Anda di halaman 1dari 43

DEFINISI BILANGAN BULAT

Bilangan bulat adalah bilangan yang


memuat bilangan bulat positif, nol dan
bilangan bulat negatif. Dan dinyatakan
dengan B.
Jadi B = { ,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4, }
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

Penjumlahan
Pengurangan

Perkalian

pembagian
PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

a. Penjumlahan dua bilangan bulat tanpa


alat bantu
b. Penjumlahan dua bilangan bulat dengan
garis bilangan
c. Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat
Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan
q, jika p + q = r, maka r adalah bilangan
bulat

Komutatif
Untuk sembarang bilangan bulat p
dan q, berlaku p + q = q + p

Assosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q,
dan r, berlaku (p + q) + r = p + (q + r).
Unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat p,
maka p + 0 = 0 + p = p
0 adalah unsur identitas ( elemen netral
) pada penjumlahan

Mempunyai invers
Invers suatu bilangan artinya lawan dari
bilangan tersebut. Lawan dari p adalah
p, sedangkan lawan dari p adalah p.
PENGURANGAN BILANGAN BULAT
Pengurangan dua bilangan bulat dengan
garis bilangan

Untuk a dan b bilangan bulat, berlaku:


ab = a + (-b)
a (b) = a + b
Sifat sifat bilangan bulat
a. tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q,
jika p - q = r, maka r adalah bilangan bulat

b. Mempunyai invers
Invers suatu bilangan artinya lawan dari
bilangan tersebut. Lawan dari p adalah
p, sedangkan lawan dari p adalah p.
PERKALIAN BILANGAN BULAT

Mengingat kembali arti perkalian dua bilangan


n x a = a + a + a + a + a + ... + a
sebanyak n suku
1. Hasil kali dua bilangan bulat positif adalah
bilangan bulat positif.
2. Hasil kali bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif, atau sebaliknya
adalah bilangan bulat negatif.
3. Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat positif.
Sifat-sifat perkalian bilangan bulat
a. Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q,
jika p x q = r, maka r adalah bilangan bulat

b. Komutatif
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q,
berlaku
pxq=qxp
c. Assosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q, dan r,
berlaku (p x q) x r = p x (q x r).
d. Mempunyai unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka
p x 1 = 1 x p = p.1 adalah unsur identitas
( elemen netral ) pada perkalian.
e. Distributif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q dan
r berlaku

p x (q + r) = (p x q) + (p x r)
p x (q - r)=(p x q) - (p x r)
PEMBAGIAN BILANGAN BULAT
Pembagian merupakan kebalikan dari
perkalian
Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah
bilangan bulat positif
Hasil bagi bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif, atau sebaliknya
adalah bilangan bulat negatif.
Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat positif
MENAKSIR HASIL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
BILANGAN BULAT

Untuk pembulatan ke angka puluhan terdekat


Jika angka satuannya kurang dari 5 maka angka
tersebut dihilangkan atau tidak dihitung dan jika
angka satuannya lebih dari atau sama dengan 5
maka angka tersebut dibulatkan ke atas menjadi
puluhan
Untuk pembulatan ke angka ratusan terdekat
Jika angka puluhannya kurang dari 5 maka angka
puluhan dan satuan dihilangkan dan jika angka
puluhannya lebih dari atau sama dengan 5 maka
angka tersebut dibulatkan ke atas menjadi
ratusan
KELIPATAN DAN FAKTOR
Kelipatan Suatu Bilangan Bulat Positif
Jika k anggota A = 1, 2, 3, ... maka kelipatan-kelipatan dari k
adalah semua hasil kali k dengan setiap anggota A

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari Dua


Bilangan atau Lebih
KPK adalah bilangan terkecil anggota himpunan bilangan asli
yang habis dibagi oleh p dan q
Faktor Suatu Bilangan dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB)
Faktor dari suatu bilangan asli k adalah suatu bilangan asli
yang apabila dikalikan dengan bilangan asli lain hasilnya
sama dengan k

Menentukan KPK dan FPB dari Dua Bilangan atau


Lebih dengan Memfaktorkan
KPK dan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat juga dicari
dengan cara menentukan faktorisasi prima.
PERPANGKATAN BILANGAN BULAT
Perpangkatan suatu bilangan artinya perkalian
berulang dengan bilangan yang sama
pn = p x p x p x ... x p
n kali

Sifat-sifat perpangkatan
Untuk sembarang bilangan bulat p, m dan n
,berlaku
1) pm x pn = pm + n
2) pm : pn = pm - n , m > n
3) ( pm )n = pm x n
4) ( p x q )m = pm x qm
5) ( p : q )m = pm : qm
KUADRAT DAN AKAR KUADRAT SERTA PANGKAT
TIGA DAN AKAR PANGKAT TIGA

Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan Bulat


a2 = a x a dimana a2 dibaca a kuadrat atau a pangkat dua
dibaca akar pangkat dua dari a
a2 = b sama artinya dengan =a

Pangkat Tiga dan Akar Pangkat Tiga


a3 = a x a x a dimana a3 dibaca pangkat tiga dari a atau a
pangkat tiga.
dibaca akar pangkat tiga dari a
a3 = b sama artinya dengan =a
OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA BILANGAN
BULAT

Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat


tidak terdapat tanda kurung, maka pengerjaannya
berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut :
Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan
terlebih dahulu
Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya
operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu
Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada
operasi penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi
perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu
daripada operasi penjumlahan dan pengurangan
A. BILANGAN PECAHAN
1. Pengertian Bilangan Pecahan
Pengertian pecahan melalui benda konkrit gambar dan lambangnya,
BILANGAN PECAHAN

1 bagian bagian bagian bagian

disebut pecahan
Jadi, pecahan merupakan bagian dari keseluruhan. Pada pecahan-pecahan
tersebut,
angka-angka 1 dan 3 disebut pembilang. Sedangkan angka 2 dan 4 disebut
penyebut.
Sehingga dapat disimpulkan bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat
dinyatakan sebagai , dengan p,q bilangan bulat dan q 0. Bilangan p disebut
pembilang dan bilangan q disebut penyebut.
2. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan yang bernilai sama. Untuk
memperoleh pecahan pecahan senilai dapat dilakukan dengan
mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan
bilangan yang sama.
Secara umum dapat ditulis sebagai berikut :
Jika diketahui pecahan dengan p, q0 maka berlaku
atau
, dimana a,b konstanta positif bukan nol.
3. Menyederhanakan Pecahan
Suatu pecahan , q0 dapat disederhanakan dengan cara
membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan
FPBnya. Hal ini dapat ditulis sebagai berikut :
Dalam menyederhanakan sebarang pecahan , q0, berlaku
, dimana a FPB dari p dan q
4. Menyatakan Hubungan Antara Dua Pecahan
Untuk menyatakan hubungan dua pecahan adalah dengan menbandingkan
pembilangnya apabila kedua penyebut sama. Adapun jika penyebut kedua
pecahan berbeda, untuk membandingkan pecahan tersebut, samakan
terlebih dahulu penyebut kedua pecahan (dengan menentukan KPK dari
penyebut kedua pecahan), kemudian bandingkan pembilangnya.

5. Menentukan Letak Pecahan pada Garis Bilangan


Contoh :
Dimanakah letak pecahan ?
Jawab :
6. Menentukan pecahan yang nilainya diantara dua pecahan
Diantara dua pecahan yang berbeda selalu dapat ditemukan
pecahan yang nilainya diantara dua pecahan tersebut. Untuk
menentukan pecahan yang nilainya diantara dua pecahan,
langkah-langkahnya sebagai berikut :

Samakan penyebut dari kedua pecahan. Kemudian tentukan


nilai pecahan yang terletak diantara kedua pecahan tersebut

Ubahlah lagi penyebutnya, jika belum diperoleh pecahan yang


dimaksud. Begitu seterusnya.
B. PERBANDINGAN DAN BENTUK-BENTUK PECAHAN

1. Pecahan sebagai Perbandingan Bagian dari Keseluruhan


Apabila terdapat dua besaran yang dibandingkan, pecahan dikatakan
sebagai perbandingan bagian dari keseluruhan.
2. Menyatakan Bilangan Bulat dalam Bentuk Pecahan
Setiap bilangan bulat p, q dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan ,
dimana p merupakan kelipatan dari q, q 0.
3. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran dan Sebaliknya
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri atas bilangan bulat dan
bilangan pecahan biasa.
4. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya
Dalam sistem desimal, angka-angka dalam suatu bilangan mempunyai arti
Ribuan 1 2 3 4, 5 6 7
Perseribuan
Ratusan Perserarusan
Puluhan Persepuluhan
Satuan

Apabila suatu pecahan biasa atau campuran akan diubah atau dinyatakan
ke dalam bentuk pecahan desimal, maka dapat dilakukan dengan cara
mengubah penyebutnya menjadi 10, 100, 1000, 10000, dan seterusnya.
Dapat pula dengan cara membagi pembilang dengan penyebutnya.
Sebaliknya, untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa /
pecahan campuran dapat dilakukan dengan menguraikan bentuk
panjangnya terlebih dahulu.
5. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen dan
Sebaliknya
Persen artinya perseratusan, ditulis dengan notasi %. Jadi
pecahan dengan penyebut 100 disebut persen
Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen dapat
dilakukan dengan cara mengubah pecahan semula menjadi
pecahan senilai dengan penyebut 100. Atau dengan cara
mengalikan pecahan tersebut dengan 100%.
, dengan q0
Adapun untuk mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan
biasa / campuran, ubahlah menjadi perseratus kemudian
sederhanakan.
6. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Permil dan
Sebaliknya

Pecahan dalam bentuk perseribu disebut permil ditulis


dengan notasi . Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk
permil dapat dilakukan dengan mengubah pecahan semula
menjadi pecahan senilai dengan penyebut 1000. Jika hal ini
sulit dikerjakan maka dapat dilakukan dengan mengalikan
pecahan semula dengan 1000
OPERASI HITUNG PECAHAN
1) Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan bilangan bulat

b. Penjumlahan dan pengurangan pecahan


dengan pecahan
o Penyebut sama

+ = ,b 0

- = ,b 0
o Penyebut tidak sama
+ = + =

- = - =

c. Sifat-sifat pada penjumlahan dan


pengurangan
1. Tertutup

Untuk setiap bilangan pecahan ,


berlaku + = , dengan juga
bilangan pecahan
2. Komutatif
+ = +

3. Asosiatif
( + )+ = +( + )

4. Mempunyai unsur idetitas


Untuk sebarang bilangan pecahan ,
selalu berlaku +0=0+ =
0 adalah unsur identitas pada
penjumlahan
5. mempunyai invers
Invers dari adalah - sedangkan lawan
dari - adalah
2) PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN
a. Hasil perkalian dua pecahan diperoleh
dengan mengalikan pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut.
a c a c ac

b d b d bd
Contoh :
2 4 2 4 8

3 5 3 5 15
b. Sifat-sifat perkalian pada pecahan
Sifat-sifat perkalian bilangan bulat juga berlaku untuk
perkalian bilangan pecahan.

1) Tertutup

pxq=r

2) Komutatif

pxq=qxp

3) Asosiatif

(p x q) x r = p x (q x r).
4) Mempunyai unsur identitas
px1=1xp=p
1 adalah unsur identitas ( elemen netral ) pada perkalian.
5) Distributif

p x (q + r) = (p x q) + (p x r)
p x (q - r)=(p x q) - (p x r)
6) Mempunyai invers

Invers perkalian dari pecahan adalah dan sebaliknya

Suatu bilangan jika dikalikan dengan invers perkaliannya


maka hasilnya sama dengan 1
c. Untuk membagi suatu pecahan dengan pecahan lain sama artinya dengan
mengalikan pecahan pertama dengan kebalikan (invers) pecahan kedua

a c a d ad ad
:
b d b c bc bc
3) Perpangkatan Pecahan
a. Bilangan pecahan berpangkat bilangan bulat positif
Untuk sebarang bilangan bulat p, q dengan q 0 dan m bilangan bulat positif
berlaku :

m faktor
b. Sifat-sifat bilangan pecahan berpangkat
Untuk sebarang bilangan bulat p,q dengan q 0 dan
m, n bilangan positif berlaku sifat-sifat berikut :
4) Operasi Hitung Campuran pada Bilangan Pecahan
Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan pecahan tidak
terdapat tanda kurung, maka pengerjaannya berdasarkan
sifat-sifat operasi hitung berikut:
Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya

operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih


dahulu
Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya

operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih


dahulu
Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada

operasi penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi


perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu
daripada operasi penjumlahan dan pengurangan
5) Operasi Hitung pada Pecahan Desimal

a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal


Untuk menjumlahkan atau mengurangkan bilangan
bilangan decimal, maka tanda koma desimal
diletakan
pada satu lajur, sehingga angka ratusan, puluhan,
satuan, persepuluhan, perseratusan dan
seterusnya
masing-masing terletak pada satu lajur.
b. Perkalian pecahan desimal
Perkalian dengan 10,100,1000, dan seterusnya
dilakukan dengan menggeser koma decimal ke
kanan menurut angka nol pada bilangan-bilangan
di atas 2,723 x 100 = 272,3 Tanda koma bergeser
2 kali berdasarkan banyaknya 0
Hasil kali bilangan desimal dengan bilangan
desimal diperoleh dengan cara mengalikan
bilangan tersebut seperti mengalikan bilangan
bulat.
Banyaknya tempat decimal dari hasil kali dua
bilangan decimal dengan menjumlahkan banyak
tempat dari pengali-pengalinya
c. Pembagian bilangan dalam bentuk decimal
Pembagian dengan 10, 100, 1000 dan seterusnya
dilakukan dengan menggeser tanda koma kekiri
menurut banyaknya angka nol pada bilangan-bilangan
diatas.
D. PEMBULATAN DAN BENTUK BAKU PECAHAN

1. Pembulatan pecahan
Aturan pembulatan pecahan desimal:
a. Apabila angka yang akan dibulatkan lebih besar atau
sama dengan 5 maka dibulatkan ke atas (angka
didepannya atau di sebelah kirinya, ditambah dengan 1).
b. Apabila angka yang akan dibulatkan kurang dari 5, maka
angka tersebut dihilangkan dan angka didepannya atau
di sebelah kirinya, tetap.
2. Menaksir hasil operasi hitung pecahan
Contoh :
2,65 x 2,79 = 3 x 3 = 9

24,93 : 5,14 = 25 : 5 = 5
3. Bentuk baku pecahan

Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan dengan


a x 10n dengan 1 a < 10
Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1
dinyatakan dengan a x 10-n dengan 1 a < 10
Contoh :
0,00000000105 = 1,05 x 10-9

789.000.000.000.000 = 7,89 x 1014

Anda mungkin juga menyukai