Landasan Pengembangan Kompetensi Guru SD Kompetensi merupakan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang sebagai bukti bahwa dia kompeten dalam bidang tersebut. Tindakan cerdas dan bertanggung jawab tersebut dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dikuasai dengan baik. Proses pengembangan standar kompetensi guru Standar kompetensi guru SD dikembangkan dengan mengacu kepada hal-hal berikut : 1. Ketetapan perundang-undangan yang terkait dengan guru SD, seperti UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, PP 19/2005 tentang standar nasional pendidikan. 2. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru SD. 3. Asumsi dan landasan program pendidikan SD yang dianut Indonesia. 4. Kompetensi Guru SD Profil Kompetensi Guru SD Standar Kompetensi Guru SD terdapat dalam 2 dokumen, yaitu : 1. Buku Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD tahun 2006. 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 4 rumpun Kompetensi SKGK-SD/MI, Dirjen Dikti 2006 : 1. Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam 2. Penguasaan bidang studi 3. Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 4. Kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Dikembangkan menjadi 29 kompetensi. Permendiknas No. 16/2007 dirumuskan 24 kompetensi inti, dikelompokkan berdasarkan kompetensi agen pembelajaran yang terdapat dalam PP 19/2005 tentang SNP. Kompetensi sebagai agen pembelajaran mencakup : 1. Kompetensi pedagogik 2. Kompetensi kepribadian 3. Kompetensi profesional 4. Kompetensi sosial. Guru Profesional Guru yang profesional harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dalam profesi guru. kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan penampilan unjuk kerja sebagai guru secara tepat. Dalam Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 kompetensi guru dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. KOMPETENSI PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menguasai kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional Indonesia. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik. KOMPETENSI SOSIAL Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. KOMPETENSI PROFESIONAL
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Kompetensi profesional Menurut Dikti (2006), sosok utuh kompetensi profesional guru SD terdiri atas kemampuan : (1). Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani, (2) Menguasai bidang ilmu sumberbahan ajaran lima mata pelajaran di SD baik dari segi substansi dan metodologi bidang ilmu, maupun pengemasan bidang ilmu menjadi bahan ajar dalam kurikulum SD, (3) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yang mencakup : perancangan program pembelajaran berdasarkan serentetan keputusan situasional, dan implementasi program pembelajaran termasuk penyesuaian sambil jalan berdasarkan on-going transactional decisions berhubung reaksi unik dari peserta didik terhadap tindakan guru, (4) Mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Kompetensi guru dan pembentukannya 1. Memahami peserta didik Aspek aspek peserta didik SD yang perlu difahami guru adalah : tahap perkembangannya, perkembangan kognitifnya, perkembangan sosialnya, kecerdasannya, persepsi yang dimiliki, kemampuan awal siswa. Kompetensi “Mengenal peserta didik” terbentuk melalui pemahaman karakteristik peserta didik dan berlatih menerapkan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran. 2. Kompetensi “Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar” terbentuk melalui latihan menentukan substansi bahan ajar, latihan memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan bahan ajar serta latihan mengemas bahan ajar. 3. Kompetensi “Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik” terbentuk melalui : (1) Latihan merancang program pembelajaran ; (2). Latiha mengimplementasikan program pembelajaran; (3) Latihan meng-ases proses dan hasil belajar; (4).Latihan melaksanakan pembelajaran remedial. 4. Kompetensi “Mengembangkan kemampuan profesional” terbentuk melalui partisipasi berbagai kegiatan pengembangan keprofesionalan guru. Indikator penguasaan kompetensi guru Kompetensi Asesmen Pengetahuan tes Keterampilan Pengamatan unjuk kerja / tugas Nilai, sikap,kebiasaan Pengamatan dalam situasi bertindak otentik Unjuk kerja profesional Pengamatan dengan instrumen khusus Upaya memperkuat profesional guru (1) memiliki sikap suka belajar, (2) mengetahui cara belajar, (3) memiliki rasa percaya diri, (4) mencintai prestasi tinggi, (5) memiliki etos kerja produktif dan kreatif, serta (6) puas terhadap kesuksesan yang dicapai dan berusaha meningkatkannya Upaya meningkatkan kualitas profesional (1) memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman mengembangkan materi pembelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik, melalui KKG dan kegiatan ilmiah dengan topik bersifat aplikatif (2) melakukan penelitian misalnya melalui Penelitian Tindakan (Action Research) dan sosialisasi hasil penelitian dalam pertemuan ilmiah, (3) membiasakan diri mengkomunikasikan hasil penelitian yang dilakukan melalui media cetak agar dapat diakses secara luas. Upaya peningkatan profesionalisme guru SD (1) meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, (2) berdiskusi tentang rencana pembelajaran, (3) berdiskusi tentang substansi materi pelajaran, (4) berdiskusi tentang pelaksanaan proses belajar mengajar termasuk evaluasi pembelajaran, (5) melaksanakan observasi aktivitas rekan sejawat di kelas, (6) mengembangkan kompetensi dan performansi guru, (7) mengkaji jurnal dan buku pendidikan, (8) mengikuti studi lanjut dan pengembangan pengetahuan melalui kegiatan ilmiah, (9) melakukan penelitian. (10) menulis artikel, makalah, review buku Berbagai wadah peningkatan profesionalitas guru 1. Kelompok kerja guru (KKG) 2. Lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP) 3. Klinik pembelajaran 4. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) 5. Persatuan guru Republik Indonesia (PGRI) PGRI diikrarkan 25 November 1945 6. Kursus-kursus Memilih wadah peningkatan profesionalitas Wadah peningkatan profesionalitas guru di pilah jadi 5 : 1. Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan terlebih dahulu, misal LPMP. 2. Wadah yang menyelenggarakan program yang dapat diikuti oleh mereka yang memenuhi syarat, misal LPTK. 3. Wadah yang memiliki anggota khusus dan program kegiatannya wajib diikuti oleh setiap anggota, misal KKG. 4. Wadah dengan program terbuka bagi semua guru, seperti klinik pembelajaran dan PGRI 5. Wadah dengan program terbuka untuk umum, misal kursus-kursus