Anda di halaman 1dari 12

Tugas UAS

“Analisis Kasus”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi

Dosen Penanggung Jawab : Said Saleh Salihi, S.E, MSA., Ak., CA

Oleh

Findi Roswiana (19320003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAU-BAU

2022
1. Analisis Kasus (Hal. 127-128)

Ramli adalah manajer sebuah Perusahaan yang ada di Jakarta. Karena


situasi yang tidak stabil pada tahun 1998, perusahaannya meangalami
goncangan, bahkan hampir bangkrut. Apalagi kriris moneter pada waktu itu
belum bisa teratasi dengan baik. Karena daya beli masyarakat yang berkurang,
maka hasil proksi dari perusahaan tidak banyak laku. Akibatnya hasil
penjualannya pun turun. Membayar gaji karyawan saja perusahaan mengalami
kesulitan. Sebagai seorang manajer perusahaan ia diminta oleh pemilik
perusahaan untuk memikirkan bagaimana ia harus menyelamatkan perusahaan.
Sang pengurus perusahaan mengusulkan agar sebagian karyawan dirumahkan
saja, sebagian lagi masihi dipekerjakan dengan ketentuan gaji para karyawan
tidak perlu dibayar penuh sembari menunggu situasi ekonomi normal seperti
tahun sebelumnya. Bagi Ramli itu tentu merupakan situasi yang sulit.

 Pertanyaannya:

Berdasrkan etika keutamaan, apa yang harus dilakukan oleh Ramli?a pula yang
perlu dipertimbangkannya dalam upaya menyelamatkan perusahaan? Sebutkan
dan jelaskan!

 Jawaban:

Pertama, Seorang manajer yang dimaksud disini adalah Ramli harus


menyusun rencana untuk mengembangkan strategi marketing, Karna Jika salah
satu pondasi bisnis itu adalah modal atau keuangan, maka ujung tombaknya ada
pada proses marketing. Pemasaran yang bagus akan membantu meningkatkan
jumlah pelanggan sekaligus keuntungan bagi perusahaan.

Setelah itu manajer harus meLakukan evaluasi marketing plan, termasuk


digital marketing strategist yang selama ini sudah dijalankan. Jika di periode
sebelumnya hanya mengandalkan digital marketing campaign melalui media
sosial, kedepannya bisa mencoba promosi di website dan Google Ads atau
memasarkan bisnis di marketplace karena prospek peningkatan penjualannya
cukup bagus. Karna Inovasi pemasaran bisa berdampak besar terhadap
perkembangan bisnis. Terlebih lagi memaksimalkan strategi digital marketing
yang jangkauan pelanggannya sangat luas. Serta Ramli harus mengambil
keputusan dengan tetap mempekerjakan karyawan dengan mempertimbangkan
berbagai hal dan dilain sisi Ramli harus memberi kebijakan untuk setiap
karyawan
2. Analisis Kasus (Hal. 158-160)
 Kasus 1

Ibu LL dan Manjer Perusahaan dari salah satu perusahaan terbuka di


Indonesia. Ibu LL adalah putri utama sekaligus pemilik perusahaan. LL sering
bepergian diluar negeri dengan alasan membuka jaringan dengan pekanggan.
Sautu hari karena adanya peraturan dari Bapepam PT ABC mendirikan divisi Audit
internal. Auditor yang bertugas melakuakn pemeriksaan terhadap laporan
keuangan PT ABC menemukan biaya yang terbesar adalah biaya marketing.
Auditor internal pun memutuskan untuk melakukan sampling acak berdasarkan
nominal yang tebesar. Ternyata biaya terbesar yang dikeluarkan bukanlah biaya
perjalanan dinas, melainkan biaya hotel bulan madu LL bersama suaminya di
Eropa.

