Anda di halaman 1dari 5

UAS

AUDITING 1

OLEH:
NI KETUT ERNA KARTIKA LESTARI
1717051107
4A

JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI


PRODI AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
UAS AUDITING 1

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kasusu suap kepada auditor BPK demi opini
WTP, jelaskan?

Jawaban:

Saya melihat kasus yang di paparkan sangat mengecewakan diamana nama dari
“AUDITOR BPK” sangat tercoreng oleh kelakuan salah satu anggota Auditor BPK
yang diduga menerima suap atau imbalan berupa sejumlah uang untuk bisa memberikan
opini WTP kepada Kemendes PDTT. Kedua pihak ini baik pihak Auditor BPK maupun
penyuap (Irjen Kemendes PDTT) sangat bersalah atas dugaan suap tersebut,
dikarenakan dari pihak auditor seharusnya bisa lebih bijak menangani hal seperti itu dan
tidak mudah tergiur akan imbalan yang di berikan karena yang seharusnya dalam
pemeriksaan keuangan oleh pihak BPK harus seuai berdasarkan SAP, pengungkapan
yang cukup, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efetivitas sistem
pengendalian intern. Selain itu pasal-pasal dalam SAP yang di gunakan sebagai kriteria
penentu dalam pemberian opini harus dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh dengan
mempertimbangkan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan prasyarat
normatif yaitu relevan, handal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Professional
judgemen yang di lakukan auditor BPK akan bisa berada pada jurang yang lebar, pada
saat kompetensinya tidak memenuhi standar yang di syaratkan, maka dari itu dalam
memahami permasalahan pengelolaan keuangan negara/daertah menjadi penting agar
aturan yang berlaku bisa di tafsirkan dalam substansi bahasa yang sama dengan penyaji
laporan keuangan (auditor). Selain itu yang sangat perlu di tekankan adalah etika profesi
oleh auditor karena begitu pentingnya yang akan membawa nama baik, jika seorang
auditor saja tidak bisa menjaga nama baiknya sebagai seorang auditor apalagi auditor
BPK maka klienn maupun orang di sekitarpun akan memiliki persepsi yang negatif
setiap kegiatan yang dilakukan. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena
auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan
benturan-benturan kepentingan. Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan
panduan bagi para auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan
dalam mengambil keputusan-keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau
permintaan tersebut. Maka dari itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan
menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang
membawanya kedalam pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum dan etika
profesi, etis yang tinggi, mampu mengenalisituasi-situasi yang mengandung isu-isu etis
sehingga memungkinkannya untuk mengambilkeputusan atau tindakan yang tepat. Dan
juga pejabat PDTT seharusnya tidak melakukan suap seperti yang sudah di paparkan
pada kasus hanya untuk mencari WTP hingga menyuap auditor BPK, jika dalam
pengelolaan keuangan yang di lakukan sudah memenuhi syarat dan ketentuan dan tidak
adanya mengelolaan keuangan yang sembarangan tanpa adanya pencatatan yang benar,
opini WTP pasti akan di peroleh, karena dalam pemberian WTP oleh auditor BPK tidak
semudah itu karena banyak melewati prroses.

2. Dalam kasus tersebut pihak mana yang paling bertanggung jawab, pihak klien atau
pihak auditor BPK? Jelaskan pendapat anda!

Jawaban:

Jika di lihat dari kasus yang sudah di paparkan pihak yang bertanggung jawab akan
kasus tersebut adalah kedua belah pihak dimana kedua belah pihak tersebut adalah
masalah utama , tetapi jika yang paling bertanggung jawab menurut saya adalah pihak
auditor dimana seharusnya dari pihak auditor lebih bijak dalam menangani kasus seperti
itu agar bisa mempertahankan nama baik. Seperti yang sudah saya jabarkan pada
jawaban sebelumnya dimana etika profesi itu begitu penting, terutama bagi yang
memiliki profesi seperti auditor dimana dalam auditor tedapat Professional judgemen
yang harus di lakukan, jika opini yang di berikan tidak sesuai dengan hasil penyelidikan
maka bisa menjadikan jurang yang begitu berbahaya bagi auditor itu sendiri. Kode etik
atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional
dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan
sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut.

3. Mengapa opini auditor terhadap pelaporan keuangan menjadi suatu yang penting
saat ini? Apakah memberikan kebijakan insentif kepada instansi yang
memperoleh opini WTP dari menteri keuangan itu merupakakan hal yang baik
atau malah sebaliknya? Jelaskan!

Jawaban:

Untuk saat ini opini auditor terhadap pelaporan keuangan begitu penting ini di
karenakan terkait dengan targetpemerintah pada tahun 2015 opini WTP harus mencapai
60%, selain dari adanya insentif yang di berikan oleh menteri keuangan berupa uang
miliyaran rupiah atas diperolehnya opini WTP. Jika di pertanyakan apakah tindakan
pemberian insentif ini baik di lakukan atau malah berdampak buruk, menurut saya ini
ada dampak baik dan burunya dimana dampak baiknya banyak instansi yang mulai
gencar memperbaiki pengelolaan keuangannya agar laporan keuangan yang nantinya di
periksa oleh pihak auditor BPK tidak ada masalah sehingga akan di berikan opini WTP
selain dari pemenuhan target pemerintah atas terpenuhnya opini WTP 60% pada tahun
2015, insentif yang di berikan juga sangat menggiyurkan. Dampak buruknya seperti
pada kasus yang sudah di paparkan dimana pihak instansi ytang tidak bertanggung
jawab menghalalkan segala cara agar mendapatkan opini WTP oleh auditor agar
mendapatkan insentif miliyaran rupiah yang di berikan oleh menteri keuangan.

4. Jika anda adalah auditor BPK, apa yang anda lakukan jika berada dalam kondisi
tersebut? Jelaskan!

Jawaban:

Jika saya menjadi auditor BPK seperti dalam kasus yang di paparkan saya dengan tegas
pasti akan menolak suap tersebut karena selain dari etika profesi yang harus saya patuhi
selalu dan saya terapkan, juga terhadap sumpah jabatan yang saya harus ingat dan
laksanakan, dan prinsip diri yang harus saya tetap pegang adalah “Lebih baik terelkihat
sombong karena kebenaran daripada terlihat baik karena keburukan”.

5. Bagaimana solusi yang diperlukan untuk maslaah seperti itu? Sebut dan jelaskan!

Jawaban:

Solusi yang bisa saya berikan adalah dari pihak kementrian keuangan lebih bijak dalam
penerapan kebijakan seperti pemberian insentif yang bisa berdampak baik atau bahkan
buruk seperti yang di paparkan dalam kasus tersebut. Untuk para insttansi-instansi
terkait jangan melakukan segala cara hanya untuk mendapat keuntungan sepihak yang
hal itu bisa saja menjadi ancaman yang serius intuk pribadi dan instansi terkait, lakukan
apa yang patutnya di lakukan dan benahi pola tindakan agar tidak menjadi ancaman.
Untuk Auditor BPK solusi yang bisa saya berikan perbaiki sikap, mental dan mulai
memperbaiki diri, jika masih ingin memiliki nama baik di mata masyarakat mulai
terapkan etika profesi sebgai auditor dengan baik. Dan untuk kasus tersebut solusi saya
harus tetap di tindak sesai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku agar bisa
menjadi tolak ukur terhadap instansi maupun auditor lain agar tidak melakukan tindakan
yang sama.

Anda mungkin juga menyukai