Anda di halaman 1dari 15

REVIEW MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN II

PERUBAHAN METODE AKUNTANSI

DAN ANALISIS KESALAHAN

(EKA 328/A3)

Dosen Pengampu :

I Gst Ayu Eka Damayanthi, S.E.,M.Si.CRA.CRP

Disusun Oleh: Kelompok 1


Nama Anggota :

1. Ni Kadek Widya Lestari (2207531015/04)


2. Ni Luh Sefi Vindrawati (2207531021/05)
3. Ni Kadek Trisna Adi Damayanti (2207531030/06)

PROGRAM STUDI SARJANA


AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS
UDAYANA TAHUN 2023
1.1 Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi
merupakan kumpulan dari kebijakan akuntansi untuk penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Kebijakan akuntansi ini diterapkan secara konsisten sehingga laporan
keuangan dapat mudah untuk dianalisis dan dibandingkan dari satu periode ke periode
berikutnya.

1.2 Kebijakan
Akuntansi Definisi
Kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi 2009) didefinisikan sebagai prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi akan menentukan saat pengakuan, cara
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan beban dalam laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang signifikan
digunakan dalam menyusun laporan keuangan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas biasanya menyatakan dalam catatan atas laporan keuangannya dengan
kalimat "Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia." Jika laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi yang
telah efektif berlaku, maka entitas harus mengungkapkan informasi ketidaksesuaian
tersebut.
Jika standar akuntansi memberikan beberapa pilihan kebijakan akuntansi maka entitas
dapat memilih kebijakan akuntansi salah satu kebijakan yang dapat diperkenankan oleh
standar tersebut. Misalnya dalam penilaian aset tetap entitas dapat memilih salah satu
metode penilaian sesuai dengan ketentuan dalam SAK. Jika tidak ada SAK yang secara
spesifik berlaku untuk suatu transaksi maka manajemen menggunakan pertimbangannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi sehingga
menghasilkan informasi yang relevan dan andal.

Konsistensi Penerapan Kebijakan Akuntansi


Konsistensi penerapan kebijakan akuntansi akan memudahkan pembaca laporan
keuangan dalam membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode
berikutnya. Ketidakkonsistenan penerapan kebijakan akuntansi akan menyebabkan salah

1
satu karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dibandingkan, tidak dapat
dipenuhi.

1.3 Perubahan Kebijakan


Akuntansi Definisi
Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan entitas dengan memenuhi ketentuan
dalam standar PSAK 25 (Revisi 2009) menjelaskan entitas mengubah suatu kebijakan
akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
1) Dipersyaratkan oleh suatu PSAK
2) Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus entitas.
Berikut ini contoh kejadian yang merupakan perubahan kebijakan akuntansi.
1) Perubahan metode persediaan dari rata-rata menjadi Masuk Pertama Keluar Pertama
(FIFO).
2) Perubahan pengakuan pendapatan konstruksi dari metode biaya terpulihkan (cost
recovery) menjadi metode persentase penyelesaian (percentage of completion).
3) Perubahan metode penilaian aset tetap dan aset tak berwujud dari metode biaya ke
metode revaluasi.

Perlakuan Akuntansi
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat
dari penerapan asal suatu PSAK sesuai dengan ketentuan transisi dalam PSAK tersebut.
Jika tidak ada ketentuan transisi, entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif. Ketentuan penerapan secara retrospektif juga dilakukan ketika entitas
mengubah kebijakan akuntansi secara sukarela. Penyajian kembali retrospektif adalah
penyesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur
laporan keuangan seolah-olah kebijakan tersebut telah ditetapkan.
Ketika perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:
1) Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling
awal.
2) Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi batu tersebut sudah diterapkan sebelumnya.

