Anda di halaman 1dari 13

HIMPUNAN ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

I. Himpunan

Kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas. Benda
atau objek dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan. Dari definisi
tersebut, dapat diketahui objek yang termasuk anggota himpunan atau bukan

1. Contoh Himpunan:
a. Himpunan warna lampu lalu lintas, anggota himpunannya adalah
merah, kuning, dan hijau.
b. Himpunan bilangan prima kurang dari 10, anggota himpunannya
adalah 2, 3, 5, dan 7.

2. Contoh bukan himpunan:


a. Kumpulan baju-baju bagus.
b. Kumpulan makanan enak.

3. Contoh himpunan matematika dalam ekonomi


Dalam suatu survey mengenai 120 ibu rumah tangga ditanyai
dipusat perbelanjaan tertentu. Bahwa ternyata 80 ibu rumah tangga
memakai deterjen rinso dan 68 ibu rumah tangga memakai deterjen soklin
dan 62 iburumah tangga memakai kedua duanya. Tentukan jumlah ibu
rumah tangga yang di survey itu memakai:
a. Sekurang-kurangnya salah satu dari deterjen itu?
b. Tepat salah satu deterjen itu
c. Hanya deterjen rinso
d. Tidak satupun dari deterjen itu

Pembahasan

Misalkan A adalah deterjen rinso n(A)=80

Misalkan B adalah deterjen soklin n(A)=80

a. 18+62+6=86
b. 18+6 = 24
c. 18
d. 120-86=34

1
II. BIILANGAN

1. Pengertian Bilangan

Bilangan adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan


untuk pencacahan dan pengukuran. Adapun pembagian bilangan dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar: Silsilah bilangan

Sesuai dengan gambar diatas, adapaun penjelasan sebagai berikut :

a. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah bilangan yang angota-anggotanya (a + bi) dimana
a, b R, i2 = -1. Dengan a bagian bilangan rill dan b bagian dari bilangan
imajiner.
Contoh: K = { 2-3i, 8+2, .... }

b. Bilangan imajiner
Bilangan imajiner adalah bolangan i (satuan imajiner) dimana i adalah
lambang bilangan baru yang bersifat i2 = -1.
Contoh: M = { i, 4i, 5i, ..... }

c. Bilangan Real
Bilangan real adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan
rasional dan bilangan irrasional itu sendiri.
Contoh: R = { 0, 1, , , 2, 5, ..... }

d. Bilangan rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan
a dan b adalah anggota bilangan bulat dan b 0.
Contoh: R = { , , .... }

e. Bilangan irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan atau bilangan selain bilangan rasional.

2
Contoh: I = { 2, 3, 5, 6, 7, ..... }
Keterangan tambahan: 4 = 2, berarti 4 bukan termasuk bilangan irrasional.

f. Bilangan pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b,
dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b 0. Bilangan a disebut sebagai
pembilang dan bilangan b disebut sebagai penyebut.

Contoh: H = { , , , , ..... }
Keterangan tambahan: 4/2 = 2, berarti 4/2 bukan termasuk pecahan.

g. Bilangan bulat
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif, bilangan nol dan
bilanganbulat positif.
Contoh: B = { ...., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ..... }

h. Bilangan negatif
Bilangan negatif adalah bilangan bernilai negatif.
Contoh: N = { -3, -5, , .... }
Keterangn tambahan: -2/-3 = , berarti -2/-3 bukan termasuk bilangan
negatif.

i. Bilangan cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan positif dan nol
Contoh: C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..... }

j. Pengertian bilangan nol


Bilangan nol adalah bilangan nol itu sendiri (0)
Contoh: N = { 0 }

k. Bilangan asli
Bilangan asli adalah bilanga positif yang dimulai dari bilangan satu ke atas.
Contoh: A = { 1, 2, 3, 4, 5, ..... }

l. Bilangan komposit
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan bukan
termasuk bilangan prima.
Contoh: K = { 4, 6, 8, 9, 10, 12, ..... }

m. Bilangan prima
Bilangan prima adalah bilangan yanga tidak dapat dibagi oleh bilangan
apapun, keculai bilangan itu sendiri dan 1 (satu).
Contoh: P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, ..... }

3
n. Bilangan genap
Bilangan genap adalah bilangan bilangan yang selalu habis dibagi 2.
Contoh: E = { 2, 4, 6, 8, 10, ..... }

o. Bilangan ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan yang apabilan dibagi 2 hasilnya selalu tersisa
1 atau bilangan yang dapat dinyatakan dengan (2n-1) dengan n = bilangan
bulat.
Contoh: G = {-3, -1, 1, 3, 5, 7, .... }

Penerapan bilangan dalam matematika ekonomi sangat penting sebagai alat


bantu kuantitatif.Sebab bilangan selalu digunakan dalam aktivitas
perekonomian.

Contoh bilangan dalam matematika ekonomi :

Seorang Ibu setiap bulan mendapat gaji sebesar Rp 2.500.000,00. Ia diberi uang
tambahan dari suaminya sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan. Dibutuhkan Rp
1.000.000,00 untuk uang belanja per bulan. Uang kesehatan Rp 500.000,00 dan
1.000.000,00 untuk di tabung. Sisanya digunakan untuk keperluan uang sekolah
dari ke-3 anaknya. Sang Ibu bingung, berapa uang saku perorangan yang harus ia
berikan untuk ketiga anaknya dalam seminggu. Jika sang Ibu itu sedikit
memahami Matematika maka tentunya beliau dapat menentukan uang saku
tersebut secara tepat, tapi jika tidak memahami sama sekali. Hmm kira-kira apa
yang terjadi ya?

Nah ini dia cara mengerjakannya dengan menggunakan operasi bilangan bulat:

Pertama kita harus menghitung dulu sisa uang itu berapa?

(2.500.000,00+3.000.000,00) = 1.000.000,00 + 500.000,00 + 1.000.000,00 + sisa

5.500.000,00 = 2.500.000,00 + sisa

Maka sisa = 5.500.000,00 2.500.000,00 = 3.000.000,00

Berarti keperluan uang sekolah ketiga anaknya adalah Rp.3.000.000,00

Sekarang kita hitung uang saku ketiga anaknya dalam seminggu.

Kita anggap satu minggu sebagai q.

Karena ada 3 anak maka masing-masing anak akan memperoleh uang saku
sebagai berikut:

3x(4q) = 3.000.000,00

4
12q = 3.000.000,00

q = 3.000.000,00 : 12 = 250.000,00

Jadi, uang saku setiap anak dalam seminggu adalah Rp.250.000,00. Jika anada
mau mencari uang saku anak dalam sehari tinggal di bagi saja dengan 7 karena 1
minggu ada 7 hari.

III. Eksponen

Eksponen merupakan perkalian bilangan yang sama secara berulang. Sebagai


contoh, jika kita mengalikan angka 7 secara berulang sebanyak 4 kali, yaitu 7 x 7
x 7 x7 = 2401, kita dapat menuliskannya dengan 7^4 = 2401 atau 74 = 2401.

Secara umum, = dengan R sebanyak n kali. Artinya, kita


mengalikan R secara berulang sebanyak n kali. ( dibaca R pangkat n).

Eksponen biasa juga disebut dengan pangkat. Pada perpangkatan , R disebut


sebagai basis bilangan pokok dan n disebut sebagai pangkat. Hubungan eksponen
dalam matematika ekonomi menggambarkan fenemena dalam
pertumbuhan/peluruhan dalam persentase tetap, sebagai contohnya adalah kita bsa
menghitung bunga baik itu bunga tunggal maupun bunga majemuk.

IV. Permutasi
Di dalam ilmu matematika permutasi diartikan sebagai sebuah konsep
penyusunan sekumpulan objek/angka menjadi beberapa urutan berbeda tanpa
mengalami pengulangan.

Di dalam permutasi, urutan sangat diperhatikan. setiap objek yang dihasilkan


harus berbeda antara satu dengan yang lain. kita ambil contoh, urutan huruf
({ABC} berbeda dengan {CAB} begitu juga dengan {BAC) dan {ACB}). Rumus
untuk mencari banyaknya permutasi n unsur jika disusun pada unsur k di mana k
n adalah:

Rumus Permutasi

P(n,k) = n!
(n-k)!
Sedangkan dalam matematika ekonomi penerapan permutasi dapat .dilihat
dari masaah penyusunan kepanitian, yang terdiri dari ketua , sekretaris dan

5
bendahara dimana urutan dipertimbangkan merupakan salah satu contoh
permutasi. Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan pembahasan soal di
bawah ini:

Contoh Soal 1
Di sebuah sekolah ada 4 orang guru yang dicalonkan untuk mengisi posisi
bendahara dan sekertaris. Coba kalian tentukan banyaknya cara yang dapat
digunakan untuk mengisi posisi tersebut!

Pembahasan:
Soal di atas dapat dituliskan sebagai permutasi P(4,2), n(banyaknya guru) = 4 k
(jumlah posisi) = 2
masukkan ke dalam rumus:

P(4,2) = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 = 12
(4-2)! 2x1 2

V. Kombinasi
Kombinasi merupakan sebuah kumpulan dari sebagian atau seluruh objek
dengan tidak memperhatikan urutannya. di dalam kombinasi, {AB} dianggap
sama dengan {BA} sehingga sebuah kombinasi dari dua objek yang sama tidak
dapat terulang.

Rumus kombinasi dari suatu himpunan yang mempunyai n elemen dapat


dituliskan sebagai berikut:

Rumus Kombinasi

C(n,r) = nCr = nCr = n!


r!(n-r)!

Sedangkan dalam matematika ekonomi penerapan kombinasi berbeda dengan


permutais dimana urutan menjadi pertimbangan sedangkan pada kombinasi urutan
tidak dipertimbangkan. Misalnya pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompok 5
orang ( dedi , eka , feri , gani dan hari)dalam mengikuti suatu kegiatan . Dalam
masalah ini , urutan tidak dipertimbangkan karna tidak ada bedanya antara dedi ,
eka, feri , gani , hari. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang yang akan
dipilih dari 5 orang yang ada.

6
fDedi,Eka,Ferig fDedi,Eka,Ganig fDedi,Eka,Harig
fDedi,Feri,Ganig fDedi,Feri,Harig fDedi,Gani,Harig
fEka,Feri,Ganig fEka,Feri,Hadig fEka,Gani,Harig
fFeri,Gani,Harig
Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada.
Selanjutnya kita dapat mendenisikan kombinasi secara formal seperti di
bawah ini.
Mari kita amati penggunaan rumus tersebut untuk menyelesaikan soal-soal di
bawah ini:

Contoh Soal 3
Manuel Pelegrini membawa 16 pemain saat Manchester City melawan Liverpool
di Etihad Stadium. 11 orang diantaranya akan dipilih untuk bermain pada babak
pertama. jika kita tidak memperhatikan posisi pemain, berapakah banyaknya cara
yang dapat diambil oleh pelatih untuk memilih pemain?

Pembahasan:
Karena tidak mementingkan posisi pemain, maka kita gunakan rumus kombinasi:
16C = 16! = 16 x 15 x 14 x 13 x 12 x 11!
11
11!(16-11)! 11!5!

= 524160 = 524160 = 4368


5x4x3x2x1 120

VI. Binomium Newton

Dalam matematika, segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada


koefisien binomial dalam sebuah segitiga. Ia dinamakan sempena Blaise Pascal
dalam kebanyakan dunia barat, meskipun ahli matematika lain telah mengkajinya
berabad-abad sebelum dia di India, Persia, Cina, dan Italia. Barisan segitiga Pascal
umumnya dihitung dimulai dengan baris kosong, dan nomor-nomor dalam barisan
ganjil biasanya diatur agar terkait dengan nomor-nomor dalam baris genap.
Konstruksi sederhana pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan nol,
hanya tulis nomor 1. Kemudian, untuk membangun unsur-unsur barisan
berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara langsung di
atas dan di kanan untuk menemukan nilai baru. Jika nomor di kanan atau kiri tidak

7
ada, gantikan suatu kosong pada tempatnya. Misalnya, nomor satu di barisan
pertama adalah 0 + 1 = 1, di mana nomor 1 dan 3 dalam barisan ketiga
ditambahkan untuk menghasilkan nomor 4 dalam barisan keempat.

Binomial newton merupakan salah satu cara yang digunakan dalam matematika
untuk menentukan koefisien dari sebuah perpangkatan suku aljabar yang sangat
banyak dan bentuk binomial newton adalah salah satu perpanjangan dari segitiga
pascal. Aturan untuk menjabarkan bentuk perpangkatan (x + y)n adalah

1. Suku pertama adalah xn, sedangkan suku terakhir adalah yn


2. Pada setiap suku berikutnya, pangkat x berkurang satu sedangkan pangkat
y bertambah satu. Untuk setiap suku, jumlah pangkat x dan y adalah n
3. Koefesien untuk xn-kyk, yaitu suku-(k + 1), adalah C(n, k). Bilangan C(n,
k) disebut koefesien binomial.

Berdasarkan teorema binomial atau binonium , dimungkinkan untuk


mengembangkan setiap eksponen dari x + y menjadi suatu penjumlahan dengan
bentuk :


( + ) = ( ) 0 + ( ) 1 1 + ( ) 2 2 + + ( ) 1 1
0 1 2 1

+ ( ) 0

Contoh :

4 4 4 4 4
( + )4 = ( ) 4 0 + ( ) 3 1 + ( ) 2 2 + ( ) 1 3 + ( ) 0 4
0 1 2 3 4

( + )4 = 4 + 4 3 1 + 6 2 2 + 41 3 + 4

8
VII. Fungsi
Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian
yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang
berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi. Fungsi dalam
matematika menyatakan suatu hubungan formal di antara dua himpunan data. Jika
himpunan data tersebut adalah variabel, maka fungsi dapat dikatakan sebagai
hubungan antara dua variabel.

Fungsi adalah Suatu bentuk matematis yang menyata kan hubungan


ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel
lainnya. Notasi sebuah fungsi secara umum adalah : y = f(x). Sebuah fungsi
dibentuk oleh beberapa unsur. Unsur-unsur pembentuk fungsi adalah :

1. Variabel ialah unsur pembentuk fungsi yang mencerminkan atau mewakili


faktor tertentu, dilambangkan (berdasarkan kesepakatan umum) dengan
huruf-huruf Latin. Dalam matematika, variabel-variabel dalam sebuah
persamaan lazimnya ditulis dengan huruf-huruf kecil, melambangkan sumbu-
sumbu dalarn sistem koordinat (absis dan ordinat, x dan y). Dalam
ekonomika, tidak terdapat ketentuan bahwa variabel dalam suatu persamaan
harus dituliskan dengan huruf kecil. Berdasarkan kedudukan atau sifatnya, di
dalam setiap fungsi terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (independen[ variable) ialah variabel yang
nilainya tidak tergantung pada variabel lain, sedangkan variabel terikat
(independent variable) ialah variabel yang nilainya tergantung pada variabel
lain.
2. Koefisien ialah bilangan atau angka yang terkait pada dan terletak di depan
suatu variabel dalam sebuah fungsi.
3. Konstanta ialah bilangan atau angka yang (kadang-kadang) turut membentuk
sebuah fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai bilangan dan tidak terkait pada
suatu variabel tertentu.

Contoh:

9
Y= 5 + 1,5 x

Keterangan:

X = Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang nilainya tidak


tergantung pada variabel lain.

Y = Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang nilainya


tergantung pada variabel lain.

1,5 = adalah koefisien variabel X

5 = adalah konstanta

Adapun pembagian fungsi dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Fungsi Linier Definisi: Dikatakan fungsi linier apabila variabel X dan Y


dalam persamaan tersebut mempunya pangkat satu.
2) Fungsi non linear

VIII. Jumlah Sudut

Trigonometri adalah ilmu matematika yang mempelajari tentang sudut ,


sisi, dan perbandingan antara sudut terhadap sisi. Dalam trigometri disini akan
mengenal istilah matematika yaitu sin , cos, tan , cot , sec , cosec .

Berikut ini nilai sin , cos, tan untuk sudut istimewa :


0 30 45 60 90
1 1 1
Sin 0 2 3 1
2 2 2
1 1 1
Cos 1 3 2 0
2 2 2
1
Tan 0 3 1 3 -
3

Rumus Jumlah dan Selisih Sudut

Dari gambar segitiga ABC berikut:

10
AD = b sin

BD = a sn

CD = a cos = b cos

Untuk mencari cos(+) = sin (90 (+))

Bentuk fungsi tangens:

11
Sehingga, rumus-rumus yang diperoleh adalah:

Untuk rumus sudut rangkap ,dari rumus sin(+) dapat diperoleh

Sin 2 = sin ( + ) = sin cos + cos sin

= 2 sin cos

dari rumus cos (+) dapat diperoleh

cos 2 = cos ( + ) = cos cos - sin sin

= cos2 sin 2

Dengan menggunakan identitas trigonometri :

cos 2 = cos2 sin 2 = 1- 2sin2 sin 2 = 1 2 sin 2

= cos2 (1- cos 2) = 2 cos2 -1

Dari rumus tan (+) dapat diperoleh

tan +tan 2 tan


tan 2 = tan ( + ) = 1tan tan = 12

12
DAFTAR PUSTAKA

http://etty30.blogspot.com/2011/05/teori-fungsi-dan-fungsi-linier.html
http://Rumus-Matematika.com/rumus-trigonometri-serta-cara-memperolehnya.
https://cahyoaji3.wordpress.com/matematikabab-permutasi-dan -kombinasi/
https://brainly.co.id/tugas/1018710
http://sholihatunnisa96.blogspot.co.id/2015/03/penerapan-matematika-dalam-
kehidupan.html

13

Anda mungkin juga menyukai