Anda di halaman 1dari 20

Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

BAB 9&10
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN
KOREKSI KESALAHAN
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 2
Team teaching

PENGANTAR
Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat
perbandingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan. Untuk
menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat terlaksana maka
diperlukan perubahan-perubahan.
Apabila diketahui adanya kesalahan dalam laporan keuangan dan rekening-
rekening, maka kesalahan-kesalahan itu harus diperbaiki agar catatan akuntansi
sesuai dengan keadaan sesungguhnya sehingga data yang dihasilkan dan akan
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan tidak menyesatkan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan perlakuan perubahan


akuntansi baik dalam prinsip akuntansi, taksiran akuntansi dan pelaporan
akuntansi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan koreksi kesalahan dalam
tahun berjalan dan tahun berikutnya

POKOK BAHASAN

9.1 Perubahan Akuntansi


9.1.1 Ruang Lingkup
7.3 Pengukuran dan pengakuan Pendapatan
7.4 Alternatif Pengakuan Pendapatan

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 1


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

DESKRIPSI MATERI
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 2
Team Teaching

9.1 PERUBAHAN AKUNTANSI


9.1.1 Ruang Lingkup

PSAK 25 ini berisi tentang kebijakan akuntansi, perubahan estimasi


akuntansi dan kesalahan. Tujuan Pernyataan ini adalah menentukan kriteria untuk
pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan
akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Pernyataan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas, daya banding
laporan keuangan tersebut dan dengan laporan keuangan entitas lainnya.
Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan
informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk
membuat perbandingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan.
Untuk dapat memenuhi tujuan di atas, laporan-laporan keuangan harus dapat
diperbandingkan. Perbandingan-perbandingan ini dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu horizontal dan vertikal. Perbandingan horizontal adalah perbandingan
laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang
sama. Sedangkan perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan
dari suatu perusahaan dengan laporan yang sama untuk periode-periode
sebelumnya. Perbandingan antar perusahaan harus memenuhi prinsip
comparability, sedangkan perbandingan antar periode harus memenuhi prinsip
konsistensi.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat
terlaksana, perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan menjadi dua, yaitu
perubahan metode-metode akuntansi dan perubahan-perubahan yang terjadi
karena koreksi kesalahan-kesalahan dalam periode-periode yang lalu.

Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi tiga:


1. Perubahan dalam prinsip akuntansi.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 2


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

2. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi.


3. Perubahan dalam kesatuan usaha.
Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam
sebab, seperti kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan-kesalahan penggunaan
rekening, kesalahan-kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi dan Iain-lain.
Tidak ada pedoman khusus untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan ini, karena
koreksinya sangat tergantung pada jenis kesalahannya.

9.1.2 Perubahan Dalam Prinsip Akuntansi


Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi
yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan
dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga
metode-metode yang digunakan. Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat
terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan
suatu prinsip.

Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk:


a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang
baru pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan
karena adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.

Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :


1. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari
LIFO ke FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
2. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining
balance method ke straight line method.
3. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari
metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
4. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct
costing.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif. Akibat
kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut:
a. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba
rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan-nya dengan

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 3


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

jumlah sesudah dikurangi pajak penghasilan.


b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman
pertama) dengan jumlah yang sudah dikoreksi.

Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif, dimana


laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan disusun kembali
sesuai dengan prinsip yang baru. Kalau masih terdapat sisa akibat kumulatif
sesudah laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan, direvisi
maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening laba tidak dibagi dari
periode terawal yang dikoreksi.

Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:


a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode
yang lain.
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri
extractive.
Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan ke LIFO, ini
merupakan suatu pengecualian dari dua perlakuan sebelumnya kumulatif dan
retroactive. Apabila suatu perusahaan mengganti metode penentuan harga
pokoknya ke LIFO, maka persediaan awal dalam periode pergantian metode itu
merupakan dasar perhitungan untuk periode tersebut dan periode-periode
berikutnya. Pergantian metode ke LIFO ini tidak memerlukan koreksi baik
kumulatif maupun retroaktif.

12.3 Perubahan Taksiran-Taksiran Akuntansi


Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran di
mana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya pembebanan
kerugian piutang, taksiran umur dalam perhitungan depresiasi, taksiran jumlah
garansi yang akan dibayar dan Iain-lain. Pada periode-periode berikutnya
mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang sudah dibuat adalah tidak
benar sehingga perlu direvisi. Dalam hal taksiran sudah dibuat dengan sebaik-
baiknya tetapi ternyata tidak tepat, maka perubahan-perubahan yang dibuat
sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan periode-periode yang akan
datang. Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan
S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 4
Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan. Seperti pada contoh mesin harga
perolehannya Rpl.000.000,-umurnya ditaksir 8 tahun. Sesudah dipakai selama 5
tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun. Depresiasi yang
sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rpl25.000,- = Rp625.000,-. Nilai
buku mesin pada awal tahun keenam sebesar Rp375.000,-. Karena taksiran
umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp375.000,- akan
dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun keenam sampai dengan tahun
kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar
Rp375.000,- : 5 = Rp75.000,-.
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya
dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran
akuntansi. Dalam perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari
perubahan taksir-an-taksiran akuntansi seperti umur, residu dan Iain-lain. Oleh
karena itu perubahan metode depresiasi harus diperlakukan sebagai perubahan
prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan Iain-lain
diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.

Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha.


Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan
konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan masing-masing perusahaan,
perubahan-perubahan dalam anak perusahaan yang laporan-laporannya
dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan baru. Apabila
terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus
menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu. Di samping itu akibat-
akibat perubahan terhadap laba rugi juga harus dicantumkan dalam laporan laba
rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu pula laba bersih dan jumlah
pendapatan per lembar saham. Laporan keuangan tahun berikutnya tidak perlu
lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan. Agar laporan
keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika
seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha.

9.2 Koreksi Kesalahan


Apabila diketahui adanya kesalahan dalam laporan keuangan dan rekening-
rekening, maka kesalahan-kesalahan itu harus diperbaiki agar catatan akuntansi
sesuai dengan keadaan sesungguhnya sehingga data yang dihasilkan dan akan
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan tidak menyesatkan.
Untuk mencegah timbulnya kesalahan-kesalahan disusun suatu sistem dan
prosedur akuntansi yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang sating
S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 5
Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

memeriksa sehingga kesalahan-kesalahan diharapkan dapat dibatasi seminimum


mungkin. Kesalahan-kesalahan yang timbul dalam pencatatan, bisa terjadi karena
disengaja atau tidak. Kesalahan-kesalahan yang disengaja dapat disebabkan
keinginan untuk menghindarkan pajak, menyusun laporan keuangan yang
menguntungkan sehingga harga pasar surat berharga perusahaan dapat
dipengaruhi, mempengaruhi pandangan lembaga-lembaga tertentu seperti bank,
menutupi kecurangan-kecurangan dalam perusahaan seperti pencurian uang, atau
persediaan barang dan Iain-lain. Apabila kesalahan-kesalahan ini timbul dari
kehendak pimpinan perusahaan maka sistem dan prosedur akuntansi yang disusun
tidak dapat mencegahnya.
Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja timbul karena kesalahan dalam
melakukan pencatatan. Kesalahan-kesalahan ini antara lain kesalahan
membukukan ke rekening yang lain, kesalahan mencatat jumlah dan penjumlahan
baik footing maupun cross footing, kesalahan memisahkan antara pengeluaran
modal dan pengeluaran penghasilan, kelupaan tidak membebankan depresiasi dan
Iain-lain. Kesalahan yang tidak disengaja ini akan dapat dicegah seminimum
mungkin jika disusun sistem dan prosedur akuntansi yang baik. Selain itu untuk
mencegah timbulnya kesalahan-kesalahan biasanya dilakukan pemeriksaan intern
oleh perusahaan.

9.2.1 Jenis-Jenis Kesalahan


Kesalahan-kesalahan yang terjadi mungkin hanya mempengaruhi neraca
saja atau mungkin hanya mempengaruhi laporan laba rugi saja. Selain kesalahan-
kesalahan itu ada juga kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi keduanya, baik
neraca maupun laporan laba rugi seperti berikut :
(a) Kesalahan-kesalahan yang bila tidak dibetulkan, akan menjadi betul sendiri
dalam periode berikutnya (counter balanced). Jika ada kesalahan-kesalahan
seperti ini maka laporan laba rugi untuk dua periode berturut-turut menjadi
tidak benar.
Neraca periode pertama tidak benar, tetapi .neraca periode berikutnya sudah
menjadi benar sendiri. Contoh kesalahan jenis ini adalah kesalahan dalam
persediaan barang, kesalahan tidak membuat penyesuaian untuk utang-utang
biaya dan pendapatan yang masih akan diterima, dan kesalahan tidak
membuat penyesuaian untuk biaya yang dibayar di muka dan penghasilan
yang diterima di muka.
(b) Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi tetapi
tidak menjadi benar dengan sendirinya pada periode berikutnya.
Neraca yang disusun sesudah adanya kesalahan ini tidak akan benar sampai

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 6


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

dibuat koreksi yang perlu. Laporan laba rugi tahun berjalan menjadi tidak
benar tetapi tahun-tahun berikutnya akan tergantung pada jenis kesalahan itu.
Mungkin pengaruhnya hanya dalam periode berjalan atau juga
mempengaruhi periode-periode yang akan datang. Contoh kesalahan jenis ini
adalah kesalahan dalam depresiasi dan kesalahan mencatat pengeluaran
modal sebagai pengeluaran penghasilan atau sebaliknya.
Apabila diketahui adanya kesalahan, maka kesalahan itu harus dianalisis dan
dibuatkan koreksi yang diperlakukan sebagai koreksi periode sebelumnya.
Koreksi ini dicatat dalam periode dftemukannya kesalahan dan dilaporkan dalam
laporan keuangan periode tersebut sebagai koreksi pada saldo awal rekening laba
ditahan. Dalam hal disusun laporan keuangan yang dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya, maka laporan keuangan periode sebelumnya tersebut juga
harus dikoreksi.

9.2.2 Jurnal Koreksi


Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan-kesalahan akan
tergantung pada bentuk laporan laba rugi yang disusun. Apabila laporan laba rugi
disusun dengan cara all inclusive, yaitu semua elemen yang mempengaruhi
perhitungan laba rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka jurnal koreksi
akan dicatat dalam rekening-rekening nominal. Apabila laporan laba rugi disusun
dengan cara current operating performance yaitu laporan laba rugi hanya
menunjukkan transaksi-transaksi yang sering terjadi yang timbul dalam periode
itu maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening laba ditahan.
Bila mengikuti prinsip yang sekarang berlaku, maka koreksi atas kesalahan
dicatat ke rekening laba ditahan dan dilaporkan dalam laporan laba ditahan.
Berikut disajikan beberapa contoh membuat jurnal koreksi untuk membetulkan
kesalahan-kesalahan yang terjadi dan pengaruh masing-masing kesalahan
terhadap neraca dan laporan laba rugi :

a. Kesalahan dalam Persediaan Barang


Persediaan barang tanggal 31 Desember 2005 terlalu kecil Rpl0.000,-

Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 7


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Harga pokok penjualan terlalu Aktiva terlalu kecil karena persediaan
besar karena persediaan akhir terlalu kecil.
terlalu kecil Laba bersih Laba ditahan terlalu kecil.
terlalu kecil.
2006 Harga pokok penjualan terlalu Neraca sudah benar karena kesalahan
kecil karena persediaan awal tahun 200S dibenarkan oleh
terlalu kecil Laba bersih kesalahan tahun 2006.
terlalu besar.

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun


2006, maka kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk
membetulkan kesalahan seperti ini adalah sebagai berikut:

Persediaan barang 10.000,-


Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba 10.000,-
ditahan)

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006, tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir 2005 yang
terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2006
yang terlalu besar.

b. Kesalahan dalam Pembelian dan Persediaan Barang


Pada barang-barang seharga Rp20.000,- yang dibeli tahun 2005 baru
dicatat dalam tahun 2006. -Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam
perhitungan persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini
terhadap neraca dan laporan laba rugi

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Harga pokok penjualan benar Aktiva dan utang terlalu kecil.
karena pembelian terlato k ecil
diimbangi dengan persediaan akhir
yang terlalu kecil.
Laba bersih benar.
2006 Harga pokok penjualan benar Laba ditahan benar.
karena pembelian terlalu besar Aktiva dan utang sudah benar
diimbangi dengan persediaan awal karena kesalahan tahun 200S
yang terlalu kecil. dibenarkan oleh kesalahan tahun
Laba bersih benar. 2006.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 8


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup dalam tahun


2006, maka kesalahan ini perlu dibetulkan. jurnal koreksi untuk
membetulkan kesalahan seperti ini adalah sebagai berikut:

Persediaan barang Rp20.000,-


Pembelian Rp20.000,-

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan pembelian
tahun 2005 sudah dibetulkan dengan adanya kesalahan persediaan awal
dan pembelian tahun 2006.

c. Kesalahan Mencatat Pembelian


Pada pembelian sebesar Rpl5.000,- pada akhir tahun 2005 baru dicatat
pada awal tahun 2006. Barang-barang ini termasuk dalam perhitungan
persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca
dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut :

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Harga pokok penjualan terlalu Aktiva benar tetapi utang terlalu
kecil karena pembelian terlalu kecil
kecil.
Laba bersih terlalu besar. Laba ditahan terlalu besar.

2006 Harga pokok penjualan terlalu Neraca sudah benar karena


besar karena pembelian terlalu kesalahan tahun 200S sudah
besar. Laba bersih terlalu kecil. dibetulkan oleh kesalahan tahun
2006..

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006,


maka kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk membetulkan
kesalahan adalah sebagai berikut :

Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba Rpl5.000,-


ditahan)
Pembelian Rpl5.000,-

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006
tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2005
yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan pembelian tahun
2006 yang terlalu besar.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 9


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

d. Kesalahan Mencatat Penjualan Barang


Penjualan barang seharga Rp35.000,- pada akhir Desember 2005 baru
dicatat pada tahun 2006. Karena barangnya sudah dikirim pada akhir
tahun 2005 maka tidak termasuk dalam persediaan akhir tahun 2005.
Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Penjualan terlalu kecil. Aktiva terlalu kecil karena piutang
tidak dicatat.
Laba bersih terlalu kecil. Laba ditahan terlalu kecil.

2006 Penjualan terlalu besar. Neraca benar karena kesalahan


Laba bersih terlalu besar. 2005 dibenarkan oleh kesalahan
2006.

Apabila kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2005


maka jurnal koreksinya sebagai berikut:

Penjualan Rp35.000,-
Laba ditahan Rp35.000,-

e. Kesalahan Mencatat Biaya Dibayar di Muka


Pada tanggal 1 Januari 2005 perusahaan membuat perjanjian asuransi
kebakaran untuk jangka waktu 5 tahun dengan premi sebesar Rp
50.000,- yang dibayar di muka. Pembayaran premi didebitkan ke
rekening biaya asuransi dalam tahun 2005, pada akhir tahun 2005 dibuat
penyesuaian yang mencatat asuransi dibayar di muka sebesar saldo per
31 Desember 2006. Apabila pada akhir tahun 2005 tidak dibuat
penyesuaian untuk premi asuransi maka kesalahan ini akan membawa
akibat sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Biaya terlalu besar karena tidak Aktiva terlalu kecil karena tidak ada
ada penyesuaian untuk asuransi asuransi dibayar di muka
dibayar di muka.
Laba bersih terlalu kecil. Laba ditahan terlalu kecil.

2006 Biaya sudah benar. Aktiva benar.


Laba bersih sudah benar Laba ditahan terlalu kecil akibat
kesalahan tahun 200S.
Apabila kesalahan ini diketahui sesudah, penutupan buku tahun 2005
S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 10
Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

maka jurnal koreksinya sebagai berikut:

Asuransi dibayar di muka Rp30.000,-


Biaya asuransi 10.000,-
Koreksi laba tahun-tahun lulu (laba
ditahan) Rp40.000,-

Jika pada akhir 2006 tidak dibuat jurnal untuk mencatat biaya dibayar di muka
dan kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006, maka
jurnal koreksi-nva sebagai berikut:

Asuransi dibayar di muka Rp30.000,-


Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba
ditahan) Rp30.000,-

f. Kesalahan Mencatat Utang Biaya


Bunga yang masih akan dibayar pada akhir tahun 2005 sebesar Rpl0.000,- tidak
dicatat. Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Biaya terlalu kecil karena bunga Utang terlalu kecil karena utang
tidak dicatat bunga tidak dicatat.
Laba bersih terlalu besar. Laba ditahan terlalu besar.

2006 Biaya terlalu besar karena bunga Neraca sudah benar karena
tahun 200$ dicatat tahun 2006. kesalahan tahun 2005 dibenarkan
Laba bersih terlalu kecil. oleh kesalahan tahun 2006.

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku tahun 2006, maka
harus dibuatkan pembetulan. Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan
kesalahan ini adalah sebagai berikut:

Koreksi laba tahun lalu (laba ditahan) Rpl0.000,-


Biaya Bunga Rp10.000,-
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka
tidak perlu dibuat jurnal koreksi karena kesalahan mencatat biaya bunga yang
terlalu kecil dalam tahun 2005 sudah dibetulkan oleh kesalahan biaya bunga
tahun 2006 yang terlalu besar.

g. Kesalahan Mencatat Piutang Pendapatan


Pendapatan bunga yang masih akan diterima pada akhir tahun 2005 sebesar
Rp25.000,- tidak dicatat pada akhir tahun 2005. Pendapatan bunga baru dicatat
pada tahun 2006 yaitu pada saat diterimanya. Akibat kesalahan ini terhadap

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 11


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Penghasilan terlalu kecil Aktiva terlalu kecil karena piutang
pendapatan bunga tidak dicatat
Laba bersih terlalu kecil Laba ditahan terlalu kecil

2006 Penghasilan terlalu besar. Neraca sudah benar karena


Laba bersih terlalu besar. kesalahan tahun 2005 sudah
dibetulkan oleh kesalahan tahun
2006

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku 2006, maka perlu
dibuat-kan jurnal koreksi sebagai berikut:

Pendapatan bunga Rp25.000,-


Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba
ditahan) Rp25.000,-
Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan mencatat pendapatan bunga tahun
2005 yang terlalu kecil sudah dibetulkan oleh kesalahan mencatat pendapatan
bunga tahun 2006 yang terlalu besar.

h. Kesalahan Mencatat Pendapatan Diterima di Muka


Pada tahun 2005 diterima uang sewa sebesar Rp45.000,- dan pada tahun 2006
diterima Rp50.000,-. Penerimaan sewa ini dikreditkan ke rekening pendapatan
sewa. Pada akhir tiap tahun 2005 dan 2006 tidak dibuat penyesuaian untuk
mencatat pendapatan diterima di muka sebesar Rp30.000,- dan

Rp35.000,- Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Penghasilan terlalu besar karena Utang terlalu kecil karena
pendapatan sewa terlalu besar. pendapatan diterima di muka tidak
Laba bersih terlalu besar. dicatat. Laba ditahan terlalu besar.

Neraca sudah benar karena


2006 Penghasilan terlalu kecil karena kesalahan tahun 200S sudah
pendapatan sewa terlalu kecil dibenarkan oleh kesalahan tahun
2006.

Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima di muka pada akhir tahun 2006
sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 12


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Penghasilan terlalu tinggi. Utang terlalu kecil karena pendapat-


an diterima di muka tidak dicatat

Laba bersih terlalu tinggi. Laba ditahan terlalu tinggi

Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka tidak
perlu dibuatkan koreksi karena kesalahan tahun 2005 sudah dibetulkan oleh
kesalahan tahun 2006. Kesalahan tahun 2006 yang tidak mencatat pendapatan
diterima di muka belum menjadi benar pada tahun 2007 sebelum buku-buku
ditutup. Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal koreksi untuk membetulkan
kesalahan tahun 2006 sebagai berikut:

Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba Rp35.000,-


ditahan)
Pendapatan sewa Rp35.000,-

i. Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya


Pada tanggal 4 Januari 2005 dilakukan reparasi kecil untuk mesin dengan biaya
sebesar Rp27.500,-. Biaya sebesar ini dicatat dengan mendebit rekening Mesin.
Depresiasi mesin setiap tahunnya sebesar 10%. Akibat kesalahan ini terhadap
neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Biaya terlalu kecil karena biaya Aktiva terlalu besar.
reparasi dikapitalisasi. Selisihnya
sebesar biaya reparasi dikurang
depresiasi biaya reparasi
Laba bersih terlalu tinggi. Laba ditahan terlalu besar.

2006 Biaya terlalu besar karena depre- Aktiva terlalu besar.


siasi mesin terlalu besar.
Laba bersih terlalu kecil. Laba ditahan terlalu besar.

Akibat kesalahan seperti ini akan terus mempengaruhi neraca dan laporan laba
rugi sampai seluruh biaya reparasi yang dikapitalisasi itu habis dibebankan.
Apabila kesalahan ini diketahui pada tahun 2006 sebelum buku-buku ditutup,
jurnal koreksi yang dibuat sebagai berikut:
Akumulasi depresiasi (tahun 2005 dan Rp5.500,-
2006)
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba 24.750,-
ditahan)

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 13


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Depresiasi mesin (tahun 2006) Rp2.750,-


Mesin 27.500,-

Jurnal di atas dibuat dari perhitungan sebagai berikut:


Akumulasi depresiasi tahun-tahun 2005 dan 2006 berisi depresiasi biaya
reparasi sebesar

2 x 10% x Rp27.500,- = Rp5.500,-.

Laba tahun 2005 terlalu besar sejumlah


Rp27.500,- - Rp2.750,- = Rp24.750,-
Depresiasi mesin tahun 2006 terlalu besar sejumlah 10% x
Rp 27.500,- - Rp2.750,-.
Rekening mesin terlalu besar sejumlah Rp 27.500,-
Apabila kesalahan di atas baru diketahui sesudah penutupan buku-
buku tahun 2006, jurnal koreksi yang dibuat sebagai berikut:

Akumulasi depresiasi mesin Rp5.500,-


Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba 22.000,-
ditahan)
Mesin Rp27.500,-

Jurnal di atas dibuat dari perhitungan sebagai berikut:


Akumulasi depresiasi mesin terlalu besar sejumlah
2 x 10% x Rp 27.500,- = Rp5 500,-.
Laba tahun-tahun lalu terlalu besar sejumlah:

Tahun 2005 terlalu besar = Rp27.500,- - Rp2.750,-= Rp24.750,-


Tahun 2006 terlalu kecil = 10% x Rp27.500,- = 2.750,-
Rp22.000,-
Rekening mesin terlalu besar Rp27.500,-.

j. Kesalahan dalam Taksiran Umur


Mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 2005 dengan harga Rp200.000,-.
Depresiasi mesin ditentukan sebesar 15%. Pada akhir tahun 2006 diketahui
bahwa taksiran umur mesin tersebut terlalu rendah, sehingga seharusnya
depresiasi per tahun adalah 10% dari harga perolehan. Kesalahan ini
adalah merupakan perubahan taksiran akuntansi, sehingga biaya
depresiasi yang sudah dibebankan tidak dikoreksi. Koreksi mulai
diperlakukan untuk depresiasi tahun 2006 dan seterusnya. Dengan cara ini
tidak ada jurnal koreksi yang dibuat.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 14


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Jurnal untuk mencatat depresiasi tahunan sejak 2006 adalah sebagai


berikut:

Depresiasi mesin Rp20.000,-


Akumulasi depresiasi mesin Rp20.000,-

k. Kesalahan dalam Perhitungan Kerugian Piutang


Perusahaan mengakui kerugian piutang pada saat piutang tidak dapat
ditagih (metode penghapusan langsung). Dalam tahun 2005 dan 2006
kerugian piutang yang sudah diakui sebagai berikut:

Dalam Tahun 2005 Dalam Tahun 2006


Piutang timbul dari Rp20.000,- Rp30.000,-
Penjualan 2005 - 25.000,-
Penjualan 2006 _________ __________
Rp20.000,- 'Rp55.000,-

Selain kerugian piutang yang sudah diakui tahun 2005 dan 2006 di atas,
diperkirakan bahwa masih ada lagi piutang yang akan tidak dapat ditagih
sebesar:

Dari piutang tahun 2005 Rp24.000,-


Dari piutang tahun 2006 Rp28.000,-

Akibat kesalahan mengakui kerugian piutang tahun 2005 akan berakibat


terhadap neraca dan laporan Iaba rugi tahun 2005 dan 2006 sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Biaya terlalu kecil karena kerugian Aktiva terlalu besar karena tidak
piutang terlalu kecil. ada cadangan kerugian piutang.
Laba bersih terlalu besar. Laba ditahan terlalu besar.

2006 Biaya terlalu besar karena depre- Aktiva terlalu besar karena tidak ada
siasi mesin terlalu besar. cadangan kerugian piutang. Laba
Laba bersih terlalu kecil. ditahan terlalu besar karena laba
bersih tahun lalu yang terlalu besar
hanya sebagian yang diimbangi laba
tahun sekarang yang terlalu kecil

Perlu diperhatikan bahwa kesalahan dalam kerugian piutang belum tentu


akan benar dengan sendirinya pada tahun-tahun yang akan datang. Oleh
karena itu perlu dilakukan analisis untuk menentukan jurnal koreksi.
Kesalahan pengakuan kerugian piutang dalam tahun 2006 berakibat
terhadap neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut:

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 15


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Laporan Laba Rugi Neraca


2005 Biaya terlalu kecil karena kerugian Aktiva terlalu besar karena tidak ad
piutang terlalu kecil. a cadangan kerugian piutang.
Laba bersih terlalu besar. Laba ditahan terlalu besar.

Apabila perubahan metode kerugian piutang dilakukan dalam tahun 2007 maka
jurnal koreksinya sebagai berikut.

Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba


ditahan) Rp52.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp52.000,-

Perhitungan 2005 2006 Jumlah


Kerugian seharusnya:
Rugi yang sudah diakui Rp50.000,- Rp 25.000,- Rp 75.000,-
Rugi yang diperkirakan
masih akan timbul 24.000,- 28.000,- 52.000,-
Kerugian piutang tiap tahun Rp74.000,- Rp 53.000,- Rp 127.000,-
Kerugian piutang yang sudah
dicatat 20.000,- 55.000,- 75.000,-
Kerugian piutang kurang
(lebih) Rp54.000,- (Rp 2.000,-) Rp 52.000,-

Apabila perubahan metode ini dibuat pada tahun 2006 maka jurnal
koreksinya sebagai berikut:
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba
ditahan) Rp54.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp54.000,-

Sesudah saldo cadangan kerugian piutang dikredit sebesar Rp54.000,-maka


pada akhir tahun 2006 akan dikredit dengan jumlah Rp28.000,-dan didebit
dengan jumlah piutang yang dihapus sebesar Rp30.000,-sehingga saldonya
menjadi Rp52.000,- pada awal tahun 2007.

Selanjutnya untuk menyusun kembali laporan keuangan tahun-tahun lalu dengan


merubah pos-pos yang salah dengan koreksi yang dibuat. Penyusunan kembali ini
diperlukan jika akan dilakukan analisa perbandingan laporan keuangan dari beberapa
periode yang berurutan. Untuk memudahkan penyusunan laporan yang sudah dibetulkan,
biasanya disusun neraca lajur dengan kolom-kolom sebagai berikut:

(1) Neraca atau laporan laba rugi sebelum koreksi.


(2) Jurnal koreksi.
(3) Neraca atau laporan laba rugi sesudah koreksi.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 16


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

LATIHAN TEORI :

1. Sebutkan jenis-jenis perubahan metode akuntansi, berikan contohnya


2. Apa saja yang tidak dapat dimasukkan dalam perubahan prinsip akuntansi?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis perubahan prinsip akuntansi!
4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang perubahan taksiran akuntansi ?.
5. Apa yang anda ketahui tentang perubahan kesatuan usaha ?, jelaskan
6. Jelaskan jenis-jenis kesalahan yang mungkin terjadi.
7. Jelaskan akibat kesalahan menentukan persediaan barang akhir periode.
8. Jelaskan akibat kesalahan dalam mencatat pembelian.
9. Jelaskan akibat kesalahan dalam mencatat pendapatan diterima di muka.
10. Jelaskan akibat kesalahan dalam taksiran umur.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 17


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

LATIHAN PAKTEK :
1. PT Tamma memiliki mesin yang harga perolehannya sebesar Rpl00.000.000,-,
umur ditaksir selama 10 tahun tanpa nilai residu. Berikut adalah situasi yang
terjadi, sesudah menggunakan metode double declining selama dua tahun, PT
Tamma memutuskan untuk mengganti metode depresiasinya menjadi metode
garis lurus.
Pertanyaan :
Buatlah jurnal yang perlu dalam tahun ketiga untuk mencatat:
1. Perubahan prinsip akuntansi.
2. Biaya depresiasi.

2. PT Hasna memiliki peralatan yang harga perolehannya sebesar


Rp200.000.000,-, umur ditaksir selama 10 tahun tanpa nilai residu. Berikut
adalah situasi yang terjadi, setelah menggunakan metode garis lurus selama
dua tahun, perusahaan menentukan bahwa umur ekonomis mesin dan alat-alat
adalah 15 tahun (5 tahun lebih lama dari taksiran semula).
Pertanyaan :
Buat jurnal untuk mencatat biaya depresiasi dalam tahun ketiga.

3. Berikut ini beberapa kesaiahan yang terjadi dalam pembukuan PT DEF resto
dalam satu periode akuntansi.
a. Utang gaji pada akhir periode sebesar Rp3.800.000,- tidak dicatat karena
dianggap tidak material.
b. Premi asuransi untuk jangka waktu 12 bulan yang dibayar pada tanggal 1
Oktober sebesar Rp5.400.000,- dicatat dalam biaya asuransi karena
besarnya premi tiap tahun hampir sama.

c. Pendapatan penjualan dalam periode itu sebesar Rp420.000.000,-. Dalam


jumlah itu termasuk PPN sebesar 5% dari harga jual. PPN yang disetor ke
negara dicatat dengan mendebit rekening biaya PPN. Pada akhir tahun
saldo rekening biaya PPN sebesar Rpl8.000.000,-.

d. Gaji selama cuti yang masih harus dibayar sebesar Rpl6.000.000,-belum


dicatat.
Pertanyaan :
l. Buatlah jurnal untuk mencatat koreksi yang perlu dibuat!

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 18


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

4. Laba bersih PT Millenia untuk tahun buku 2006 sebesar Rpl8.700.000,-.


Beberapa kesa-lahan yang diketahui adalah:
1. Penjualan barang seharga Rpl2.000.000,- dengan syarat f.o.b. destination
dikirimkan tanggal 31 Desember 2006. Pembeli menerima barang pada
tanggal 3 Januari 2007. Harga pokok penjualannya sebesar Rp2.000.000,-.
2. Barang yang dibeli seharga Rpl.500.000,- dengan syarat f.o.b shipping
point masih dalam perjalanan pada tanggal 31 Desember 2006.
3. Gaji yang masih harus dibayar tetapi belum dicatat pada tanggal 31
Desember 2006 sebesar Rp220.000,-.

4. Biaya reparasi mesin sebesar Rp43.000,- dicatat dalam rekening mesin.


Biaya ini setiap tahun terjadi.
5. Perhitungan fisik persediaan keliru belum menghitung barang-barang yang
harga perolehannya sebesar Rp800.000,-.
6. Uang sewa sebesar Rpl..200.000,- diterima pada tanggal 1 Mei 2006 untuk
jangka waktu satu tahun mulai 1 Mei 2006. Uang sewa ini dikreditkan
dalam rekening sewa diterima di muka, dan pada tanggal 31 Desember
2006 belum dibuat jurnal penyesuaian.

7. Biaya depresiasi mesin dicatat terlalu besar Rp400.000,-.

Pertanyaan :

1. Hitunglah laba PT Millenia untuk tahun 2006.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat koreksi yang diperlukan bila :

a. Pembukuan untuk tahun buku 2006 belum ditutup.

b. Pembukuan untuk tahun buku 2006 sudah ditutup.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 19


Pertemuan ke- 18 Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

SUMBER REFERENSI

Dewi Ratnaningsih, 2002, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Universitas Atma


Jaya, Yogyakarta
Dwi, Martani., dkk., 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK,
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Harnanto, 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Edisi 2003/2004,
BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.
Kieso Weygandt, 2008, Akuntansi Intermediate, Jilid 2, Edisi 12 Terjemahan,
Erlangga
Zaki Baridwan, 2006, Intermediate Accounting, Edisi 7, BPFE, Yogyakarta
http://fansbuku.blogspot.co.id/2012/01/akuntansi-keuangan-menengah-2.html
(diakses tanggal 06 Februari 2015)
https://www.coursehero.com/file/11819915/bab-7-pengakuan-pendapatan1/
(diakses tanggal 26 Februari 2015)
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/dwi-martani/akuntansi-keuangan-2-materi-
dan-silabus/ (diakses tanggal 12 Oktober 2014)
http://ebook.repo.mercubuana-
yogya.ac.id/Kuliah/materi_20132_doc/AKUNTANSI%20KEUANGAN%202.
pdf (diakses tanggal 01 Agustus 2013)

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang 20

Anda mungkin juga menyukai