Selama bulan madu, LL dan suaminya telah menghabiskan biaya sebesar 1


milayar rupiah untuk sewa hotel bintang lima. Hasil penelusuran auditor
berikutnya adalah pembelian hadiah untuk pelanggan dimana LL membebankan
biaya promosi sekitar 1,5 miliar untuk promosi. Setelah dilakukan penelusuran
hingga kebukit yang ada. Ternyata uang ini digunakan membeli tas merek Prada
di boutique Biotherm di Paris dan membeli kosmetik serta alat-alat elektronik dan
hadiah mahal seperti mutiara, dompet dan sebagainya untuk kepentingan diri.

 Pertanyannya:

Kalau Anda ditugaskan untuk mengaudit perusahaan PT ABC titu dengan


menggunakan salah satu model pengambilan keputusan, hal-hal apa saja yang
perlu Anda lakukan dan putuskan?

 Jawaban:

Jika saya seorang auditor dan ditugaskan membuat laporan PT.ABC maka
Keputusan yang saya ambil adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang
tepat, yang saya perlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan jika saya menemukan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum
atau menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan maka saya akan
bertanggung jawab untuk melaporkan temuan tersebut, karna Tanggung jawab
auditor terhadap laporan yang diterbitkan dapat dilihat dari rekomendasi atas
temuan yang ada.
Hal ini berarti bahwa saya sebagai auditor tidak hanya dapat menemukan
kesalahan yang ada, tetapi juga harus memberikan solusi pemecahannya Karna
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
dan saya sebagai auditor bertanggung jawab kepada kecurangan hanya sebatas
sepengetahuannya dalam proses audit, karena dalam audit laporan keuangan
tidak terdapat kewajiban untuk menelusuri kecurangan tersebut hanya sebatas
menilai dan melaporkan saja.

 Kasus 2

PT Bank Buana diputuskan untuk melakukan merger dengan PT Bank


Angkasa. Keduan bank berada di bawah satu perusahaan bewer yaitu, PT Rasyid
Lampulo yang memiliki banyak jenis perusahaan, dan salah satu bisnisnya dalam
bidang perbankan. Dari hasil audit yang dilakukan oleh sebuah Kantor Akuntan
Publik diketahui bahwa PT Bank Buana mengalami penurunan kinerja dan
bermasalah dalam pengelolaan keuangan. Dan lebih jauh pihak manajemen inti
PT Rasyid Lump mengusulkan secara serius untuk segera dan secepatnya PT
Bank Buana dimergerkan dengan PT Bank Angkasa.karena itu satu-satunya cara
untuk menyelamatkan aset perusahaan PT Bank Buana
Sebenarnya persoalan keuangan dan kondisi financial distress (kesulitan)
keuangan PT Bank Buana disebabkan oleh kesalahan dari Direktur Utama dan
manajer keukangannya yang dianggap memiliki hubungan untuk bekerja sama
saling melakukan tindakan ingin memperkaya diri sendiri. Kesalahan ini ternyata
telah menyebabkan kerugian bagi seluruh manajer lain seperti manajer
personalia, produksi dan marketing. Pada saat penggabungan akan dilakukan
maka 3 manajer lain, yang selama ini tidak merasa bersalah dan menganggap
kualifikasi mereke lebih baik dari kualifikasi manajer PT Bank Angkasa, sangat
tidak setuju jika mereka ditempaykan di bawah posisi manajer personalia,
produksi dan marketing PT Bank Angkasa.
Namun manajer PT Banak Angkasa juga menganggap diri mereka lebih
baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan 3 manajer PT Bank Buana
tersebut, kendati banyak pihak kualifikasi pendidikan dari ketiga manajer PT Bank
Buana adalah lebih tinggi dari pada manajer PT Bank Angkasa. Dan jika ketiga
manajer dari PT Bank Buanadiletakkan kedudukannya diatas para PTBank
Angkasa maka tentunya para manajer Bank Angkasa dan sangat terseinggung.
Namun kalau ketiga dari PT Bank Buana diletakkan diposisi bawah dari manajaer
PT Bank Angkasa, mereka akan malas bekerja dan bahkan lebih jauh akan bisa
menimbulkan konflik baru.
 Pertanyaannya:
1. Identifikasi masalah etis dalam kasus tersebut?
2. Gunakan salah satu pendekatan etika untuk mengambil keputusan
dalam kasus tersebut?
3. Pecahkan persoalan kasus tersebutkan dan berikan pula keputusan apa
yang sebaiknya diterapkan oleh PT Rasyid Lampulo!

 Jawaban:
1. Melanggar Prinsip No Harm
2. Persoalan etis kedua dalarn fraud adalah perusakan terhadap pihak lain. Adam
Smith menyatakan baliwa salah satu prinsip etis dalam pasar bebas adalah
prinsip no harm (tidak merusak). Prinsip ini merupakan perwujudan minimal
prinsip sikap baik. Artinya, sikap tidak merusak menuntut kita untuk tidak
melakukan kejahatan terhadap orang lain.
3. Kalau kita tidak senang dengan seseorang, prinsip etis minimalnya adalah kita
tidak mencederai orang itu atau tidak merusak barang miliknya. Dengan
menjalankan anjuran ini, kita sudah bersikap etis secara minimalis, karena kita
tidak melakukan suatu yang buruk bagi seseorang

3. Analisis Kasus (Hal. 187-188)

Contoh Kasus Koperasi dan Fraud : Purchasing

Dalam satu kasus, seorang Direktur Keuangan disebuah perusahaan


mengajukan pengunduran diri secara mendadak, karena alasan pribadi. Karena
curiga, perusahaan kemudian melakukan pemeriksaan ( riview) untuk memetakan
apakah ada hal-hal yang dilakukan mantan direktur tersebut merugikan
perusahaan. Dengan menggunakan program deteksi fraud otomatis ( automated
fraud detection program) diketahui bahwa data-data supplier (supplier master
files) mengalami perubahan. Terdapat beberapa nomor rekening ( bank account)
supplier yang diubah menajadi satu nomor rekening baru. Ditemukan juga
beberapa transaksi yang sudah dilakukan pembayarannya ke nomor rekening
baru tersebut. Setelah dilakukan prosedur investigasi, ternyata ditemukan bahwa
nomo rekening baru itu milik direktur keuangan yang baru saja mengnundurkan
diri.

 Pertanyaannya:

Analisis kasus di atas dengan memperhatikan berbagai hal tentang tanggung


jawab (a. unsur tanggungjawab, b. kadar tanggung jawab, c. waktu, dan d.
wujud tanggung jawab.
 Jawaban:

a. Unsur Tanggung Jawab, Kejujuran adalah Satu nilai yang penting dalam hidup
manusia adalah kejujuran. Dan kejujuran mengandung implikasi bagi nilai yang
lain, yakni kepercayaan. Dengan penjelasan di atas, fraud merupakan sebuah
tindakan yang bertentang an dengan kejujuran.
b. Kadar tanggung jawab Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, fraud
mengandung sebuah tindakan manipulatif atau pengelabuan demi tujuan diri
sendiri. Di dalamnya penuh dengan trik-trik yang menyimpang dari kebenaran.
Selain itu perbuatan itu penuh dengan apaya pemalsuan, pencurian, dan
penyalahgunaan dan tindakan fiktif yang menyembunyikan kewajiban yang
sebenarnya. Semua ini jelas merupakan antikejujuran. Inilah problem etis
pertama fraud.
c. Wujud tanggung jawab, Direktur Keuangan Seharusnya melakukan fungsi
identifikasi risiko dan penilaian dampak potensial perusahaan. Adapun beberapa
hal yang sangat memengaruhi kalkulasi ini antara lain fluktuasi dan perubahan
perdagangan. Direktur Keuangan menjadi ujung tombak kondisi finansial
perusahaan.

4. Analisis Kasus (Hal. 205-206)

Anton adalah seorang auditor d satu perusahaan. Suatu saat, ia ditugaskan


oleh atasannya untuk mengaudit suatu perusahaan, yang di dalamnya keluarga
iparnya memiliki saham dan kepemilikan saham justru terbesar dikeluarganya.
Anton pun menjalankna tugasnya. Setelah melakukan audit, ia menemukan
berbagai macam kekeliruan dalam pelaporan keuangan dan pelaporan yang
keliru itu berdampak kinerja perusahaan.

 Pertanyaannya:
1. Apa yang harus dilakukan Anton untuk menghayati independensi
dalam menajalankan tugasnya?
2. Dari sejumlah ancaman, ancaman independensi manakah yang
paling menonjol dalam kasus ini?
3. Kalau Anda sebagai auditor perofesional, apa yang Anda harus
lakukan dalam mengatasi ancaman itu? Jelaskan jawaban Anda!

 Jawaban:
1. Anton merupakan seorang audit jadi ia memiliki tanggung jawab untuk
mendeteksi adanya kekeliruan, dan melakukan suatu pemeriksaan dengan
seksama Karna selain tanggung jawab moral profesi dan independensi,
akuntan profesional juga harus menunjukkan integritas dalam
menjalankan tugas-tugasnya dan Sebagai penghayatan terhadap
integritas, akuntan menghindari diri dari pembuatan laporan palsu, lepas
dari konflik kepentingan, dan menyadari bahaya dari relativisme industrial
yang menolak kehadiran etika dalam profesi akuntansi.
2. Ancaman yang paling menonjol dalam kasus ini adalah Karna kepemilikan
saham terbesar dikeluarganya dimana dia menemukan kekeliruan
pelaporan yang berdampak terhadap kinerja perusahaan.
3. Jika saya berperan sebagai auditor dalam kasus ini maka saya akan
mengikuti Standar profesional akuntan publik mewajibkan auditor
bersikap independen yang berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, dalam rangka
menjalankan tugasnya.
5. Analisis Kasus (Hal. 222-225)
 Kasus 1

Pada mei 2018, PT Sunprima Nusantara pembiayaan (NSP Finance)


menjadi soroton otoritas keuangan dan publik. Perusahaan pembiayaan berumur
kurang lebih 18 tahun ini ternyata berada diambang kepailitan. Perusahaan
pembiayaan yang berada dibawah naungan Colombia Group tersebut diatas
kertas terlihat kondisi baik-baik saja. Rating utang perseroan sempat
mendapatkan rating A atau stabil dari pefindo pada maret 2018. Namun, kondisi
perusahaan berubah 180 derajat. Rating utang perseroan berubah dari stabil
menjadi selektivedefault (SD) pada 9 mei 2018 lantaran salah satu kupon
Medium Tern Notes (MTN) yang diterbitkan SNP gagal bayar.

Imbasnya, otoritas jasa keuangan (OJK) membekukan kegiatan usaha SNP


karena perseroan gagal membayar bunga MTN senial Rp 6,75 miliar pada 14 mei
2018 melalui surat Deputi Komisiuner Pengawas IKNB II No S-247/NB.2/2018.

Diduga pihak SNP Finance tidak menyampaikan laporan keuangan dengan


benar alias fiktif, sehingga perusahaan pemeringkat dan auditor tidak
mengeluarkan peringatan atau warning sebelum gagal bayar terjadi. Persoalan
laporan keuangan ini sangat fital dan sering kali menjadi keruetanbagi sebuah
perusahaan bila tak dikelola dengan baik. PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
mencoba mengambil upaya mirigasi, yakni mengusulkan agar direktur keuangan
selaku penyelenggara laporan keuangan wajib memiliki sertifikat sebagai pihak
yang diaudit (auditee). BEI menilai sertifikat terhadap audite cukup penting
untuk meminimalisir kesalahan dalam pelaporan kinerja keuangan. Selain itu, BEI
mengusulkan kriteria dari sertifikasi itu, yakni independen dan tidak memiliki
ikatan keluarga. Usul dari BEI ini mendapatkan dukungan dari Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Dunia usaha juga turut mendukung agar direktur keuangan
memiliki standar dan kompetensi khusus dalam membuat laporan keuangan.
“Saya pikir penyusun laporan keuangan, terutama sektor keuangan memang
perlu ada standar kompetensinya. Apalagi kasus (fraud) disektor itu juga masih
sering terjadi”. Kaya Haryadi Sukambdani, Ketuan Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) kepada Tirto. (Sumber; Tirto.id, 21 Juni 2018.)

 Pertanyaannya:

Tunjukkanlah bagaimana integritas dan objektivitas di praktikan dalam kasus


tersebut!
 Jawaban:

Pada kasus ini, pihak akuntan publik dari SNP Finance tidak menerapkan
prinsip integritas. Alasannya adalah karena selama mengaudit laporan keuangan
SNP Finance, mereka memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian meskipun
pada realitanya mereka tidak mengetahui kondisi laporan keuangan SNP Finance
yang telah dimanipulasi oleh pihak para direksi dan manajer SNP Finance atau
bisa dibilang pihak akuntan publik tidak mempunyai itikad buruk. Sedangkan,
pihak para direksi dan manajer SNP Finance juga tidak menerapkan prinsip
integritas karena memberikan pendapat tidak wajar dengan melakukan
manipulasi dan merekayasa laporan keuangan perusahaan.

Pada kasus ini, pihak akuntan publik tidak menerapkan objektivitas karena
tidak dapat mendeteksi kecurangan pemalsuan dokumen keuangan perusahaan
yang dilakukan oleh para direksi dan manajer SNP Finance. Sedangkan, pihak
perbankan juga tidak menerapkan objektivitas karena tidak melakukan analisa
atas laporan keuangan dan informasi lain secara tersendiri, dan langsung
mempercayai suatu perusahaan dalam memberikan kreditnya yang hanya
karena reputasinya baik dan telah beroperasi dalam periode yang cukup lama.

 Kasus 2

TRIBUNJATENG.COM --Masyarakat Indonesia kembali dikagetkan dengan


tujuh orang yang diduga terlibat korupsi melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT)
oleh KPK menjelang Ramadhan tahun 2017. OTT terkait kasus suap yang
melibatkan pejabat Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggi dan
Transmigrasi (PDTT) dan pejabat serta auditor Badan Pemeriksa Keungan (BPK)
RI.

Kasus dugaan suap tersebut terkait pemberian Opini Wajar Tanpa


Pengecualian (WTP) oleh BPK RI terhadap laporan keuangan Kemendes PDTT
tahun anggaran 2016. Peristiwa memalukan ini merupakan tamparan bagi
Pemerintah Joko Widodo (Jokowi), apalagi melibatkan kementrian serta lembaga
pemeriksa negara yang seharusnya menjaga etika, integritas, objektivitas dan
kehati-hatian profesional.

Praktik suap terhadap auditor BPK RI bukanlah kali pertama terjadi. Sudah
bukan rahasia umum meskipun sulit dibuktikan. Tujuannya, agar proses audit
tidak dipersulit, selain itu, tidak jarang auditor memperoleh fasilitas yang
berlebih. Selainmendapat uang suap atau uang lebih, mereka kadang diinapkan
di hotel mewah hingga disediakan berbagai kebutuhan sesuai permintaan.
Jika kasus suap auditor BPK RI terungkap, jumlahnya masih relatif sedikit.
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) sejak 2005 – 2007, setidaknya
terdapat 6 kasus suap melibatkan 23 auditor BPK. Sebanyak 4 kasus suap terkait
mendapatkan opini BPK atas laporan hasil pemeriksaan keuangan, 1 kasus suap
untuk mengubah hasil temuan BPK, dan 1 kasus suap agar mengesampingkan
temuan BPK yang mencurigakan (Emerson Yuntho, 2007). Kasus untuk
mendapatkan opini BPK berupa WTP adalah tujuan dari banyak pihak terutama
kementrian/lembaga atau pemprov/pemkot/pemkab untuk melakukan penyuapan
atau apa pun jenisnya. Apalagi di zaman Pemerintahan Jokowi menargetkan pada
2015 opini WTP dilingkungan pemerintah mencapai 60% dan pada tahun 2017
mencapai 100%.

Hasil WTP masih dianggap suatu pencapaian yang prestise bagi pejabat
kementrian/lembaga atau pemprov/pemkot/pemkab serta memberikan presepsi
positif bahwa pemerintahan maupun keuangannya telah dikelola secara
akuntabel, transparan dan terbatas dari korupsi. Esensi pemberian WTP
sebenarnya ingin melihat apakah laporan keuangan yang disajikan wajar dan
telah sesaui dnegan standar akuntansi pemerintah.

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan


komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para
auditor dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk
bersedia mengorbankan diri. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena
auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan
benturan-benturan kepentingan. Jika auditor tunduk pada tekanan atau
permintaan tersebut, maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada
prinsip-prinsip etika yang dianut oleh profesi.

Seorang auditor harus selalu memupuk dan menjaga kewaspadaannya agar


tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang membawanya ke dalam
pelanggaran prinsi-prinsip etika umum dan etika profesi. Etis yang tinggi, mampu
mengenali situasi-situasi yang mengandung etis-etis sehingga memungkinkan
untuk memngambil keputusan atau tindakan yang tepat. Auditor banyak
menghadapi dilema etika dalam melaksanakan tugasnya. Bernegosiasi dengan
auditan jelas merupakan dilema etika. Ada beberapa alternatif pemecahan dilema
etika, tetapi harus berhati-hati untuk menghindari cara yang merupakan
rasionalisasi perilaku tidak beretika.

 Pertanyaannya:

Dari prinsip integritas dan objektivas apa masalah utama dalam kasus diatas?
Jelaskan!

 Jawaban:
6. Analisis Kasus (Hal. 267-268)

Bapak Andika adalah seorang manajer pemasaran di sebuah perusahaan


rokok. Dalam melakukan pekerjaannya pihak pimpinan pusat menganggapbahwa
hasil kerja dari bapak Andika lumayan. Apalagi dia suadah bekerja di PT Rokok
Nusantara selama 14 tahun. Namun, ada hal yang tidak diketahui oleh pihak
pimpinan pusat, tindakan bapak Andika dalam berbuat curang, yaitu sering
menjual hadiah rokok kepada para pedagang dan beberapa kafe lain yang
membutuhkannya., padahal yang namanya hadiah tidak boleh dijual, tetapi harus
diberikan sebagai bukti hubungan baik antara pihak perusahaan dengan para
pedagang. Memang hadiah tersebut tidak semua dijual, hanya 50% dari total
yang ada. Selama ini, pihak pedagang tidak ada yang complain karena bagi mereka
jenis rokok dari PT Rokok Nusantara termasuk jenis rokok yang banyak diminati
dan selalu laris. Jadi, para pedagang selama ini sduah mendapat untung besar
dari penjualan roko PT Rokok Nusantara.

Sebenarnya perbuatan bapak Andika ini tidak disetujui oleh beberap


karyawan, namun mereka cenderung lebih diam, karena bisa saja jika mereka
melapor malah akan dipecat. Ini memungkinkan karena manajer marketing
memiliki wewenang besar untuk melakukan itu. Berdasarkan kondisi ini, bapak
Andika sudah mengetahui ada beberapa karyawan yang tidak setuju atas
tindakannya, sehingga untuk menutupi kejahatannya ia berencana menerima
karyawan baru yang berasal dari lingkungan keluarganya juga, yaitu Hartono.
Hartono dikenal sebagai orang yang memiliki sifat yang sama dengan Andika,
yaitu menyukai korupsi yang sulit di deteksi. Dan memang salah satu tujuan
bapak Andika menerima Hartono, karena ia ingin membangun manajemen yang
rapi dalam bidang korupsi. (Sumber: Irham Fahmi, (20130. Etika Bisnis, Teori,
Kasus dan Solusi, Alfabeta; Jakarta, blm. 179.)

 Pertanyaannya:

Jika Anda ditempatkan di posisi karyawan dan anda mengetahui kejadian di atas
adalah perbuatan yang salah, apa yang Anda harus lakukan?

 Jawaban:

Bentuk fraud yang lain adalah melakukan promosi suatu produk yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang
dipromosikan sangat berbeda dengan apa yang sesungguhnya, Fraud yang lain
adalah mengambil barang tester dan hadiah untuk menjadi milik pribadi. Jika
posisinya saya sebagai karyawan maka sebaiknya saya akan mencoba menegur
tetapi jika kesalahan dilakukan secara terus menerus maka saya akan segera
memberitahukan adanya kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan kepada Pihak
Atasan di PT.Rokok Nusantara agar pak Andikasebagai seorang manajer dan
hartono sebagai karyawan memiliki kesempatan untuk memperbaikinya atau
menerima resiko atas semua apa yang sudah dilakukan dan
mempertanggungjawabkannya, Karna jika terus dibiarkan dantidak ada tindakan
maka akan berdampak pada perusahaan
7. Analisis Kasus (Hal. 286-287)

Bapak Herianto adalah seorang karyawan yang berusia 30 tahun. Dia baru
2 tahun bekerja di suatu perusahaan. Setelah 2 tahun ia menikah. Setelah empat
tahun berkeluarga, ia mempunyai tiga anak perempuan. Sementara istrinya
bekerja di sebuah rumah sakit. Karena tidak mau kalah dengantetangganya yang
mempunyai rumah bagus dan kendaraan, Herianto berencana mengambil kredit
rumah dan kredit mobil. Agar pengajuannya ke pihak bank diterima, Herianto
menghubungi Hadi. Dari hasil analisa departeman sumber daya manusia
diketahui bahwa kemampuan membayar cicilan kredit tidak mencukupi dari
gajinya. Ia meminta kepada staf SDM, Hadi yang juga adalah keponakannya
untuk mengeluarkan daftra gaji yang fiktif, yakni tiga kali lipat dari gaji yang
sebenarnya. Daftra gaji fiktif ini akan dia berikan kepada pihak auditor sebagai
dasar untuk menyetujui pengajuan kredit rumah dan mobilnya. Hadi pun
mengeluarkannya. Dan jadilah Ahyar Awal mengajukannya dan kredit mobil dan
rumahnya pun diterima. Ccilan pertama, kedua dan ketiga masih bisa dibayar,
karena ditambah dengan tabungan istrinya. Tetapi pelunasan cicilan keempat
sudah mulai ngadat. Lalu ia menghubungi bagian penagihan, Hendra yang
kebetulan juga anak adik iparnya. Mereka sepakat bahwa Amal hanya membayar
setengah, tetapi biaya yang lain diambil dari pembayaran kredit yang lain. Jadi,
seoalah-olah Amal membayar penuh, padahal setengahnya diambil dari bayaran
orang lain.

 Pertanyaannya:
1. Masalah etis apakah yang muncul dalam fraud ini?
2. Kalau Anda dalam pimpinan Ayar dan Hadi, apa yang Anda harus lakukan?
3. Apakah tindakan Ayar dan Hadi, serta Hendra?

 Jawaban:
1. Masalah etis dalam fraud ini Adalah mengenai penyalahgunaan Melampaui
wewenang, dimana Hadi dan ayar mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dilakukan melampaui jabatan atau wewenang. Dan
penyalahgunaan kekuasaan, dalam bentuk "penyimpangan dalam
jabatan" atau "pelanggaran resmi" adalah tindakan yang melanggar
hukum, yang dilakukan dalam kapasitas resmi, yang memengaruhi kinerja
tugas-tugas resmi.
2. Jika saya diposisi mereka maka saya akan tetap profesional menjalankan
pekerjaan dan bersikap independen yang berarti yang tidak mudah
dipengaruhi. tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun,
dalam rangka menjalankan tugas.
3. Tindakan mereka membuat manipulasi data dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau wewenang yang dimana itu merupakan kesalahan yang
sangat fatal.

Anda mungkin juga menyukai