Anda di halaman 1dari 16

MENJADI GURU PROFESIONAL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Etika Profesi
yang dibimbing oleh Bapak Drs. H.M. Noviar Darkuni, M.Si

oleh
Kelompok 1/ Offering C
Destik Widiyawati (120341411959)
Eka Budiarti Nengseh (120341421946)
Shabrina Hibatul Wafi(120341421948)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber
daya pendidikan lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak
didukung oleh guru yang berkualitas, dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata
lain, guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan
dan hasil pendidikan. Dalam berbagai kasus, kualitas sistem pendidikan secara
keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru (Kartowagiran, 2011: 463). Namun,
pada kenyataannya kualitas guru di Indonesia masih terbilang cukup rendah,
karena masih banyak guru yang belum memiliki kriteria menjadi guru yang
berkualitas.
Penilaian merupakan salah satu dari tugas profesionalisme pendidik dan
menjadi ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik
profesional harus selalu mendapatkan umpan balik dari proses pembelajaran
yang telah dilakukannya yang dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dan
perbaikan proses pembelajaran (Sukoco, 2012). Untuk memperoleh hasil
penilaian yang sesuai dengan tujuannya, yakni menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, memperoleh bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses pembelajaran, diperlukan standar penilaian
pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berke-
sinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar untuk memantau proses dan
hasil pembelajaran menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes,
atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi
setiap kelompok mata pelajaran (Sukoco, 2012). Adanya penilaian hasil belajar
oleh seorang pendidik nantinya akan membuat pendidik bisa mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa seorang pendidik yang
berkualitas sangat dibutuhkan dalam pendidikan di Indonesia. Untuk
menambah wawasan mengenai bagaimana cara untuk menjadi guru yang
profesional maka disusunlah makalah yang berjudul “Menjadi Guru
Profesional”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah ciri-ciri profesi keguruan?
b. Apakah yang dimaksud dengan guru profesional?
c. Bagaimanakah kinerja guru profesional?
d. Bagaimanakah ukuran kualitas guru profesional?
e. Bagaimanakah kriteria kualitas kinerja guru?
f. Bagaimana kompetensi profesional guru?
g. Bagaimana indikator kinerja guru?
h. Bagaimana penilaian kinerja guru?
i. Bagaimana indikator penilaian kinerja guru?
j. Bagaimana format penilaian kinerja guru?
k. Bagaimana memantau kegitan pembelajaran?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui ciri-ciri profesi keguruan.
b. Untuk mengetahui pengertian guru professional.
c. Untuk mengetahui kinerja guru professional.
d. Untuk mengetahui ukuran kualitas guru profesional.
e. Untuk mengetahui kriteria kualitas kinerja guru.
f. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru.
g. Untuk mengetahui indikator kinerja guru.
h. Untuk mengetahui penilaian kinerja guru.
i. Untuk mengetahui indikator penilaian kinerja guru.
j. Untuk mengetahui format penilaian kinerja guru.
k. Untuk mengetahui cara memantau kegiatan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Profesi Keguruan


Setiap profesi di dunia ini memiliki karakteristik yang bermacam-
macam, begitu juga dengan profesi keguruan. Menurut Djumiran (Tanpa
Tahun), ciri-ciri profesi keguruan, yaitu sebagai berikut.
a. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan
kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
b. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai
persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat
untuk menjadi anggota organisasi guru.
c. Bahwa para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta ketrampilan yang
tinggi dalam hal bahan ajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan..
d. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi
profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan
bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
e. Bahwa para guru selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,
workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai
kegiatan.
f. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup.
g. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional
maupun secara lokal.
National Education Association (NEA) juga mengutarakan ciri-ciri
profesi keguruan, yaitu seperti berikut.
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan
dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya sendiri).
g. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

2.2 Pengertian Guru Profesional


Guru profesional merupakan guru yang memenuhi 4 kompetensi yang
meliputi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Guru profesional ialah
guru yang dapat mengajar dengan baik, tepat, cermat, dan efektif. Guru
profesional ialah guru yang memiliki pendidikan tinggi dan mampu membawa
perilaku siswanya menjadi lebih baik. Jadi, guru profesional ialah guru yang
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan
dan pembelajaran.

2.3 Kinerja Guru Profesional


Kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang
guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan
menilai hasil belajar yang diukur dengan standar kinerja guru (Darkuni, 2014).
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru mampu mengelola kelas
sehingga pembelajaran menjadi efektif. Dalam menjalankan proses
pembelajaran harus disesuaikan dengan RPP dan silabus yang teah dirancang
sebelumnya. Dalam membuat RPP dan silabus guru profesional sebaiknya
mengatur waktu dengan tepat, agar pembelajaran mencapai efektifitas. Setelah
melakukan proses pembelajaran, guru perlu melakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari uraian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa kinerja guru professional adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran yang meliputi merencanakan pembelajran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

2.4 Ukuran Kualitas Guru Profesional


a. Dapat diukur dari penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau
bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.

2.5 Kriteria Kualitas Kinerja Guru


Atika dkk (2013) semua informasi dari berbagai metode ini akhirnya
diperoleh kriteria kinerja guru dengan mengacu pada kriteria atau faktor kinerja
menurut Standar Utama Kompetensi Guru dan kompetensi, yaitu sebagai
berikut.
1. Quantity work (kuantitas kerja), yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam
suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Quality of work (kualitas kerja), yaitu kualitas kerja berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya. Yang dipecah menjadi:
a) kesiapan terhadap kegiatan belajar mengajar
b) kesesuaian materi pembelajaran dengan kurikulum
3. Job knowledge (pengetahuan), yaitu luasnya pengetahuan mengenai
pekerjaan dan ketrampilannya, yang dipecah menjadi:
a) pengetahuan mengenai tugas
b) kemauan untuk terus belajar
4. Creativeness (kreativitas), yaitu keaslian gagasan-gasan yang dimunculkan
dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
timbul.
5. Cooperation (kerja sama), yaitu kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang
lain.
6. Dependability (keandalan), yaitu kesadaran dan kepercayaan dalam hal
kehadiran dan penyelesaian kerja, yang dipecah menjadi:
a) kepercayaan dan kesungguhan dalam penyelesaian tugas,
b) ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas,
c) kehadiran.
7. Initiative (inisiatif), yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru
dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal qualities (kualitas Personal), yaitu menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi, yang dipecah
menjadi:
a) keteladanan, dan
b) integritas pribadi.

2.6 Kompetensi Profesional Guru


Kompetensi profesional guru menurut Permendiknas Nomor 18 Tahun
2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Kartowagiran (2011), yaitu:
a. kualifikasi akademik,
b. pendidikan dan pelatihan,
c. pengalaman mengajar,
d. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
e. penilaian dari atasan dan pengawas,
f. prestasi akademik,
g. karya pengembangan profesi,
h. keikutsertaan dalam forum ilmiah,
i. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan
j. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
2.7 Indikator Kinerja Guru
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.
Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance
assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru,
meliputi:
a. rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
b. prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan
c. hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga
kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran
Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang
berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan
guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Unsur atau komponen yang ada
dalam silabus terdiri dari:
a. identitas silabus
b. stándar kompetensi (SK)
c. kompetensi dasar (KD)
d. materi pembelajaran
e. kegiatan pembelajaran
f. indikator
g. alokasi waktu
h. sumber pembelajaran
Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan
istilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus,
ditandai oleh adanya komponen-komponen:
a. identitas RPP,
b. stándar kompetensi (SK),
c. kompetensi dasar (KD),
d. indikator,
e. tujuan pembelajaran,
f. materi pembelajaran,
g. metode pembelajaran,
h. langkah-langkah kegiatan,
i. sumber pembelajaran, dan
j. penilaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan
yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan
sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas
tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.
a. Pengelolaan Kelas
Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan
proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru
dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan
disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan
waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses
pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan
lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/ setting tempat duduk
siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar
secara merata kepada siswa.
b. Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu
dikuasi guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan
sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses
pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku
pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan
memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca
buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan
kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan
pengayaan dalam proses pembelajaran.
Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya
menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan
media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada
penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.
Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan media yang
sudah ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru
dapat mendesain media untuk kepentingan pembelajaran (by design) seperti
membuat media foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.
c. Penggunaan Metode Pembelajaran
Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru
diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Setiap metode pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi
guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai.
Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang guru
harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan metode
pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya
jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan
seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan
menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.
3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pem-
belajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan
alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.
2.8 Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas
utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya
(Permennegpan & RB No.16/2009). Dilakukan setiap tahun di sekolah oleh
kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah, atau
pengawas untuk menilai kepala sekolah (telah memahami proses PK GURU).
Penilaian kinerja guru dilakukan 2 kali dalam setahun (formatif dan sumatif)
menggunakan instrumen. Penilaian seorang guru profesional dapat dilihat dari
cara kerjanya, partisipasi guru tersebut dalam kegiatan yang berhubungan
dengan sekolah baik di dalam lingkup sekolah ataupun luar sekolah, dan
pengembangan kemampuan profesinya. Selain itu, penilaian kinerja guru yang
pertama dapat dilihat dari pendidikan terakhir yang dimiliki guru pada waktu
pertama diangkat. Selanjutnya pendidikan terakhir pada saat ini, ketiga upaya
yang pernah dilakukan guru untuk mengembangkan pendidikan, dan keempat
diklat yang pernah diikuti oleh guru. Setiap butir kegiatan tugas guru yang
perlu dinilai kinerjanya, yaitu:
a. Penilaian RPP, meliputi pertama tujuan pembelajaran yang disampaikan
sesuai atau tidak dengan kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, ranah tujuan. Kedua bahan belajar atau materi pelajaran. Ketiga
strategi/ metode pembelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
1. Kemampuan membuka pelajaran.
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran.
3. Penguasaan bahan belajar/ materi ajar.
4. Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran).
5. Kemampuan menggunakan media pembelajaran.
6. Evaluasi pembelajaran.
7. Kemampuan menutup kegiatan pelajaran.
8. Tindak lanjut/ follow up.
2.9 Indikator Penilaian Kinerja Guru
Menurut Syahza (2012) ada 4 ranah indikator penilaian kinerja guru,
yaitu sebagai berikut.
a. Profesional
1. harus memiliki kemampuan khusus dalam bidangnya,
2. menguasai berbagai metodologi dan strategi pembelajaran,
3. penguasaan media pembelajaran,
4. menguasai landasan pendidikan dengan baik, dan
5. mampu menerapkan kemampuan pedagogik dengan benar.
b. Pedagogik
1. mampu mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
2. mampu membuat rancangan belajar dan mamu melaksanakannya
dalam proses pembelajaran, dan
3. mampu mengevaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Kepribadian
1. empati terhadap masalah.
2. menunjukkan sikap perilaku keteladanan.
3. tanggap (responsif) dan membantu terhadap masalah yang dihadapi,
4. berperilaku disiplin, jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam setiap
tindakan,
5. menunjukkan kemandirian dalam setiap mengerjakan tugasnya, dan
6. tidak menyalahi norma agama.
d. Sosial
1. dapat menerima kritik dan saran dari pihak lain, serta melakukan
evaluasi diri,
2. berdiskusi dengan santun, empatik, dan efektif, dan
3. memanfaatkan teknologi dalam menyelesaikan tugasnya.

2.10 Format Penilaian Kinerja Guru


Terlampir
2.11 Cara Memantau Kegiatan Pembelajaran
Pemantauan mempunyai tujuan, yaitu menyediakan informasi yang
relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mendorong
diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran bersama para guru, dan
merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan, menyumbang pada
“akuntabilitas”, menyediakan sumber informasi kemajuan/ prestasi utama bagi
para pengambil keputusan, dan memberi masukan terhadap pengambilan
keputusan. Pemantauan harus memperhatikan “apa yang harus dilakukan guru
di kelas” dan melihat “apa sebenarnya yang dilakukan guru di kelas”.
Kerangka kegiatan pemantauan pelaksanaan pembelajaran, terdiri dari:
a. menyediakan sebuah basis konseptual dan metodologi bagi pelaksanaan
pemantauan,
b. bermanfaat bagi pengawas satuan pendidikan, kepala sekolah, dan guru
agar pembelajaran lebih terkontrol dan efektif, dan
c. menunjukkan indikator-indikator kualitas pembelajaran.
Menurut Darkuni (2014) indikator kualitas pembelajaran (monitoring
pembelajaran), meliputi kompetensi, pelaksanaan pembelajaran, penilaian
prestasi siswa, dan pelaksanaan tindak lanjut.
Dalam memantau sebuah kegiatan pembelajaran itu berhasil atau tidak
dalam mencapai tujuan pembelajran tersebut, dapat dipantau dari:
1. faktor guru,
2. ketersediaan sarana dan prasarana,
3. sistem penilaian yang digunakan,
4. buku sebagai sumber belajar,
5. perangkat pembelajaran berupa silabus, dan
6. pemberdayaan peran serta masyarakat dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Ciri-ciri profesi keguruan ada 7, yaitu meberikan pelayanan
kemanusiaan yang utama, berlisensi mengajar, harus memiliki
keterampilan dalam pembelajaran, dalam organisasi profesional, harus
mengikuti kegiatan seminar dan sejenisnya, diakui sebagai karier hidup,
serta memiliki nilai dan etika secara lokal ataupun nasional.
b. Guru profesional ialah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran.
c. Menjadi guru profesional dapat dilihat dari kualitas kinerjanya,
kompetensi, dan indikator guru profesional.
d. Penilaian kinerja guru dilakukan 2 kali dalam setahun (formatif dan
sumatif) menggunakan instrument, yang harus memenuhi 4 kompetensi,
yaitu professional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.
e. Ukuran kualitas guru professional dapat diukur dari penguasaan materi,
struktur, konsep, dan pola pikir, keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, menguasai SK dan KD dari mata pelajaran yang
diampu, berkembang dan kreatif, melakukan refleksi, menggunakan
TIK.
f. Kriteria kualitas kinerja guru mencakup quantity work, quality of work,
job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, dan
personal qualities.
g. Kompetensi profesional guru diatur dalam Permendiknas Nomor 18
Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru.
h. Indikator kinerja guru dapat dilihat pada tiga kegiatan pembelajaran di
kelas, yaitu perencanaan program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi/ penilaian pembelajaran.
i. Penilaian kinerja guru meliputi penilaian RPP dan pelaksanaan
pembelajaran.
j. Indikator penilaian kinerja guru meliputi 4 indikator, yaitu profesional,
pedagogik, keterampilan, dan sosial.
k. Format penilaian guru mencakup 14 kompetensi.
l. Pemantauan kinerja guru harus memperhatikan “apa yang harus
dilakukan guru di kelas” dan melihat “apa sebenarnya yang dilakukan
guru di kelas”.
DAFTAR RUJUKAN

Atika, Nasir Widha Setyanto, Ceria Farela Mada Tantrika. 2013. Perancangan
Penilaian Kinerja Guru Berdasarkan Standar Kualifikasi Akademik
Kompetensi Guru dan Kompetensi Gomes sebagai Acuan Pemberian
Insentif, (Online),
(http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/view/53/87),
diakses 28 Agustus 2014.

Darkuni, M. Noviar. 2014. Etika Profesi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Djumiran. Tanpa Tahun. Hakikat Profesi Keguaruan, (Online),


(http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%2
0Awal/Profesi%20Keguruan/BAC/Unit_1_2.pdf), diakses 31 Agustus
2014.

Kartowagiran, Badrun. 2011. Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca


Sertifikasi. Cakrawala Pendidikan, 30 (3): 463-473.

Sukoco, Pamuji. 2012. Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Standar


Penilaian di Provinsi Lampung, (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-pamuji-sukoco-
mpd/laporan-kegiatan-monitoring-dan-evaluasi-standar-penilaian-di-
provinsi-lampung.pdf), diakses 31 Agustus 2014.

Syahza, Almasdi. 2012. Penilaian Kinerja Guru dan Simulasinya, (Online),


(http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2012/06/PKG-Simulasinya.pdf),
diakses 31 Agustus 2014.

Anda mungkin juga menyukai