Anda di halaman 1dari 4

MATERI DISKUSI:

KELOMPOK 1: KEBIJAKAN AKUNTANSI


1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan akuntansi pada PSAK 25
2. Sebutkan pengaruh kebijakan akuntansi.
3. Bagaimana entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi.
4. Jika tidak ada PSAK yang berlaku untuk memecahkan masalah dalam
penyusunan laporan keuangan, bagaimana entitas memilih dan
menerapkan kebijakan akuntansi?
5. Apa tujuan utama konsistensi dalam kebijakan akuntansi
6. Kapankah kebijakan akuntansi diubah.
7. Berikan contoh jenis perubahan akuntansi
8. Apakah ada suatu pengecualian dari perubahan dalam kebijakan akuntansi
9. Metode apa yang dipakai untuk membuat perubahan dalam
kebijakan akuntansi, jelaskan cara kerja dari metode tersebut.

Jawaban

1. Kebijakan akuntansi adalah prinsip dasar Konvensi pengaturan dan praktik


tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan

2. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik


tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Kebijakan akuntansi yang signifikan digunakan dalam menyusun
laporan keuangan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan harus mengungkapkan secara eksplisit kepatuhan dalam
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang digunakan. Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahwa
laporan keuangan menyajikan informasi:
a. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan
keputusan; dan
b. dapat diandalkan, dengan pengertian: mencerminkan kejujuran penyajian
hasil dan posisi keuangan organisasi; menggambarkan substansi ekonomi
dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk
hukumnya; netral yaitu bebas dari berpihakan; mencerminkan kehati-
hatian; dan mencakup semua hal yang material.

3. Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten


untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK
secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokkan pos-pos
dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu
PSAK

This study source was downloaded by 100000821165040 from CourseHero.com on 05-19-2021 07:07:37 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/64626342/Jawaban-Soal-Diskusi-Klp-1-Perubahan-Metode-Akuntansi-Estimasidocx/
mengatur atau mengizinkan pengelompokkan tersebut, maka kebijakan
akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kelompok.

4. Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi
peristiwa atau kondisi lain maka manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
a. relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
pengguna dan
b. andal yaitu laporan keuangan yang:
i. menyajikan secara jujur posisi keuangan kinerja keuangan dan
arus kas;
ii. mencerminkan substansi ekonomi transaksi peristiwa atau kondisi
iii. lainnya dan bukan hanya bentuk hukum;
iv. Netral yaitu bebas dari bias;
v. pertimbangan sehat dan;
vi. lengkap dalam seluruh hal yang material;

5. Paragraf 15 PSAK 25 menjelaskan bahwa pengguna laporan keuangan perlu


untuk mampu membandingkan laporan keuangan entitas sepanjang waktu
untuk mengidentifkasikan kecenderungan dalam posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang sama
diterapkan pada setiap periode dan dari suatu periode dengan periode
berikutnya. Ini berarti, penerapan kebijakan akuntansi secara konsisten akan
menjamin bahwa laporan keuangan periode berjalan dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya sehingga proses pengambilan
keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan atas pelaporan keuangan
dapat dilakukan secara tepat.

6. Paragraf 14 PSAK 25 mengatur bahwa entitas diperbolehkan untuk


mengubah suatu kebijakan akuntansi HANYA JIKA perubahan tersebut :

A. disyaratkan oleh suatu PSAK; atau


B. menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas

Ini berarti perubahan suatu kebijakan akuntansi pada dasarnya


diperbolehkan dengan catatan harus memenuhi salah satu dari persyaratan
yang telah disebutkan di atas.
7. IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup tiga jenis
perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi adalah :
a. Perubahan Prinsip Akuntansi. Prubahan dari satu prinsip akuntansi yang
berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai
contoh, perubahan metode penilaian persediaan dari LIFO menjadi biaya
rata-rata.
b. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya
adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva yang dapat disusutkan
c. Perubahan Entitas Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu
jenis entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak
perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan
keuangan konsolidasi disusun.

Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini


tidak diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi :
d. Kesalahan-Kesalahan dalam Laporan Keuangan. Kesalahan yang terjadi
sebagai akibat dari kesalahan matematis, keslahaan penerapan prinsip
akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat
laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode
persediaan eceran yang tidak tepat dalam menentukan persediaan akhir

8. Ada bentuk pengecualian karena ketidakpraktisan. Penyajian informasi


komparatif untuk periode tertentu yang telah berlalu tidak perlu dilakukan
jika dipandang tidak praktis. IAS 8 mencakup definisi tentang
ketidakpraktisan dan juga pedoman interpretasinya. Standar menyatakan
bahwa penerapan standar dipandang tidak praktis pada saat suatu entitas
tidak mampu menerapkannya, meskipun telah dilakukan berbagai upaya
untuk menerapkannya.

9. Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi pada


transaksi, peristiwa, atau kondisi seolah-olah kebijakan tersebut sudah
diterapkan sejak transaksi, peristiwa, atau kondisi itu mula-mula terjadi.

Penerapan retrospektif dilakukan sepanjang praktis. Jika tidak praktis untuk


menentukan dampak perubahan sejak awal transaksi, peristiwa, kondisi
terjadi, entitas dapat menentukan periode awal di mana penerapan
retrospektif dianggap praktis, dan menyesuaikan komponen ekuitas yang
terpengaruh pada periode tersebut. Jika masih tidak praktis juga, PSAK 25
memperbolehkan perubahan kebijakan tersebut diperhitungkan secara
prospektif sejak tanggal paling awal yang dapat diterapkan.
Penerapan suatu ketentuan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat
menerapkan ketentuan itu setelah semua upaya rasional telah dilakukan.
Penerapan retrospektif menjadi tidak praktis ketika:

Dampak penerapan retrospektif tidak dapat ditentukan. Penerapan


retrospektif memerlukan asumsi terkait maksud atau intensi manajemen
pada periode lalu. Penerapan retrospektif memerlukan estimasi signifikan
suatu jumlah tertentu dan tidak mungkin untuk membedakan secara obyektif
antara informasi mengenai estimasi jumlah itu dengan informasi mengenai
estimasi yang akan tersedia pada laporan keuangan dari informasi lain.

Anda mungkin juga menyukai