Disusun Oleh:
Jelita (12010520072)
Kelompok: 11
Kelas: 2B
Dosen Pengampu:
2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat muslim. Al-Qur’an merupakan kitab
suci umat islam yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, yang menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Seluruh permasalahan yang ada di muka
bumi ini bisa ditemukan solusinya dalam Al-Qur’an. Untuk itu, sebagai umat
muslim, kita perlu mempelajari Al-Qur’an agar hidup kita menjadi terarah dan
berkah dunia akhirat.
Di dalam Al-Qur’an ada banyak hal yang perlu kita ketahui, tak terkecuali
Usbul Al-Qur’an, Amtsal Al-Qur’an dan Aqsam Al-Qur’an. Dengan mengetahui
ketiganya, kita akan lebih dapat mengenal apa-apa saja yang ada didalam Al-
Qur’an, tidak hanya dalam membaca kita akan mudah memahami apa isi dan makna
yang terkandung didalamnya, serta bagaimana keindahan isi Al-Qur’an tersebut.
Oleh karena itu, kita juga perlu mengetahui dan memahami Usbul Al-Qur’an,
Amtsal Al-Qur’an dan Aqsam Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Usbul Al-Qur’an?
2. Apa saja pembagian Usbul Al-Qur’an?
3. Apa pengertian Amtsal Al-Qur’an?
4. Apa rukun dari Amtsal Alqur’an?
5. Apa saja macam-macam Amstal Al-Qur’an?
6. Apa manfaat Amtsal dalam Al-Qur’an?
7. Apa pengertian dari Aqsam Al-Qur’an?
8. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Aqsam Al-Qur’an?
9. Apa saja macam-macam Aqsam Al-Qur’an?
10. Apa manfaat Aqsam dalam Al-Qur’an?
1
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai Uslub Al-Qur’an, Amtsal Al-Qur’an,dan
Aqsam Al-Qur’an adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian dari Usbul Al-Qur’an.
2. Dapat mengenal pembagian Usbul Al-Qur’an.
3. Dapat mengetahui pengertian dari Amtsal Al-Qur’an.
4. Dapat mengetahui rukun Amtsal Al-Qur’an
5. Dapat mengetahui dan mengenal macam-macam Amtsal Al-Qur’an.
6. Dapat mengetahui manfaat dari Amtsal di dalam Al-Qur’an.
7. Dapat mengetahui pengertian Aqsam Al-Qur’an.
8. Dapat mengetahui dan mengenal unsur-unsur Aqsam Al-Qur’an.
9. Dapat mengetahui dan mengenal macam-macam Aqsam Al-Qur’an.
10. Dapat mengetahui dan memahami manfaat Aqsam Al-Qur’an.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Uslub Al-Qur’an
1. Pengertian Uslub Al-Qur’an
Uslub berasal dari kata salaba – yaslubu – salban yang berarti merampas,
merampok dan mengupas. Sedangkan uslub menurut istilah adalah cara berbicara
yang diambil mutakallim dalam menyusun kalimatnya dan memilih lafaz-lafaznya.
Dengan demikian, uslub merupakan cara yang dipilih mutakallim atau penulis di
dalam menyusun lafaz-lafaz untuk mengungkapkan suatu tujuan dan makna
kalamnya.
Uslub terdiri dari tiga hal, yaitu cara, lafaz dan makna. Sedangkan dalam aspek
keilmunya tentang studi ilmu uslub/gaya bahasa disebut uslubiyyah atau kita sering
menyebutnya dengan istilah stilistika. Dengan demikian uslub al-Qur’an (stilistika
al-Quran) adalah metodenya yang eksellen dalam menyusun kalimat-kalimatnya dan
pemilihan lafaz-lafaznya.
2. Macam-macam Uslub Al-Qur’an
a. Uslub khitaby (gaya bahasa retorika)
Retorika merupakan salah satu seni yang berlaku pada bangsa Arab yang
mempunyai karakteristik dengan kandungan makna yang kuat, memakai lafaz}
yang serasi, argumentasi yang relevan dan kekuatan IQ oratornya. Biasanya
seorang orator berbicara mengenai tema yang relevan dengan realitas kehidupan
untuk membawa audiens mengikuti pemikirannya. Uslub yang indah, jelas,
lugas merupakan unsur yang dominan dalam retorika untuk mempengaruhi
aspek psikis audiens.
b. Uslub ‘Ilmy (gaya bahasa ilmiah)
Uslub Ilmy harus jauh dari aspek subyektif dan emotif penuturnya,karena
eksperimen ilmiah itu obyektif dan tidak ada hubungannya denganaspek psikis,
emotif dan kondisi orang yang melakukannya. Uslub ‘ilmiah membutuhkan
3
logika yang baik, pemikiran yang lurus serta jauh dari imajinasi dan emosi
karena sasarannya adalah pikiran dan menjelaskan fakta-fakta ilmiah.
Karakteristik uslub ‘ilmiah adalah jelas dan lugas. Namun juga harus
menampakkan efek keindahan dan kekuatan penjelasan, argumentasi yang kuat,
redaksi yang mudah, rasa yang brilian dalam memilih kosa kata dan informasi
yang dapat dipahami dengan mudah.[9] Oleh karena itu, uslub ‘ilmiah harus
tematik dan terhindar dari majaz, kinayah dan permainan kata-kata lainnya.
c. Uslub Adaby (Gaya bahasa Sastra)
Uslub adaby sangat subyektif, karena ia merupakan ungkapan jiwa
pengarangnya, pemikirannya dan emosinya. Oleh karena itu, uslub adaby sangat
spesifik. Sasaran uslub adaby adalah aspek emosi bukan logika, karena uslub ini
digunakan untuk memberi efek perasaan pembaca. Oleh karena itu, temanya
mempunyai relevansi yang erat dengan jiwa pengarang dan mengesampingkan
teori ilmiah, argumentasi logis, terminologi ilmiah dan penomoran-penomoran.
B. Amtsal Al-Qur’an
1. Pengertian Amtsal Al-Qur’an
Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal atau mitsil yang berarti misal,
perumpamaan atau sesuatu yang menyerupai. Sedangkan secara terminologis,
amtsal adalah suatu ungkapan perkataan yang disampaikan dengan perkataan yang
lain untuk memperjelas salah satu yang lain. Menurut Ibnu Qayyim, amtsal ialah
menyerupakan sesuatu yang lain dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya,
mendekatkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan sesuatu yang indrawi atau
mendekatkan salah satu dari dua hal yang indrawi atas yang lain, dengan
menganggap yang satu sebagai yang lain.
Menurut Rasyid Ridha, amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi
kesan dan menggerakkan hati nurani, bila didengarkan pengaruhnya akan
menyentuh lubuk hati yang paling dalam. Amtsal lebih tepat mengacu pada kesan
dan sentuhan dari apa yang terkandung didalamnya, tanpa mempersoalkan ada atau
tidak adanya kisah yang berhubungan. Walaupun demikian, amtsal yang berasal di
kehidupan nyata banyak disebutkan dalam Al-Qur’an.
4
Dapat disimpulkan, bahwa amtsal adalah mengumpamakan atau
mempersamakan sesuatu yang abstrak dengan yang lain yang lebih jelas atau dapat
dijangkau oleh panca indra untuk mencapai tujuan dan mengambil manfaat dari
perumpamaan tersebut.
ِ الَ مَمثَالَلِلن
ََّاسَلعلَّ ُه ممَي تذك ُرونَومث ُل َهللاَُ م
َ َب َيَ َِب مَذ َِنََرَِباَقلىَ َويَ م
َُ ضَر ٍَ تَُ مَؤَتِىََأََُ َُكَلهَاَ َُك ََّلَ َِح
هللاَُاَلَّ َِذَيمنََاَمَنَُمَوا
َ ت َُ ِضَماََل ِام منَق را ٍَرَيَُثََب َّت ِم منَف مو ِق م
َِ َال مر َاَجتُث م ٍ ٍ ٍ ِ
ََكلمةَخبِيثةَكشجرةٍَخبِيثة م
5
َ ض اًلهللَُالظلِ ِم ميَقلىَوي مفع ُلَهللاَُماَيش
ُاء
ِ َالَ َِخَرةََِجَوي
ُ َِف م َُ َِوة
َ ِالدنمَيَ َاو َ ََالي َِ َِِبَلمقَ مَوَِلَالَثَّاَب
َ ِ َت
َِف م
b. Amtsal Kaminah
Amtsal Kaminah,yaitu perumpamaan yang di dalamnya tidak disebutkan
dengan lafadz tamsil jelas, tetapi menunjukkan makna-makna yang indah,
menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contohnya ayat yang senada dengan ungkapan “Sebaik-baik perkara adalah
yang tidak berlebihan, adil dan seimbang”, diantaranya yaitu Allah berfirman
pada surah Al-Baqarah ayat 68 tentang sapi betina:
َ ِذََل
َ ََكَقلىَفَافمَعََلُمَوامَاتَُ مَؤَمََُرمَون
6
Dan surah Al-Furqan ayat 67 tentang nafkah:
c. Amtsal Mursalah
Amstal Mursalah ialah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan kata
perumpamaan secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai
perumpamaan. Contohnya surah Al-Maidah ayat 100:
ِ ََالََلمَب ِ َِعَجَبَكَََكَثََِرةََُالَب
ِ َُيثََ َجَفَاتََّ َُقواهللََي ِ ُ ِلَلَيَسَتَ ِوَىَالَب
َََب َول م َبََوَل مَوََأ م
ُ َيثََوَالطَي قُ َّ م
Artinya : Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah [5]
ayat 100)
Dan juga surah Ar-Rahman ayat 60:
ِس َِنََإََِّل م
َ ََالَ مَحس ُن َ هَ مَلَجََز َاءَُا َِلَ مَح
Artinya: “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-
Rahman [55]: ayat 60)
4. Manfaat Amtsal Al-Qur’an
Dalam perkembangan ilmu tafsir, amsal memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap perkembangan berfikir umat Islam dalam mendalami dan memahami
Al-Qur’an. Manna Al-Qathan menjelaskan bahwa manfaat amtsal Al-Qur’an adalah
sebagai berikut.
7
a. Menampilkan sesuatu yang hanya dipikirkan saja ke dalam sesuatu yang
dapat di dengar oleh panca indera manusia. Dengan cara ini, akal dapat
mudah menerima pesan yang disampaikan oleh perumpamaan tersebut.
b. Menyingkap makna yang sebenarnya dan memperlihatkan hal yang ghaib
melalui penjelasan yang nyata.
c. Menghimpun arti yang indah dalam sebuah ungkapan yang singkat
sebagaimana amtsal kaminah dan amtsal mursalah
d. Menjauhkan orang dari perbuatan tercela, karena Allah menyebut amtsal
dalam Al-Qur’an untuk pengajaran dan peringatan. QS. Az-Zumar ayat 27.
e. Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengena di hati, baik dalam
menyampaikan nasehat dan lebih kuat pengaruhnya.
C. Aqsam Al-Qur’an
1. Pengertian Aqsam Al-Qur’an
Secara etimologi aqsam merupakan bentuk jamak dari qasam. Kata qasam
memiliki makna yang sama dengan dua kata lain yaitu halaf dan yamin yang berarti
sumpah. Sumpah dinamakan juga dengan yamin karena dari kebiasaan orang arab
ketika bersumpah saling memegang tangan kanannya masing-masing.
Sedangkan secara terminologi aqsamul Qur’an adalah ilmu yang membicarakan
tentang sumpah-sumpah didalam Al-Qur’an. Yang dimaksud dari kata sumpah ialah
sesuatu yang digunakan untuk memperkuat pembicaraan. Qasam dapat pula
diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu
pesan atau pernyataan dengan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai
muqsam bih. Dalam Al-Qur’an ungakapan untuk memaparkan qasam adakalanya
dengan memakai kata aqsama, dan adakalanya memakai kata halafa atau yamana.
Contohnya seperti :
Artinya : “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
mengetahui”.(Al-Waqi’ah: 76)
8
2. Unsur-Unsur Aqsam Al-Qur’an
Lahirnya suatu sumpah maka mengharuskan adanya unsur-unsur yang
mendukungnya, yaitu hal-hal yang dengannya terbentuk sumpah Allah. Tanpa
adanya unsur-unsur yang dimaksud maka tidak dapat disebut sumpah Allah.
Menurut Ahmad Syadzali sedikitnya terdapat tiga unsur yang harus dipenuhi jika
dikehendaki suatu ucapan menjadi sebuah sumpah, yaitu :
• Fi’il yang berbentuk muta’addi dengan diawali huruf ba’
• Muqsam bih, ialah lafadz yang terletak sesudah adat qasam yang dijadikan
sebagai sandaran dalam bersumpah yang juga disebut sebagai syarat.
• Muqsan‘alaih, merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam,
berfungsi sebagai jawaban dari qasam.
3. Macam-Macam Aqsam Al-Qur’an
Bahwa Allah dapat bersumpah secara bebas yang artinya bersumpah dengan
siapapun dan dengan apapun juga, Allah tak terhalang dengan sumpah. Akan tetapi
manusia tidak diperkenankan untuk bersumpah kecuali atas nama Allah saja. Dalam
hal ini, menurut Manna’ Al-Qhattan sumpah terbagi dua, adakalanya Zahir (jelas)
dan adakalanya Mudmar (tidak jelas). Adapun macam qasam tersebut yaitu :
• Zhahir, ialah sumpah didalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih.
Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada
umumnya, karena dicukupkan dengan harfun jar (huruf jar) berupa ba,
wawu, dan ta.
• Mudhmar, ialah yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula
muqsam bih, tetapi ia ditujukan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam
jawab qasam.
4. Faedah Aqsam Dalam Al-Qur’an
Sumpah (aqsam/qasam) dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara
untuk menguatkan pembicaraan yang diselingi dengan pembuktian untuk
mendorong lawan bicara agar menerima/mempercayainya. Abu Al-Qasim Al-
Qusyairi menjawab bahwa sesuatu dapat dipastikan kebenarannya dengan dua cara,
yaitu persaksian dan sumpah. Kedua cara itu digunakan Allah dalam Al-Qur’an
sehingga mereka tidak memiliki hujjah lagi untuk membantahnya.
9
Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh manusia, dan setiap manusia mempunyai
sifat yang berbeda-beda terhadapnya. Bahkan diantaranya ada yang meragukan,
mengingkari, dan ada pula yang amat memusuhi Al-Qur’an. Oleh karena itu
dipakailah qasam dalam kalamullah guna untuk mehilangkan keraguan,
melenyapkan kesalahfahaman, menguatkan berita, dan menetapkan hukum dengan
cara paling sempurna.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa uslub al-Qur’an adalah
metodenya yang eksellen dalam menyusun kalimat-kalimatnya dan pemilihan lafaz-
lafaznya yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu uslub khitaby (gaya bahasa
retorika), uslub ‘ilmy (gaya bahasa ilmiah), dan uslub adaby (Gaya bahasa Sastra).
Amtsal adalah mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan yang lain yang
lebih jelas untuk mencapai tujuan dan mengambil manfaat dari perumpamaan
tersebut yang terbagi menjadi tiga macam yaitu amtsal musharrahah, amtsal
kaminah, dan amtsal mursalah. Rukun amtsal Al-Qur’an ada 4, yaitu: wajah
syabbah, alat tasybih, musyabah, dan musyabah bih. Salah satu manfaat amtsal yaitu
menjauhkan orang dari perbuatan tercela karena Allah menyebut amtsal dalam Al-
Qur’an untuk pengajaran dan peringatan (QS. Az-Zumar ayat 27).
Aqsam Al-Qur’an adalah ilmu yang membicarakan tentang sumpah-sumpah
didalam Al-Qur’an yang terbagi menjadi dua macam yaitu zhahir dan mudhmar.
Unsur-unsur yang terdapat dalam aqsam Al-Qur’an diantaranya yaitu fi’il yang
berbentuk muta’addi dengan diawali huruf ba’, muqsam bih, dan muqsan‘alaih.
Manfaat aqsam dalam Al-Qur’an adalah untuk mehilangkan keraguan, menguatkan
berita, dan menetapkan hukum dengan cara paling sempurna.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini disarankan pembaca dapat memberikan masukan
yang membangun. Kami tahu terdapat kekurangan didalam makalah ini, jadi kami
sarankan agar pembaca tidak hanya berpatokan pada makalah ini saja. Dan kami
harap makalah ini dapat membantu para pembaca dalam memahami Usbul Al-
Qur,an, Amtsal Al-Qur’an, dan Aqsam Al-Qur’an.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fitriah. Amsal al-Qur’an: Sebuah Kajian Dalam Psikologi Pendidikan Islam. Aceh
http://musicflashbqs.blogspot.com/2017/10/stilistika-al-quran
http://serambikharis.blogspot.com/2014/04/pengertian-amsal-dalam-al-quran.html?m=1
https://kamaloddey.blogspot.com/2014/07/aqsam-al-quran.html?m=1
12