Anda di halaman 1dari 8

CABANG OLAHRAGA GABUNGAN: DODGECHESS

MAKALAH
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh nilai tugas mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Oleh
KELOMPOK 2
ELBERT ZIV HITIPEUW (11)
FAJRINA RIZKY DAMARJANTI (14)
GABRIEL ZEFANYA HANDOKO PUTRA (15)
MARCELLA ANYA SETYAWAN (20)
MOHAMMAD NUDZULUL PURNAMA (21)
NISRINA NABILAMUSTIKA SAKTI (24)
RIZKY CITRA ANUGRAH (30)
WULAN YANIS SETYANTI (33)

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang


Oktober 2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucapkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena berkatnya yang dapat menyertai penulis dari awal hingga akhir
penulisan makalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat waktu. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas dan memperoleh
nilai tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan semester
tiga.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wahyudiono, S.Pd.
selaku guru pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis yang
senantiasa mendukung dan membantu penulisan makalah ini sehingga makalah ini
bisa selesai dalam keadaan baik.
Penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para
pembacanya. Penulis pun akan dengan senang hati menerima saran dan masukan
terhadap makalah ini, mengingat terdapat banyak kekurangan pada makalah ini.

Malang, 7 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1


I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
I.2 Masalah Penelitian ............................................................................. 1

Bab II Pengembangan Dodgechess ..................................................................... 2


II.1 Penggagasan ....................................................................................... 2
II.1 Perlengkapan ...................................................................................... 2
II.1 Peraturan ............................................................................................ 2

Bab IV Kesimpulan .............................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 5

ii
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Di dunia ini, terdapat banyak sekali cabang olahraga. Namun, beberapa cabang
olahraga memiliki perlengkapan yang sulit ditemukan atau memiliki perlengkapan
dengan harga yang sangat mahal sehingga keteraksesan olahraga tersebut oleh
orang awam terhalangi.
Misalnya olahraga catur. Catur memiliki peralatan yang bisa dibilang cukup
rumit. Selain itu, catur tidak dapat dimainkan oleh orang banyak. Jika salah satu
bagian perlengkapan catur hilang, tentunya akan menghalangi jalannya permainan
catur.

I.2 Masalah Penelitian


Penulis mempermasalahkan mengenai olahraga apa yang layak dijadikan cabang
olahraga baru. Karenanya, untuk mempermudah memecahkan masalah, penulis
mendapatkan gagasan, yakni menggabungkan dua cabang olahraga yang berbeda
untuk menciptakan cabang olahraga baru.

1
Bab II Pengembangan Dodgechess

II.1 Penggagasan
Pada masyarakat awam, permainan catur cukup digemari, namun akan
menimbulkan masalah ketika salah satu komponennya hilang ataupun terdapat
banyak orang yang ingin bermain, namun tidak tersedia banyak set perlengkapan
catur. Karenanya, penulis menggagaskan menggabungkan catur dengan cabang
olahraga yang dapat dimainkan oleh banyak orang dan memiliki perlengkapan yang
murah dan mudah didapat, yakni dodgeball.
Nama cabang olahraga baru yang digagas merupakan gabungan dari kedua nama
cabang olahraga asal, yaitu dodgechess. Dodge berasal dari dari kata dodgeball,
sedangkan chess berasal dari bahasa Inggris dari catur.

II.2 Dodgeball
Dodgeball adalah sebuah cabang olahraga di mana pemain melemparkan bola
karet pada lawannya untuk meyisihkannya. Dalam permainan ini, terdapat
pelempar (thrower) yang memegang bola saat permainan dodgeball berlangsung
(Gagne, 2020). Jika thrower berhasil mengenai bola pada semua lawannya, tim
thrower tersebut memenangkan pertandingan.

II.3 Catur
Catur adalah sebuah cabang olahraga yang dimainkan di papan berpetak-petak
hitam putih dengan jumlah pemain dua orang. Petak-petak pada papan catur
berjumlah 64 petak dengan kisi 8×8. Catur memiliki enam belas buah catur yang
terdiri dari satu raja, satu menteri, dua gajah, dua kuda, dua benteng, dan delapan
bidak (pion) pada masing-masing kubu yang berwarnakan hitam dan putih
(Chisholm, 1911). Tujuan akhir dari permainan catur ini, harus mengalahkan raja
atau sekak. Jika raja sudah dikepung atau disekak, maka permainan berakhir.

II.4 Perlengkapan
Terdapat beberapa perlengkapan dalam cabang olahraga baru dodgechess:

2
1. lapangan voli sebagai tempat bermain dengan ukuran panjang 18 meter dan
lebar 9 meter;
2. tiga buah bola voli;
3. empat belas pita (satu tim tujuh pita) warna-warni yang dikenakan pada baju
para pemain untuk menandakan jabatan masing-masing pemain. Pita emas
menandakan jabatan raja, pita perak menandakan jabatan menteri, pita
merah menandakan benteng, pita putih menandakan bidak/pion, dan pita
hitam menandakan kuda.

II.5 Peraturan
Terdapat beberapa peraturan dalam cabang olahraga baru dodgechess: Peraturan
tersebut merupakan peraturan gabungan antara dodgeball dengan catur ditambah
peraturan buatan sendiri. Berikut ini peraturan-peraturannya.
1. Terdapat dua tim yang bertanding.
2. Satu tim beranggotakan tujuh orang: satu raja (pita emas), satu menteri (pita
perak), dua benteng (pita merah), dua bidak/pion (pita putih), dan satu kuda
(pita hitam).
3. Hirarki dari atas ke bawah adalah raja, menteri, benteng, kuda, dan
bidak/pion.
4. Serangan dilakukan dengan melemparkan bola voli kepada badan lawan.
Serangan dinyatakan berlaku jika pelempar bola mengenakan bola kepada
badan lawan atau lawan yang diserang berjabatan setara atau berjabatan di
bawahnya, kecuali raja yang dapat dibunuh oleh siapapun, tanpa lawan
menangkap atau menepis bola.
5. Jika lawan berhasil menangkap bola, pelempar akan didiskualifikasi.
Namun, jika lawan menepis bola, keadaan normal (tidak ada yang
didiskualifikasi).
6. Kepemilikan bola menganut asas “siapa cepat, dia dapat”.
7. Raja dapat didiskualifikasi oleh jabatan apapun.
8. Raja tidak dapat menyerang, kecuali jika raja sudah bertahan sendiri.
9. Jika raja mati, tim dinyatakan kalah babak.

3
10. Kemenangan akan diperoleh bila tim setidaknya memenangkan dua babak
dengan jumlah ronde maksimum tiga ronde.
11. Waktu permainan 3×10 menit dengan waktu istirahat satu menit.

II.6 Tahapan Permainan


Berikut ini adalah tahapan permainan dodgechess tiap babaknya.
1. Sebelum pertandingan, masing-masing pemain mengenakan pita
jabatannya.
2. Wasit meletakkan tiga buah bola di garis tengah vertikal lapangan dan
diletakkan dengan jarak masing-masing 1 meter dari bola tengah dan titik
pusat lapangan.
3. Wasit membunyikan peluit, pertanda permainan dimulai sehingga pemain
dapat berebut bola yang terdapat di tengah lapangan dan dapat memulai
permainan.
4. Wasit berhak membunyikan peluit ketika terdapat ketidakjelasan atau
pertikaian antarpemain dan memberikan solusi peleraiannya.
5. Akhir permainan ditandai dengan dibunyikannya peluit sekali lagi.

Bab III Kesimpulan

Kami menyimpulkan bahwa kami berhasil memecahkan masalah


ketidakteraksesan catur terhadap orang awam dengan menggabungkannya dengan
olahraga dodgeball dan kami memberikannya nama dodgeball. Pada cabang
olahraga baru tersebut, kami mencampurkan unsur-unsur olahraga catur dan
dodgeball dengan sentuhan sedikit cabang olahraga bola voli pada
perlengkapannya.

4
DAFTAR PUSTAKA

Gagne, Tammy (2020): Learning How to Play Dodgeball, Mitchell Lane


Publishers, Hallandale, 24.
Chisholm, Hugh (1911): Chess, 93–106 dalam Encyclopædia Britannica,
Cambridge University Press, Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai