PAJAK RESTORAN
Disusun Oleh
Kelompok 5:
Rini Sulistiani (19320054)
Risdayanti (19320044)
Risniatika (16320033)
Riswati Fitrasani (19320048)
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bisnis atau usaha kuliner merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Oleh
karena itu, dewasa ini banyak orang berbondong bondong terjun di dunia kuliner
untuk memperoleh keuntungan di dalamnya. Hal yang terpenting dalam jalannya
suatu usaha restoran adalah mengenai pembayaran pajak restoran. Artikel ini akan
membahas mengenai makna pajak restoran, fungsi dari pajak restoran , kemudian
objek dan subjek dari pajak restoran, serta membahas tentang pajak pertambahan
nilai dari usaha restoran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi dari pajak restoran sendiri sama halnya dengan fungsi pajak daerah
lainnya, antara lain :
2
2. Fungsi Pengaturan (Regulerend)
Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk mengatur atau regulerend.
Dalam hal ini pajak daerah dapat digunakan oleh pemerintah daerah
sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal
ini, pengenaan pajak daerah dapat dilakukan untuk mempengaruhi
tingkat konsumsi dari barang dan jasa tertentu.
Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh rumah makan,
kafetaria, dan semacamnya. Biasanya, pelayanan yang disediakan meliputi
pelayanan penjualan makanan/minuman yang dibeli atau dikonsumsi oleh
pembeli. Baik dikonsumsi di tempat maupun dibawa pulang atau dimakan di
tempat lain.
Selain itu, ada juga yang tidak termasuk dalam objek pajak, yakni pelayanan
yang disediakan restoran yang pengelolaannya tergabung atau menjadi satu
manajemennya dengan sebuah hotel. Tidak termasuk objek pajak restoran adalah
pelayanan yang disediakan oleh restoran dengan nilai penjualannya tidak melebihi
batas tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Sedangkan subjek pajak restoran adalah orang pribadi maupun badan yang
membeli makanan atau minuman dari suatu restoran atau tempat makan yang
dikunjungi.
3
Berikut contoh perbandingan tarif pajak restoran di lima kabupaten/kota.
Penyelesaian
Tarip pajak 10 %
= Rp. 7.900.000
4
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA
https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/pengertian-pajak-daerah/
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2018/08/pajak_daerah-1.pdf
https://www.online-pajak.com/pajak-restoran
https://kumparan.com/kumparannews/penjelasan-aturan-tarif-ppn-di-restoran