpunan bilangan cacah, himpunan
bilangan bulat, himpunan rasional, himpunan bilangan irrasional, himpunan real
dapat dinyatakan dalam diagram venn berikut
Karena irrasional Q
maka setiap bilangan real adalh bilangan rasional
dan bilangan.
Semua bilangan real dapat diwakili oleh titik pada
garis bilangan. Bilangan real memiliki sifat terurut.
Titik pusat garis bilangan adalah O dan ditunjukkan
dengan lambang bilangan nol.
Garis bilangan dapat disajikan secara horizontal
dan vertikal.
1. Bentuk Desimal suatu Bilangan Real
Himpunan bilangan real adalah gabungan himpunan bilangan rasional dan
irrasional semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk desimal.

2. Bentuk Desimal dari Bilangan Rasional


Bilangan rasional adalah bilangan real yang berbentuk dengan a, b, himpunan
bilangan bulat dan b 0.
Contoh 7.1
= 0.571428571428571… (bilangan dibelakang koma terjadi pengulangan 571428
dan tidak terbatas),
= 0,8750… (bilangan dibelakang koma tidak berulang dan berakhir dengan
penglangan bilangan nol).
3. Bentuk Desimas dari Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan real yang tidak dapat dibentuk menjadi . Bentuk
desimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan di belakang koma yang tidak
berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol)
Contoh 7.2
= 2.6457513110645… (bilangan di belakang koma tidak berulang dan tidak terbatas
dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol)

4. Kelengkapan dan Kerapatan Bilangan Real


Titiktitik dari garis bilangan rasional disebut titiktitik rasional. Setiap bilangan
rasional berkorespondensi dengan titikrasional pada garis bilangan rasional,
dan seriap titik rasional berkorespondensi dengan beberapa bilangan rasional.
B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS (RECTANGULAR
COORDINATE SYSTEM)
Sistem koordinat kaetesius pada bidang dua dimensi dibentuk oleh dua garis
bilangan real yaitu garis horizontal dan garis vertikal yang saling berpotongan
tegak lurus di titik nol dari setiap garis tersebut. Titik potong (titik nol) tersebut
disebut titik asal (origin). Dua garis yang saling berpotongan tegak lurus disebut
sumbu koordinat atau secara sederhana disebut sumbu. Sumbu horizontal biasa
dinamakan sumbu x dan yang vertikal dinamakan sumbu .
Sumbu x dan sumbu membagi bidang koordinat menjadi 4 wilayah yang disebut
kuadrat (quadrants). Panorama kuadrat diurut menurut arah yang berlawanan
dengan arah jarum jam. Berikut gambar 7.8
C. RUMUS JARAK (DISTANCE)

Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara dua titik
disebut ruas garis (a line segment). Panjang ruas garis tersebut menunjukan jarak
antar dua titik di kedua ujung ruas garis tersebut. Teorema Pythagoras dapat
digunakan untuk menentukan panjang ruas garis yang tidak sejajar dengan
sumbu koordinat.

Garis horizontal yang melalui dan garis vertikal melalui sehingga


berpotongan di titik C. segitiga yang dibentuk oleh titik-titik , , dan C
adalah segitiga siku-siku dengan sebagai sisi miring (hypotenuse)-
nya. Titik-titik , dan C disebut sudut-sudut (vertices) segitiga.

Kita menggunakan Teorema Pythagoras untuk memperoleh


jarak d =

Jarak antara dua titik (- ) dan (- ), yaitu:


=
Rumus jarak tersebut berlak untuk semua titik dan dimana pun letaknya pada
wsyw
bidang kartesius. Jarak antara dua titik selalu bernilai positif, karena akar
kuadrat selalu bernilai positif.

