Anda di halaman 1dari 67

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,

ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

Putri Ariska
15634006
Akuntansi 2015

1
2
Latar
Belakang

 Tujuan
◦ Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi.
◦ Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas:
 Perubahan kebijakan
 Perubahan estimasi
 Koreksi kesalahan
 Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding
laporan keungan.
 Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1.

3
Ruang
Lingkup
Penerapan PSAK 25:
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.

Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan


penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.

4
Konsep Materialitas

Kelalaian untuk mencantumkan atau


kesalahan adalah material jika, baik secara
sendiri maupun bersama, dapat
memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna laporan keuangan.

Materialitas bergantung pada ukuran dan


sifat dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan kondisi terkait.

Ukuran atau sifat pos laporan keuangan,


atau gabungan dari keduanya, dapat
menjadi faktor penentu.

5
Materialitas

Penilaian apakah kelalaian-


pencantuman atau kesalahan-
pencatatan dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai, dan
menjadi material, memerlukan
pertimbangan karakteristik
pemakai tersebut.

Penilaian tersebut
mempertimbangkan bagaimana
pemakai diperkirakan
terpengaruh secara rasional
dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
6
Kebijakan Akuntansi

Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
 Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas elemen
seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
dan beban, pada laporan keuangan.

7
Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan

Pengakuan  Kapan dan kondisi seperti apa diakui

Pengukuran  Berapa banyak yang diakui

Penyajian  Bagaimana disajikannya di Laporan Keuangan

8
Penetapan Kebijakan Akuntansi

Ketika suatu SAK secara spesifik


PSAK berlaku  kebijakan akuntansi untuk
SPESIFIK pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.

Tidak ada SAK yang secara spesifik


 manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan
TIDAK ADA suatu kebijakan akuntansi yang
PSAK SPESIFIK menghasilkan informasi yang
relevan & andal (menyajikan jujur,
mencerminkan subtansi
ekonomi,netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen
Akuntansi FEUI 9
Pertimbangan dalam Penerapan

Sumber acuan manajemen dalam membuat


pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Manajemen juga menggunakan:


• standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun
standar lain yang mengacu pada KDPPLK yang sama
• Literatur akuntansi
• Praktik akuntansi industri yang berlaku
• Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
10
Konsistensi penerapan kebijakan

 Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara


konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya
yang serupa,
– kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi
berbeda adalah hal tepat.

 Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan


tersebut,
– Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan
diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.

11
Perubahan Kebijakan Akuntansi

 Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika


perubahan tersebut:
◦ Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
◦ Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan
atau arus kas entitas.
 Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan

12
Bukan Kebijakan Akuntansi

 Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:


1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada
yang terjadi sebelumnya; dan
2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.

 Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset


Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang
berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan
PSAK 16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan
Pernyataan ini.
13
Penerapan Perubahan
Kebijakan

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:


1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi
dalam PSAK tersebut, jika ada;
2. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan
secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.

 Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru


adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
 Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen
Akuntansi FEUI 14
1. Entitas melaporkan dampak kumulatif atas perubahan
kebijakan pada laporan keuangan tahun berjalan. Entitas
tidak melakukan perubahan pada laporan keuangan
tahun sebelumnya.
2. Entitas melakukan perubahan secara retrospektif. Entitas
melakukan penyesuaian laporan keuangan tahun
sebelumnya dan menunjukkan dampak kumulatif sebagai
penyesuaian pada laba ditahan awal tahun berjalan.
3. Entitas melakukan perubahan secara prospektif (di masa
depan). Entitas tidak melakukan penyesuaian pada
neraca awal untuk merefleksikan perubahan kebijakan.

IASB cenderung pada penggunaan pendekatan retrospektif.

Pendekatan Pelaporan Perubahan


Kebijakan Akuntansi (Kieso et al.)
15
Penerapan Retrospektif

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan


secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:

Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh


1 untuk periode sajian paling awal.

2 Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap


periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya

16
Keterbatasan
Penerapan Retrospektif

… ketika penerapan retrospektif disyaratkan,


maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan
secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak
praktis untuk menentukan dampak spesifik
periode atau dampak kumulatif periode tersebut

17
 Tanggal 1 Januari 2011, PT A menjual saham Rp 200 juta dan mulai
beroperasi di industri retail. Berikut data penjualan, pembelian
persediaan, dan beban operasi selama tahun 2011 – 2013 yang dilakukan
dengan transaksi kas.

2011 2012 2013


Penjualan 700jt 650jt 650jt
Pembelian 200jt 200jt 250jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Arus kas dari operasi 150jt 50jt 100jt

 PT A menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk biaya persediaan


sebelum 1 Januari 2013 dan menerapkan metode FIFO sejak tahun 2013.

Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan


(Variasi Ilustrasi Kieso et al., 2011)
18
 Berikut perbandingan jumlah persediaan selama tahun 2011-
2013 dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan
FIFO.
Average FIFO Perbedaan
cost
1 Januari 2011 0 0 0
31 Desember 2011 50jt 55jt 5jt
31 Desember 2012 75jt 85jt 10jt
31 Desember 2013 95jt 110jt 15jt

Ilustrasi Perubahan Metode


Persediaan
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen
Akuntansi FEUI 19
 Berikut perbandingan COGS selama tahun 2011-2013 dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO.

Average cost FIFO Perbedaan


2011 150jt 145jt 5jt
2012 225jt 220jt 5jt
2013 230jt 225jt 5jt

 Informasi Laba Per Saham tidak disyaratkan dalam laporan laba-rugi.


 Dampak pajak diabaikan
Ilustrasi Perubahan Metode
Persediaan
20
2011 2012 2013
Penjualan 700jt 650jt 650jt
COGS (rata-rata tertimbang) 150jt 225jt 230jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Laba bersih 200jt 75jt 120jt

2011 2012 2013


Penjualan 700jt 650jt 650jt
COGS (FIFO) 145jt 220jt 225jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Ilustrasi
Laba Perubahan Metode
bersih 205jt Persediaan
80jt 125jt
Laporan Laba Rugi
21
2011 2012 2013
Laba ditahan (awal) 0 200jt 275jt
Laba bersih (rata-rata tertimbang) 200jt 75jt 120jt
Laba ditahan (akhir) 200jt 275jt 395jt

2011 2012 2013


Laba ditahan (awal) 0 205jt 285jt
Laba bersih (FIFO) 205jt 80jt 125jt
Laba ditahan (akhir) 205jt 285jt 410jt

Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan


Laporan Laba Ditahan
22
2011 2012 2013
Persediaan (rata-rata tertimbang) 50jt 75jt 95jt
Kas 350jt 400jt 500jt
Total Aset 400jt 475jt 595jt
Modal Saham 200jt 200jt 200jt
Laba ditahan 200jt 275jt 395jt
Total Ekuitas 400jt 475jt 595jt

2011 2012 2013


Persediaan (rata-rata tertimbang) 55jt 85jt 110jt
Kas 350jt 400jt 500jt
Total Aset 405jt 485jt 610jt
Modal Saham 200jt 200jt 200jt
Laba ditahan 205jt 285jt 410jt
Total Ekuitas 405jt 485jt 610jt

Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan


Laporan Posisi Keuangan
23
2011 2012 2013
Arus kas dari aktivitas operasi
Penjualan 700jt 650jt 650jt
Pembelian 200jt 200jt 250jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 150jt 50jt 100jt
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 200jt - -
Penambahan kas bersih 350jt 50jt 100jt
Kas awal tahun 0 350jt 400jt
Kas akhir tahun 350jt 400jt 500jt

• Karena dampak pajak diabaikan, maka perubahan dari metode rata-rata


tertimbang tidak mempengaruhi laporan arus kas perusahaan.

Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan


Laporan Arus Kas
24
 Di dalam penerapan retrospektif, penggunaan metode FIFO
mempengaruhi nilai persediaan, COGS, laba bersih, dan laba
ditahan.

Laba Bersih
Tahun Perbedaan Laba
Average cost FIFO
2011 200jt 205jt 5jt
2012 75jt 80jt 5jt
Total kumulatif awal 2013 275jt 285jt 10jt
Total 2013 120jt 125jt 5jt

Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah
Persediaan 10 juta
Laba ditahan 10 juta

Ilustrasi Perubahan Metode


Persediaan
25
Ketika Retrospektif Tidak Praktis

Ketika tidak praktis untuk menentukan:

 Menerapkan kebijakan akuntansi baru


Dampak periode-spesifik akibat untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas
perubahan kebijakan akuntansi pada awal periode paling awal dimana
dalam informasi komparatif, penerapan retrospektif adalah praktis,
maka entitas mungkin periode berjalan, dan
 Membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode itu.

 Menyesuaikan informasi komparatif


Dampak kumulatif dari, pada untuk menerapkan kebijakan akuntansi
awal periode berjalan, baru secara prospektif sejak tanggal
penerapan kebijakan akuntansi praktis paling awal
baru untuk seluruh periode
lalu, maka entitas
26
Pengungkapan Penerapan Awal
1. Judul PSAK;
2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;
3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang,
ketika dapat diterapkan;
6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
i. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
ii. LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
a) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang
praktis; dan
b) Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan.

# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang. 27


Pengungkapan Perubahan Sukarela
(Voluntary)

1. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


2. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan
informasi yang andal dan lebih relevan;
3. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu
sajian, sepanjang praktis,:
– Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang
terpengaruh;dan
– Penyesuaian LPS dasar dan dilusian;
4. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum
periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
5. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan
bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan.

# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.


28
PSAK baru belum Efektif

Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang


telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas
mengungkapkan:

1 Fakta tersebut.

2 Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat


diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan
PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal
penerapannya.

29
Pengungkapan PSAK Baru belum
Efektif

1) Judul PSAK baru;


2) Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau
perubahan kebijakan akuntansi;
3) Tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan;
4) Tanggal di mana entitas berencana untuk menerapkan
PSAK awalnya; dan
5) Suatu Pernyataan tentang, apakah:
– Suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK
atas laporan keuangan; atau
– jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar,
pernyataan atas hal itu.

30
Estimasi Akuntansi

 Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat


mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.

√ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi


terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.

√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.

√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam


penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
31
Perubahan Estimasi
Akuntansi

 Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang


tersedia dan andal.
“Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika
terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman …”

 Perubahan estimasi akuntansi adalah:


 Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
 Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
 Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen
Akuntansi FEUI 32
Perubahan Estimasi
Akuntansi

 Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi


secara prospektif sebagai berikut:

1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan


aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan
estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat
item aset, laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.

33
Pengungkapan Perubahan Estimasi

 Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah


perubahan estimasi akuntansi yang:

 Berdampak pada periode berjalan, atau


 Diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak
pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu.

 Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan


karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.

34
Kesalahan

 Laporan keuangan tidak sesuai dengan


PSAK jika mengandung:

35
Kesalahan Periode Lalu

 Kesalahan Periode Lalu


adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam
laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul
dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
tersebut; dan
b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
 Kesalahan semacam itu termasuk
√ Dampak kesalahan perhitungan matematis,
√ Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
√ Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
√ Kecurangan.

36
Koreksi Kesalahan
Periode Lalu

Koreksi kesalahan material periode lalu:


Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif
pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian
dimana kesalahan terjadi; atau

b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
37
Keterbatasan Penyajian Retrospektif

 Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali


secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif
kesalahan.
 Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
 Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas
untuk periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif
adalah praktis (mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada
semua periode lalu
 Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal.

38
Pengungkapan Koreksi
Kesalahan

 Sifat kesalahan periode lalu;


 Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang
praktis:
 Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
 LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
 Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
 Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.

… Laporan keuangan periode


berikutnya tidak perlu mengulang …
39
Tidak Praktis

 Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas


tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha rasional
dilakukan.
 Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk
menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk
mengoreksi kesalahan, jika:
√ dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
tidak dapat ditentukan;
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada
pada periode lalu tersebut; atau
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin
untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi
yang:
 menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
 akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan
dari informasi lain.

40
Tanggal Efektif

 Tahun buku yang dimulai pada atau


setelah tanggal 1 Januari 2011.
 Menggantikan PSAK 25 (1994).

41
Perubahan Estimasi Akuntansi
Contoh

(dalam ribuan)
Biaya Perolehan 510,000
Nilai sisa - 10,000
Dasar Amortisasi 500,000
Masa manfaat (awal) 20 tahun
Amortsasi tahunan 25,000 x 2 tahun = 50,000

Neraca (31 Des 2008)


Aset Tidak Lancar:
Tanaman Menghasilkan 510,000
Akumulasi Amortisasi 50,000
Nilai Tercatat 460,000
42
Perubahan Estimasi AkuntansiContoh
Nilai tercatat 460,000
Nilai Sisa (baru) 5,000
Dasar amortisasi 455,000
Sisa masa manfaat 28 tahun
Amortisasi tahunan 16,250

Jurnal tahun 2009

Beban Amortisasi 16,250


Akumulasi Amortisasi 16,250

43
Contoh 1
 Tahun 20X1, PT. Beta salah mencatat saldo akhir
persediaan, yaitu Rp 6.500 lebih besar dari jumlah
sebenarnya, sehingga menyebabkan saldo awal
20X2 overvalued sebesar Rp 6.500
 PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp
104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp 5.250
 PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp 73.500,
HPP 53.500 pajak penghasilan Rp 6.000.
 Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan
saldo laba akhir Rp 34.000
 Tarif pajak 30%
 Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki
komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham
tidak diperdagangkan di publik.

44
Contoh 1
Laporan 20 × 1
20 × 1
Penjualan 73.500
Beban Pokok Penjualan (53.500)
Laba sebelum pajak penghasilan 20.000
Pajak Penghasilan (6.000)
Laba 14.000

Disajikan Kembali
Laporan 20 × 2
20 × 2 20 × 1
Penjualan 104.000 73.500
Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
Pajak Penghasilan (7.200) (4.050)
Laba 16.800 9.450 45
Contoh 1

Laporan Perubahan Ekuitas


Modal saham Saldo Laba Total

Saldo per 31 Desember 20x0 5.000 20.000 25.000

Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des - 9.450 9.450


20X1 disajikan kembali

Saldo per 31 Desember 20X1 5.000 29.450 34.450

Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des - 16.800 16.800


20X2

Saldo per 31 Desember 20X2 5.000 46.250 51.250


Contoh 1

 Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar
Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali
untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan
keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2.

Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam laba (4.550)

(Penurunan) dalam persediaan (6.500)


Penurunan dalam utang pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam ekuitas (4.550)

47
Catatan atas Laporan Keuangan

 20X2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga
menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang
sama menerapkan model revaluasi.
 Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan
pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20X1, manajemen membuat survei
teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur
manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20X2.
 Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi
secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.
 Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai
20X2.

Contoh 2
48
Contoh 2
Informasi Tambahan: Tarif pajak 30%

Rp
Aset tetap pada 20X1
Biaya perolehan awal 25.000
Penyusutan (14.000)
Nilai buku neto 11.000
Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 1.500
Beberapa hasil survei teknis
Penilaian 17.000
Nilai residu estimasian 3.000
Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 2.000 49
Contoh 2
Informasi Tambahan

 Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi Penyusutan aset tetap,
menerapkan pendekatan komponen dan model revaluasi.
 Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan karena lebih akurat dan didasarkan atas nilai kini.
 Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis
untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal.
 Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas
periode sebelumnya.
 Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada
awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal
sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar
Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi
beban pajak sebesar Rp150.

50
 Sebelum 1 Januari 2012, Perusahaan mencatat perjanjian
sewa menara sebagai sewa operasi, yang mana hal ini
dipandang sebagai satu kesatuan antara tanah dan
bangunan, dan keseluruhan perjanjian tersebut
diperlakukan sebagai sewa tanah.
 Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 30
(revisi 2011) secara retrospektif, di mana Perusahaan
diharuskan melakukan klasifikasi elemen tanah dan
bangunan dalam perjanjian sewa menara secara terpisah
apakah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
Dampak utama PSAK 30 (revisi 2011) adalah pengakuan
aset dan kewajiban sewa pembiayaan atas elemen
bangunan dalam perjanjian sewa slot menara di mana
Perusahaan bertindak sebagai lessee.

Contoh Kasus
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
51
 Sebelum 1 Januari 2012, tidak ada panduan spesifik atas
akuntansi untuk perjanjuan konsesi jasa. Grup
memperlakukan perjanjian ini sebagai kontrak executory.
Aset prasarana yang dibangun dalam perjanjian ini
diperlakukan sebagai aset tetap dan disusutkan selama
taksiran masa manfaatnya.
 Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan
secara retrospektif ISAK 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”
dan ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”,
untuk memperlakukan kontrak konsesi Perusahaan.
Dampak penerapan ISAK 16 dan ISAK 22 terdapat pada
pengakuan pendapatan , aset prasarana yang dibangun
dalam perjanjian tidak diakui sebagai aset, dan pengakuan
aset keuangan.

Contoh Kasus
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
52
 Sebelum 1 Januari 2011, menurut PSAK, goodwill diamortisasi
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa
manfaatnya. Mulai tanggal 1 Januari 2011, goodwill tidak
diamortisasi melainkan dilakukan uji penurunan bagi goodwill
setiap tahun (pada 31 Desember) dan bila terdapat indikasi
penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi ini berdasarkan
amandemen PSAK 22, “Kombinasi Bisnis” yang diterapkan secara
prospektif.
 Menurut PSAK, sampai tanggal 31 Desember 2009, pendapatan
dari jasa penyambungan diakui sebagai pendapatan pada saat
penyambungan selesai dilakukan (pasca-bayar) atau pada saat
aktivasi kartu perdana (pra-bayar). Sejak 1 Januari 2010,
komponen aktivasi dari penjualan paket perdana telah
ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama rata-rata
masa hubungan yang diharapkan dari pelanggan. Perubahan
kebijakan akuntansi ini merupakan dampak dari pencabutan
PSAK 35, “Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi” yang
berlaku secara prospektif.

Contoh Kasus
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
53
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan
Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian
Tahun 2011 dan 2012
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan
Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian
Tahun 2011 dan 2012
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan
Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian
Tahun 2011 dan 2012
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Tahun
2011 dan 2012
(PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)

57
Tiga analisis kesalahan:
1. Jenis kesalahan yang terlibat
2. Jurnal yang diperlukan untuk
membetulkan kesalahan
3. Cara penyajian ulang laporan keuangan
setelah kesalahan ditemukan
 Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya dan dilaporkan pada
pertiode berjalan sebagai penyesuaian
terhadap neraca awal saldo laba.

Analisis Kesalahan
(Kieso et al., 2011)
58
 Merupakan kesalahan yang hanya
mempengaruhi penyajian aset, liabilitas,
dan ekuitas.
◦ Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi
item ke posisi seharusnya
◦ Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan
ulang laporan posisi keuangan periode
sebelumnya untuk tujuan perbandingan.

Kesalahan Laporan Posisi


Keuangan
59
 Kesalahan laporan posisi keuangan hanya
mempengaruhi penyajian aset, liabilitas,
dan ekuitas.
 Kesalahan laporan laba rugi yang
diakibatkan klasifikasi pendapatan dan
beban yang tidak sesuai tidak
mempengaruhi laporan posisi keuangan
dan laba bersih.

Analisis Kesalahan
60
 Counterbalancing errors: kesalahan yang
akan tertutupi dengan sendirinya selama
2 periode.
 Non-counterbalancing errors: kesalahan
yang tidak akan tertutupi pada periode
akuntansi selanjutnya (memerlukan
waktu lebih dari 2 periode untuk
memperbaiki diri sendiri).

Kesalahan Yang Mempengaruhi


Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan
Laba Rugi
61
 Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
◦ Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
◦ Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas
neraca saldo laba ditahan.
 Jika perusahaan belum tutup buku:
◦ Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan
kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo
awal laba ditahan
◦ Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk
menyesuaikan saldo awal laba ditahan
 Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka
kesalahan harus disajikan ulang untuk tujuan perbandingan,
termasuk jika jurnal perbaikan tidak diperlukan.

Conterbalancing Errors
62
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 50 juta.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Beban gaji 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

2. Tidak mencatat beban dibayar di muka


Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta dengan kas
dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Beban asuransi 50 juta

Contoh Umum Counterbalancing


Laba ditahan 50 juta
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2.
Errors
63
3. Pendapatan dibayar di muka

Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar 50


juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat jurnal
penyesuaian.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan sewa 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

4. Pendapatan akrual

Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga sebesar Rp 50


juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan bunga 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

Contoh Umum Counterbalancing


Errors
64
5. Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50 juta
yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012 tercatat dengan benar,
dan perusahaan menggunakan metode persediaan periodik.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Pembelian 50 juta
Laba ditahan 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

Contoh Umum Counterbalancing


Errors
65
Depresiasi aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang
diperkirakan memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah
melakukan penjurnalan dengan membebankan biaya perolehan mesin
pada tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru diketahui tahun 2013. PT
A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut:
Mesin 50 juta
Beban depresiasi – mesin 10 juta (50jt / 5 tahun)
Laba ditahan 40 juta (50jt – 10jt)
Akumulasi depresiasi – mesin 20 juta (2 x 10jt)
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut.
Mesin 50 juta
Laba ditahan 30 juta (50jt – 2 x 10jt)
Akumulasi depresiasi 20 juta

Contoh Umum Non-Counterbalancing


Errors
66
International Financial Reporting Standards –
Certificate Learning Material–The Institute of
Chartered Accountants, England and Wales
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield,
IFRS, Edition, John Wiley

Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, IAI.

Main References
67

Anda mungkin juga menyukai