Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

SISTEM BILANGAN REAL


A. System bilangan real
Kalkulus didasarkan dengan system bilangan real dan sifat-
sifatnya. Bilangan real, dinotasikan dengan R yang berperan
sangat penting dalam kalkulus. Untuk itu, sebagai pendahuluan
akan diberikan beberapa fakta dan terminology dari bilangan
nol.
1. Himpunan Bilangan Real
Himpunan adalah sekumpulan obyek/unsur dengan
kriteria/syarat tertentu dan didefiinisikan dengan jelas.
Unsur-unsur dalam himpunan S disebut elemen S,
sedangkan himpunan yang tidak memiliki elemen disebut
himpunan kosong,ditulis dengan notasi ø atau {}.
Jika a merupakan elemen himpunan S, maka dituliskan
a ϵ S . Jika a bukan elemen himpunan S, amak dituliskan
a ∉ S.
Himpunan A disebut himpunan bagian B, ditulis A ⊂B ,
jika setiap elemen A meruppaakn elemen B.
Himpunan A memuat himpunan B, ditulis A ⊃B , jika
setiap elemen B merupakan elemen A. Dengan demikian,
A ⊂ B=B ⊃ A .
System bilangan yang paling sederhana adalah bilangan
asli yaitu 1, 2, 3, … himpunan semua bilangan asli,
dinotasikan dengan N, jadi N = {1,2,3,4,…}.
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan asli bersama-
sama dengan bilangan nol dan bilangan-bilangan bulat
negative, biasanya ditulis dengan notasi Z, Z = { …, -3,-2,-
1,0,1,2,3, …}.
Bilangan rasional dilambangkan dengan Q didefinisikan
a
sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan dengan
b
a
a , b ∈ Z dan b ≠ 0, jadi Q={ :a , b ∈ Z dan b ≠ 0 }. Demikian
b
juga hanya jika suatu bilangan dikatakan rasional
apabilabilangan terserbut jika diubah bentuknya menjadi
bentuk decimal maka hasilnya nyata (berhingga).
Contoh:
1
a. =0,25
4
3
b. =0,6
5
5
c. =0.625
8
Atau bentuk decimal tak hingga tetatpi berulang
Contoh:
1
a. 0,3333=
3
25
b. 0.252525=
99
13
c. 2,166=
6
Mengubah pecahan biasa menjadi pacahan decimal
dapat diselesaikan dengan mudah, sedangkan untuk
mengubah pecahan decimal berulang menjadi pecahan
biasa diperlukan suatu perhitungan khusus.
Contoh:
a. 0.1111…
b. 0.252525…
c. 2.16666…

Penyelesaian:
a. Misalkan a=0,1111 … … …(1)
Jika ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan diatas
dikalikan dengan 10 maka diperoleh:
10 a = 1,111………(2)
Dari persamaan (2) dan (1) diperoleh
10 a = 1,1111
a = 0,1111
9a=1
1
a=
9

b. Misalkan a=0,2525 …(1)


Jika ruas kiri dan kanan dikali 100 maka diperoleh:
100 a = 25,2525…(2)
Dari persamaan (2) dan (1) diperoleh:
100 a = 25,2525
a = 0,2525
99 a = 25
25
a=
99
c. Misalkan a=2,1666 … … …(1)
Jika ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan diatas
dikalikan dengan 10 maka diperoleh:
10 a = 21,666 ………(2)
Dari persamaan (2) dan (1) diperoleh
10 a = 21,666
a = 2,166
9 a = 19,5
19,5 10
a= x
9 10
195 13
a= =
90 6

apabila suatu bilangan tidak dapat membentuk pecahan


a
dimana a , b ϵ Z dan b ≠ 0 maka bilangan tersebut disebut
b
bilangan irasional.
Contoh-contoh bilangan irasional antara lain adalah
√ 2 , π , dan e.
Sekumpulan sebuah bilangan rasional dan irasional
termasuk didalam bilangan bulat maka sekumpulan
bilangan bulat tersebut dinamakan bilangan real,
himpunan bilangan real dinotasikan dengan R.
Hubungan semua himpunan bilangan N, Z, Q, R dapat
dinyatakan dengan N ⊂Z ⊂Q⊂, jika digambarkan dalam
diagram venn adalah sebagai berikut:

B. Sifat-sifat bilangan real


Pada bilangan real R telah dikenal operasi penjumlahan dan
perkalian untuk sembarang bilangan real p, q, r dan s berlaku
sifat-sifat berikut ini:
1. Sifat ketertutupan dan ketunggalan
Jika p , q ∈ R maka terdapat satu dan hanya satu bilangan
real yang dinyatakan dengan penjumlahan ( p+q ) dan
perkalian ( p ×q).
2. Sifat komutatif (pertukaran)
i. p+q=q + p
ii. p ×q=q × p
3. Sifat Asosiatif (pengelompokkan)
i. p+ ( q+ r )=( p+q ) +r= p+ q+r
ii. p × ( q × r )=( p ×q ) × r= p × q ×r
4. Sifat distributif
i. p × ( q+ r )=( p ×q ) + ( p × r )
ii. p × ( q−r ) =( p × q ) −( p × r )
5. Sifat elemen identitas
i. Untuk penjumlahan unsur identitas 0 → p+ 0= p
ii. Untuk perkalian identitas adalah 1 → p ×1= p

6. Sifat elemen invers


i. Setiap bilangan p mempunyai invers bilangan – p
yang memenuhi p+(−p)=0
ii. Setiap bilangan p mempunyai invers perkalian p−1
1
atau yang memenuhi p × p−1=1
p

# Definisi
i. Jika p , q ∈ R maka hasil pengurangan dari p dan q adalah
bilangan real yang dinyatakan dengan p−q dimana
p−q= p+(−q )
ii. Jika p , q ∈ R dan q ≠ 0, maka hasil pembagian dari p dan q
p
adalah bilangan real yang dinyatakan dengan atau p :q
q
p −1
dimana =p × q .
q
# Teorema
Misalkan p , q , r , dan s ∈ R maka berlaku:
1. p+r =q+r jika dan hanya jika p=q
2. Jika p ×r =q ×r dimana r ≠ 0 maka p=q
3. −(− p ) =p
4. p ( q−r )= pq− pr
5. p ×0=0 × p=0
6. p (−q )=(− p ) q=−pq
7.(− p ) (−q )= pq
8. pq=0 jika dan hanya jika p=0 dan q=0 .
p r
9. = jika hanya jika ps=qr dimana q , s ≠ 0
q s

Bukti:
1. Misalkan p+r=q+r akan ditunjukkan bahwa p=q karena rϵR
maka −rϵR sehingga
p+r + (−r )=q+ r +(−r )
p+ ( r + (−r ) )=q +(r + (−r ))
p+0=q+ 0
p=q
2. Jika p .r =q . r dimana r ≠ 0 maka p=q karena r −1 ϵR sehingga
p .r . r −1=q . r . r −1
p .1=q .1
p=q (terbukti)
3. p .0=0. p=0
p .0= p ( 1+ (−1 ) )
¿ 1 p+ (−1 ) p
¿ p+ (− p )
¿0

C. Urutan
Bilangan bilangan real bukan nol ( p ϵR dan p ≠ 0) dibedakan
menjadi 2 himpunan bilangan yang terpisah yaitu bilangan real
positif ( p>0) dan bilangan-bilangan real negative ( p<0).
Untuk sembarang bilangan p , q , ϵ R dengan p<q jika hanya jika
q− p bernilai positif, berarti bahwa p berada disebelah kiri q
pada garis bilangan real, jika p kurang dari atau sama dengan q
maka ditulis p ≤ q. Jika p lebih dari atau sama dengan q maka
ditulis p ≥ q sedangkan p<q <r dimaksud sebagai p<q dan q <r
artinya q antara pdanr .

# Teorema
Misalkan p , q , r , dan s ∈ R
1. Jika p<q dan q <r maka p<r
2. Jika p<q dan r sembarang maka p+r <q +r
3. Jika p<q dan r < s maka p+q <r +s
4. Jika p<q dan r >0 maka pr <qr
5. Jika p<q dan r <0 maka pr >qr
6. Jika 0< p< q dan 0< r< s maka pr <qr
1 1
7. Jika 0< p< q dan>
p q
1 1
8. Jika p<q <0 dan >
p q

D. Jenis-jenis interval
Suatu interval adalah himpunan bagian dari himpunan
bilangn real R yang memenuhi syarat tertentu. Interval ini
terdiri atas 2 bagian, yaitu hingga dan tak hingga, dengan
definisi
Sebagai berikut:
1. Interval Berhingga
Misalkan a , b ϵR maka
a. Interval terbuka dari a ke b, dinyatakan dengan
( a , b )={x ∈ R∨a< x< b } interval terbuka tidak memuat
kedua titik ujungnya.

b. Interval tertutup dari a ke b, dinyatakan dengan


[a , b]={x ∈ R∨a ≤ x ≤ b } interval tertutup memuat kedua
titik ujungnya.
c. Interval terbuka disebelah kiri dari a ke b dinyatakan
dengan ¿={x ∈ R∨a< x ≤ b }

d. Interval terbuka disebelah kanan dari a ke b dinyatakan


dengan ¿={x ∈ R∨a≤ x <b }

2. Interval Tak Hingga


Misalkan a , b ϵR maka
a. Interval terbuka tak berbatas di kanan, dinyatakaan
dengan ( a ,+ ∞ ] ={x ∈ R∨x >a }
b. Interval tertutup tak berbatas di kanan, dinyatakan
dengan [ a ,+∞ ) ={ x ∈ R|x ≥ a }
c. Interval terbuka tak berbatas di kiri, dinyatakan dengan
(−∞ , b )= { x ∈ R|x <a }
d. Interval tertutup tak berbatas di kiri, dinyatakan dengan
(−∞ , b )= { x ∈ R|x ≤ a }
e. Interval terbuka tak berbatas di kiri dan kanan,
dinyatakan dengan (−∞ ,+∞ )

E. Ketaksamaan
Peubah adalah lambang yang digunakan untuk menyatakan
sembarangan elemen suatu himpunan, biasanya peubah
disimbolkan dengan huruf kecil, misalnya x, y, z a, b, p, q, r,
dan lain-lain. Ketaksamaan (inequality) adalah suatu kalimat
matematika terbuka yang dihubungkan dengan tanda ¿ , ≤ ,>¿
dan ≥.
Contoh:
1. 2 x+7 < x−5
2 x< x −5−7
2 x< x −12
2 x−x←12 x−3
x ←12 2. >1
2−5 x
∴ HP =¿ x−3>2−5 x
{x ∈ R∨x←12 }
x−3−2>−5 x 5
>x
x−5>−5 x 6
−5>−5 x−x 5
−5>−6 x ∴ HP ={x ∈ R∨x < }
6

3. 2 x2 −3 x −1≤ 4
2 x2 −3 x −1−4 ≤0
2 x2 −3 x −5≤ 0
( 2 x+5 ) ( x−1 )
2 x+5=0 x−1=0
−5
x= x=1
2

Menyelesaikan suatu kesamaan artinya mencari seluruh


bilangan real sebagai pengganti peubah yang dapat memenuhi
ketaksamaan tersebut sehingga menjadi benar. Himpunan
semua bilangan yang demikian ini disebut penyelesaian. Sifat-
sifat dan hukum dalam R sangat membantu dalam mencari
penyelesaian suatu ketaksamaan.
a. Ketaksamaan Linier
Prosedur untuk menyelesaikan ketaksamaan linier
hamper sama dengan menyelesaikan persamaan, perbedaan
yang nyata adalah jika mengalikan kedua pihak dari
ketaksamaan dengan suatu bilangan negative, maka tanda
ketaksamaan harus dibalik.
Contoh:
1. Tentukan penyelesaian ketaksamaan 3 x−8< 4 x +2
Penyelesaian:
3 x−8< 4 x +2 3 x−4 x<10
3 x< 4 x +2+8 −x <10
3 x< 4 x +10 x >−10
∴ penyelesaian ketaksamaan diatas adalah
{x ∈ R∨x>−10} atau x=(−10 , ∞)

2. Tentukan himpunan penyelesaian dari


2 x−4 ≤ 6−3 x< 3 x +6
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan bentuk pertidaksamaan diatas,
maka perlu diubah terlebih dahulu menjadi dua
ketaksamaan yaitu 2 x−4 ≤ 6−3 x dan 6−3 x<3 x +6
kemudian tentukan HP1 dan HP2 maka himpunan
penyelesaian adalah HP1 ∩ HP2

HP1 :2 x−4 ≤ 6−3 x HP2 :6−3 x<3 x +6


:2 x+3 x ≤6+ 4 :−3 x−3 x<6−6
:5 x ≤ 10 :−6 x< 0
: x≤2 : x >0
∴ HP 1={ x ∈ R∨x ≤ 2 } ∴ HP 2={ x ∈ R∨x >0 }

∴ jadi himpunan penyelesaian adalah


HP 1 ∩ HP 2={x ∈ R∨0< x ≤ 2 } atau x={0,2}

3. Tentukan himpunan penyelesaian dari ketaksamaan


−8 ≤ 2 x +6< 4
Penyelesaian:
−8 ≤ 2 x +6< 4
−8−6 ≤ 2 x +6−6< 4−6
−14 ≤ 2 x ←2
−7 ≤ x←1
∴ HP dari soal diatas adalah {x ∈ R∨−7 ≤ x ←1 }

Anda mungkin juga menyukai