D. PERSAMAAN LINGKARAN

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x, y) pada bidang yang berjarak
sama satu titik tetap yang disebut pusat lingkaran., jarak titik-titik (x, y)
twerhadap titik pusat disebut jari-jari (radius) dan dilambangkan r. jika titik
pusat lingkran P (a, b) dan jarak titik-titik Q (x, y) terhadap titik pusat P berjarak
R, maka dengan rumus jarak kita akan memperoleh hubngan anata titik Q(x, y),
P(a, b)dan r seperti ilustrasi berikut.
E. SISTEM KOORDINAT KUTUB (POLAR COORDINATE SISTEM)
Dalam sistem koordinat kartesius, tempat kedudukan titik pada bidang
ditunjukan oleh pasangan terurut bilangan real (x, y). Makna ini berlak juga
sebaliknya yaitu pasangan terurut bilangan rasional (x, y) menunjukan posisi
suatu titik pada bidang koordinat. Selain koordinat kartesisus, untuk
menunujukan posisi pada suatu titik pada bidang dalam sistem koordinat dapat
juga digunakan koordinat kutub atau koordinat polar. Dalam sistem koordinat
kutub, letak suatu titik pada bidang ditandai dengan jarak dan sudut.
Untuk menggambar koordinat polar pada bidang, dimulai dengan
menetapkan suatu titik tetap O dan titik tetap ini disebut titik asal (origin)
atau kutu (pole). Dari titik asal, kita tarik garis dan garis nini disebut sumbu
kutub. Sumbu kutub selalu horizontal dan kearah kanan, oleh karena itu
sumbu kutub dapat disamkan dengan sumbu x pada sistem koordinat
kartesisus.
F. HUBUNGAN KOORDINAT KUTUB DENGAN KOORDINAT
KARTESIUS
Hubungan koordinat kutub dan koordinat kartesius berlaku pada seluruh kuadran
pada bidang kartesius. Penentuan besarnya sudut pada setiap kuadran dapat
menggunakan sifat fungsi tangen di setiap kuadran, yaitu:

Pada kuadran I, nilai x positif dan nilai y positif sehingga


tan → nilai tan positif.
Pada kuadran II, nilai X negatif dan nilai y positif sehingga
tan → nilai tan positif.
Pada kuadran III, nilai x negatif dan nilai y negatif sehingga
tan → nilai tan positif.
Pada kuadran IV, nilai x positif dan nilai y negatif sehingga
tan → nilai tan negatif.
Untuk mempermudah penyelesaian soal, berikut ini nilai-nilai sudut istimewa
dari cos ,dan tan pada setiap kuadran.
n
Persamaan dan Belajar
2
Pertidaksamaan Linear
A. PERSAMAAN LINEAR

Penuangan air dalam tangki pada Gambar 7.22 di samping, terlihat adanya relasi antara
waktu (menit) dan volum air (liter). Relasi yang terjadi membentuk suatu garis lurus yang
keiringannya menunjukkan kecepatan dari aliran air 10 liter / menit.
Relasi antara waktu dan volum air (pada Gambar 7.22) yang berbentuk garis lurus
dapat diformulasikan sebagai fungsi linier f(x) = 10x + 31.
Bentuk umum fungsi linier adalah f(x) = ax + b dimana a dan b konstan. Jika f(x)
diganti dengan y, maka fungsi linier dapat ditulis menjadi
y = ax + b.
Fungsi f(x) = 10x + 31 pada Gambar 7.22 dapat dinyatakan sebagai persamaan linier y
= 10x + 31 yang memberi makna :
1. Untuk x = 0, yaitu waktu penuangan air ke tangki adalah 0 menit,
tangki telah terisi sebanyak 31 liter (atau sebelum penuangan, tangki
telah terisi sebanyak 31 liter).
2. Untuk x = 1, yaitu setelah terjadi penuangan (aliran) air ke tangki
selama 1 menit, isi tangki bertambah 10 liter sehingga menjadi 41
liter.
3. Dan seterusnya, setiap penambahan waktu 1 menit aliran air ke
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel

Penyelesaian dari persamaan linier dua variabel adalah pasangan terurut dari bilangan
(x, y) yang menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar.

Menggambar Persamaan Linear Dua Variabel


Persamaan linier yang menyebabkan persamaan tersebut menjadi sebuah pernyataan
yang bernilai benar. Representasi dari penyelesaian suatu persamaan linier adalah garis, dan
garis tersebut dapat ditentukan melalui dua titik.
Dengan membuat sistem koordinat kartesius yaitu dengan menarik 2 garis yang saling
berpotongan tegak lurus di titik asal O. Dua garis tersebut adalah garis horizontal merupakan
sumbu-x dan garis vertikal merupakan sumbu-y.

Titik Potong Garis terhadap Sumbu-x dan –y (x- dan y- intercept)


Sebelumnya kita telah dapat menggambarkan garis dengan menentukan minimal dua
titik sebarang pada garis tersebut. Kita juga dapat menggambar garis dengan hanya
menentukan dua titik yang merupakan titik-titik potong garis dengan sumbu-sumbu
koordinat.

