Pada dasarnya, urutan operasi matematika dibedakan menjadi 4 jenis. Keempat urutan operasi
matematika dasar bilangan tersebut disebut operasi aritmatika. Terdapat juga 3 operasi hitung
lain yang sering digunakan yaitu perpangkatan, akar, dan tanda kurung. Berikut penjelasan dari
jenis-jenis urutan operasi matematika tersebut.
1. Penjumlahan (+) :Penjumlahan adalah cara yang digunakan untuk menghitung total dua
bilangan atau lebih. Penjumlahan bilangan bulat adalah operasi penjumlahan yang
digunakan untuk menghitung total dua atau lebih bilangan bulat.
3. Perkalian (×) : Perkalian adalah salah satu operasi aritmatika (operasi dasar matematika)
yang berfungsi sebagai simbol operasi penjumlahan berulang.
4. Pembagian (:) : Operasi pembagian biasanya digunakan untuk menghitung hasil bagi
suatu bilangan terhadap pembaginya.
5. Tanda Kurung : Urutan operasi matematika yang menggunakan tanda kurung biasanya
harus dikerjakan terlebih dahulu atau diprioritaskan. Berikut 3 jenis tanda kurung yang
sering digunakan dalam ilmu matematika.
1) Tanda kurung ( ) yang disebut bracket untuk operasi bilangan secara umum
2) Tanda kurung siku [ ] yang disebut square bracket. Digunakan dalam operasi vektor,
matriks, dan interval.
3) Tanda kurung kurawal { } yang disebut curly bracket. Biasa digunakan dalam notasi
himpunan.
7. Operasi Akar adalah kebalikan dari operasi perpangkatan atau dalam ilmu matematika
disebut invers dari perpangkatan.
Saat menyelesaikan soal matematika yang menggunakan banyak urutan operasi matematika
sekaligus, kita perlu mengetahui urutan operasi hitung yang didahulukan.
Secara umum berikut adalah urutan operasi matematika (urutan pertama adalah paling
diprioritaskan), seperti yang terdapat pada buku Matematika 3 (Ebook), Dian Amalia, 2019.
a. Tanda Kurung
Bentuk akar adalah suatu bilangan irasional hasil pengakaran bilangan rasional. Bilangan
rasional adalah bilangan yang bisa dibandingkan dengan bilangan lain dan biasanya berupa
bilangan bulat, contohnya 2, 4, 16, 17, 21, dan sebagainya.
Sementara itu, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak berupa bilangan bulat dan tidak bisa
dinyatakan sebagai pecahan, contoh 1,41; 2,17; 17,91; dan sebagainya.
Operasi bentuk ini merupakan kebalikan dari bilangan berpangkat, misalnya y=x2↔x=√y.
Bentuk√y inilah yang disebut sebagai bentuk akar. Mengapa disebut demikian?
Karena bilangannya berada di dalam tanda akar (√). Cara membaca√y adalah “akar y”.
Contoh√y adalah√3, √5, √7, dan sebagainya. Berdasarkan pengertiannya, bentuk ini hanya diisi
oleh bilangan yang hasil pengakarannya berupa bilangan irasional, misalnya√3 . Hasil dari√3
adalah 1,73205081.
Lantas, bagaimana dengan√36 ? Ternyata,√36 belum bisa dikatakan sebagai bentuk akar karena
hasil pengakarannya tidak berupa bilangan irasional,√36 =6.
Sama seperti bilangan bulat, bentuk akar juga bisa dioperasikan baik dengan bentuk akar lain
maupun dengan bilangan real. Adapun operasinya adalah sebagai berikut.
1. Penjumlahan
Penjumlahan hanya bisa dilakukan jika angka yang berada di dalam tanda akar nilainya sama.
Bentuk penjumlahannya adalah sebagai berikut.
Contoh:
√2 + √2 = (1+1)√2=2√2
2. Pengurangan
Konsep pengurangan sama seperti penjumlahan, yaitu hanya bisa dilakukan pada dua bentuk
akar atau lebih yang bilangan pokoknya sama. Bentuk pengurangannya adalah sebagai berikut.
Contoh:
2√2 – √2 = (2-1)√2 = √2
3. Perkalian
Konsep perkalian bentuk ini berbeda dengan penjumlahan dan pengurangan. Hal itu karena
perkalian bisa dilakukan antara bentuk akar dan bilangan nonakar, baik pecahan maupun
bilangan bulat. Bentuk perkaliannya adalah sebagai berikut.
p√x × q = (p×q)√x
3. Pembagian
Konsep pembagian, hampir sama dengan perkalian. Namun, pembagian bisa menghasilkan
pecahan yang penyebutnya memuat bentuk akar. Jika berbentuk demikian, maka pecahan harus
dirasionalkan penyebutnya. Adapun bentuk pembagiannya adalah sebagai berikut.
Setelah mengetahui sifat-sifat dari bilangan berpangkat, saatnya kita mengetahui operasi hitung
dari bilangan berpangkat. Untuk masing-masing a dan b yang menjadi bilangan rasional yang
positif, maka akan berlaku rumus atau persamaan seperti berikut : Rumus operasi perkalian
bilangan berpangkat:
am x an = am+n
am : an = am-n
56 x 52 = 56-2 = 54 = 5 x 5 x 5 x 5 = 625
Setelah mengetahui sifat-sifat dari bentuk akar, saatnya kita mengetahui operasi hitung dari
bentuk akar Baca Juga : Bentuk Sederhana dari Akar Matematika
Untuk masing-masing a,b,c yang menjadi bilangan rasional yang positif, maka akan berlaku
rumus atau persamaan seperti berikut : Rumus operasi penjumlahan bentuk akar:
a√c + b√c = (a + b) √c
a√c – b√c = (a – b) √c
Contoh: 5 √2 – 2 √2 = 5 √2 – 2 √2 = (5 – 2) √2 = 3 √2.
2. Operasi Perkalian
Untuk masing-masing a,b, dan c adalah bilangan rasional positif, maka rumus yang berlaku
adalah :
√a x √b = √a x b
Jawab: 23 x 22 = 23+2 = 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
(4 x 3)2 = 42 x 32 = (4 . 4) x (3 . 3) = 16 x 9 = 144