KELAS H
OLEH:
Aldiyansah D10121561
Budiansyah D10121760
Sherina D10121587
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................6
D. Definisi Operasional..........................................................................................................7
E. Keaslian Penelitian............................................................................................................7
B. Metode Penelitian............................................................................................................9
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................................................9
2. Sifat Penelitian.................................................................................................................9
3. Sumber Data...................................................................................................................10
4. Alat Pengumpul Data....................................................................................................10
5. Analisis Data...................................................................................................................11
BAB II...............................................................................................................................................12
A. Perbandingan Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Dan
Kewenangan Mahkamah Konstitusi Federal Malaysia...............................................................12
B. Kedudukan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Dan Mahkamah Konstitusi
Federal Malaysia Dalam Sistem Ketatanegaraan........................................................................46
C. Perbedaan Dan Persamaan Fungsi Peradilan Antara Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia Dan Mahkamah Konstitusi Federal Malaysia............................................57
2. Perbedaan Pada Struktur Pengadilan.........................................................................60
a. Struktur Pengadilan di Indonesia................................................................................60
b. Sistem Hukum dalam Struktur Pengadilan di Malaysia...........................................64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................70
A. Kesimpulan......................................................................................................................70
B. Saran................................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................72
B. Peraturan Perundang-Undangan.................................................................................73
C. Jurnal..............................................................................................................................73
D. Internet...........................................................................................................................74
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum tata negara merupakan bagian dari hukum pada umumnya dan
dimiliki oleh setiap Negara yang ada di dunia ini, baik negara-negara tradisional
maupun negera-negara modern. Hanya saja formulasi dan tekanan yang diberikan
akan berbeda dari suatu zaman ke zaman yang lain, maupun dari suatu negara
dengan negara lainnya.1 Hukum tata negara dalam arti luas (staats recht in
ruimere zin), yaitu hukum tata negara dalam arti sempit ditambah dengan hukum
administrasi negara. Sedangkan hukum tata negara dalam arti sempit (staats recht
in engere zin), yaitu hukum tata negara positif dari suatu negara tertentu. Atau
hukum tata negara suatu negara tertentu yang berlaku pada waktu tertentu. Di
menunjukkan arti yang sama dalam hukum tata negara. Istilah constitutional law
dipergunakan dengan alasan bahwa dalam hukum tata negara unsur konstitusi
lebih menonjol. Sebagai variasi dari istilah constitutional law tersebut dijumpai
istilah state law yang didasarkan pada perkembangan bahwa hukum tata
Salah satu ciri negara hukum adalah adanya pembatasan kekuasaan dalam
karena itu
1
Yuswalina dan Kun Budianto. 2016. Hukum Tata Negara di Indonesia. Malang: Setera
Press, halaman 1.
2
Ishaq. 2018. Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Depok: Rajawali Pers, halaman 61.
1
2
konstitusional state, yaitu negara yang dibatasi oleh konstitusi. Semua konstitusi
sendiri pada intinya memang perlu diatur dan dibatasi sebagaimana mestinya.
kesimpangsiuran pengertian itu dengan cara meruwat, kata rechsstaat dari UUD
1945. Meski demikian, langkah tersebut tidak diikuti secara konsisten dengan
sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa dan negara, baik yang sudah lama
negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dapat
Istilah konstitusi berasal dari kata kerja “constituer” dalam bahasa Perancis yang
berarti “membentuk”, jadi konstitusi berarti pembentukan. Dalam hal ini yang
dibentuk
3
Imam Soebechi. 2016. Hak Uji Materiil. Jakarta: Sinar Grafika, halaman 23.
4
Jimly Asshiddiqie (1). 2015. Penguatan Sistem Pemerintahan dan Peradilan. Jakarta:
Sinar Grafika, halaman 80.
3
adalah suatu negara, maka konstitusi mengandung permulaan dari segala macam
Salah satu ciri negara hukum yaitu adanya sistem demokrasi yang
pengayom sekaligus untuk menciptakan tertib sosial dan politik dari suatu
kekacauan (anarkhi).6
demokrasi. Sebagai konsekuensinya dalam setiap negara hukum apapun tipe yang
dianutnya hukum harus menjadi dasar bagi setiap perbuatan, hukum memiliki
dicerminkan dalam
5
Jimly Asshidiqie (2). 2015. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, halaman 64.
6
Mei Susanto. 2013. Hak Budget Parlemen di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, halaman
20.
4
sistem hubungan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif. Sebenarnya ini bukan
arti sempit dari sistem pemerintahan, tetapi ini adalah inti yang dominan dalam
kehakiman (hukum) yang dapat dijadikan sebagai kontrol atas hubungan politik
dua kutub yang berbeda tersebut pada saat keduanya tunduk pada peraturan
perundangan atau posisi lembaga yudikatif kuat. Akan tetapi dapat pula lembaga
ini diperalat untuk kepentingan politik dari lembaga legsilatif dan eksekutif.8
7
Joko Sasmito. 2018. Pengantar Negara Hukum dan HAM. Malang: Setara Press, halaman
1.
8
Farkhani. 2016. Hukum Tata Negara. Solo: Pustaka Iltizam, halaman 35.
9
Andi Safriani, “Mahkamah Konstitusi di Beberapa Negara Perspektif Perbandingan
Hukum”, Jurnal Al-Qadau, Peradilan dan Hukum Keluarga Islam, Volume 6 Nomor 1 Juni 2019,
halaman 84.
5
baru ada 78 negara yang membentuk mahkamah konstitusi ini secara tersendiri.
Fungsinya biasanya dicakup dalam fungsi-fungsi supreme court yang ada disetiap
persamaan dan perbedaan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sejarah suatu bangsa.
KETATANEGARAAN”.
B. Rumusan Masalah
10
Ibid.
6
1. Faedah Penelitian
Berdasarkan hal tersebut, adapun faedah yang terdapat dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
ketatanegaraan.
C. Tujuan Penelitian
Malaysia.
Federal Malaysia.
D. Definisi Operasional
akan diteliti. Berdasarkan judul peneliti ini, sehingga secara operasional diperoleh
E. Keaslian Penelitian
Penulisan ini merupakan hasil karya asli penulis dan bukan merupakan bahan
duplikasi ataupun plagiat dari hasil karya penulis lain. Walaupun ada beberapa
penelitian lain yang hampir sejenis dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:
10. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Safriani, Dosen Fakultas Syariah dan
tersebut diatas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini,
ketatanegaraan.
B. Metode Penelitian
hukum pada wilayah yuridiksi yang berbeda, misalnya sistem hukum di Negara-
2. Sifat Penelitian
11
Dyah Ochtorina Susanti Dan A’an Efendi. 2016. Penelitian Hukum (Legal Research).
Jakarta: Sinar Grafika, halaman 19.
12
Ibid., halaman 132.
10
ketatanegaraan.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas:
Publikasi tentang hukum yang dikaji, hasil penelitian, hasil karya dari
kalangan hukum.
(library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang
Ida Hanifah, dkk. 2018. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Medan: Fakultas
13
5. Analisis Data
Metode penulisan data yang sesuai dengan penelitian hukum dengan cara
undangan, Peraturan-peraturan dan serta tulisan ilmiah yang ada kaitannya dengan
judul ini. Untuk di analisis secara kualitatif sehingga mendapat kesimpulan untuk
adalah apa yang disebut kekeuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 UUD 1945, bersanding dengan asas
kedaulatan rakyat di Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Dua ciri utama negara hukum
adalah perlindungan terhadap hak asasi manusia (human rights) dan adanya
wujud dari ciri negara hukum Indonesia itu. Mahkamah Konstitusi hadir untuk
49
W. Riawan Tjandra. 2019. Hukum Admintrasi Negara. Jakarta: Sinar Grafika, halaman
96.
50
Tedi Sudrajat. 2019. Hukum Birokrasi Pemerintah (Kewenangan & Jabatan). Jakarta:
Sinar Grafika, halaman 52.
51
Dri Utari Christina Rachmawati dan Ismail Hasani. 2013. Masa Depan Mahkamah
Konstitusi RI, Naskah Konferensi Mahkamah Konstitusi dan Pemajuan Hak Konstitusional
Warga. Jakarta: Pustaka Masyarakat Setara, halaman. 544.
35
36
gagasan tentang negara hukum, yang salah satu cirinya adalah menempatkan
document) yang memberi bentuk dan arah kekuasaan politik dalam suatu negara,
52
Ibid., halaman. 544.
37
terciptanya kehidupan bernegara yang berdasar atas hukum tetapi juga bagi
demokrasi.53
modern yang dilandasi oleh gagasan negara hukum (rule of law), pemisahan
antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dengan kata lain, constitutional
review bertugas mencegah perebutan kekuasaan oleh salah satu cabang kekuasaan
yang tidak kalah pentingnya dan berkait erat dengan tugas pertama itu, adalah
untuk melindungi hak-hak atau kehidupan pribadi warga negara dari pelanggaran
53
Ibid., halaman. 545.
38
Konstitusi dan Mahkamah Agung (MA) ini telah menyeimbangkan kedua badan
Indonesia.54
DPR sebagai badan legislatif. Produk legislasi atau undang-undang yang dibahas
antara Dewan Prwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden dapat diminta uji materi ke
pelanggaran tersebut pada ranah hukum tidak mendapatkan sarana. Masalah ini
bisa timbul karena upaya warga negara untuk melakukan upaya hukum melalui
hanya jika ada peraturan perundang- undangan yang berpotensi melanggar hak
asasi.55
54
Ibid., halaman. 545.
55
Ibid., halaman. 546.
39
kepegawaian, tata usaha, dan keuangan sesuai dengan prinsip tata kelola dan
integritas yang baik, serta mengatur hal-hal lain yang diperlukan untuk
24C Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kedudukan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang dimaksud fungsi peradilan yang khusus
undang dasar dasar hukum yang digunakan Mahkamah Konstitusi adalah Pasal
24C Ayat
Angka 3 Huruf a jo. Pasal 10 Angka 1 Huruf a jo. Pasal 30 Huruf a jo. bagian
2011. Untuk
56
Virto Silaban dan Kosariza, “Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Journal Of Constitutional Law Vol. 1 No. 1 (2021), Fakultas
Hukum Universitas Jambi, Jambi, halaman. 65.
40
Masyarakat Hukum Adat, Badan Hukum publik atau privat, dan Lembaga Negara.
dasar hukum yang digunakan Mahkamah Konstitusi adalah Pasal 24C Ayat (1)
Huruf b jo. Pasal 10 Angka 1 Huruf b jo. Pasal 30 Huruf b jo. bagian Kesembilan
berwenang atau dengan sifat tingkat pertama dan terakhir, final. Dan implikasinya
terhadap dasar hukum kewenangan lembaga negara (vide Pasal 61 jo. Pasal 63 jo.
2011).58
57
Ibid., halaman. 66.
58
Ibid., halaman. 66.
41
yang digunakan Mahkamah Konstitusi adalah Pasal 24C Ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 , Pasal 1 Angka 3 Huruf c
jo. Pasal 10 Angka 1 Huruf c jo. Pasal 30 Huruf jo, bagian Kesepuluh Undang-
dan terakhir, final. Dan implikasinya terhadap eksistensi keabsahan partai politik
serta memiliki relevansi terhadap dasar hukum mencabut atau tidak mencabut
umum dasar hukum yang digunakan Mahkamah Konstitusi adalah Pasal 24C Ayat
Angka 3 Huruf d jo. Pasal 10 Angka 1 Huruf d jo. Pasal 30 Huruf d jo. bagian
pemilihan umum serta memiliki relevansi terhadap dasar hukum penetapan hasil
perhitungan
59
Ibid.,
42
suara menurut Komisi Pemilihan Umum dan menurut pemohon (vide Pasal 74 jo.
2011).60
dalam Proses impeachment presiden dan/atau wakil presiden dasar hukum yang
digunakan Mahkamah Konstitusi adalah Pasal 3 Ayat 3 jo. Pasal 7A jo. Pasal 7B
jo. Pasal 24C Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Pasal 1 Angka 3 Huruf e jo. Pasal 10 Angka 1 Huruf e jo. Pasal 30 Huruf e
atau menolak pendapat Dewan Perwakilan Rakyat dengan sifat relatif. tergantung
Islam sebagai Agama Negara. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 3 ayat (1) Konstitusi
Malaysia yang menentuan bahwa: “Islam ialah agama bagi Persekutuan; tetapi
bagi agama-agama lain boleh diamalkan dengan aman dan damai dimana-mana
60
Ibid., halaman. 67.
61
Ibid.,
43
antara Federasi Malaysia sebagai negara dengan agama Islam, sehingga Malaysia
prinsip nomokrasi Islam, maka prinsip ini dilaksanakan dalam praktik pada
Majelis Agama Islam, sebagai badan perundangan yang diberi fungsi untuk
zakat, wakaf dan baitul mall. Dilihat dari sudut nomokrasi Islam, pencantuman
agama Islam sebagai agama resmi Federasi Malaysia merupakan suatu faktor yang
muncul di Inggris Melayu koloni. Sebagian besar wilayah kehidupan itu harus
diatur oleh suatu badan umum hukum federal. Undang-undang Federal pada saat
kehidupan Muslim, bagaimanapun, itu harus diatur bukan oleh hukum federal,
tetapi oleh negara Islam berbasis hukum disebut secara lokal sebagai Syari‟ah
sendiri negara sistem pengadilan Islam, yang dikenal secara lokal sebagai
berdiri di tengah-
62
Yusrizal, “Studi Komparatif Pelaksanaan Peradilan Islam Di Negara Malaysia dan
Saudi Arabia, Jurnal Hukum De Lega Lata, Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2017, Fakultas Hukum
Universitas Malikussalah, Aceh, halaman. 451.
63
Ibid., halaman. 451.
44
tengah sistem hukum Islam (yang dilaksanakan oleh Pengadilan Syari‟ah) dan
hukum adat berbagai kelompok penduduk asli (Melayu) yang ada di Malaysia.64
sistem hukum Anglo Saxon atau juga Common Law. Prinsip aturan hukum yang
terdapat pada negara bagian dan menggunakan sistem Hukum Islam, bersama
dengan hukum adat. Selain itu juga terdapat Sessions Courts (pengadilan sessi)
hukum federal, dan tidak memiliki yurisdiksi dalam segala hal yang berkaitan
(Federal Court) dan di bawah itu Mahkamah Banding atau Mahkamah Rayuan
Tinggi Malaya (High Court of Malaya), yang berada di Kuala Lumpur dan
Mahkamah
64
Ibid., halaman. 453
65
Ibid., halaman. 453.
45
Tinggi Sabah dan Serawak (High Court of Sabah and Serawak), yang berada di
Mahkamah Penghulu.66
Malaysia, yang dikenal sebagai Pengadilan Tinggi di Malaya, dan yang lain di
Malaysia Timur, yang dikenal sebagai Pengadilan Tinggi di Sabah dan Sarawak.
pengadilan ini memiliki yurisdiksi murni tidak terbatas pada wilayahnya, yang
juga dapat menerima pengajuan banding dari Session Courts dan Magistrate’s
tingkat pertama dan juga sebagai tingkat banding bagi Session Courts dan
yurisdiksi lain sebagaimana diatur hukum federal.67 Pengadilan Federal terdiri dari
pengadilan tinggi, dan 7 hakim lainnya yang ditunjuk raja di bawah nasehat
66
Ibid., halaman. 454.
67
Ibid., halaman. 456.
46
Undang- Undang, tetapi usul Yamin tersebut ditolak oleh Soepomo dengan alasan
Undang- undang Dasar yang dibentuk tidak menganut “Trias Politika” dan jumlah
Sarjana Hukum pada saat itu jumlahnya sedikit. Kemudian, ide pembentukan
Undang yang diajukan oleh para Sarjana Hukum terutama dari Pengacara.
Penegasan dan
68
I Gede Yusa, dkk. 2016. Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945.
Malang: Setara Press, halaman 142.
47
Konstitusi.69
fungsi yang ditentukan yang oleh suatu tata hukum adalah suatu organ (Whoever
Kelsen mengatakan bahwa “setiap individu dapat disebut sebagai suatu organ
all ultimately aimed at thr execution of a legal sanction)”. Selain organ negara
dalam arti luas tersebut, menurut Hans Kelsen ada organ negara dalam arti sempit
atau organ negara dalam arti material ketika “seseorang disebut sebagai organ
menciptakan hukum. Dengan demikian hakim yang memutus, dan para pihak
yang mengikatkan diri dalam kontrak telah menjalankan fungsi penciptaan norma
hukum (law- creating function), namun menurut Hans Kelsen, yang dapat disebut
sebagai organ negara hanya hakim karena ia dipilih atau diangkat untuk
menjalankan fungsi
69
Ibid., halaman 143.
48
tertentu, sedangkan para pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak perdata
fungsi dan personal lembaga negara menjadi terpisah antara satu dengan yang
Trias Politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga
Undang- Undang (dalam peristilahan baru sering disebut (rule making function);
tentang trias politica atau tentang konsep pemisahan kekuasaan atau separation of
70
Tundjung Herning Sitabuana. Op. Cit., halaman 109.
49
power. Lebih lanjut Misalnya, oleh Lee Cameron McDonald dikatakan, “In
sampai sekarang, Montesquieu itu tidak saja disebut dalam ratusan atau ribuan,
melainkan juga sudah jutaan buku dan makalah di seluruh dunia. Menurut
the civil law” itu tidak lain adalah the judiciary”. Ketiga fungsi kekuasaan
tersebut, yaitu legislature, eksekutif atau pemerintah, dan judiciary. Jika ketiga
fungsi kekuasaan itu terhimpun dalam satu tangan atau satu badan, niscaya
Montesquieu’s theme was that where these three functions were combined in the
itu harus dilembagakan masing-masing dalam tiga organ negara. Satu organ hanya
boleh menjalankan satu fungsi (functie), dan tidak boleh saling mencampuri
urusan masing-masing dalam arti yang mutlak. Jika tidak demikian, maka
kebebasan akan
71
Jimly Asshiddiqie (3). 2006. Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, halaman 34.
50
terancam. Konsepsi trias politica yang diidealkan oleh Montesquieu ini jelas tidak
relevan lagi dewasa ini, mengingat tidak mungkin lagi mempertahankan bahwa
ketiga organisasi tersebut hanya berurusan secara eksklusif dengan salah satu dari
hubungan antar cabang kekuasaan itu tidak mungkin tidak saling bersentuhan, dan
bahkan ketiganya bersifat sederajat dan saling mengendalikan satu sama lain
suatu kekuasaan dibagi menjad tiga bagian yang pertama ialah Eksekutif,
Legislatif, dan Yudikatif. Dari ketiga kekuasaan itu masing-masing terpisah satu
raja dapat dihindari dan kebebasan dan hak-hak rakyat dapat terjamin. UUD 1945
Rakyat,
72
Ibid., halaman 35.
73
Muhamad Rezky Pahlawan, Asip Suyadi, dan Wahib. 2020. Hukum Tata Negara,
Pamulang: Unpam Press, halaman 46.
51
Negara seperti dikemukakan oleh John Locke dan Montesquieu seperti tersebut di
atas, akan tetapi UUD 1945 membagi kekuasaan Negara dalam lembaga-lembaga
tinggi Negara dan mengatur pula hubungan timbal balik antara lembaga tinggi
power) atau terjadinya tirani. Sebagaimana dikatakan oleh Lord Acton bahwa
serta
74
Ibid., halaman 47.
75
Eka Nam Sihombing. 2018. Hukum Kelembagaan Negara. Yogyakarta: Uas Media,
halaman 8.
52
urusan masing-masing.76
dijalankan secara konsekuen. Selain tidak praktis, pemisahan secara absolut antara
keseimbangan antara cabang kekuasaan yang satu dengan yang lain dapat
organ-organ negara yang disusun secara terpisah dan disertai dengan masing-
yang satu dengan cabang kekuasaan yang lain. Dengan adanya prinsip checks and
balance ini maka kekuasaan Negara dapat diatur, dibatasi bahkan dikontrol
penyelenggara
76
Jimly Asshiddiqie (2). Op. Cit., halaman 285.
53
dengan sebaik-baiknya.
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi”. Dari ketentuan tersebut dapat dilihat empat hal yaitu : pelaku
presiden dan/atau wakil presiden (vide Pasal 24C Undang-Undang dasar Negara
lebih luas dan umum karena Mahkamah Agung menguji peraturan perundang-
undangan dibawah
54
infirmity with the plan adopted, the instruction issued and principle established. It
has for object to point out weaknesses in error in order to rectivy then and prevent
sesuatu telah berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan. Newman mengatakan
“control is assurance that the performance conform to plan”. Artinya titik berat
55
pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan suatu tugas
sebuah fungsi sekaligus hak sehingga lazim disebut dengan fungsi kontrol atau
mengikut perancangan yang telah dibuat pada peringkat awal. Perancangan dibuat
1. Pengurusan atasan;
3. Pengurusan bawahan.
penyelewengan harus dikenal pasti dan segera ada upaya tindakan pembetulan
perubahan; dan
77
Dri Utari Christina Rachmawati dan Ismail Hasani, Op.Cit., halaman. 410
56
Konstitusi adalah :
3. Adanya kegiatan untuk mencocokkan antara hasil yang dicapai dengan tolak
benar; dan
5. Adanya tindakan koreksi apabila hasil yang dicapai tidak sesuai dengan tolak
adalah:
1. Ada realitas sosial berupa situasi hukum dan penegakan hukum yang telah
78
Ibid., halaman. 410.
79
Ibid., halaman. 411.
57
Wewenang dan tugas Hakim yang besar demikian oleh karenanya harus
mahkamah Tinggi serta Peguam Negara atas nasihat Perdana Menteri, demikian
dalam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan Labuan serta segala hukuman
diPertuang
80
Ibid.,
81
Ibid.,
58
kuasa mengampun.82
lain seperti Yang diPertuang Agong sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Tentara
Persekutuan, dan Ketua Agama Islam bagi Negei-negeri Malaka, Pulau Pinang,
Wilayah Persekutuan, Sabah, Sarawak dan negeri Yang diPertuang Agong sendiri,
bumiputra Sabah dan Sarawak serta kepnetingan sah kaum-kaum lain, baginda
Perdana Menteri.83
Agung dan Mahkamah Konstitusi dalam Pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD NRI
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Berbeda
82
Nasaruddin Umar, Op.Cit., halaman. 119.
83
Ibid., halaman. 119.
84
Ibid., halaman. 120.
59
hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden atau Wakil presiden
pengadilan Syariah yang hanya terdapat pada negara bagian, yang menggunakan
sistem hukum Islam, bersama dengan pengadilan pribumi di Sabah, dan serawak,
yang berurusan dengan hukum adat. Selanjutnya juga terdapat sessions Courts
yang diatur oleh hukum federal. Mereka juga tidak memiliki yurisdiksi dalam
85
Ibid.,
86
Ibid.,
60
Pengadilan Tinggi dua koordinat yurisdiksi-satu untuk barat, yang lainnya untuk
yurisdiksi perdata dan pidana, dan menegakkan kedua undang-undang federal dan
Sebaliknya, karena hukum Islam, Melayu, dan hukum adat asli adalah masalah
negara, Mahkamah Syariah (selain yang di wilayah federal) dan Pengadilan asli
ini terjadi karena penjajaan Belanda di Indonesia selama lebih dari tiga ratus
tahun. Hukum perdata yang tiba di Indonesia saat ini masih menggunakan
lagi atau telah diganti. Pengaruh Belanda yang memiliki sistem hukum common
law, menjadi sebab Indonesia membagi antara Hukum Publik dan Hukum Privat
Ada empat (4) pengadilan di Indonesia berdasarkan Pasal 24 ayat (2) UUD
87
Ibid., halaman. 121.
88
Sigit Somadiyono, “Perbandingan Sistem Hukum Antara Indonesia dan Malaysia”,
Jurnal Hukum Vol. 4, Oktober 2020, Fakultas hukum Universitas Batanghari, Jambi, halaman,
417.
61
hukum pidana;
beragama Islam dibidang wakaf dan hukum keluarga serta permasalahan lain
dibidang muamalah.
pertama dan dapat diajukan upaya hukum kepada pengadilan tingkat selanjutnya
serta pada akhirnya semuanya bermuara pada Mahkamah Agung (MA). Di bawah
89
Ibid., halaman. 417.
62
Nomor 7 tahun 1989 tentang Pengadilan Agama, tugas dan wewenang untuk
untuk warga negara yang beragama Islam pada hal-hal terkait hubungan
muamalah.
tentang Pengadilan Tata Usaha Negara. Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN)
administrasi negara. Dan di Pengadilan Tata Usaha Negara, ada 2 (dua) jenis
untuk mengadili pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti yang terjadi
Priok pada tahun 1984. Manusia Bagian tengah pelanggaran hak asasi
tahun 1997, dimana implementasi CRC, yang disahkan, bahwa setiap anak
Anak dalam kasus pidana adalah mereka yang berusia 8 tahun tetapi belum
mencapai 18 tahun.
bidang perpajakan. Sengketa pajak itu sendiri adalah sengketa yang timbul
di bidang perpajakan antara wajib pajak atau orang dalam pajak dan
Jakarta.90
Inggris, hukum Malaysia dipengaruhi oleh tradisi common law Inggris (Common
Law System) dan Malaysia merupakan satu dari 53 (lima puluh tiga) negara
seluruh tatanan hukum dasar mereka yang telah berlaku jauh sebelum hukum
Inggris menjadi tatanan hukum negara, hal itu disebabkan karena Malaysia ingin
menjaga
90
Ibid., halaman. 418.
65
hukum sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan hidup di masyarakat mereka.
Sehingga dalam menciptakan kesadaran hukum akan lebih mudah tumbuh dan
tercipta dari pada merombak total seluruh budaya hukum lama dengan budaya
baru. Tradisi sistem hukum umum Inggris berdiri di tengah-tengah sistem hukum
Islam (dilaksanakan oleh pengadilan atau Pengadilan Syariah) dan hukum adat
hukum yang dibuat tanpa menghilangkan sistem arbitrase sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di masyarakat mereka. Sumber hukum Malaysia terdiri dari tiga, yaitu:
terdiri dari hukum Inggris dan aturan kesetaraan telah berkembang pengadilan
Malaysia, di mana ada kemungkinan besar terjadi konflik dengan hukum tertulis.
untuk mengatasi konflik hukum. Ada dua pengadilan tinggi, satu di Semenanjung
Malaysia, yang dikenal sebagai Pengadilan Tinggi di Malaya, dan yang lainnya di
Malaysia Timur, yang dikenal sebagai Pengadilan Tinggi di Sabah dan Sarawak.
pengadilan ini memiliki yurisdiksi tidak terbatas untuk wilayah tersebut. Mereka
juga dapat menerima banding dari the Sessions Court dan Putusan Pengadilan.92
91
Ibid., halaman. 418.
92
Ibid.,
66
banding pertama untuk the Sessions Court dan Putusan Pengadilan tingkat
1) Pengadilan Banding
adalah pengadilan tingkat pertama dengan tingkat banding yang sama untuk
2) Pengadilan federal
presiden pengadilan banding, ketua hakim pengadilan tinggi, dan tujuh hakim
lain yang ditunjuk oleh raja di bawah saran ketua pengadilan Pengadilan
Federal.
kejahatan yang tidak tersentuh oleh hukuman mati. Pengadilan ini juga
kendaraan, kasus tuan tanah dengan penyewa dan kasus lainnya dengan
jumlah kompensasi sekitar 250.000 ringgit, dan juga dapat memeriksa kasus
dengan tuntutan lebih tinggi pada perjanjian dengan pihak terkait. Namun,
hukuman terbatas pada 10 tahun penjara atau denda. Pengadilan ini dapat
kasus perdata kelas dua dengan klaim sebesar 30.000 ringgit dan kasus pidana
5) Pengadilan Pengulu
dilakukan. Ini terdiri dari dua penasihat (salah satunya, jika mungkin
ditentukan.
7) Pengadilan syariah
Syariah. Dengan kata lain, bahwa pengadilan federal tidak memiliki yurisdiksi
Indonesia juga mengenal sistem peradilan umum dan khusus seperti pengadilan
merupakan kekuasaan yang merdeka. Hal ini ditegaskan dalam pasal 24 ayat 1
kekuasaan yang merdeka guna menegakkan hukum dan keadilan. Dalam ayat
93
Ibid., halaman. 419.
94
Nasaruddin Umar, Op.Cit., halaman. 124.
70
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
atau oleh badan legislatif dan Memutuskan sengketa pertanyaan lain antara
Serikat Federasi antara Federasi dan Negara, dan dalam sengketa seperti
kekuasaan
70
71
karena seperti Malaysia, Indonesia juga mengenal sistem peradilan umum dan
pengadilan negeri.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Dri Utari Christina Rachmawati dan Ismail Hasani. 2013. Masa Depan
Mahkamah Konstitusi RI, Naskah Konferensi Mahkamah Konstitusi dan
Pemajuan Hak Konstitusional Warga. Jakarta: Pustaka Masyarakat Setara.
Dyah Ochtorina Susanti Dan A’an Efendi. 2016. Penelitian Hukum (Legal
Research). Jakarta: Sinar Grafika.
Ida Hanifah, dkk. 2018. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Medan:
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
I Gede Yusa, dkk. 2016. Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945.
Malang: Setara Press.
Jimly Asshidiqie. 2015. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Joko Sasmito. 2018. Pengantar Negara Hukum dan HAM. Malang: Setara Press.
Mei Susanto. 2013. Hak Budget Parlemen di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
72
73
Muhamad Rezky Pahlawan, Asip Suyadi, dan Wahib. 2020. Hukum Tata Negara,
Pamulang: Unpam Press
Yuswalina dan Kun Budianto. 2016. Hukum Tata Negara di Indonesia. Malang:
Setera Press.
B. Peraturan Perundang-Undangan
C. Jurnal
Rio Armanda Agustian dan Abdul Rasyid Saliman bin Mohd. Arisyad Midin,
“Model Pengakuan Hak Konstitusional Dalam Beragama (Studi
Komparasi Menurut UUD Indonesia 1945 Dan Konstitusi Malaysia 1957),
Jurnal Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bangka Belitung.
D. Internet