2
Contoh aplikasinya misal entitas mengubah kebijakan akuntansi pengakuan pendapatan
konstruksi dengan metode cost recovery menjadi metode persentase penyelesaian pada
tahun 2015. Konstruksi tersebut dikerjakan mulai tahun 2013 dan akan berakhir pada
tahun 2016. Penerapan retrospektif mengharuskan entitas menerapkan metode persentase
penyelesaian dari tahun 2013. Dampak perubahan tersebut terhadap periode sebelumnya
akan mempengaruhi saldo laba. Pada saat penyajian laporan keuangan 2015, entitas
harus menyajikan laporan komparatif 2014 dan 2013 menggunakan metode yang baru.
Contoh Perubahan Kebijakan Akuntansi :
PT Merpati memulai operasi usahanya pada 1 Januari 2013. Untuk penilaian persediaan
perusahaan menggunakan metode rata-rata (AVG). Pada 1 Januari 2015 perusahaan
mengubah metode persediaannya dengan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO).
Untuk melengkapi informasi penyajian secara komparatif 2014 dan 2015 beberapa data
berikut diperoleh.
● Penjualan tahun 2014 sebesar Rp600.000.000 dan 2015 sebesar Rp640.000.000
● Beban operasi tahun 2014 sebesar Rp200.000.000 dan tahun 2015 sebesar
Rp240.000.000
● Persediaan dan beban pokok penjualan dengan menggunakan metode AVG dan
FIFO.
Perhitungan Perubahan Kebijakan Akuntansi

● Pajak yang dikenakan sebesar 25%, otoritas pajak membolehkan perubahan ini.
● Saldo laba dilaporkan dengan menggunakan metode rata-rata adalah:

3
Penyajian pada Laporan Laba Rugi

Penyajian pada Laporan Posisi Keuangan

Penyajian pada Laporan Perubahan Ekuitas

4
Catatan A : Perubahan Kebijakan Akuntansi atas Penilaian Persediaan

Secara umum penerapan perubahan kebijakan akuntansi dilakukan dengan prosedur yang
sama walaupun kebijakannya berbeda-beda. Dampaknya setiap kebijakan dalam setiap
item dalam laporan keuangan harus diidentifikasi sehingga dapat menelusuri dampak
perubahan tersebut pada item apa saja dalam laporan keuangan. Prosedur akuntansi yang
umum dilakukan dapat dijelaskan dengan langkah berikut ini :
1) Tentukan pos yang berubah akibat kebijakan akuntansi baru.
2) Hitung dampak perubahan atas pos tersebut, saldo laba dan dampak pajak jika ada,
baik pajak kini maupun pajak tangguhan. Buat jurnal penyesuaian atas dampak
perubahan kebijakan akuntansi baru tersebut terhadap pos yang berubah dan saldo
laba.
3) Sajikan laporan keuangan komparatif dengan menggunakan metode baru. Untuk
laporan posisi keuangan, sajikan laporan keuangan awal periode komparatif
sehingga terdapat tiga laporan posisi keuangan.
4) Sajikan laporan perubahan ekuitas dengan mengoreksi saldo laba dari yang
dilaporkan sebelumnya dengan penyesuaian akibat perubahan kebijakan akuntansi
sehingga diperoleh saldo laba setelah penyesuaian.

Penyajian dan Pengungkapan


PSAK 25 (Revisi 2009) menjelaskan saat terjadi perubahan kebijakan akuntansi laporan
keuangan periode komparatif harus disajikan kembali dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang baru. Khusus untuk laporan posisi keuangan, entitas harus menyajikan
laporan posisi keuangan awal periode komparatif, sehingga terdapat tiga laporan posisi
keuangan. Laporan perubahan ekuitas khususnya bagian saldo laba harus disajikan
kembali dengan melakukan penyesuaian atas dampak perubahan kebijakan akuntansi.

5
Dampak retrospektif perubahan kebijakan akan disajikan dengan menyesuaikan terhadap
nilai saldo laba awal periode komparatif. Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas
mengungkapkan hal berikut :
1) Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi.
2) Alasan mengapa kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan.
3) Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan periode lalu sajian, sepanjang
praktis untuk pos yang terpengaruh dan penyesuaian laba per lembar saham.
4) Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelumnya disajikan, sepanjang
praktis.
5) Keadaan yang membuat penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode
tertentu.
Khusus untuk perubahan kebijakan akuntansi karena penerapan standar baru, entitas
harus mengungkapkan judul PSAK, penjelasan bahwa perubahan dilakukan sesuai
dengan ketentuan transisi (jika menerapkan ketentuan transisi), penjelasan ketentuan
transisi dan dampak ketentuan transisi pada periode mendatang. Khusus untuk PSAK
baru yang sudah ada namun belum berlaku, entitas juga harus mengungkapkan fakta
tersebut dan informasi relevan yang dapat diestimasi atau diketahui untuk menilai
dampak atas penerapan PSAK baru tersebut. Entitas mempertimbangkan
mengungkapkan :
1) Judul PSAK terbaru.
2) Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan
akuntansi.
3) Tanggal disyariatkannya penerapan PSAK.
4) Tanggal ketika entitas berencana untuk menerapkan PSAK awalnya.
5) Suatu pernyataan atau pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK atas
laporan keuangan atau jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara
wajar, pernyataan atas hal tersebut.

6
Pengungkapan Perubahan Kebijakan Akuntansi PLN 2012

7
1.4 Perubahan
Estimasi Definisi
Unsur dalam laporan keuangan tidak semuanya diukur secara langsung naun
pengukurannya dengan estimasi. Penggunaan estimasi yang rasional adalah bagian dasar
dalam penyiapan laporan keuangan. Untuk melakukan estimasi entitas menggunakan
informasi yang tersedia dan andal. Beberapa contoh estimasi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan :
1) Piutang tak tertagih.
2) Masa manfaat, metode depresiasi dan nilai sisa pada aset yang didepresiasi atau
diamortisasi.
3) Liabilitas garansi (provisi).
4) Persediaan yang rusak.
5) Masa manfaat beban yang ditangguhkan.
6) Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau
jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan aset dan liabilitas.

Perlakuan Akuntansi
Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui prospektif dalam laporan laba rugi pada:
1) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu
2) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya
Perubahan estimasi yang mengakibatkan perubahan aset, liabilitas atau terkait pos dalam
ekuitas diakui dengan menyesuaikan jumlah item tersebut pada periode perubahan.
Contoh Perubahan Estimasi :
PT Perkutut membeli peralatan pada 3 Januari 2011 dengan harga Rp480.000.000.
Peralatan ini disusutkan sama baik menurut akuntansi maupun pajak, selama 8 tahun
tanpa nilai sisa. Entitas melakukan pencatatan depresiasi karena laporan keuangan
diterbitkan setiap tahun.
Perusahaan melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan dengan baik sehingga
peralatan tersebut masih mampu bekerja dengan kinerja terbaiknya. Berdasarkan kondisi
tersebut perusahaan mengestimasi bahwa peralatan tersebut masih memiliki masa
manfaat tersisa 6 tahun, sehingga total masa manfaat menjadi 10 tahun dari tanggal

8
perolehan. Perubahan estimasi tersebut tidak diperkenankan menurut aturan pajak Tarif
pajak yang berlaku 25%.
Akibat perubahan estimasi tersebut, beban depresiasi tahun 2015 harus dihitung ulang.
Beban depresiasi awal Rp480.000.000 : 8 = Rp60.000.000 (akuntansi dan pajak sama)
Akuntansi depresiasi sampai awal tahun 2015 = 4 tahun x Rp60.000.000 =
Rp240.000.000
Beban depresiasi setelah perubahan estimasi = Rp240.000.000 : 6 = Rp40.000.000
Menurut pajak, beban depresiasi Rp60.000.000 sehingga pada tahun 2015 terdapat
perbedaan depresiasi dengan pajak Rp20.000.000berakibat laba menurut akuntansi lebih
tinggi Rp20.000.000 sehingga menimbulkan perbedaan temporer kena pajak sebesar 25%
x 20.000.000 = 5.000.000.
Jurnal yang dibuat adalah :

Beban Depresiasi 40.000.000


Akumulasi Depresiasi 40.000.000
Beban Pajak Tangguhan 5.000.000
Liabilitas Pajak Tangguhan 5.000.000
Akibat perubahan beban depresiasi tersebut nilai aset tetap, akumulasi depresiasi dan
beban depresiasi untuk laporan keuangan komparatif terlihat dalam tabel berikut.

Penyajian dan Pengungkapan


Perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai yang diakui dalam beban atau
pendapatan. Pos yang mengalami perubahan akan disajikan berdasarkan dasar
perhitungan estimasi yang baru. Estimasi mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan
estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan
berdampak pada periode mendatang. Jika dampak pada periode mendatang tidak
diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan hal itu.
Perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai, sehingga akan mempengaruhi daya
banding laporan keuangan. biasanya entitas hanya menyajikan perubahan dalam pos
terkait namun tidak mengungkapkan narasi perubahan yang dilakukan. Entitas

9
umumnya

10
hanya mengungkapkan dalam kebijakan akuntansi bahwa perubahan estimasi diterapkan
secara prospektif.

1.5 Kesalaha
n Definisi
Menurut PSAK 25 (revisi 2009) kesalahan periode lalu adalah kelalaian mencantumkan
dan kesalahan mencatat dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode
lalu yang timbul dari kegagalan atau kesalahan untuk menggunakan informasi andal
yang:
1) Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut
2) Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan tersebut dapat berupa dampak kesalahan perhitungan matematis, kesalahan
penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan, atau kesalahan interpretasi fakta dan
kecurangan.
Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat,
dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
1) Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut.
2) Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan dalam pencatatan akuntansi ada yang bersifat counter balancing atau
kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya. Maksudnya adalah kesalahan yang
terkait dalam satu periode akan terkoreksi dengan sendirinya pada periode berikutnya,
sehingga tanpa dibuat jurnal koreksi, kesalahan ini tidak berdampak pada saldo laba
periode berikutnya.

Perlakuan Akuntansi
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
1) Menyajikan kembali jumlah komparatif periode lalu ketika dimana kesalahan
tersebut terjadi.

11
2) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka entitas
menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian
paling awal.
Contoh Koreksi Kesalahan :
Pada tahun 2015 staff PT Kutilang menemukan kesalahan pencatatan beban depresiasi
bangunan tahun 2014 sebesar Rp60.000.000. dalam perhitungan pajak terutang
perusahaan telah memasukkan nilai beban depresiasi ini.
Laba sebelum beban depresiasi Rp30.000.000. Tingkat pajak adalah 25%. Saldo laba
pada 31 Desember 2015 sebesar Rp900.000.000 dan laba bersih tahun 2015 sebesar
Rp300.000.000.
Dampak kesalahan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Laporan laba rugi
perusahaan tahun 2014 disajikan sebelum koreksi dan setelah koreksi kesalahan.

Jurnal:

Jurnal Koreksi:
Liabilitas Pajak Tangguhan 15.000.000
Saldo Laba 45.000.000
Akumulasi Depresiasi 60.000.000

12
Penyajian dan Pengungkapan
Koreksi kesalahan akan langsung disesuaikan pada pos dikoreksi, sehingga tidak ada
penyajian khusus untuk pos tersebut. Dampak dari koreksi terkait dengan saldo laba
periode sebelumnya akan dikoreksi dan disajikan dalam laporan perubahan ekuitas.
Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus mengungkapkan berikut ini.
1) Sifat kesalahan periode lalu.
2) Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk setiap item yang terpengaruh dan
LPS dasar atau LPS dilusian.
3) Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal.
4) Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis, keadaan yang membuat
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah
dikoreksi.
Pengungkapan hanya dilakukan pada saat terjadinya koreksi, laporan keuangan periode
berikutnya tidak perlu mengulang pengungkapan tersebut.

1.6 Analisis Laporan Keuangan


Kebijakan akuntansi merupakan hal yang penting diketahui oleh pemakai laporan
keuangan sebelum melakukan, membaca dan menganalisis laporan keuangan. Perbedaan
pilihan kebijakan akuntansi dan penggunaan estimasi dapat memengaruhi nilai-nilai yang
disajikan dalam laporan keuangan. Pada saat terjadi perubahan kebijakan akuntansi
maupun perubahan estimasi pengguna harus memperhatikan alasan manajemen mengapa
dilakukan perubahan. Perubahan estimasi seharusnya dilakukan ketika terjadi perubahan
kondisi yang mendasari pilihan estimasi tersebut. Ketika perusahaan melakukan koreksi
kesalahan, informasi ini sangat berguna karena akan mengoreksi informasi yang
sebelumnya telah disajikan. Analisis harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena
informasi tersebut mempengaruhi kinerja periode sebelumnya dan atau berdampak pada
kinerja di masa depan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Martani. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Buku 2). Jakarta.
Penerbit : Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai