“Analisis Kasus”
Oleh
FAKULTAS EKONOMI
BAU-BAU
2022
1. Analisis Kasus (Hal. 127-128)
Pertanyaannya:
Berdasrkan etika keutamaan, apa yang harus dilakukan oleh Ramli?a pula yang
perlu dipertimbangkannya dalam upaya menyelamatkan perusahaan? Sebutkan
dan jelaskan!
Jawaban:
Pertanyannya:
Jawaban:
Jika saya seorang auditor dan ditugaskan membuat laporan PT.ABC maka
Keputusan yang saya ambil adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang
tepat, yang saya perlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan jika saya menemukan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum
atau menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan maka saya akan
bertanggung jawab untuk melaporkan temuan tersebut, karna Tanggung jawab
auditor terhadap laporan yang diterbitkan dapat dilihat dari rekomendasi atas
temuan yang ada.
Hal ini berarti bahwa saya sebagai auditor tidak hanya dapat menemukan
kesalahan yang ada, tetapi juga harus memberikan solusi pemecahannya Karna
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
dan saya sebagai auditor bertanggung jawab kepada kecurangan hanya sebatas
sepengetahuannya dalam proses audit, karena dalam audit laporan keuangan
tidak terdapat kewajiban untuk menelusuri kecurangan tersebut hanya sebatas
menilai dan melaporkan saja.
Kasus 2
Jawaban:
1. Melanggar Prinsip No Harm
2. Persoalan etis kedua dalarn fraud adalah perusakan terhadap pihak lain. Adam
Smith menyatakan baliwa salah satu prinsip etis dalam pasar bebas adalah
prinsip no harm (tidak merusak). Prinsip ini merupakan perwujudan minimal
prinsip sikap baik. Artinya, sikap tidak merusak menuntut kita untuk tidak
melakukan kejahatan terhadap orang lain.
3. Kalau kita tidak senang dengan seseorang, prinsip etis minimalnya adalah kita
tidak mencederai orang itu atau tidak merusak barang miliknya. Dengan
menjalankan anjuran ini, kita sudah bersikap etis secara minimalis, karena kita
tidak melakukan suatu yang buruk bagi seseorang
Pertanyaannya:
a. Unsur Tanggung Jawab, Kejujuran adalah Satu nilai yang penting dalam hidup
manusia adalah kejujuran. Dan kejujuran mengandung implikasi bagi nilai yang
lain, yakni kepercayaan. Dengan penjelasan di atas, fraud merupakan sebuah
tindakan yang bertentang an dengan kejujuran.
b. Kadar tanggung jawab Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, fraud
mengandung sebuah tindakan manipulatif atau pengelabuan demi tujuan diri
sendiri. Di dalamnya penuh dengan trik-trik yang menyimpang dari kebenaran.
Selain itu perbuatan itu penuh dengan apaya pemalsuan, pencurian, dan
penyalahgunaan dan tindakan fiktif yang menyembunyikan kewajiban yang
sebenarnya. Semua ini jelas merupakan antikejujuran. Inilah problem etis
pertama fraud.
c. Wujud tanggung jawab, Direktur Keuangan Seharusnya melakukan fungsi
identifikasi risiko dan penilaian dampak potensial perusahaan. Adapun beberapa
hal yang sangat memengaruhi kalkulasi ini antara lain fluktuasi dan perubahan
perdagangan. Direktur Keuangan menjadi ujung tombak kondisi finansial
perusahaan.
Pertanyaannya:
1. Apa yang harus dilakukan Anton untuk menghayati independensi
dalam menajalankan tugasnya?
2. Dari sejumlah ancaman, ancaman independensi manakah yang
paling menonjol dalam kasus ini?
3. Kalau Anda sebagai auditor perofesional, apa yang Anda harus
lakukan dalam mengatasi ancaman itu? Jelaskan jawaban Anda!
Jawaban:
1. Anton merupakan seorang audit jadi ia memiliki tanggung jawab untuk
mendeteksi adanya kekeliruan, dan melakukan suatu pemeriksaan dengan
seksama Karna selain tanggung jawab moral profesi dan independensi,
akuntan profesional juga harus menunjukkan integritas dalam
menjalankan tugas-tugasnya dan Sebagai penghayatan terhadap
integritas, akuntan menghindari diri dari pembuatan laporan palsu, lepas
dari konflik kepentingan, dan menyadari bahaya dari relativisme industrial
yang menolak kehadiran etika dalam profesi akuntansi.
2. Ancaman yang paling menonjol dalam kasus ini adalah Karna kepemilikan
saham terbesar dikeluarganya dimana dia menemukan kekeliruan
pelaporan yang berdampak terhadap kinerja perusahaan.
3. Jika saya berperan sebagai auditor dalam kasus ini maka saya akan
mengikuti Standar profesional akuntan publik mewajibkan auditor
bersikap independen yang berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, dalam rangka
menjalankan tugasnya.
5. Analisis Kasus (Hal. 222-225)
Kasus 1
Pertanyaannya:
Pada kasus ini, pihak akuntan publik dari SNP Finance tidak menerapkan
prinsip integritas. Alasannya adalah karena selama mengaudit laporan keuangan
SNP Finance, mereka memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian meskipun
pada realitanya mereka tidak mengetahui kondisi laporan keuangan SNP Finance
yang telah dimanipulasi oleh pihak para direksi dan manajer SNP Finance atau
bisa dibilang pihak akuntan publik tidak mempunyai itikad buruk. Sedangkan,
pihak para direksi dan manajer SNP Finance juga tidak menerapkan prinsip
integritas karena memberikan pendapat tidak wajar dengan melakukan
manipulasi dan merekayasa laporan keuangan perusahaan.
Pada kasus ini, pihak akuntan publik tidak menerapkan objektivitas karena
tidak dapat mendeteksi kecurangan pemalsuan dokumen keuangan perusahaan
yang dilakukan oleh para direksi dan manajer SNP Finance. Sedangkan, pihak
perbankan juga tidak menerapkan objektivitas karena tidak melakukan analisa
atas laporan keuangan dan informasi lain secara tersendiri, dan langsung
mempercayai suatu perusahaan dalam memberikan kreditnya yang hanya
karena reputasinya baik dan telah beroperasi dalam periode yang cukup lama.
Kasus 2
Praktik suap terhadap auditor BPK RI bukanlah kali pertama terjadi. Sudah
bukan rahasia umum meskipun sulit dibuktikan. Tujuannya, agar proses audit
tidak dipersulit, selain itu, tidak jarang auditor memperoleh fasilitas yang
berlebih. Selainmendapat uang suap atau uang lebih, mereka kadang diinapkan
di hotel mewah hingga disediakan berbagai kebutuhan sesuai permintaan.
Jika kasus suap auditor BPK RI terungkap, jumlahnya masih relatif sedikit.
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) sejak 2005 – 2007, setidaknya
terdapat 6 kasus suap melibatkan 23 auditor BPK. Sebanyak 4 kasus suap terkait
mendapatkan opini BPK atas laporan hasil pemeriksaan keuangan, 1 kasus suap
untuk mengubah hasil temuan BPK, dan 1 kasus suap agar mengesampingkan
temuan BPK yang mencurigakan (Emerson Yuntho, 2007). Kasus untuk
mendapatkan opini BPK berupa WTP adalah tujuan dari banyak pihak terutama
kementrian/lembaga atau pemprov/pemkot/pemkab untuk melakukan penyuapan
atau apa pun jenisnya. Apalagi di zaman Pemerintahan Jokowi menargetkan pada
2015 opini WTP dilingkungan pemerintah mencapai 60% dan pada tahun 2017
mencapai 100%.
Hasil WTP masih dianggap suatu pencapaian yang prestise bagi pejabat
kementrian/lembaga atau pemprov/pemkot/pemkab serta memberikan presepsi
positif bahwa pemerintahan maupun keuangannya telah dikelola secara
akuntabel, transparan dan terbatas dari korupsi. Esensi pemberian WTP
sebenarnya ingin melihat apakah laporan keuangan yang disajikan wajar dan
telah sesaui dnegan standar akuntansi pemerintah.
Pertanyaannya:
Dari prinsip integritas dan objektivas apa masalah utama dalam kasus diatas?
Jelaskan!
Jawaban:
6. Analisis Kasus (Hal. 267-268)
Pertanyaannya:
Jika Anda ditempatkan di posisi karyawan dan anda mengetahui kejadian di atas
adalah perbuatan yang salah, apa yang Anda harus lakukan?
Jawaban:
Bentuk fraud yang lain adalah melakukan promosi suatu produk yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang
dipromosikan sangat berbeda dengan apa yang sesungguhnya, Fraud yang lain
adalah mengambil barang tester dan hadiah untuk menjadi milik pribadi. Jika
posisinya saya sebagai karyawan maka sebaiknya saya akan mencoba menegur
tetapi jika kesalahan dilakukan secara terus menerus maka saya akan segera
memberitahukan adanya kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan kepada Pihak
Atasan di PT.Rokok Nusantara agar pak Andikasebagai seorang manajer dan
hartono sebagai karyawan memiliki kesempatan untuk memperbaikinya atau
menerima resiko atas semua apa yang sudah dilakukan dan
mempertanggungjawabkannya, Karna jika terus dibiarkan dantidak ada tindakan
maka akan berdampak pada perusahaan
7. Analisis Kasus (Hal. 286-287)
Bapak Herianto adalah seorang karyawan yang berusia 30 tahun. Dia baru
2 tahun bekerja di suatu perusahaan. Setelah 2 tahun ia menikah. Setelah empat
tahun berkeluarga, ia mempunyai tiga anak perempuan. Sementara istrinya
bekerja di sebuah rumah sakit. Karena tidak mau kalah dengantetangganya yang
mempunyai rumah bagus dan kendaraan, Herianto berencana mengambil kredit
rumah dan kredit mobil. Agar pengajuannya ke pihak bank diterima, Herianto
menghubungi Hadi. Dari hasil analisa departeman sumber daya manusia
diketahui bahwa kemampuan membayar cicilan kredit tidak mencukupi dari
gajinya. Ia meminta kepada staf SDM, Hadi yang juga adalah keponakannya
untuk mengeluarkan daftra gaji yang fiktif, yakni tiga kali lipat dari gaji yang
sebenarnya. Daftra gaji fiktif ini akan dia berikan kepada pihak auditor sebagai
dasar untuk menyetujui pengajuan kredit rumah dan mobilnya. Hadi pun
mengeluarkannya. Dan jadilah Ahyar Awal mengajukannya dan kredit mobil dan
rumahnya pun diterima. Ccilan pertama, kedua dan ketiga masih bisa dibayar,
karena ditambah dengan tabungan istrinya. Tetapi pelunasan cicilan keempat
sudah mulai ngadat. Lalu ia menghubungi bagian penagihan, Hendra yang
kebetulan juga anak adik iparnya. Mereka sepakat bahwa Amal hanya membayar
setengah, tetapi biaya yang lain diambil dari pembayaran kredit yang lain. Jadi,
seoalah-olah Amal membayar penuh, padahal setengahnya diambil dari bayaran
orang lain.
Pertanyaannya:
1. Masalah etis apakah yang muncul dalam fraud ini?
2. Kalau Anda dalam pimpinan Ayar dan Hadi, apa yang Anda harus lakukan?
3. Apakah tindakan Ayar dan Hadi, serta Hendra?
Jawaban:
1. Masalah etis dalam fraud ini Adalah mengenai penyalahgunaan Melampaui
wewenang, dimana Hadi dan ayar mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dilakukan melampaui jabatan atau wewenang. Dan
penyalahgunaan kekuasaan, dalam bentuk "penyimpangan dalam
jabatan" atau "pelanggaran resmi" adalah tindakan yang melanggar
hukum, yang dilakukan dalam kapasitas resmi, yang memengaruhi kinerja
tugas-tugas resmi.
2. Jika saya diposisi mereka maka saya akan tetap profesional menjalankan
pekerjaan dan bersikap independen yang berarti yang tidak mudah
dipengaruhi. tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun,
dalam rangka menjalankan tugas.
3. Tindakan mereka membuat manipulasi data dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau wewenang yang dimana itu merupakan kesalahan yang
sangat fatal.