Intercept-y (x=0) Intercept-y


(0.2)
Intercept –x (y=0) Intercept –x
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel

Penyelesaian dari persamaan linier dua variabel adalah pasangan terurut dari bilangan
(x, y) yang menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar.

Menggambar Persamaan Linear Dua Variabel


Persamaan linier yang menyebabkan persamaan tersebut menjadi sebuah pernyataan
yang bernilai benar. Representasi dari penyelesaian suatu persamaan linier adalah garis, dan
garis tersebut dapat ditentukan melalui dua titik.
Dengan membuat sistem koordinat kartesius yaitu dengan menarik 2 garis yang saling
berpotongan tegak lurus di titik asal O. Dua garis tersebut adalah garis horizontal merupakan
sumbu-x dan garis vertikal merupakan sumbu-y.

Titik Potong Garis terhadap Sumbu-x dan –y (x- dan y- intercept)


Sebelumnya kita telah dapat menggambarkan garis dengan menentukan minimal dua
titik sebarang pada garis tersebut. Kita juga dapat menggambar garis dengan hanya
menentukan dua titik yang merupakan titik-titik potong garis dengan sumbu-sumbu
koordinat.

Intercept-y (x=0) Intercept-y


(0.2)
Intercept –x (y=0) Intercept –x
Kemiringan (Slope) atau Gradien Garis
Jika Anda diminta untuk mendeskripsikan gambar pada Gambar 7.27 Anda akan
menjawab bahwa gambar tersebut adalah garis lurus yang memotong sumbu-x pada x = 2
dan sumbu-y pada y = 4. Garis pada Gambar 7.27 menanjak 2 satuan untuk setiap
pergerakan 1 satuan dari kiri ke kanan.

Kesimpulan tentang gradien garis lurus berikut dapat menambah pemahaman Anda.
1. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas. (pada Gambar
7.31a)
2. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu-x adalah nol, karena arah garis vertikal tidak
ada (lihat Gambar 7.31b)
3. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kiri ke kanan bawah (pada Gambar
7.31c)
4. Gradien garislurus yang sejajar sumbu-y tidak terdefinisi, karena arah garis
horizontal tidak ada (menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak didefinisikan)
(pada Gambar 7.31d). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu-y tidak mempunyai
gradien.
5. Misalnya garis lurus k gradiennya dan garis lurus j gradiennya . Jika garis k dan
garis j saling tegak lurus, maka gradien-gradiennya menunjukkan hubungan = -
dengan ≠ 0 atau = -1 (lihat contoh 7.25)
6. Garis-garis lurus yang sejajar (paralel) mempunyai gradien yang sama (pada Contoh
7.31).
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi y - = m (x - ).
Koordinat x dan y adalah variabel dari titik pada garis dan persamaan y - mewakili
hubungan antara x dan y. dengan demikian,
y - = (x - )
adalah persamaan garis dengan gradien m dan melalui titik (, ).

Menentukan Persamaan Garis yang Melalui Dua Titik

(, ) dan (, ) adalah titik-titik pada satuan garis dan (x,y) adalah titik lain pada garis
yang sama dengan gradien.

B. PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Gambar 7.39 menggambarkan garis y=x – 2. Ingatkah Anda bahwa gambar garis
memuat semua titik koordinat yang merupakan penyelesaian dari persamaan garis.

Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear

Penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah psangan terurut dari bilangan real
yang menyebabkan pertidaksamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar.
Gambar Himpunan Penyelesaian dari Pertidaksamaan Linear

Gambar himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah setengah


bidang koordinat. Untuk menunjukkan bahwa setengan koordinat merupakan
himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear yang diberikan, setengah bidang
koordinat tersebut di arsir.

Berikut langkah-langkah menggambarkan himpunan penyelesaian dari ax + by <


c.
1. Gambar garis batas ax + by = c dengan bentuk putus-putus, merupakan batas
dari setengah bidang yang memuat himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
yang diberikan.
2. Gunakan titik sebarang P(a, b) untuk menguji (biasanya yang lebih mudah
digunakan adalah titik (0, 0)), dimana P adalah suatu titik pada salah satu dari
setengah bidang. Gantikan x dengan a dan y dengan b pada pertidaksamaan
yang diberikan.
3. Jika (a, b) adalah salah satu solusi dari ax + by < c, arsirlah daerah setengah
bidang yang memuat P(a, b). Jika (a, b) bukan solusi dari ax + by < c, arsirlah
daerah setengah bidang yang tidak memuat P(a, b).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai