Anda di halaman 1dari 10

I

JURNAL ILMIAH BIOLOGI EKSPERIMEN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Kerjasama
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung
**,***,S Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Lampung
Vol. 4 No1 Maret 2017 ISSN: 2338 - 4344
T
IBEIIH
URNAL ILMIAH BIOLOGI EKSPERIMEN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

SUSUNAN PENGELOLA

Pengarah :
Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D.

Penanggung Jawab:
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.

Ketua Dewan Redaksi :


Rochmah Aguskina, Ph.D.

Sekretarls:
Priyambodo, M.Sc.
Drs. M. Kanedi, M.Si.

Bendahara :

Dr. Emantis Rosa, M.Biomed.

Reviewer:
Dr. Noverita Dian Takarina (Universitas lndonesia)
Dr. Herawati Soekardi (Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung)
Nismal Nukmal, Ph.D. (Universitas Lampung)
Dr. Emantis Rosa, M.Biomed. (Universitas Lampung)
Rochmah Agustrina, Ph.D. (Universitas Lampung)

Tim Editor:
AliSuhendra, S.Si.

Administrasi :

Ambar Widiastuti Ningish


Muhammad Yusuf

Perlengkapan:
Supdyanto

Sekretariat:
Gedung Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung
Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Tel p./Fax (07 21) 7 04625 Ext. 705 e-mail : jumal.bekh@g mai l.com

llustrasicover:
Canna indica
(sumber: http//www.latin-wife.com/blog/colombia/canna-indica/)
Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati
Vol. 4 No. 1 Maret 2017: hal. 31-38
ISSN : 2338-4344

Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Tetraselmis sp. dari Lampung Mangrove Center
pada Kultur Skala Laboratorium dengan Pupuk Pro Analis dan Urea yang Berbeda

Growth and Nutritional Content of Tetraselmis sp. lsolated from Lampung Mangrove Center on
Laboratory Scale Culture With Pro Analyze Fertilizer
And Different Dose of Urea as Fertilizer

Lia Setiani Hermawanl, Tugiyonol, Emy Rusyani2, Sri Murwanil,

lJurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung


'Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampuig
Email: setianilial $S4@gmai["com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis urea yang paling efektif terhadap pertumbuhan dan
kandungan nutrisi Iefrase/mis sp. dari perairan Lampung Mangrove Center. Penelitian dirancang secara
acak lengkap (RAL) dengan pemberian kombinasi pupuk: A (Urea 20 ppm, ZA30 ppm dan TSP 10
ppm), B (Urea 30 ppm,ZA 30 ppm dan TSP 10 ppm), C (Urea 40 ppm, ZA30 ppm dan TSP 10 ppm),
dan D (Conwy sebagai kontrol). Parameter yang diamati kepadatan populasi, laju pertumbuhan, waktu
generasi, kandungan protein, lipid dan karbohidrat. Data pertumbuhan dianalisa varians pada o = 5%
dan diuji lanjut dengan uji Tukey's bila terdapat perbedaan. Data kandungan nutrisi dianalisis secara
deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan dosis pupuk urea yang memberikan kepadatan populasi
maksimum, laju perumbuhan tertinggi, dan waktu generasi tercepat, serta kandungan nutrisi terbaik
adalah pupuk urea dengan dosis 40 ppm.

Kata kunci :Tetraselmis sp., urea, pertumbuhan, dan nutrisi

ABSTRACT

This research aimed to know the most effective dosage from urea to growth and nutritional content of
Tetraselmis sp. in Lampung Mangrove Center. The research is conducted using Completely Randomized
Design with treatment A (Urea 20 ppm, zA30 ppm and TSP 10 ppm), B (Urea 30 ppm, zA 30 ppm and
TSP 10 ppm), C (Urea 40 ppm, ZA 30 ppm and TSP 10 ppm), and D (Conwy as control). Data for gromh
obtained will be tested using ANOVA and post-hoc test with q = 5% will be conducted if there are any
significance differences. Nutrition information obtained will be analyzed descriptively. Results of ANOVA
showed significant differences between treatment on its maximum density, specific growth rate and
doubling time. The most effective dosage of alternative farm fertilizer for Tetraselmis sp. groMh is 40 ppm
of urea.

Keyword '. Tetraselmis sp., urea, growth and nutrition

PENDAHULUAN powder adalah Rp. 2.000.000/kg dan dalam

Fitoplankton dapat dimanfaatkan bentuk pasta Rp. 250.000/L. Selain itu harga

sebagai pakan hidup dalam industri akuakultur. pupuk pro analis yang digunakan dalam kultur

Namun, biaya yang dibutuhkan untuk fitoplankton relatif mahal sehingga diperlukan

mendapatkan dan membudidayakan pakan pupuk alternatif dengan harga yang lebih

hidup relatif mahal, sebagai contoh terjangkau, salah satunya adalah pupuk
berdasarkan PP Rl No. 75 Tahun 2015 harga pertanian (Prabowo, 2009). Menurut Rusyani

fitoplankton Nannochloropsrs sp. dalam bentuk (2012) Nitrogen sebagai penyusun utama
Pertumbuhan dan (andungan ...132

protein dapat diberikan pada kultur fitoplankton BAHAN DAN METODE

dalam bentuk urea ((NHr)rCO). Fosfor sebagai Penelitian dilaksanakan pada Oktober

penyusun asam nukelat dapat diberikan dalam 2016 sampai dengan November 2016 di

bentuk Triple Super Phosphate (Ca3POa). Laboratorium Divisi Pakan Hidup, Balai Besar

Sulfur sebagai penyusun asam nukleat dan Perikanan Budidaya Laut, Lampung.

protein dapat diberikan dalam bentuk Alat yang digunakan adalah erlenmeyer

ammonium sulfat atau ZA(NH4SO4). (botol kultur), beaker glass, tabung reaksi,

Tetraselmis sp. adalah fitoplankton sel stirrer, pipet tetes, h ae mocytomefer, m ikroskop,

tunggal dengan bentuk oval elips berukuran 7- kertas saring, timbangan analitik, botol gelap,

12 pm, memiliki dua pasang flagela yang hand counter, batu aerasi, selang aerasi,

berukuran 0,75-1,2 kali panjang tubuhnya. aerator, lampu fluorescens, cartridge filter, UV

Dinding sel Tetraselmis sp. tersusun atas emitter, magnetic stirrer.

selulosa dan pektin. (Butcher, 1959, Redjeki dan Bahan yang digunakan adalah inokulum

Basyarie, 1989). Tetraselmis sp. merupakan Tetraselmis sp. yang diisolasi dari Lampung

salah satu fitoplankton yang ditemukan pada Mangrove Center yang terletak di Desa

hasil analisis lambung ikan yang diambil dari Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

Lampung Mangrove Center (Tugiyono dkk., Kabupaten Lampung Timur. Bahan lainnya

2013) dan telah banyak dimanfaatkan sebagai adalah pupuk Conwy PA, urea, TSP, ZA, alkohol

pakan hidup karena bernilai nutrisi tinggi dan 70o/o, air laut steril, aquadest, aquabidest, sabun

mudah dibuat pasta (Guedes dan Malcata, cuci, tissue.

2012). Penelitian dirancang secara acak

Tujuan penelitian ini adalah untuk lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu

mengetahui pertumbuhan dan kandungan perlakuan A (Urea 20 ppm, ZA 30 ppm dan TSP

nutrisi Iefrase/mis sp. dari Lampung Mangrove 10 ppm), B (Urea 30 ppm, ZA 30 ppm dan TSP

Center yang ditumbuhkan pada kultur skala 10 ppm), C (Urea 40 ppm, ZA30 ppm dan TSP
laboratorium dan diberi kombinasi pupuk 10 ppm), dan D (Conwy sebagai kontrol) dimana

pertanian ZA, TSP dan urea. Dosis ZA dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5

TSP sama untuk semua perlakuan, sedangkan kali.

dosis urea dibedakan tergantung perlakuan. Data kepadatan populasi, laju


Sebagai kontrol, ke dalam media diberi pupuk pertumbuhan, dan waktu generasi dianalisis

Conwy (pro analis). varians (ANOVA) pada o= Soh, sedangkan

kandungan nutrisi dinalisis secara deskriptif.


33 / Hermawan, L.S., Tugiyono, Rusyani, E., Murwani, S.

Kultur lefraselmis sp. Pengamatan Kandungan Nutrisi

Kullur Tetraselmis sp. diawali dengan Pengamatan kandungan' nutrisi

sterilisasi alat dan bahan, penyediaan pupuk dilakukan dengan analisa proksimat untuk

yang sesuai dengan perlakuan, adaptasi mengetahui jumlah kandungan protein,

inokulum dan penyediaan inokulum. Kepadatan karbohidrat dan lemak dari lefrase/mis sp.

awal inokulum Tetraselmis sp. yang digunakan Kadar protein ditentukan dengan metode Semi

adalah 5x 10s sel/ mL. Inokulum dimasukan ke mikro Kjedahl dengan prinsip destruksi,

dalam botol kultur berisi air laut steril dan pupuk destilasi dan titrasi. Kadar karbohidrat

sesuai dengan perlakuan. Perhitungan ditentukan dengan metode by different yaitu

kepadatan sel menggunakan haemocytometer hasil pengurangan 100% sampel terhadap

di bawah mikroskop dilakukan setiap hari kadar air total, protein total, lemak total, dan

selama 7 hari. abu total dan penentuan kadar lemak dengan

Laju Pertumbuhan metode Soxhlet ( Sll 2453-90). Hasil analisa

Laju pertumbuhan fitoplankton dihitung kemudian dikonversikan dalam berat kering.

dengan rumus: Analisa dilakukan di Laboratorium Teknologi

t. lnwt-lnlt/o Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung


K---

(THP Polinela).
trogg, rlazl
Keterangan:
I = Laju pertumbuhan ('"1/'L/hari) HASIL DAN PEMBAHASAN
Wt = Jumlah sel setelah waktu t (sel/ml)
Wo = Jumlah selawal (sel/ml) Berdasarkan hasil pengamatan rerata
T = Waktu kultur dariWo ke Wt (hari)
kepadatan populasi puncak tertinggi secara

Waktu generasi berurutan adalah pada perlakuan D sebanyak

Waktu generasi fitoplankton dihitung 277,2 x 104 sel/ml pada hari ke 5, kemudian

dengan rumus: perlakuan C sebanyak 251,6 x'104 sel/ml pada

.-
(r
T
- 3,3(logWr*logWo)
hari ke 4, perlakuan B sebanyak '186,4 x 104

sel/ml pada hari ke 4 dan perlakuan A sebanyak


(Kurniastuty dan Julinasari, 1 995)
176,8 x 104 sel/mlpada harike 4 (Gambar 1).
Keterangan:
G -
= Waktu generasi (iam)
Wt = Jumlah sel setelah waktu t (sel/ml)
Wo = Jumlah sel awal (sel/mL)
T = Waktu dariWo ke Wt (iam)
Pertumbuhan dan Kandungan ...134

yang tinggi menyebabkan hambatan penetrasi


J
cahaya ke dalam media kultur (Rusyani,2012).
€t

: Kepadatan populasi maksimum


O I3U
a
C Tetraselmis sp. tertinggi dicapai oleh perlakuan
sG 100
rn
c- {fi D yaitu 211,200 x 104 sel/ml, sedangkan
:c
0 kepadatan populasi maksimum lefrase/mis sp.
12345S7
Hari ke terendah dicapai oleh perlakuan A yaitu 176,800

.B .,-..".*..*D x 104 sel/mL.

-A -C Tabel 1. Rerata Kepadatan Populasi


Maksimum (x 104 se!/ml) Tetraselmis
Gambar 1. Grafik Rerata Kepadatan Populasi sp. Pada setiap perlakuan
Tetraselmis sp. pada Masing- Masing Perlakuan
Keterangan:
A = Perlakuan pupuk Urea 20 ppm, ZA 30 ppm Perlakuan Kepadatan Populasi
dan TSP '10 ppm Maksimum
B = Perlakuan pupuk Urea 30 ppm, ZA 30 ppm (x 104 sel/ml)
dan TSP 10 ppm Iefraselmis sp.
C = Perlakuan pupuk Urea 40 ppm, ZA 30 ppm (Mean t
SEM)
dan TSP 10 ppm A 176,800 r 19,6784
D = Pupuk Conwy 1 mLlL B 186,400 113,083"
c 251,600 t 14,871b
Berdasarkan data pertumbuhan D 277,200 t 6,256b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh
Tetraselmis sp. yang diperoleh menunjukkan huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada BNT dengan a= SYo.
pola pertumbuhan yang tidak sesuai dengan

pola pertumbuhan sigmoid menurut Laven and


Laju Pertumbuhan
Sorgeloos (1996). Pada hasil penelitian ini, tidak
Hasil uji ANOVA pada o = 5% (Tabel2)
terdapat fase stasioner setelah kepadatan
menunjukkan bahwa dosis pupuk urea
puncak tercapai (Gambar 1). Fase kematian
memberikan pengaruh terhadap laju
tercepat dicapai oleh perlakuan C kemudian
pertumbuhan. Laju pertumbuhan tertinggi
diikuti dengan perlakuan A, B dan D. Pada
dicapai oleh perlakuan C dengan dosis pupuk
perlakuan C, diduga pertumbuhan Tetraselmis
urea 40 ppm yaitu 0,401 ""r/'L/6,,1.
sp. sangat cepat sehingga kandungan nutrisi

pada media lebih cepat habis dan menyebabkan

kepadatan populasi segera menurun ketika

populasi puncak dicapai. Dari Gambar 1 juga

dapat dilihat makin lambat kepadatan puncak

dicapai maka penurunan kepadatan populasi

semakin lambat. Selain itu diduga kepadatan sel


35 / Hermawan, L.S., Tugiyono, Rusyani, E', Murwani, S'

Tabel2. Nilai Laju Pertumbuhan (hari) Waktu Generasi


Tetraselmis sp. pada saat Pencapaian
Poputasi Maksimum Pada SetiaP Hasil uji ANOVA Pada o = 5% (Tabel2)
Perlakuan
menunjukkan bahwa dosis pupuk urea

Perlakuan [nailalu Pertumbuhan


Nilai LaJu PertumE @dap waktu generasi.
SPesifik (""""/n".,)
Iefraselrnis sP. Waktu generasi tecepat dicapai oleh perlakuan
(Mean t SEltl)
pm yaitu 4l
A 0,309= 0,026" '846
B 0,32510,018'
C 0,401 t 0,014o jam.
D 0.342 t 0,004'b Generasi fiam)
Keterangan: Angka yang diikuti oleh
Tetraselmis sp. pada saat Pencapaian
huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada BNT dengan a=Soh.
Populasi Maksimum Pada SetiaP
Perlakuan

Menurut Fogg (1987) faktor pembatas


Perlakuan Nilai Waktu Generasi
(jam) Ietraselmis sP.
laju pertumbuhan fitoplankton adalah jumlah (Mean t SEM)=

nutrien yang tersedia. Apabila fitoplankton n - ss,509! 4,447"


B 52,086t 3,347"'
C 41,846t 1 ,489b'
kekurangan nutrisi essensial dalam waktu yang
D 48,9491 0,632"
lama maka pertumbuhan akan menurun Keterangan: Angka yang diikuti oleh
huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada BNT dengan a= Soh.
demikian pula apabila fitoplankton kelebihan

unsur hara mikro, pertmbuhan fitoplanktonpun


Menurut Borowitzka (1988) faktor
terhambat karena kelebihan unsur hara mikro
genetik dan faktor lingkungan merupakan faktor
menyebabkan keracunan.
pembatas pertumbuhan fitoplankton. Urea
Nilai laju pertumbuhan yang tinggi
dengan dosis 40 ppm pada media TSP dan ZA
menunjukkan daya dukung media tumbuh yang
sebagai salah satu faktor lingkungan
baik. Dengan demikian laju pertumbuhan dapat
memberikan nutrisi yang cukup untuk
digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui
menunjang Pertumbuhan dan mampu
daya dukung media terhadap pertumbuhan
meningkatkan waktu generasi lefraselmr's sp.
fitoplankton (Laven and Sorgeloos, 1996)'

Perlakuan C menunjukkan laju pertumbuhan

tertinggi diantara perlakuan lainnya sehingga Kandungan Nutrisi

urea dengan dosis 40 ppm pada media TSP dan Kandungan protein Tetraselmis sp'

ZA merupakan dosis yang direkomendasikan secara berurutan dariyang tertinggi adalah pada

untuk meningkatkan laju pertumbuhan perlakuan D sebesar 70,287%, perlakuan C

Iefrase/mls sP. sebesar 67,989%, perlakuan B sebesar

57,017o/o dan perlakuan A sebesar 43,581o/o'


Pertumbuhan dan Kandungan ... / 36

Sedangkan, kandungan lipid dan karbohidrat yang semakin tinggi. Hal ini didukung oleh

Iefraselrnls sp. secara berurutan dari yang pernyataan bahwa urea memiliki kandungan

tertinggi adalah pada perlakuan A, B, C dan D nitrogen sebagai komponen penyusun utama

dengan kandungan lipid sebesar 1,365%; protein yang cukup besar yaitu sebanyak 46%

1,068%; 0,775o/o dan 0,795% dan karbohidrat (Buckman dan Brady, 1982). Menurut Laven

sebesar 12,273%; 5,822%; 2,7 03% dan 2,180% dan Sorgeloos (1996) kandungan protein

(Gambar 2). tertinggi didapat pada fase eksponensial.

d[,
Tingginya kandungan protein pada hasil
70
60
50 ffiffi
Wffi
W
w #ffiffi
penelitian diduga karena analisis proksimat

dilakukan pada hari ke 4 yaitu pada fase


.ffi
4ils*M ffiffi eksponensial dimana kepadatan populasi
IUWffi
'; ffi ffiffi
Wffi

{ffi.
ffiffi re
mencapai puncak.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa


A BC D
fitoplankton dapat mengalami perubahan
ffi Pr0tein 6* Lipid a.: Karbohidrat
komposisi biokimia dalam kondisi kultur yang

Gambar 2. Grafik Kandungan Nutrisi bervariasi. Salah satu perubahan biokimia


Tetraselmis sp. tiap Perlakuan
tersebut adalah hubungan antara rendahnya

Kandungan protein yang didapat dalam kandungan nitrogen dalam media kultur yang

penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan hasil menyebabkan penurunan protein dan

yang dicapai oleh Arkronrat (2016) yaitu peningkatan kandungan lipid dan karbohidrat

kandungan protein sebesar 25,7% pada 120 jam yang cukup besar (Chen and Shetty, 1991). Hal

kultur dan 21,7% pada240 jam kultur. Namun ini mendasari hasil penelitian dimana pemberian

kandungan lipid dan karbohidrat yang didapat pupuk dengan dosis urea paling rendah

dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu

dengan hasil yang dicapai oleh Arkronrat (2016) sebesar 20 ppm memiliki kandungan protein

yaitu kandungan lipid sebesar 9,4% pada 120 terendah yaitu sebesar 43,581% dan kandungan

dan 240 jam kultur dan kandungan karbohidrat lipid dan karbohidrat tertinggi dibandingkan

sebesar 16,60/0 pada 120 jam kultur dan 14,5% dengan perlakuan lainnya yaitu kandungan lipid

pada 240 jam kultur. sebesar 1,365% dan karbohidrat sebesar

Data kandungan nutrisi yang diperoleh 12,273%.

menunjukkan bahwa semakin besar dosis urea Menurut Rusyani (2012) defisiensi

yang diberikan menghasilkan kandungan protein nutrisi dapat mempengaruhi kandungan protein,
37 / Hermawan, L.S., Tugiyono, Rusyani, E., Murwani, S.

karbohidrat, lemak, pigmen dan fotosintesis' DAFTAR PUSTAKA

Fogg (1987) menyatakkan nilai gizi fitoplankton Arkronrat, W., dkk. 2016. Growth Performance
and Proximate Composition of Mixed Culture
bervariasi sesuai dengan kondisi kulturnya, of Marine Micoralgae (Nannochloropsis sp. &
Tetraselmis sp.) with monocultures.
beberapa fitoplankton pada fase eksponensial Songklanakarin J. of Sci. Technol. Bangkok'

memiliki tingkat respirasi, fotosintesis dan


Borowitzka, M.A. 1988. Algalgrovvth Media and
produksi asam nukleat yang tinggi dan dapat Sources of Algal Cultures in: Borowitzka,
M.A. & L.J. Borowitzka (Eds) Microalga
memiliki kandungan protein melebihi 70o/o berat Biotechnology. Cambridge University Press.
New York.
kering, tetapi memliki kandungan karbohidrat

dan lemak yang sangat rendah. Buckman, H.O. dan Brady. 1982. llmu Tanah.
Bharata Karya Aksara. Jakarta.
MeskiPun kandungan Protein
Tetraselmis sP. Yang ditumbuhkan Butcher, R.W. 7959. An introductory account of
the smaller algae of British coastal waters.
menggunakan pupuk Conwy (70,287o/o) lebih Part l: lntroduction and Chlorophyceae.
Minist. Agric. Fish. Food, Fish. lnvest. Great
besar sekitar 3Yo dari kandungan protein Britain.

Tetraselmis sP. Yang ditumbuhkan


Chen, J. and H.P.C. Shetty. 1991. Culture of
menggunakan pupuk pertanian ZA, TSP dan Marine Feed Organisms. National lnland
lnstitute Kasetsart University. Bangkok.
urea dengan dosis 40 ppm (67,989%) maka

berdasarkan nilai ekonomis, dosis pupuk urea Fogg, G. E. 1987. Algal Cultures and
Phytoplankton Ecology. The University of
40 ppm dapat direkomendasikan sebagai pupuk Wisconsin Press. London.

dalam kultur Tetraselmis sp. Dengan demikian


Guedes, A. C. and F. X. Malcata. 2012.
akan memberikan keuntungan yang besar Nutritional Value and Uses of Microalgae in
Aquaculture. lnTech. Croatia.
dalam industri akuakultur.

Kurniastuty dan Julinasari. 1995. Pertumbuhan


alga Dunaliela sp. pada media kultur yang
berbeda dalam skala massal (semi outdoor).
Bulletin Budaya Laut LamPung.
Laven, P. dan Sorgeloos, P. 1996. Manual on
KESIMPULAN the production and use of live Food for
aquaculture. FAO Fisheries Technical
Dosis Pupuk urea yang Paper. Rome.

direkomendasikan untuk meningkatkan


Peraturan Pemerintah Republik lndonesia
kepadatan PoPulasi maksimum, laju Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Jenis Dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
perumbuhan tertinggi, dan waktu generasi Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Kelautan Dan Perikanan.
tercepat, serta kandungan nutrisi terbaik adalah

40 ppm. Prabowo, D. A. 2009. Optimasi pengembangan


media untuk pertumbuhan Chlorella sp. Pada
skala laboratorium. (Skripsi). lPB. Bogor.
Pertumbuhan dan Kandungan ... / 38

Tugiyono, S. Muruvani, S. Bakri A., dan


Enruinsyah. 2013. Studi Status Kualitas
Redjeki, S. dan A. Basyarie. 1989. Kultur Perairan Ekosistem Mangrove Desa
Jasad Pakan untuk Menunjang Perikanan Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai
Budidaya Laut. Staff Peneliti Sub Balai Kabupaten Lampung Timur. Proseding
Penelitian Budidaya Pantai Banjarnegara. Seminar Nasional Sains dan Teknologi V,
Serang. Tahun 201 3 ISBN 978-979-851 O-71-7.
Rusyani, E. 2012. Molase sebagai Sumber
Mikro Nutrien pada Budidaya Phytoplankton
Nannochloropsls sp., Salah Satu Alternatif
Pemanfaatan Jasil Samping Pabrik Gula
(Tesis). Universitas Lampung. Lampung.

Anda mungkin juga menyukai