Anda di halaman 1dari 10

DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022

p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI


BELAJAR SISWA

Patra Awansyah1)
1)SD Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu
1)patrasebenare@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa serta
mengetahui efektivitas penerapan metode eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi penelitian tindakan
kelas dan kuasi eksperimen. Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu Tahun Pelajaran 2020/2021 semester genap berjumlah
22 siswa. Populasi penelitian kuasi ekspermen ini seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Gugus II Tanjung Sakti Pumu. Sampel penelitiannya dipilih dua kelas di Sekolah Dasar Negeri
9 Tanjung Sakti Pumu yaitu kelas Va dan Vb. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan tes. Analisis data menggunakan rata-rata (mean) dan uji-t. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa: Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan sikap ilmiah
siswa; Penerapan metode eksperimen secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, dan Penerapan metode eksperimen efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: metode eksperimen, sikap ilmiah dan prestasi belajar

IMPLEMENTATION OF EXPERIMENT METHOD TO INCREASESTUDY ATTITUDES AND


STUDENT LEARNING ACHIEVEMENTS

Patra Awansyah1)
1)SD Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu
1)patrasebenare@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe the scientific attitudes and student achievement and to determine
the effectiveness of the application of experimental methods on student achievement. The
method used in this research is a combination method of classroom action research and
quasi-experimental research. The subjects of the classroom action research were students of
grade V SD Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu for the academic year 2020/2021 even semester
totaling 22 students. The population in this quasi-experimental research was all grade V
students of the State Elementary School of Gugus II Tanjung Sakti Pumu. The research sample
was selected by two classes in SD Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu, namely class Va and Vb.
Data collection techniques using observation sheets and tests. Data analysis using mean
(mean) and t-test. The results of the study concluded that: The application of experimental
methods can improve students' scientific attitudes; The application of the experimental
method can significantly improve student achievement, and the application of the
experimental method can effectively improve student achievement.

Key words: experimental method, scientific attitude and learning achievement

221
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENDAHULUAN penyusunan serta pengujian gagasan. Tidak


