Anda di halaman 1dari 16

INOVASI TENAGA PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN

Oleh Kelompok 1
1. Dita Umaradina (12212193069)
2. Uhti Prihastuti (12212193075)
3. Riska Ulfa Ida (12212193079)
4. Bella Vinta Maulya (12212193123)
5. Khotimatun Nisak (12212193124)
A. Hakikat dan Jenis Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
1. Hakikat pendidik dan tenaga kependidikan
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara fungsional kata pendidik dapat
diartikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan dan keterampilan. Jika menjelaskan pendidik dikaitkan
dengan bidang tugas dan pekerjaan, pendidik adalah profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada diri
seseorang yang tugasnya adalah mendidik atau memberikan pendidikan.
Tenaga kependidikan, sebagaimana yang disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasioanal pasal 1 ayat (5), Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam konteks pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan
merupakan sumber daya manusia (SDM) potensial yang turut berperan dalam mewujudkan mutu pendidikan
nasional.
2. Jenis pendidik dan tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 38 tahun 1992 tanggal 17 Juli 1992. Dalam PP tersebut [ pasal 3 ayat (1) sampai (3)]
dinyatakan:
a. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik,
pengawas, peneliti dan pengembangan di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber
belajar dan penguji.
b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dsn pimpinan
satuan pendidikan luar sekolah.
Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:
a. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, pengajar, pendidik dan pelatih.
b. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di
bidang kependidikan dan pustakawan.
c. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan
pimpinan satuan luar sekolah.
B. Multiperan dan Kompetensi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
1. Multiperan Guru
Pada lembaga pendidikan formal, guru menjalankan tugas pokok dan
fungsi yang bersifat multiperan, yaitu sebagai pendidik, pengajar dan
pelatih/pembimbing. Istilah pendidik merujuk pada pembinaan dan
pengembangan afeksi peserta didik. Istilah pengajar merujuk pada
pembinaan dan pengembangan pengetahuan atau asah otak-
intelektual. Istilah pelatih, merujuk pada pembinaan dan
pengembangan keterampilan peserta didik, seperti yang dilakukan
oleh guru.
2. Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Muh. Uzer Usman, secara umum peranan pendidik dalam dunia pendidikan dapat dikelompokkan dalam 4 peranan yakni;
pertama peranan dalam proses belajar mengajar. Pendidik sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator dan evaluator.
Kedua, peranan dalam pengadministrian. Ketiga, peranan secara pribadi. Keempat, peranan secara psikologis.
Menurut Djamarah, peranan pendidik itu adalah sebagai:
a. Korektor, pendidik dapat membedakan mana nilai baik dan nilai buruk dalam pelaksanaan pendidikan
b. Inspirator, pendidik dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik
c. Informator, pendidik dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Organisator, pendidik mampu mengelola kegiatan pembelajaran.
e. Motivator, pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif dalam proses pembelajaran
f. Inisiator, pendidik menjadi pencetus ide kemajuan dalam pendidikan dan pembelajaran
g. Fasilitator, pendidik menyediakan fasilitas untuk memudahkan proses pembelajaran.
h. Pembimbing, pendidik harus bisa memberikan bimbingan ke arah positif
i. Demonstrator, pendidik harus mampu memberikan pemahaman materi pelajaran kepada peserta didik dengan baik
j. Pengelola kelas, pendidik harus mampu mengelola kelas dengan dinamis
k. Mediator, pendidik harus mengetahui manfaat media pendidikan dengan benar dan tepat
l. Supervisor, pendidik harus mampu membantu memperbaiki dan menilai
m. Evaluator, pendidik harus mampu mengevaluasi seluruh kegiatan peserta didik dari awal sampai dengan akhir mengikuti
pendidikan.
3. Kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
Dalam UU Sisdiknas 1989 pasal 31 ayat 4 dinyatakan bahwa tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan iptek serta pembangunan bangsa.
Sementara Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2007 menyatakan tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik,
diantaranya adalah kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, dan professional.

a. Kompetensi kepribadian: c. Kompetensi sosial, melakukan hubungan yang baik


dengan:
1) Penampilan fisik yang baik
1) Keluarga
2) Penampilan sikap
2) Anak didik dan orang tua
3) Penampilan intelektual
3) Teman-temannya
4) Penampilan spiritual
4) Pimpinannya
5) Advertising (ketahanan diri)
5) Masyarakat yang lebih luas
b. Kompetensi pedagogik
d. Kompetensi professional, pendidik harus senantiasa
1) Pendidik harus mampu memahami karakteristik anak meningkatkan kemampuan dan mengembangkan
2) Mampu menyusun perencanaan wawasan, diantaranya:

3) Melaksanakan pembelajaran 1) Mengikuti diklat

4) Mengevaluasi, menganalisis, dan tindak lanjut 2) Seminar

5) Mampu memotivasi 3) Mengaktifkan MGMP dan KKG


4) Melakukan penelitian tindakan
5) Sekolah lagi/ melanjutkan pendidikan
C. Inovasi Ketenagaan Kependidikan
Indonesia
1. Sertifikasi pendidik
Sertifikasi pendidik adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Profesionalisme
guru merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga pendidik dalam
menjalankan tugasnya. Persyaratan akademik melalui jalur pendidikan formal harus ditempuh oleh para
pendidik untuk memperoleh keabsahan sertifikat sebagai persyaratan mutlak yang harus dipenuhi
berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Dalam konteks profesionalisme guru, sertifikasi guru memiliki
keterkaitan cukup erat hubungannya terhadap peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Menyadari akan pentingnya profesionalisme guru, keterkaitan dengan hal ini Ahmad Tafsir mengemukakan
bahwa profesionalisme merupakan sesuatu yang cukup penting dalam melaksanakan setiap pekerjaan
termasuk dalam mengajar.
a. Syarat Sertifikasi Guru b. Tujuan sertifikasi guru
Untuk mendapatkan sertifikasi guru ada syarat yang perlu dipenuhi, yaitu : Sertifikasi guru bertujuan
1) Kualifikasi akademik untuk meningkatkan tingkat
2) Pendidikan dan pelatihan kelayakan seorang
3) Pengalaman mengajar guru dalam melaksanakan
4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tugas pembelajaran secara
lebih baik yang ditandai oleh
5) Penilaian dari atasan dan pengawas
6) Prestasi akademik pemberian sertifikat pendidik
bagi guru yang telah
7) Karya pengembangan profesi
dinyatakan lulus uji sertifikasi.
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Sertifikasi ini dilakukan agar
9) Pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial tenaga pendidik dapat
10) Penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan meningkatkan tingkat
Hal ini juga dijelaskan dalam undang-undang Pasal 28 ayat (1) PP RI No. 19 kelayakan sebagai seorang
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan Pasal 8 UU RI No 14, guru dalam melaksanakan
2005 yang mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik tugas pembelajarannya ke
minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran arah yang lebih baik
2. Program Pendidikan Profesi Guru
Program Studi PPG merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan
S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar
menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat
memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

a. Tujuan umum
Tujuan umum PPG tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan calon guru yang
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum dalam Permendiknas No 8 Tahun 2009
Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan,
pelatihan peserta didik, dan melakukan penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan.
3. Diklat Penguatan Kepala Sekolah

Diklat Penguatan Kepala Sekolah diselenggarakan untuk memberikan penguatan


kompetensi bagi kepala sekolah dan memantapkan wawasan, pengetahuan, sikap,
nilai, serta keterampilan dalam memimpin sekolah.
Program peningkatan kompetensi kepala sekolah merupakan kebijakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang terencana dan berkelanjutan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, mengamanatkan bahwa kepala sekolah merupakan pimpinan
tertinggi di sekolah wajib memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Oleh sebab itu, secara
bertahap dan berkesinambungan kompetensi kepala sekolah harus ditingkatkan melalui
diklat penguatan kepala sekolah. Secara khusus, tujuan diklat penguatan kepala sekolah
adalah untuk menguatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Materi diklat Kepala Sekolah
1) Manajerial meliputi
(a) Teknik Analisis Manajemen
(b) Pengembangan RKS-RKAS
(c)) Pengelolaan Kurikulum
(d) Pengelolaan Keuangan
(e) Pengelolaan PTK
(f) Pengelolaan Peserta Didik
(g) Pengelolaan Sarana Prasarana.
2) Kewirausahaan meliputi; Pengantar dan Konsep Kewirausahaan dan Pengembangan Kewirausahaan.
3) Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan.
4) Kepemimpinan meliputi; Kepemimpinan Pembelajaran dan Kepemimpinan Perubahan.
5) Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP
6) melakukan perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan implementasinya
4. Tunjangan Sertifikasi dan Profesionalisme Guru Cara yang bisa ditempuh untuk
bisa mendapatkan sertifikasi
Sertifikasi guru merupakan proses untuk memberikan sertifikat pendidik pendidikan. Berikut beberapa
kepada mereka. Sertifikat pendidik dimaksud merupakan pengakuan Negara opsi yaitu:
atas derajat keprofesionalan guru. Seiring dengan proses sertifikasi inilah, 1. PPGJ ( Pendidikan Profesi Guru
pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru, Hal ini sesuai dalam Jabatan )
dengan Undang-Undang Nomor 14 “Pemerintah memberikan tunjangan PPGJ diperuntukkan bagi orang
profesi kepada guru yang telah memilki sertifikat pendidik yang diangkat oleh yang telah berstatus PNS namun
penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan belum memiliki sertifikat
oleh masyarakat”. Pemberian tunjangan profesi ini diharapkan akan mampu pendidik.
mendorong dan memotivasi guru untuk terus meningkat kan kompetensi dan 2. PPG Prajabatan bersubsidi
kinerja. Profesionalnya dalam melaksanakan tugas disekolah sebagai pendidik, Jalur ini bisa diikuti oleh
pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai peserta didiknya. freshgraduate atau orang yang
baru lulus kuliah.
Namun untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi guru yang bersangkutan
harus memenuhi beberapa persyaratan administrasi, misalnya jam mengaar 3. PPG-3T
yang harus cukup minimal 24 jam dalam seminggu. Agar bisa mendapat Untuk guru untuk guru yang
tunjangan sertifikasi seorang guru harus memiliki sertifikasi pendidikan. berada di daerah 3T (Tertinggal,
Terdepan, Terluar) melalui jalur ini
anda juga bisa mendapatkan
sertifikat pendidik.
5. Peningkatan Kualifikasi
Kualifikasi secara garis besar dipahami dalam dua sudut pandang yang berbeda.
Yang pertama, kualifikasi sebagai tingkat pendidikan yang harus ditempuh oleh
seseorang untuk memperoleh kewenangan dan legitimasi dalam menjalankan
profesinya. Sementara pandangan yang kedua memaknai kualifikasi sebagai
kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai seseorang sehingga
dapat melakukan pekerjaannya secara berkualitas. Namun sesungguhnya terdapat
benang merah dari kedua sudut pandang tersebut yakni keharusan adanya kapasitas
yang harus dipenuhi untuk menjalani profesi atau pekerjaannya. Kualifikasi
pendidikan bersangkut-paut dengan jenjang atau strata pendidikan guru seperti D2,
D3, D4, atau S1. Yang kedua, kualifikasi pendidik merujuk pada kompetensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai pendidik.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun Dengan Undang-undang Sisdiknas tersebut
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl, dalam Undang-undang RI nomor 14 tahun
bab XI pasal 42 dinyatakan bahwa:1) 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan
dalam bab IV bagiankesatu pasal 8 dijelaskan
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi
bahwa :
minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kesenangan mengajar, sehat jasmani 1. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
dan rohani, serta memilikikemampuan unutk kompetensi, sertifikasi pendidik,sehat
mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkantujuan
2. Pendidik untuk pendidikan formal pada
pendidikan nasional.
jenjang pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan 2. Pasal 9 dijelaskan bahwa kualifikasi
pendidikan tinggi dihasilkanoleh perguruan akademik sebagaimana dimaksud dalam
tinggi terakreditasi. pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma
3. Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik
empat.
sebagaimana dimaksud dalam ayat1 dan
ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Di samping dua undang-undang tersebut berbicara kualifikasi guru didalam
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) ditegaskan sebagai berikut :

PAUD (TK/RA) SMP / MTs


1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma IV 1. Kualifikasi akademik pendidikan mi nimum diploma IV
(D4) atau sarjana (S1) (D4) atau sarjana (S1)
2. Latar belakang pendidikan tinggi di bidanganak usia 2.Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
dini, kependidikan lain atau psikolog pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru untuk PAUD
3.Sertifikasi profesi guru untuk SMP/MTs.

SD / MI
SMA / MA
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimumdiploma IV
atau sarjana (S1) 1. Kualifikasi akademik pendidikan mi nimumdiploma
empat atau sarjana (S1)
2. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan
SD/MI, kependidikan lain dan psikolog 2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
3. Sertifikasi profesi guru untuk SD / MI3 diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA
DAFTAR PUSTAKA
Adhar. 2013. Peran Sertifikasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Kedisiplinan Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran. ISLAM FUTURA. Vol. 13, No. 1. Agustus 2013, 71-85
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Al Fabeta
Mukhlisoh. 2018. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijaga
Siwuluh. Jurnal Kependidikan. Vol. 6, No. 2
Nurmuslich, Mas. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: PT Bumiaksara
Rusdiana, A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sunhaji. 2012. Strategi Pengembangan Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Menurut Undang-Undang Guru &
Dosen dan standar Nasional Pendidikan). INSANIA. Vol. 17, No. 12. Mei-Agustus 2012
Sutirna, H. 2018. Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai