KASTI
MAKALAH
Permainan Bola Kecil
PERMAINAN KASTI
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah
ini sesuai yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Permainan Bola Kasti.
Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji
tentang Permainan Bola Kecil Kasti. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Permasalahan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Permainan Kasti..........................................................................................3
2.2 Sarana dan Prasarana yang Diperlukan dalam Bermain Kasti.....................................3
2.3 Teknik Dasar dalam Bermain Kasti.............................................................................4
2.4 Peraturan Permainan Kasti...........................................................................................6
2.5 Cara Bermain Kasti......................................................................................................9
2.6 Tujuan Bermain Kasti bagi Pendidikan Jasmani..........................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Benyak sekali jenis permainan bola kecil di Indonesia. Kasti adalah salah satu permainan bola
kecil yang terkenal di Nusantara. Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu.
Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur
kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan
terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih kedisiplinan diri serta
memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman. Dalam bermain kasti, ada beberapa
keterampilan yang harus dimiliki, yaitu: memukul, melempar, menangkap bola, serta
kemampuan berlari.
Permainan kasti adalah permainan yang merakyat. Peraturan permainan kasti berbeda di setiap
daerah. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi manfaat berolahraga dalam permainan
tersebut.
C. Tujuan
Memberikan pemahaman terhadap setiap individu tentang pembelajaran jasmani dan
olahraga merupakan pembelajaran yang dapat membuat atau membentuk prilaku peserta didik
yang lebih baik, seperti bersikap sportif, tumbuhnya kerjasama antar teman baik dalam
mempraktekan atau mempelajari pembelajaran jasmani dan olahraga dan juga saat berada pada
lingkungan sekitar rumah.
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun begitu, kasti diasumsikan lebih tua dari permainan baseball/bisbol, referensi sastra
untuk bentuk awal utama 'bola' di pra-Inggris Raya. Permainan ini sekarang dimainkan hingga
tingkat internasional.
Permainan Kasti
Bola kasti memiliki berat 70-80 gram. Keliling bola kasti antara 19-21 cm. Warna bola
kasti biasanya orange atau merah, bahan luar bola terbuat dari karet, sedangkan bahan isi bola
terbuat dari sabut kelapa atau tali goni.
2. Kayu pemukul
Kayu pemukul pada permainan kasti terbuat dari kayu serat yang memanjang. Panjang kayu
pemukul antara 50-60 cm, dengan pengangan 15-20 cm, garis tengah 3,5 cm dan bidang
pemukul garis tengah 5 cm.
3. Nomor dada
Nomor dada pada permainan kasti terbuat dari kain dengan dua macam warna, berukuran 25 x
25 cm dengan tali 30 cm pada keempat sudutnya.
4. Tiang hinggap
Tiang hinggap terbuat dari besi, kayu, atau bambu. Tinggi tiang hinggap 1,5 meter dari tanah.
7. Bendera, untuk penjaga garis atau batas lapangan, serta beberapa pen-pen dari besi,
bambu atau kayu
Menurut Iwan Ridwan dan Ikman Sulaeman (2008, hlm. 12) “lapangan yang digunakan untuk
permainan bola kasti dapat secara khusus dipersiapkan atau menggunakan lapangan sepakbola
atau lapangan sekolah yang diberi beberapa perlengkapan, seperti ruang bebas, base pelempar,
base pemukul, tempat penjaga belakang, tiang hinggap atau pemberhentian pertama, kedua, dan
ketiga”.
Seperti halnya cabang olahraga yang lain, kasti memiliki lapangan permainan, yakni suatu area
dimana di dalamnya dapat memainkan permainan kasti. Lapangan kasti yang baik hendaknya
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan. Terdiri dari lapangan berumput berbentuk segi
empat dengan ukuran 65 x 30 meter.
Permainan kasti tentunya memiliki peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh pemain. Menurut
Srihati Waryati, dkk. (1996, hlm. 125), peraturan permainan kasti, antara lain:
1. Regu pemukul
Setiap pemain berhak memukul 1 kali, kecuali pemain terakhir berhak memukul sebanyak 3
kali. Sesudah memukul, pemain harus meletakkan alat pemukul di dalam ruang pemukul.
Apabila alat pemukul berada di luar tempat yang telah ditentukan, pemain tersebut tidak dapat
nilai, kecuali ia segera membetulkannya kembali.
2. Regu penjaga
Regu penjaga bertugas untuk mematikan lawan, menangkap langsung bola yang dipukul, dan
membakar ruang bebas dengan cara menginjaknya saat memegang bola, jika ruang bebas
kosong.
3. Pelambung
Pelambung bertugas untuk melambungkan bola secara wajar sesuai dengan permintaan
pemukul. Jika bola yang dilambungkan tidak dipukul, perlambung harus mengulang kembali.
Jika sampai 3 kali berturut-turut bola tidak terpukul, pemukul dapat lari bebas ke tiang
pemberhentian pertama.
4. Pukulan benar
Pukulan dianggap benar, jika bola yang dipukul melampaui garis pukul. Selain itu, saat dipukul,
bola tidak boleh mengenai tangan dan tidak boleh jatuh di ruang bebas.
5. Penghitungan nilai
Nilai permainan kasti dihitung jika pemain memukul bola lalu berlari ke pemberhentian I, II, III
dan ruang bebas secara bertahap mendapat nilai 1. Jika pukulan benar dan dapat kembali ke
ruang bebas tanpa berhenti pada tiang-tiang pemberhentian mendapat nilai 2. Regu penjaga
mendapat nilai 1 apabila berhasil menangkap langsung bola yang dipukul. Pemenang adalah
regu yang berhasil mengumpulkan nilai terbanyak.
6. Waktu permainan
Permainan kasti berlangsung dalam 2 babak. Tiap babak berlangsung 30 menit dan tiap babak
diselingi waktu istirahat 10 menit.
7. Pergantian tempat
Pergantian tempat antara regu pemukul dan regu jaga terjadi, apabila salah seorang regu
pemukul terkena lemparan bola, bola ditangkap 3 kali berturut-turut oleh penjaga, salah seorang
regu pemukul memasuki ruang bebas melalui garis belakang, salah seorang regu pemukul keluar
dari ruang bebas atau keluar dari batas lapangan, dan alat pemukul lepas saat memukul.
Agar dapat bermain kasti dengan baik, tentunya dituntut harus mengusai teknik dasar bermain
kasti. Adapun teknik dasar bermain kasti, meliputi teknik melempar, menangkap, memukul bola,
dan gerakan lari.
Melempar bola kasti menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004, hlm. 121) merupakan
“suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda (bola kasti) yang menghasilkan daya
pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan/ke atas”. Menurut Imam Soejoedi
(1979, hlm. 134) cara melempar bola ada 3 macam, yakni:
Lemparan melambung digunakan pada saat pemain yang bertugas sebagai pelambung
memberikan bola kepada pemukul. Cara melakukan lemparan melambung adalah bola dipegang
dengan satu tangan, pandangan ke arah sasaran. Sikap badan condong ke belakang dengan
tangan yang menggenggam bola berada di belakang atas kepala. Ayunkan bola dari belakang
menuju depan atas. Gerakan diakhiri dengan lecutan tangan dan jari-jari tangan.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa lemparan melambung bukan berarti lemparan yang tinggi ke
atas, melainkan lemparan yang semakin dekat dengan sasaran kecepatan bola semakin lambat.
Diusahakan agar lengkungan bola terjadi sekecil mungkin.
Dalam permainan kasti, lemparan mendatar dilakukan saat melakukan operan kepada kawan dan
juga untuk mematikan lawan. Teknik dalam melakukan lemparan mendatar hampir sama dengan
lemparan melambung. Perbedaannya pada saat melempar, bola berada di depan, sedangkan pada
lemparan melambung arah lemparan ke depan atas. Dibandingkan dengan lemparan melambung,
lemparan datar jalannya bola lebih cepat tetapi lebih sulit untuk mengarahkan bola.
Menangkap bola menurut Margiyani (2008, hlm. 5) merupakan “suatu usaha yang dilakukan
oleh regu jaga agar dapat menguasai bola dengan menggunakan tangan dari hasil pukulan lawan
atau lemparan teman”. Menangkap bola dalam permainan kasti merupakan teknik yang harus
dikuasai pemain regu jaga, terutama untuk memperoleh nilai. Berdasarkan tinggi-rendahnya
bola menurut Srihati Waryati, dkk. (1996, hlm. 113-117) teknik menangkap bola dibedakan,
sebagai berikut:
Menangkap bola melambung tinggi dilakukan dengan badan menghadap ke arah datangnya bola
dengan kedua kaki kangkang, kedua lutut sedikit ditekuk, dan pandangan ke arah bola. Kedua
lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan ke arah depan di atas kepala, arah datangnya bola. Posisi
kedua telapak tangan rapat, ujung jari kelingking tangan kiri rapat dengan ujung jari kelingking
tangan kanan, sedangkan jari-jari lain direnggangkan dan menunjuk ke arah atas, sehingga
kedua tangan membentuk mangkuk. Pada saat bola menyentuh tangan, semua jari ditutup, kedua
tangan segera ditarik ke belakang. Gerakan terakhir kaki kiri dipindahkan ke depan dan sudah
dalam keadaan siap melempar.
Menangkap bola mendatar dilakukan dengan sikap permulaan seperti pada menangkap bola
melambung tinggi, selanjutnya kedua lengan sejajar dijulurkan ke depan dada ke arah datangnya
bola. Posisi pangkal telapak tangan rapat, ujung ibu jari kanan dan kiri rapat, ujung kelingking
tangan kanan dan kiri juga rapat, sedangkan jari-jari yang lain direnggangkan dengan kedua
tangan membentuk mangkuk datar ke arah datangnya bola. Pada saat menyentuh bola semua jari
tangan dirapatkan dan segera ditarik hingga depan dada mengikuti arah jalannya bola.
Menangkap bola rendah dilakukan dengan sikap permulaan yang sama ketika akan menangkap
bola melambung tinggi, tetapi kedua lutut ditekuk lebih rendah. Kedua lengan sejajar dijulurkan
lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuka
dirapatkan hingga kelingking tangan kiri dan kanan rapat. Pada waktu bola menyentuh tangan,
semua jari ditutup, kedua tangan sedikit ditarik ke belakang bawah mengikuti arah jalannya
bola.
Menangkap bola bergulir di tanah dilakukan dengan sikap permulaan badan menghadap ke arah
datangnya bola, dapat bersikap kedua lutut rapat menyentuh tanah, sikap kaki kiri jongkok, kaki
kanan berlutut menyentuh tanah secara rapat, sikap berdiri badan dibongkokkan ke depan
bawah. Kedua tangan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya
bola. Kedua telapak tangan terbuka, sedangkan kedua jari kelingking rapat dan posisi jari yang
lain agar merenggang serta sedikit ditekuk di depan, sehingga semua ujung jari menyentuh
tanah. Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup, kedua tangan segera ditarik ke
depan.
Apabila bola datangnya melambung di sebelah kanan atau kiri badan, maka cara menangkap
bola dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan ke samping kanan atau kiri badan,
dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak merenggang serta telapak tangan
menghadap ke arah datangnya bola.
Bagi pemain penjaga belakang, menangkap bola dilakukan dengan berdiri menghadap ke arah
pelambung dengan kedua kaki kangkang ke samping, kedua lutut ditekuk, badan sedikit
membungkuk ke depan. Kedua lengan dijulurkan ke arah depan, tingginya sesuai dengan
permintaan pemukul.
Housewart dan Rivkin (dalam Abdul Rojak, 2011, hlm. 15) menyatakan bahwa teknik memukul
bola kasti merupakan “salah satu teknik dalam permainan kasti yang dilakukan oleh regu
pemukul dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pelambung”. Tujuan
memukul bola adalah untuk menyelamatkan diri atau pelari lain untuk mencapai tiang hinggap.
Teknik memukul bola kasti menurut Tri Hananto Budi Santoso, dkk. (2006, hlm. 62) terdiri atas:
1. Pukulan lurus
Pada saat melakukan pukulan lurus, posisi badan menghadap pelambung, memegang pemukul
harus kuat agar tidak terlepas dan posisi kaki agak terbuka. Sebelum memukul bola, minta pada
pelambung agar bola datang lurus, mengarah ke dada, dan tidak terlalu cepat. Untuk
menghasilkan pukulan yang keras, ayunan tangan diikuti gerakan badan. Posisi kaki disesuaikan
dengan gerakan tangan, misalnya bila tangan kanan memukul, maka posisi kaki kiri di depan.
Pada saat melakukan pukulan atas atau lambung, posisi badan tegak dengan kedua kaki terbuka.
Tangan yang memegang pemukul mengayun dari bawah ke atas. Pandangan agak ke atas ke
arah bola yang akan dipukul. Tangan menggengam pemukul dengan baik. Posisi kaki sama
dengan posisi kaki pada teknik pukulan lurus.
3. Pukulan samping
Pukulan ini agak berbeda karena posisi badan agak miring atau menyamping. Kedua kaki
terbuka sama seperti pada pukulan atas. Misalnya, memukul dengan tangan kanan, posisi kaki
kanan berada di depan, kemudian pukul sekuatnya ke arah menyamping.
Teknik berlari dalam bermain kasti, ketika berlari kencang dan memerhatikan dimana bola
berada, serta berusaha mengindar pada saat akan dimatikan maupun berlari mengelak
merupakan upaya pemain regu pemukul dalam menghindari lemparan dari pemain regu jaga
agar tidak terkena bola pada saat berlari mengelilingi lapangan.
3.2 Saran-saran
Jika pemain tidak mencapai 15 orang atau ada hal lain yang tidak memungkinan bermain
sesuai standar permainan, maka permainan kasti dapat dimainkan dengan cara dimodifikasi,
yaitu dengan cara pengurangan pos-pos aman dan dikurangi luas lapangannya. Hal tersebut tidak
akan mengurangi tujuan dari berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Waryati Srihati, Dra. Sulistion Wahyu, Drs. Soetari, Dra. 1996. Pendidikan Permainan Kecil.
U.T. Jakarta.