Pendidikan adalah aspek yang cuma itu mata pelajaran IPA adalah
paling mendasar dalam pembangunan program untuk menanamkan serta
kehidupan suatu bangsa. Peran pendidikan mengembangkan keahlian, perilaku, serta
sangat penting untuk menciptakan nilai ilmiah pada diri siswa dan menyayangi
generasi yang cerdas, terbuka, dan serta menghargai kekuasan Tuhan Yang
demokratis, pendidikan merupakan dasar Maha Esa.( Samatowa, 2006: 2).
pertumbuhan dan perkembangan dalam Tetapi kondisi di lapangan
kehidupan manusia, melalui pendidikan sangatlah berbeda dengan apa yang
manusia dapat meningkatkan kepribadian, digharapkan. Bersumber pada hasil
pengetahuan, dan membentuk observasi terhadap proses pendidikan di
karakteristik manusia. Setiap kelas V gugus II Tanjung Sakti Pumu periset
individu berhak mendapatkan Pendidikan, memperoleh sebagian penemuan terhadap
seperti yang tercantum dalam pasal 31 kegiatan pendidikan yang dicoba oleh guru
Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) di kelas, spesialnya dalam mata pelajaran
yang berbunyi “Setiap warga negara IPA antara lain; guru cuma berpusat pada
berhak mendapatkan Pendidikan”. Oleh aspek kognitif( kemampuan modul) saja,
sebab itu Pendidikan merupakan sebaliknya evaluasi pada perilaku kurang
kebutuhan setiap individu yang harus dicermati. Perihal itu bisa dibuktikan dari
dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan dari hasil observasi sepanjang pendidikan
kehidupan manusia. berlangsung nampak kalau perilaku ilmiah
Sekolah dasar mempunyai peran semacam perilaku rasa mau ketahui masih
yang sangat penting dalam mencerdaskan sangat rendah, teruji kala diberikan
dan mendewasakan peserta didiknya persoalan yang memicu rasa mau ketahui
melalui proses pembelajaran. mereka berkaitan dengan pelajaran yang
Pembelajaran menggambarkan proses hendak dipelajari. Hanya terdapat sebagian
interaksi antara guru dengan siswa dalam siswa yang bersemangat menanggapi
suatu situasi pembelajaran maupun persoalan tersebut. Sebaliknya siswa yang
pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang lain cuma diam serta mencermati, tidak
ditetapkan( Sumantri serta Permana, 1999: terdapat itikad buat mencari jawaban dari
38). Proses pembelajaran yang baik persoalan yang diberikan oleh guru. Rasa
sebaiknya bisa memunculkan minat belajar mau ketahui, perilaku jujur, perilaku
pada diri siswa agar tingkah laku mereka tanggung jawab, perilaku disiplin serta
berubah. Perubahan- perubahan yang perilaku kerjasama siswa pula masih sangat
dimaksud ialah transformasi aspek- aspek rendah.
tingkah laku seperti pengetahuan, sikap Tidak hanya perilaku ilmiah siswa
serta keahlian. saja yang kurang terhadap pendidikan IPA,
Salah satu program yang terselip prestasi belajar IPA siswa juga pula masih
dalam Kurikulum Jenjang Satuan( KTSP) sangat rendah. Dari informasi dokumentasi
Sekolah Dasar( SD) 2006 yaitu guru kelas V SD Negara Gugus II Tanjung
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sakti Pumu. Rata- rata nilai siswa buat
(IPA) yang merupakan hasil kegiatan mata pelajaran IPA masih di dasar Kriteria
manusia berupa pengetahuan, gagasan, Ketuntasan Minimun( KKM) yang sudah
dan konsep- konsep yang terorganisir diresmikan kurikulum ialah 70 buat KKM
tentang alam dekat yang diperoleh dari mata pelajaran IPA.
pengalaman, lewat serangkaian proses Dari informasi tersebut
ilmiah antara lain penyelidikan, menampilkan bahwa proses pembelajaran

222
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

yang dilaksanakan belumlah sesuai dengan membuktikan sendiri sesuatu yang


ketercapaian yang diharapkan. Rendahnya dipelajari. Senada dengan pengertian
sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa tersebut Sagala (2006: 220) mendefinisikan
dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri bahwa metode eksperimen adalah cara
Gugus II Tanjung Sakti Pumu dikarenakan penyajian pelajaran, dimana siswa diberi
pembelajaran masih berpusat pada guru kesempatan untuk melakukan sendiri suatu
yang hanya menyampaikan pengetahuan proses mengamati suatu objek,
yang terdapat dalam buku teks. Selain itu, menganalisa, membuktikan dan menarik
guru jarang memberikan kesempatan kesimpulan sendiri mengenai objek yang
kepada siswa untuk melakukan percobaan dieksperimenkan tersebut. Dengan
atau bentuk pembelajaran konkret lainnya demikian, siswa dituntut melakukan
yang berakibat pada tidak adanya sikap sendiri, mencari sendiri, atau mencoba
ilmiah siswa. Sebagai solusi dari suatu hukum atau dalil, dan mencari
permasalahan tersebut, terutama masalah kesimpulan dari proses yang dialami.
siswa yang kurang aktif dan prestasi belajar Metode eksperimen di dalam
siswa rendah pada mata pelajaran IPA, pelaksanaannya mempunyai beberapa
maka perlu melakukan penelitian tindakan kelebihan antara lain: 1) siswa dapat
kelas. Salah satunya adalah dengan belajar melalui pengalaman langsung; 2)
menerapkan metode pembelajaran yang memperkaya pengalaman dengan hal-hal
tepat sehingga siswa dapat terlibat secara yang bersifat obyektif dan realistis; 3)
langsung dalam pembelajaran IPA. dapat mengembangkan sikap ilmiah; 4)
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA membuat pembelajaran bersifat aktual; 5)
merupakan jembatan guna menumbuhkan membina kebiasaan belajar kelompok
serta meningkatkan sikap ilmiah siswa. maupun individual; 6) hasil belajar akan
Salah satu metode yang dapat tahan lama dan internalisasi (Rusyan,
melibatkan siswa secara langsung dalam 2011:112). Menurut pendapat Adrian
pembelajaran IPA adalah metode (2008:72) supaya penggunaan metode
eksperimen. Adapun tujuan yang dicapai eksperimen berhasil dalam penerapannya
dalam penelitian ini adalah untuk maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
meningkatkan sikap ilmiah siswa dan adalah sebagai berikut:
prestasi belajar IPA serta untuk 1). Persiapan eksperimen
mengetahui efektivitas penerapan metode Persiapan ini sangatlah penting
eksperimen terhadap prestasi belajar karena persiapan yang telah dimatangkan
siswa. dapat memperkecil kelemahan-kelamahan
Metode eksperimen merupakan yang akan muncul, persiapan tersebut
metode pemberian kesempatan kepada misalnya menyiapkan alat dan bahan serta
anak didik perorangan atau kelompok lembar kerja siswa.
untuk dilatih melakukan suatu proses atau 2). Pelaksanaan eksperimen
percobaan, di mana siswa melakukan Setelah semua persiapan selesai,
percobaan dengan mengalami sendiri maka langkah-langkah selanjutnya adalah
sesuatu yang dipelajari dan menarik sebagai berikut: a) membentuk kelompok-
kesimpulan dari proses yang dialaminya kelompok belajar; b) memberikan alat dan
itu(Anitah, 2008: 5.42). Selanjutnya bahan serta LKS untuk percobaan; c) siswa
menurut Djamarah, 2010: 95 metode melakukan percobaan.
eksperimen adalah cara penyajian 3). Tindak lanjut eksperimen
pelajaran, dimana siswa melakukan Setelah percobaan dilakukan,
percobaan dengan mengalami dan kegiatan selanjutnya yakni sebagai berikut:

223
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

a) mendiskusikan hasil percobaan; b) untuk berpikir rasional dan kritis (Winarni,


memeriksa keberhasilan alat eksperimen 2009: 43).
yang telah dipakai dan menyimpan Sejalan dengan pendapat diatas Carin
kembali. Supaya proses pembelajaran (dalam Winarni, 2009: 44) menyatakan
metode eksperimen, perlu dilengkapi bahwa sikap yang selalu mengiringi proses
dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai eksperimen dalam pembelajaran IPA
pedoman atau penuntun dalam adalah sikap ilmiah. Adapun indikator dari
menentukan langkah-langkah eksperimen aspek sikap ilmiah siswa adalah: 1) sikap
yang akan dilakukan dalam pembelajaran. rasa ingin tahu; 2) sikap jujur; 3) sikap
Azhar (2009: 78) mengemukakan tanggung jawab; 4) sikap disiplin; dan 5)
bahwa LKS adalah salah satu alat bantu sikap kerjasama. Untuk lebih jelasnya,
pembelajaran yang berorientasi pada penulis uraikan sikap ilmiah siswa sebagai
keterampilan proses. LKS merupakan berikut:
lembar kerja bagi siswa untuk 1. Rasa ingin tahu
mempermudah pemahaman terhadap Rasa ingin tahu adalah sikap dan
materi pelajaran yang didapat sebagai tindakan yang selalu berupaya untuk
pedoman dalam melakukan percobaan. mengetahui lebih mendalam dan meluas
Sedangkan bagi guru, fungsi LKS itu adalah dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan
untuk menuntun siswa akanberbagai didengarnya.
kegiatan yang perlu diberikannya serta 2. Jujur
mempertimbangkan proses berpikir yang Jujur adalah perilaku yang didasarkan
bagaimana yang akan ditempuh pada diri pada upaya menjadikan dirinya sebagai
siswanya. orang yang selalu dapat dipercaya dalam
Dengan metode eksperimen guru perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
dapat memantau serta menilai sikap ilmiah 3. Tanggung jawab
siswa.Harlen (dalam Bundu, 2006: 37) Sikap tanggung jawab adalah sikap dan
berpendapat bahwa sikap ilmiah perilaku untuk melaksanakan tugas dan
merupakan sikap yang dimiliki seseorang kewajiban sebagaimana yang seharusnya
yang didapatkan melalui pemberian dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman
contoh-contoh positif dan harus terus maupun guru.
dikembangkan supaya bisa dimiiliki 4. Disiplin
seseorang.Sikap ilmiah dalam Sikap disiplin adalah tindakan yang
pembelajaran IPA sering dikaitkan dengan menunjukan perilaku tertib dan taat pada
sikap terhadap IPA. Keduanya saling berbagai ketentuan dan peraturan.
berbubungan dan keduanya 5. Kerjasama
mempengaruhi perbuatan. Sikap kerjasama merupakan kegiatan
Dalam pembelajaran IPA, sikap yang dilakukan secara bersama-sama oleh
ilmiah amatlah penting karena dapat: (1) lebih dari satu orang guna mewujudkan
memberikan pemahaman terbaik kepada tujuan bersama.
siswa tentang proses alamiah; (2) Sikap-sikap tersebut mencerminkan
mendekatkan diri siswa dengan standar budi pekerti yang baik. Oleh karena itu,
ideologi keilmuan; (3) menimbulkan penanaman sikap ilmiah melalui
kepuasan pada diri siswa dalam pembelajaran IPA secara tidak langsung
penyelesaian masalah; (4) meningkatkan akan meningkatkan kesadaran siswa untuk
minat untuk menemukan sesuatu dan menjadi individu yang berbudi pekerti baik
berusaha untuk hidup bersama orang lain; atau luhur (Samatowa, 2006: 97). Sikap
dan (5) meningkatkan kemampuan siswa ilmiah dalam pembelajaran sangat

224
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

diperlukan oleh siswa karena dapat yang kemudian dapat dibandingkan


memberikan motivasi dalam kegiatan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak
belajarnya. lain atau standar yang telah ditetapkan.
Hal ini dikarenakan sikap ilmiah
memberikan gambaran bagaimana siswa METODE
seharusnya bersikap dalam belajar, Dalam penelitian ini digunakan
menanggapi suatu permasalahan, metode penelitian kombinasi (mixed
melaksanakan suatu tugas, dan method research) yang merupakan
mengembangkan diri. Dengan demikian gabungan penelitian kaji tindak (action
sikap ilmiah tentunya sangat research) dan penelitian eksperimen
mempengaruhi hasil belajar siswa ke arah (experimentresearch). Penelitian ini
yang positif. dilaksanakan dalam dua tahapan. Pada
Arikunto (2010: 76) menyatakan tahap pertama penelitian dilaksanakan
prestasi belajar adalah suatu hasil yang untuk melihat bagaimana proses
diperoleh siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengetahui apakah
pembelajaran, dan prestasi belajar ini metode eksperimen dapat meningkatkan
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa,
huruf ataupun kata-kata. Sukmadinata maka jenis penelitian yang dilaksanakan
(2004: 33) menjelaskan prestasi belajar adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
merupakan realisasi atau pemekaran dari Kasbolah (1998: 15) menyatakan
kecakapan-kecakapan potensi atau bahwa PTK merupakan suatu penelitian
kapasitas yang dimiliki seseorang. tindakan di bidang pendidikan yang
Penguasaan prestasi belajar seseorang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku tujuan untuk memperbaiki dan
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, meningkatkan mutu pembelajaran.
keterampilan berpikir maupun Hal ini sesuai dengan pendapat
keterampilan motorik. Menurut Wardhani (2007: 232) bahwa PTK ini
Syah (2009: 132) faktor-faktor yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas
bedakan menjadi tiga macam yaitu: (1) secara reflektif guna menigkatkan mutu
faktor internal yakni keadaan/kondisi pembelajaran dan hasil belajar siswa. PTK
jasmani dan rohani siswa; (2) faktor dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai
eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar diperoleh pola penerapan yang tepat.
siswa dan (3) faktor pendekatan belajar Menurut Muslich (2011: 6) ada empat
yakni jenis upaya belajar siswa yang tahapan penting dari penelitian tindakan
meliputi strategi dan metode yang ini yang terdiri dari:1)
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan perencanaan(planning);2) pelaksanaan
pembelajaran. tindakan (action); 3) pengamatan
Dalam penelitian ini untuk mengukur (observation); dan 4) refleksi (reflection).
keberhasilan siswa dalam prestasi belajar Keempat tahapan dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk tes. Menurut merupakan unsur untuk membentuk
Nurkencana (1993: 20) tes adalah suatu sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan
cara untuk mengadakan penilaian yang beruntun yang kembali ke langkah semula
berbentuk suatu tugas yang harus atau siklus berulang.
dikerjakan anak atau sekelompok anak Pada tahap kedua penelitian yang
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang dilaksanakan untuk mengetahui
tingkah laku atau prestasi anak tersebut keefektifan metode eksperimen

225
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

dibandingkan dengan pembelajaran siswa yang semakin meningkat dari siklus


konvensional, maka jenis penelitian yang ke siklus.
dilaksanakan adalah penelitian Sikap ilmiah siswa pada siklus
eksperimen. Penelitian eksperimen pertama belum optimal masih kategori
bertujuan untuk menguji pengaruh satu cukup. Hal ini dipengaruhi karena belum
atau lebih dari satu variable terhadap maksimalnya penerapan metode
variable lain (Sukmadinata, 2004: 28). eksperimen yang dilakukan oleh guru.
Penelitian eksperimen dimaksudkan Sedangkan siswa yang memiliki
untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat kemampuan akademik yang lebih rendah
dari ‘sesuatu’ yang dikenakan pada subjek masih merasa kurang percaya diri, tidak
selidik (Arikunto, 2010: 68). Adapun subjek bersemangat, karena mereka belum begitu
penelitian untuk tindakan kelas adalah mengerti dan belum mendapatkan
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 9 bimbingan yang maksimal dari guru.Namun
Tanjung Sakti Pumu Tahun Pelajaran setelah beberapa kali dibimbing dan
2020/2021 semester 2 berjumlah 22 siswa. pemahaman mereka menjadi meningkat,
Sedangkan Populasi penelitian pada maka pada siklus kedua sikap ilmiah siswa
kuasi ekspermen ialah seluruh siswa kelas sudah mengalami peningkatan berada
V Sekolah Dasar Negeri Gugus II Tanjung pada kategori baik. Pada siklus ketiga, sikap
Sakti Pumu. Sampel penelitiannya dipilih ilmiah siswa sudah menunjukkan hal yang
dua kelas di Sekolah Dasar Negeri 8 lebih baik. Pada hasil siklus pertama hingga
Tanjung Sakti Pumu yaitu kelas VA dan VB. siklus ketiga, sikap ilmiah siswa selama
Teknik pengumpulan data menggunakan proses pembelajaran mengalami
lembar observasi dan tes. Selanjutnya data peningkatan yang signifikan dan
di analisis menggunakan rata-rata dan uji-t. membuktikan bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN
ilmiah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dengan Hal ini didukung oleh hasil penelitian
penerapan metode eksperimen maka hasil yang telah dilakukan sesuai dengan teori
yang di dapat yaitu: Harlen (dalam Bundu 2006: 37) “sikap
1. Penerapan Metode Eksperimen ilmiah merupakan sikap yang dimiliki
dapat Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa. seseorang yang didapatkan melalui
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian contoh-contoh positif dan harus
sikap ilmiah siswa di SD Negeri Gugus II terus dikembangkan supaya bisa dimiiliki
Tanjung Sakti Pumu selama proses seseorang. Sikap ilmiah dapat
pembelajaran mengalami peningkatan dari dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan
siklus pertama sampai siklus ketiga secara siswa dalam pembelajaran IPA diantaranya
berurutan ke arah yang lebih baik. Dari yaitu dalam kegiatan percobaan.
kelima sikap ilmiah siswa yang diamati Pembentukan sikap tidak dapat dilepaskan
selama penelitian diantaranya adalah dari proses pembelajaran baik di rumah
sikap: 1) rasa ingin tahu; 2) disiplin; 3) jujur; maupun di sekolah. Oleh sebab itu, belajar
4) tanggung jawab; dan 5) bekerjasama. adalah sesuatu yang harus dialami siswa
Sikap ilmiah siswa yang paling menonjol agar memiliki apresiasi nilai sikap yang
atau meningkat secara signifikan dari siklus baik.
ke siklus adalah sikap rasa ingin ingin tahu Menurut Anitah (2008: 527)
siswa. Hal itu dibuktikan dengan metode eksperimen memiliki kelebihan
persentase perolehan nilai sikap ilmiah antara lain: 1) siswa dapat belajar melalui

226
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

pengalaman langsung; 2) memperkaya kesempatan mereka melakukan suatu


pengalaman dengan hal-hal yang bersifat eksplorasi. Siswa akan memperoleh
obyektif dan realistis; 3) dapat pengalaman meneliti yang mendorong
mengembangkan sikap ilmiah siswa; 4) mereka mengkontruksi pengetahuan
membuat pembelajaran bersifat aktual; 5) mereka sendiri, berpikir ilmiah dan rasional
membina kebiasaan belajar kelompok sehingga hasil belajar menjadi kepemilikan
maupun individual; 6) hasil belajar akan peserta didik yang bertalian lama. Pada
tahan lama dan internalisasi. ranah kognitif metode eksperimen tidak
Pembelajaran dengan metode eksperimen hanya menekankan pada ingatan saja,
berusaha membantu peserta didik tetapi juga dapat meningkatkan
mengalami sendiri, menemukan sendiri pemahaman dan penghayatan siswa pada
serta mencari kebenaran tentang apa yang materi pembelajaran. Siswa secara
dipelajarinya. langsung terlibat dalam proses
Melalui metode ini, memungkinkan pembelajaran melalui percobaan, sehingga
sikap ilmiah menjadi berkembang bahkan mereka mengkontruksi pengetahuan
meningkat secara optimal.Berdasarkan mereka sendiri.
penjabaran di atas penerapan metode Melalui penggunaan metode
pembelajaran eksperimen dapat eksperimen siswa dapat mengembangkan
meningkatkan sikap ilmiah, terutama pada kemampuan intelektual mereka dengan
pembelajaran IPA. mengaplikasikannya dalam kehidupan
2. Penerapan Metode Eksperimen dapat sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa lebih berguna.Dengan demikian metode
Berdasarkan penelitian diperoleh eksperimen dapat meningkatkan prestasi
hasil bahwa prestasi belajar siswa di SD belajar siswa menjadi lebih baik.
Negeri 9 Tanjung Sakti Pumu meningkat. 3. Penerapan Metode Eksperimen secara
Dengan demikian dapat disimpulkan efektif dapat meningkatkan Prestasi belajar
bahwa metode eksperimen dapat siswa.
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil Keefektifan dari penerapan metode
penelitian ini sesuai dengan teori-teori eksperimen dilihat dari perbandingan hasil
yang telah dikaji sebelumnya berdasarkan uji-t post-test antara kelas eksperimen dan
beberapa pendapat ahli bahwa metode kelas control siswa di SD Negeri Gugus II
eksperimen sangat tepat diterapkan di Taba Penanjung Bengkulu Tengah. Dari
sekolah dasar karena siswa menjadi teribat hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
aktif dalam pembelajaran.Menurut Bruner, perbedaan yang signifikan antara prestasi
J (dalam Hanafiah, Nanang.2007: 10) belajar siswa yang pembelajarannya
terdapat empat alasan menggunakan menggunakanmetode eksperimen dengan
metode eksperimen dalam menemukan prestasi belajar siswa yang
fakta pada proses belajar siswa yaitu: pembelajarannya konvensional. Secara
dapat mengembangkankemampuan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa
intelektual siswa, mendapatkan motivasi dikelas eksperimen lebih baik dari nilai
intrinsik, menghayati bagaimana ilmu itu yang diperoleh siswa dikelas kontrol. Tapi
diperoleh, dan memperoleh daya ingat bukan berarti bahwa metode ceramah
yang lebih lama retensinya. tidak baik digunakan, karena seperti yang
Sejalan dengan pendapat di atas, terlihat pada nilai post test kelas kontrol
menurut Sumantri dan Permana (1999: mengalami peningkatan pula, peningkatan
157) kegiatan eksperimen yang dilakukan kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif
peserta didik usia SD merupakan

227
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

sama ini berarti ke dua metode baik membuktikan bahwa secara efektif
digunakan. metodeeksperimen dapat meningkatkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan prestasi belajar siswa.
teori-teori yang telah dikaji sebelumnya
bahwa salah satu faktor yang PENUTUP
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah Simpulan
faktor eksternal diantaranya kemampuan Berdasarkan hasil penelitian makan
guru untuk memilih metode atau model disimpulkan bahwa Penerapan metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam eksperimen dapat meningkatkan sikap
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai ilmiah siswa kelas V SD Negeri Gugus II
dengan pernyataan yang dikemukakan Tanjung Sakti Pumu. Peningkatan sikap
Slameto (2010: 65) “ metode mengajar ilmiah siswa diperoleh dengan cara
adalah suatu cara yang harus dilalui di memperbaiki kegiatan proses
dalam mengajar. Metode mengajar pembelajaran dari siklus I sampai siklus III.
guru akan mempengaruhi hasil belajar, Setelah dilakukan perbaikan –perbaikan
maka metode mengajar harus tepat, pada tiap siklus maka diperoleh proses
efisien dan efektif mungkin”. Dalam proses pembelajaran metode eksperimen yang
belajar mengajar tidak semua siswa mudah paling baik adalah pada siklus III.
untuk menangkap apa yang disampaikan Penerapan metode pembelajaran
oleh guru dengan baik, untuk itu eksperimen dapat meningkatkan prestasi
diperlukan partisipasi dari siswa terhadap belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus II
materi yang disampaikan oleh guru Tanjung Sakti Pumu. Hal ini dapat dilihat
sehingga siswa cepat mengerti materi yang dari peningkatan rata-rata nilai prestasi
dipelajari dan semangat dalam mengikuti belajar siswa pada siklus I adalah 64,77
pembelajran. Oleh karena itu guru dengan ketuntasan klasikal 85 %. Hingga
hendaknya dapat menggunakan metode Siklus III dengan rata-rata nilai prestasi
yang menuntut siswa aktif dan terlibat belajar siswa 79,77 dengan ketuntasan
langsung dalam pembelajaran. klasikal 85 %. Penerapan metode
Hal ini sejalan dengan pendapat eksperimen ini lebih efektif dalam
Sanjaya (2008: 133) bahwa dalam proses meningkatkan prestasi belajar siswa
belajar mengajar hendaknya berorientasi dibandingkan dengan penggunaan metode
pada siswa dan menempatkan siswa pembelajaran konvensional pada
sebagai subjek belajar, siswa dituntut pembelajaran IPA.
berpartisipasi aktif dalam materi yang
diberikan oleh guru, dengan demikian Saran
siswa mudah memahami materi yang di Disarankan pada guru sebagai
pelajari. pelaksana pembelajaran, dituntut untuk
Berdasarkan pengamatan selama memiliki pemahaman konsep
penelitian siswa yang semula kurang aktif pembelajaran yang utuh tentang metode
menjadi lebih aktif selama pembelajaran seperti metode eksperimen,
prosespembelajaran yang menggunakan baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan
metode eksperimen. Pembelajaran tidak maupun evaluasi. Pemahaman dan
lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat kemampuan yang baik dalam pelaksanaan
pada siswa. Dengan meningkatnya yang baik akan menghasilkan output
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran belajar yang baik pula, sehingga diharapkan
berpengaruh langsung kepada hasil belajar guru : (a) memperbanyak intensitas
setelah diberikan tes akhir.Ini keikutsertaannya dalam pelatihan-

228
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

pelatihan; (b) membangun komunikasi DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi


yang baik antar guru dan peserta didik; (c) Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-
guru diharapkan melakukan inovasi-inovasi 483X 140
dalam pembelajaran; (d) guru harus sering
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK); Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat
dan (e) meningkatkan kualifikasi Satuan Pendidikan SD. Jakarta:
pendidikan dengan melanjutkan Depdiknas.
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Strategi
Bagi peneliti lain disarankan agar
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
dapat: (a) melakukan penyempurnaan
Cipta.
penelitian ini dengan berpedoman pada
kekurangan-kekurangan yang ada agar Hanafiah, Nanang. (2012). Konsep Strategi
diperoleh hasil yang lebih baik, (b) Pembelajaran. Bandung: Refika
disarankan agar dapat menggunakan alat Aditama.
ukur yang akurat dalam mendefinisikan
dan mengukur sikap ilmiah siswa dan Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian
prestasi belajar siswa tersebut, dan (c) Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.
melakukan perluasan ruang lingkup
penelitian dengan memilih sampel yang Muslich, Masnur. (2011). Melaksanakan
lebih beragam agar dapat diperoleh hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu
yang lebih baik dan lebih kuat sehingga Mudah.Jakarta : Bumi Aksara.
dapat mewakili cakupan yang lebih besar.
Nurkencana, Wayan. (1993). Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Adrian. (2008). Metode Pembelajaran
Eksperimen. Rusyan, Tabrani. (2011). Strategi
http://himitsugalbu.wordpress.com Pembelajaran.http//www.rismaeka.
/2016/12/10metode-eksperimen. wordpress.com diakses 7 Nopember
Diakses pada tanggal 7 Nopember 2020.
2020
Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna
Anitah, Sri. (2008). Strategi Pembelajaran Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Membelajarkan IPA di Sekolah
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat
Azhar, Arsyad. (2009). Media Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Ketenagaan.
Pers.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi
Bundu, Patta. (2006). Penilaian Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Keterampilan Proses dan Sikap Prenada Media Group.
Ilmiah dalam Pembelajaran Sains- Sarwono, Jonathan. (2006). Metode
SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Penelitian Kuantitatif dan
Nasional. Kualitatif.Yogyakarta:Graha Ilmu.

229
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor Sekolah Dasar Dirjen Dikti
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Depdikbud.
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Jakarta: PT Raja Grafindo.
Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: Remaja Wardhani, IGK. (2007). Penelitian Tindakan
Rosdakarya. Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. Winarni, Endang. W. (2009). Mengajar IPA
(1999). Strategi Belajar Mengajar. Secara Bermakna. Bengkulu: UNIB
Jakarta: Proyek Pendidikan Guru PRESS.

230

Anda mungkin juga menyukai