Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMN

“PENGANTAR SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN”

DOSEN PENGAMPU
Nur Fadhilah Ahmad Hasibuan, SE, M.Ak

DISUSUN OLEH
Anggun Pratiwi (0502183203)
Annisa Habibah Siregar (0502183297)
Indi Fadillah Sari (0502183238)
Nur Kamelia Nasution (0502183144)
Putri Faradilla (0502182090)
Sri Ainun (0502181016)

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Sistem Pengendalian
Manajemen” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk nilai tugas pada semester ini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas didalam mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Yang mana materi didalam makalah ini digunakan sebagai acuan presentasi yang dilakukan pada
hari yang bersangkutan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan. Baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kami adalah manusia yang juga memiliki salah. Untuk itu
kritik dan saran dari sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dan memberikan
dorongan moral didalam penyelesaian susunan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada yang telah
memberikan bantuan dorongan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin
Yaa Robbal ‘Alamiin.

Medan, 21 April 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Sistem .................................................................................................................................... 3
B. Pengendalian ......................................................................................................................... 5
C. Manajemen ............................................................................................................................ 7
D. Batasan Pengendalian Manajemen........................................................................................ 9
E. Sistem Pengendalian Manajemen .......................................................................................... 12
F. Karakteristik Pengendalian Manajemen ................................................................................ 14
G. Teori Kontijensi Organisasi .................................................................................................. 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 19
B. Saran ...................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan


perilaku terapan. Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi yang (dianggap baik) berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini (dianggap baik) berarti mampu menerjemahkan antara
lain:

• Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan/organisasi berjalan secara efisien,


efekti, dan produktif.
• Kebijakan dalam menentukan tolak ukur di atas.
• Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke


berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sistem
pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya
setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu:

• W = Work (pekerjaan)
• E = Employe (tenaga kerja)
• R = Relationship (hubungan)
• E = Environment (lingkungan)

Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-


praktis”. Karena itu, dalam sistem pengendalian manajemen akan lebih mudah mencernanya
kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengaitkannya dengan perilaku
manusia dalam kehidupan organisasi perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem?
2. Apa yang dimaksud dengan pengendalian?

1
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
4. Apa saja batasan pengendalian manajemen?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian manajemen?
6. Bagaimana karakteristik pengendalian manajemen?
7. Apa yang dimaksud dengan teori kontijensi organisasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan mengenai sistem?
2. Untuk menjelaskan mengenai pengendalian?
3. Untuk menjelaskan mengenai manajemen?
4. Untuk menjelaskan mengenai batasan pengendalian manajemen?
5. Untuk menjelaskan mengenai sistem pengendalian manajemen?
6. Untuk menjelaskan mengenai karakteristik pengendalian manajemen?
7. Untuk menjelaskan mengenai teori kontijensi organisasi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
secara berulang-ulang. Menurut The American Heritage Dictionary of the English Language
(1973) sistem adalah sekelompok komponen yang saling menunjang, saling berhubungan
maupun tidak yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan suatu sistem yaitu:

1. Menekankan Pada Prosedurnya


Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu tujuan tertentu.
2. Menekankan Pada Komponen atau Elemennya
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

Dalam konteks sistem pengendalian manajemen sistem adalah sekelompok komponen


yang masing-masing saling menunjang saling berhubungan maupun tidak, yang
keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.

a. Karakteristik Sistem

Sebuah sistem memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik sistem terdiri dari sebuah
komponen sistem, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukkan sistem,
keluaran sistem, pengolahan sistem, dan juga sasaran atau tujuan. Adapun gambar karakteristik
sistem sebagai berikut:

3
Gambar 1.1
Karakteristik Sistem
1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-
elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan
dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung (Interface) Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan


subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari
satu subsistem ke yang lainnya.

4
5. Masukan (Input) Sistem

Masukkan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

6. Keluaran (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat berupa masukan untuk sistem
yang lain atau kepada supersistem.

7. Pengolah (Process) Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan
bahan bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah
data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang
dibutuhkan oleh manajemen.

8. Sasaran (Objectives) Atau Tujuan (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang digunakan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.

B. Pengendalian

Pengendalian adalah proses penetapan standar agar tujuan yang dinginkan dapat
tercapai. Menurut Suadi (2001) penegndalian adalah proses untuk membuat sebuah organisasi
mencapai tujuannya.

Terdapat empat dimensi kritis dari konsep pengendalian: (1) berorientasi pada tujuan,
(2) terkai dengan kurangnya kesesuaian tujuan, (3) mengacu pada proses, (4) probabilitistik,
keempat bentuk ini akan dijelaskan berikut ini.

5
Tujuan Individu =
Tujuan
Organisasi

Gambar 1.2
Skema Keseluruhan Kesesuaian Tujuan

Tujuan Tujuan
Individu Kelompok

Tujuan
Organisasi

Gambar 1.3
Skema Kesesuaian Tujuan Secara Partial
a. Orientasi Tujuan Pengendalian
Konsep pengendalian yang digunakan disini didasarkan pada ide bahwa tujuan atau
alasan pengendalian adalah untuk menilai organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagaimana

6
digunakan disini, istilah pengendalian mengacu pada hal-hal yang dicari organisasi untuk
mencapainya. Setiap tujuan organisasi merupakan tujuan enterpreneur individu atau CEO,
mungkin juga tujuan dari para komite atau susunan komite.

b. Pengendalian adalah Proses


Konsep pengendalian ini memandang proses sebagai suatu keberlanjutan.
Pengendalian sifatnya adalah dinamis bukan statis. Hal ini harus disesuaikan dengan
perubahan tujuan setiap waktunya. Walaupun terdapat teknik-teknik dari pengendalian, teknik-
teknik hanya merupakan komponen dari proses pengendalian yang dicapai untuk
meningkatkan tingkat kesesuaian tujuan.

c. Pengendalian adalah Probabilitas


Dari perspektif praktis, tujuan sistem pengendalian adalah untuk mmaksimumkan
kemungkinan bahwa orang akan berperilaku dengan cara-cara konsisten dengan tujuan
organisasi. Ringkasnya, pengendalian organisasional adalah suatu proses yang didesain untuk
(1) memotivasi orang untuk mencapai tujuan, (2) untuk mempengaruhi bahwa kemungkinan
orang berperilaku dalam cara-cara yang diinginkan.

C. Manajemen

Suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang ingin bekerjasama. Dengan
organisasi tersebut tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui tangan orang lain. Yang
dimana manajemen tersebut sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi.

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20, fungsi manajemen terbagi
menjadi tiga yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan di kerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

7
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggungjawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha.

Dari ketiga fungsi tersebut maka apabila seorang manajer menemukan cara yang lebih
baik dalam operasi sehari harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak melarang
manajer tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.

a. Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa organisasi


adalah suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Kebanyakan perusahaan
menggunakan kombinasi (penggabungan) dari berbagai teknik yang mencakup supervise
personal, peran, prosedur, standar operasi, deksripsi sumber daya perusahaan digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Maka, pengendalian manajemen dapat
didefenisikan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar
secara efektif dan efesien mencapai tujuan perusahaan. Efesiensi adalah perbandingan antara
keluaran (output) dan masukan (input), sedangkan efektifitas menunjukkan perbandingan
antara keluaran (output) dengan tujuan. Sedangkan efesiensi dapat juga diartikan sebagai
kemampuan untuk mengerjakan hal dengan benar. Meliputi:

1. Pengendalian manajemen harus berdasarkan keputusan


2. Pengendalian manajemen harus sistematis dan ritmis
3. Pengendalian manajemen harus mempertimbangkan perilaku
4. Pengendalian manajemen alat untuk menginplementasikan strategi
5. Pengendalian tugas

8
b. Pentingnya Sistem Pengendalian
Sebuah sistem pengendalian adalah seperangkat sistem formal dan informal untuk
membantu manajemen dalam mengarahkan organisasi menuju tujuannya. Pengendalian
membantu dalam membimbing karyawan secara efektif terhadap prestasi dari tujuan
organisasi. Proses pengendalian dalam organisasi apapun dapat dilakukan pada tiga tingkatan
yaitu tingkat strategis, tingkat manajemen, dan tingkat operasional.

c. Elemen Sistem Pengendalian


Setiap sistem pengendalian memiliki empat elemen penting meliputi:
1. Detector atau Sensor yaitu suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses dalam contoh menyeberang jalan diatas maka detector atau sensor
yang bekerja adalah indra penglihatan kita.
2. Alat Pembanding/Assesor yaitu suatu alat untuk menentukan ketepatan.
3. Efektor yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assesor.
4. Jaringan Komunikasi yaitu alat yang mengirim infomasi antara detector dan assesor
atau antara assessor dan efektor.

Proses pengendalian biasanya melibatkan empat langkah penting yaitu:


1. Mengidentifikasi sasaran atau tujuan
2. Mengimplementasikan program atau kebijakan
3. Mengukur dan membandingkan hasil terhadap sasaran, dan
4. Menganalisis apakah target tercapai sesuai dengan tujuan.

D. Batasan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen merupakan peran penting dalam usaha mencapai tujuan


organisasional. Dalam pengendalian manajemen, terdapat berbagai bentuk kegiatan
perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Jadi, pengendalian
manajemen merupakan sebuah kegiatan yang berada di antara kegiatan-kegiatan lain yang
sedang beroperasi dalam sistem organisasional.

Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas adalah

9
1. Perumusan strategi merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematis tetapi pengendalian
tugas merupakan yang paling sistematik pengendalian manajemen dalam hal ini berada
ditengah-tengah.
2. Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang sedangkan pengendalian tugas
difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen dalam hal ini berada
ditengah-tengah.
3. Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedangkan pengendalian
tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian baik proses dalam perencanaan maupun
pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian manajemen.

Gambar 1.4
Hubungan Antara Perencanaan Dan Pengendalian
a. Perumusan strategi

Menurut David et al. (1995) merumuskan strategi berkaitan dengan arah tujuan dan
kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi sangat berkaitan dalam menentukan
bagaimana suatu organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan
sekeliling terutama terhadap pesaingnya.

10
Gambar 1.5
Proses Perumusan Strategi

b. Manajemen strategi
Menurut Hunger dan Wheelen (2003) proses manajemen strategi meliputi empat
elemen yaitu

1. Pengamatan lingkungan: proses manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk


melihat kesempatan dan ancaman serta mengamati lingkungan internal untuk melihat
kekuatan dan kelemahan.
2. Perumusan strategi: pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif
dari kesempatan dan ancaman lingkungan dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
3. Implementasi strategi: proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan
nya dalam tindakan melalui pengembangan program anggaran dan prosedur
4. Evaluasi dan pengendalian: proses yang melalui nya adalah aktivitas aktivitas
perusahaan dan hasil kinerja di monitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
terhadap kinerja yang diinginkan.
c. Analisa lingkungan
Analisa lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen strategi yang akan
sangat menentukan di dalam pengembalian keputusan strategi yang mempengaruhi pencapaian

11
tujuan perusahaan. Secara umum lingkungan organisasi dapat dikategorikan dalam tingkatan
yang berbeda yaitu lingkungan umum lingkungan industri dan lingkungan internal perusahaan.

1. Lingkungan Eksternal
Dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yang saling berhubungan yaitu
lingkungan jauh lingkungan industri dan lingkungan operasional. Hubungan antara lingkungan
jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional dengan pemahaman dalam
kombinasinya faktor tersebut secara interaktis akan membentuk dasar dari peluang dan
ancaman perusahaan dalam lingkungan kompetisi.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada dalam organisasi
tersebut dan secara normal kasih yang langsung dan khusus pada perusahaan. Faktor internal,
juga sebagai dasar untuk menentukan strategi ke depan. Faktor internal adalah kemampuan
yang mencakup bidang pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi, sumberdaya manusia,
dan manajemen organisasi secara umum.

E. Sifat Sistem Pengendalian Manajemen


Marciarielloe dan Kirby mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai
perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan
informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan
pencapaian tujuan organisasi secara terus-menerus. Tujuan dari sistem ini adalah untuk
meningkatkan keputusan-keputusan kolektif di dalam sebuah organisasi.

Sistem pengendalian manajemen melibatkan sejumlah kegiatan dalam organisasi,


termasuk:

1. Merencanakan tindakan masa depan;


2. Mengkoordinasi dan memberitahukan berbagai kegiatan orgaisasi untuk departemen
yang berbeda;
3. Mengevalusi informasi dan memutuskan berbagai kegiatan;
4. Mempengaruhi orang untuk bekerja sesuai dengan tujuan dari organisasi.

12
a. Lingkungan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen sebenarnya merupan suatu proses. Dalam proses tersebut


dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Dua aspek penting dari lingkungan tersebut adalah
eksternal dan internal. Faktor internal dalam hal ini adalah struktur organisasi, struktur
program, struktur rekening, faktor administratif, faktor perilaku, dan faktor budaya. Satu faktor
penting adalah baik lingkungan internal maupun eksternal bervariasi pada setiap organisasi
sehingga pengaruhnya terhadap proses pengendalian manajemen juga akan berbeda.

b. Proses Pengendalian Manajemen

Proses pengendalian manajemen utamanya berkaitan dengan perilaku. Proses ini


melibatkan interaksi antar manajer dan manajer dengan bawahannya. Manajer tersebut berbeda
dalam hal kemampuan teknis, gaya kepemimpinan, kemampuan interpersonal, pengalaman,
pendekatan yang dilakukan dalam pembuatan suatu keputusan, sikap mereka kearah kesatuan
dan lain-lain. Proses pengendalian manajemen formal meliputi kegiatan-kegiatan:

1. Perencanaan Strategis

Perancanaan strategis adalah proses memutuskan program-program utama yang akan


dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber
daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberpa tahun yang akan
datang. Keluaran dari proses ini adalah berbentuk dokumen yang dinamakan (strategic plan)
atau sering disebut program.

Dengan adanya perencanaan strategis maka konsepsi perusahaan menjadi jelas


sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan
dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Perencanaan strategis tidak
mengenal standar baku dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan
perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat. Meskipun
demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur:

1) Perumusan visi dan misi;


2) Pengkajian lingkungan eksternal;
3) Pengkajian lingkungan internal;

13
4) Perumusan isu-isu strategis
5) Penyusunan strategi pengembangan.
2. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk


pengkuantifikasian biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu. Hasil dari
penyusunan anggaran adalah anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya
merupakan suatu proses negoisasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dan atasannya.

3. Pelaksanaan

Selama tahun anggaran manajer melakukan program atau bagian dari program yang
menjadi tanggung jawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan informasi tentang
program dan pusat pertanggungjawaban. Laporan pusat pertanggungjawaban juga harus
menunjukkan informasi tentang anggaran dan realisasinya, baik itu informasi untuk mengukur
kinerja keuangan maupun non keuangan, informasi internal maupun informasi eksternal.

4. Evaluasi kerja

Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja manajer
pusat pertanggungjawaban. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara
realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Pendekatan Kontinjensi

Begitu sistem pengendalian manajemen dijalankan jawaban yang bersifat sementara


pada mulanya diberikan atas tiga pertanyaan di atas dengan maksud diadakan perubahan sesuai
dengan kenyataan atau keadaan. Dasar dari pendekatan kontijensi ini adalah tidak adanya
jawaban terbaik yang berlaku terhadap semua masalah yang muncul dengan kata lain sistem
pengendalian manajemen perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan dalam organisasi.

F. Karakteristik Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen yang baik akan menjadi menjamin suatu


perusahaan yang baik. Pengendalian persediaan yang baik berarti bahwa karyawan
memiliki informasi tentang jumlah persediaan dan ketersediaan masing-masing
pengendalian yang baik dapat dicapai.

14
Berorientasi Masa Depan

Organisasi harus difokuskan pada masa depan karyawan, harus didorong untuk
menjadi presiden sehingga dapat efektif merespon untuk merubah.

Tujuan Jelas

Pengendalian yang baik tidak dapat dibangun kecuali dari beberapa tujuan tugas
tertentu yang dianggap secara terpisah, misalnya untuk menilai sistem pengendalian yang
berhubungan dengan produksi semua parameter kinerja utama seperti esensi kualitas dan
manajemen aset harus diukur.

Sedikit Kerugian Pengendalian

Perangkat pengendalian tidak selalu menjamin secara ekonomis, untuk itu


perangkat pengendalian harus ditempatkan ketika manfaat ekonomi melebihi biaya
perbedaan antara kinerja. Secara teoritis dan salah satu yang cukup dapat diharapkan
disebut kerugian pengendalian.

Upaya Meminimalisir Kerugian Dalam Pengendalian Manajemen

1. Sistem pengendalian manajemen difokuskan pada program dan pusat-pusat


pertanggungjawaban programnya adalah ketika kegiatan-kegiatan menyangkut produk
riset dan pengembangan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

2. Informasi yang dapat diproses pada sistem pengendalian manajemen terdiri dari dua
macam yaitu data rencana dalam bentuk program anggaran dan standar.

3. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi portal dalam arti bahwa
sistem ini mencakup semua aspek dari operasi organisasi.

4. Sistem pengendalian manajemen berkaitan dengan struktur keuangan di mana sumber


daya kegiatan organisasi dinyatakan suatu moneter.

Aspek-aspek perencanaan sistem pengendalian manajemen cenderung mengikuti


pola dan jarak tertentu dalam penyusunan anggaran dapat merupakan kegiatan penting
dalam proses pengendalian manajemen.

15
G. Teori Kontijensi Organisasi

Pendekatan dalam memandang desain struktur struktur formal organisasi telah


dirumuskan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi adalah teori organiasi yang
mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengatur perusahaan, untuk memimpin
perusahaan, atau untuk membuat sebuah keputusan. Sebaliknya, tindakan optimal adalah
kontingen (tergantung) pada situasi internal dan eksternal. Seorang pemimpin kontingen secara
efektif menerapkan gaya kepemimpinan mereka sendiri pada situasi yang tepat.

Kontigensi bisa disebut situasional teori ini sangat bergantung pada keadaan atau
situasi dan tujuan organisasi teori ini akan memberikan beberapa pelajaran kepada pemimpin
agar dapat membaca atau menganalisa sebuah masalah, anggota dan semua kegiatan yang ada
didalam organisasi tersebut.

Pendekatan kontigensi ini dikembangkan oleh berbagai pelaku usaha dalam berbagai
bidang keahlian seperti meneger, konsultan dan peneliti.

Teori ini dapat dilacak dari temuan temuan awal seperti Burns dan Stalker (2016),
Wood Ward (1958), yang disempurnakan oleh Thomson (1967). namun ada beberapa para ahli
berpendapat yaitu Teori kontinjensi berargumen bahwa desain dan sistem pengendalian adalah
tergantung pada konteks organisasi di mana pengendalian tersebut dilaksanakan (Fisher,
1998). Sedangkan Otley (1991) beragumen bahwa teori akuntansi manajemen merupakan
usaha untuk mengidentifikasi sistem pengendalian berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk
semua kondisi.

Teori kontinjensi dalam pengendalian manajemen muncul dari adanya sebuah asumsi
dasar peningkatan universal. Bahwasanya sebuah sistem pengendalian manajemen dapat
diterapkan pada seluruh perusahaan di berbagai kondisi. Pendekatan universal ini muncul
sebagai akibat dari adanya perkembangan dalam pendekatan manajemen ilmiah, yang
memiliki tujuan untuk mencari formulasi terbaik dalam proses produksi suatu perusahaan.

Sebuah sistem pengendalian manajemen pada kenyataannya juga dapat diaplikasikan


untuk beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik dan skala usaha yang hampir sama.
Berangkat dari kenyataan itu, maka sebuah teori kontinjensi dalam pengendalian manajemen
terletak di antara dua ekstrim. Ekstrim yang pertama (1) berdasarkan teori kontinjensi maka

16
pengendalian manajemen akan bersifat situation specific model atau sebuah model
pengendalian yang tepat akan sangat dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, (2) ekstrim kedua
adalah adanya kenyataan bahwa sebuah sistem pengendalian manajemen masih dapat
digeneralisir untuk dapat diterapkan pada beberapa perusahaan yang berbeda-beda.

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dimaksud untuk mencari berbagai variabel


kontijensi yang diyakini memiliki pengaruh penting tentang bagaimana suatu organisasi harus
membuat struktur organisasinya.

Variabel-variabel kontijensi yang berpengaruh adalah ukuran organisasi, teknologi


produksi dan berbagai aspek lingkungan ekternal seperti persaingan dan ketidakpastian inheren
dan juga aspek menunjukan hubungan yang konsisten dan kuat antara konteks, struktur, dan
kinerja organisasi.

• Ukuran organisasi atau size, dapat dilihat dari organisasi secara keseluruhan atau dilihat
dari sudut pandang divisional.
• Teknologi yang digunakan organisasi dimaksud dengan alat, teknik maupun aksi yang
digunakan untuk mengubah input menjadi output.
• Lingkungan eksternal dimaksud dengan beberapa batasan luar organisasi seperti
pemerintah, pelanggan, pemasok, dan komunitas keuangan.
• Tujuan dan strategi organisasi, hal ini mendefinisikan tujuan dan teknik kompetisi yang
dilakukan oleh organisasi.
• Budaya organisasi, dimaksud dengan nilai yang mendasari suatu organisasi didalam
bertindak.

Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa


tidak ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua
organisasi dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan
khusus dimana organisasi tersebut berada.

Dalam penelitian-penelitian akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan


untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian
manajemen lebih efektif.

17
Oleh karenanya teori kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem
akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat
dicobakan dengan tepat. Walaupun kerangka kontinjensi adalah hal baru, tapi Hongren pernah
mengulasnya tahun 1972, hanya saja Hongren tidak menyediakan panduan mengenai
bagaimana desain tanggung jawab bersama ini dijalankan. Dermer (1977) menyatakan bahwa
desain sistem perencanaan dan pengendalian sangatlah spesifik. Tulisannya tidak untuk
menunjukkan pada perancang sistem tentang apa yang harus dilakukan tetapi untuk
menunjukkan berbagai kemungkinan fakta yang bisa dilakukan dalam berbagai situasi.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengendalian manajemen merupakan proses dimana manajer mempengaruhi orang lain


dalam suatu organisasi untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Dalam hal ini,
pengendalian manajemen berbeda dari dua proses perencanaan dan pengendalian lainnya yakti
perumusan strategi dan pengendalian tugas. Pengedalian manajemen mempunyai kaitan
dengan bidang lainnya termasuk di dalamnya akuntansi manajemen dan fungsi-fungsi
manajemen lainnya.

Tujuan dari pengendalian adalah untuk memastikan bahwa organisasi memenui tujuan
yang anda inginkan dan bahwa anggota individu berprilaku dengan cara yang konsisten dengan
tujuan organisasi, dalam beberapa kasus, beberapa perusahaan telah kehilangan miliar dolar
karena pengendalian yang di perlukan tidak hadir. Sistem pengendalian manajemen dianggap
penting untuk pencapaian keberhasilan tujuan perusahaan. Ini adalah sarana yang menajer
senior secara efektif dan efisien berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sistem pengendalian dapat dibagi menjadi pengendalian formal dan informal sistem
pengendalian formal dapat di klarifikasikan sebagai pengendalian input, proses pengendalian
dan pengendalian output. Sistem pengendalian informal dapat diklarifikasikan ke dalam
pengendalian diri, pengendalian sosial, dan pengendalian budaya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah dalam perusahaan sangat diperlukan
perhatian lebih pada sistem pengendalian manajemen agar perusahaan berjalan dengan baik
dan tercapai segala tujuan perusahaan.

Penulis juga tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Noch, Muhammad Yamin. Dkk. 2020. Sistem Pengendalian Manajemen. Bekasi: Manedatera.

Purwati, Atiek Sri dan Siti Zulaikha. 2006.Teori Kontinjensi, Sistem Pengendalian Manajemen
dan Outcomes Perusahaan: Implikasinya Dalam Riset Masa Kini Dan Masa yang Akan
Datang, Jurnal Performance, 4(1): 2-4.

20

Anda mungkin juga menyukai