BAB 9&10
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN
KOREKSI KESALAHAN
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 2
Team teaching
PENGANTAR
Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat
perbandingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan. Untuk
menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat terlaksana maka
diperlukan perubahan-perubahan.
Apabila diketahui adanya kesalahan dalam laporan keuangan dan rekening-
rekening, maka kesalahan-kesalahan itu harus diperbaiki agar catatan akuntansi
sesuai dengan keadaan sesungguhnya sehingga data yang dihasilkan dan akan
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan tidak menyesatkan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN
DESKRIPSI MATERI
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 2
Team Teaching
taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan. Seperti pada contoh mesin harga
perolehannya Rpl.000.000,-umurnya ditaksir 8 tahun. Sesudah dipakai selama 5
tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun. Depresiasi yang
sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rpl25.000,- = Rp625.000,-. Nilai
buku mesin pada awal tahun keenam sebesar Rp375.000,-. Karena taksiran
umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp375.000,- akan
dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun keenam sampai dengan tahun
kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar
Rp375.000,- : 5 = Rp75.000,-.
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya
dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran
akuntansi. Dalam perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari
perubahan taksir-an-taksiran akuntansi seperti umur, residu dan Iain-lain. Oleh
karena itu perubahan metode depresiasi harus diperlakukan sebagai perubahan
prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan Iain-lain
diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
dibuat koreksi yang perlu. Laporan laba rugi tahun berjalan menjadi tidak
benar tetapi tahun-tahun berikutnya akan tergantung pada jenis kesalahan itu.
Mungkin pengaruhnya hanya dalam periode berjalan atau juga
mempengaruhi periode-periode yang akan datang. Contoh kesalahan jenis ini
adalah kesalahan dalam depresiasi dan kesalahan mencatat pengeluaran
modal sebagai pengeluaran penghasilan atau sebaliknya.
Apabila diketahui adanya kesalahan, maka kesalahan itu harus dianalisis dan
dibuatkan koreksi yang diperlakukan sebagai koreksi periode sebelumnya.
Koreksi ini dicatat dalam periode dftemukannya kesalahan dan dilaporkan dalam
laporan keuangan periode tersebut sebagai koreksi pada saldo awal rekening laba
ditahan. Dalam hal disusun laporan keuangan yang dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya, maka laporan keuangan periode sebelumnya tersebut juga
harus dikoreksi.
Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006, tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir 2005 yang
terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2006
yang terlalu besar.
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan pembelian
tahun 2005 sudah dibetulkan dengan adanya kesalahan persediaan awal
dan pembelian tahun 2006.
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006
tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2005
yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan pembelian tahun
2006 yang terlalu besar.
Penjualan Rp35.000,-
Laba ditahan Rp35.000,-
Jika pada akhir 2006 tidak dibuat jurnal untuk mencatat biaya dibayar di muka
dan kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006, maka
jurnal koreksi-nva sebagai berikut:
2006 Biaya terlalu besar karena bunga Neraca sudah benar karena
tahun 200$ dicatat tahun 2006. kesalahan tahun 2005 dibenarkan
Laba bersih terlalu kecil. oleh kesalahan tahun 2006.
Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku tahun 2006, maka
harus dibuatkan pembetulan. Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan
kesalahan ini adalah sebagai berikut:
Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku 2006, maka perlu
dibuat-kan jurnal koreksi sebagai berikut:
Rp35.000,- Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:
Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima di muka pada akhir tahun 2006
sebagai berikut:
Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka tidak
perlu dibuatkan koreksi karena kesalahan tahun 2005 sudah dibetulkan oleh
kesalahan tahun 2006. Kesalahan tahun 2006 yang tidak mencatat pendapatan
diterima di muka belum menjadi benar pada tahun 2007 sebelum buku-buku
ditutup. Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal koreksi untuk membetulkan
kesalahan tahun 2006 sebagai berikut:
Akibat kesalahan seperti ini akan terus mempengaruhi neraca dan laporan laba
rugi sampai seluruh biaya reparasi yang dikapitalisasi itu habis dibebankan.
Apabila kesalahan ini diketahui pada tahun 2006 sebelum buku-buku ditutup,
jurnal koreksi yang dibuat sebagai berikut:
Akumulasi depresiasi (tahun 2005 dan Rp5.500,-
2006)
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba 24.750,-
ditahan)
Selain kerugian piutang yang sudah diakui tahun 2005 dan 2006 di atas,
diperkirakan bahwa masih ada lagi piutang yang akan tidak dapat ditagih
sebesar:
2006 Biaya terlalu besar karena depre- Aktiva terlalu besar karena tidak ada
siasi mesin terlalu besar. cadangan kerugian piutang. Laba
Laba bersih terlalu kecil. ditahan terlalu besar karena laba
bersih tahun lalu yang terlalu besar
hanya sebagian yang diimbangi laba
tahun sekarang yang terlalu kecil
Apabila perubahan metode kerugian piutang dilakukan dalam tahun 2007 maka
jurnal koreksinya sebagai berikut.
Apabila perubahan metode ini dibuat pada tahun 2006 maka jurnal
koreksinya sebagai berikut:
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba
ditahan) Rp54.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp54.000,-
LATIHAN TEORI :
LATIHAN PAKTEK :
1. PT Tamma memiliki mesin yang harga perolehannya sebesar Rpl00.000.000,-,
umur ditaksir selama 10 tahun tanpa nilai residu. Berikut adalah situasi yang
terjadi, sesudah menggunakan metode double declining selama dua tahun, PT
Tamma memutuskan untuk mengganti metode depresiasinya menjadi metode
garis lurus.
Pertanyaan :
Buatlah jurnal yang perlu dalam tahun ketiga untuk mencatat:
1. Perubahan prinsip akuntansi.
2. Biaya depresiasi.
3. Berikut ini beberapa kesaiahan yang terjadi dalam pembukuan PT DEF resto
dalam satu periode akuntansi.
a. Utang gaji pada akhir periode sebesar Rp3.800.000,- tidak dicatat karena
dianggap tidak material.
b. Premi asuransi untuk jangka waktu 12 bulan yang dibayar pada tanggal 1
Oktober sebesar Rp5.400.000,- dicatat dalam biaya asuransi karena
besarnya premi tiap tahun hampir sama.
Pertanyaan :
SUMBER REFERENSI