Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

JAWABAN KASUS-KASUS ETIKA BISNIS DAN PROFESI

OLEH :

LUH GEDE JAYANTI MEKAR SARI

1617051035

6A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM S1

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2019
KASUS 1

PEMERINTAH MENGABAIKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN?

(Halaman 147)

a. Menurut Anda, apakah ada hubungan antara etika dengan lingkungan

hidup? Jawab :

Ada, hubungan antara etika dan lingkungan hidup dikarenakan perilaku

manusia yang berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta isinya, bukan

hanya menentukan keberadaan umat manusia saja. Etika bisnis berkaitan

dengan lingkungan karena bisnis berada di dalam lingkungan. Etika bisnis

dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika

bisnis. Lingkungan dibagi menjadi lingkungan intern dan ekstern.

Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku

bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan,

sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan

bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku

bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. Lingkungan intern meliputi

tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan ekstern yang

mempengaruhi etika dalam bisnis yaitu lingkungan mikro dan lingkungan

makro. Lingkungan mikro yaitu pemerintah, pesaing, publik, dan konsumen.

Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik, dan sosial budaya.


b. Konsep-konsep etika apa saja yang dapat Anda terapkan untuk kasus

lingkungan di atas ?

Jawab :

Konsep etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan

hanya dinilai dari sudut pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang

nonmanusia seperti Tumbuhan, Hewan, dan benda-benda bumi

nonorganisme lainnya sebagai satu kesatuan sistem lingkungan.

c. Menurut Anda, benarkah pemerintah tidak peduli terhadap kerusakan

lingkungan ? Berikan fakta-fakta lain yang Anda ketahui untuk mendukung

pendapat Anda !

Jawab :

Dalam kasus ini, pemerintah kurang peduli terhadap kerusakan lingkungan

yang terjadi, kesimpulan ini didapatkan dengan diterbitkannya keputusan

Menteri Negara ESDM nomor 42.K/30.00/djb/2008 yang memperpanjang

izin kontruksi MSM. Hal ini memberikan kesan bahwa ESDM tidak ingin

Kegiatan MSM untuk dihalangi.

d. Seandainya perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining menggunakan

analisis dampak lingkungan, apa saja yang harus dipertimbangkan dalam hal

ini.?

Jawab :
Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah penyusunan rencana

pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup agar dapat menjaga

lingkungan dari operasi proyek yang dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan.

e. Apakah ada hubungan analisis dampak lingkungan di atas dengan stakeholder

dan Corporate Social Responsibility? Jelaskan

Jawab :

Landasan pokok CSR dalam isu lingkungan hidup meliputi tidak melakukan

pencemaran, tidak berkontirbusi dengan perubahan iklim, tidak

berkontribusi dalam limbah, dll. Oleh karena itu, hubungan dengan AMDAL

diatas adalah melindungi lingkungan dengan tidak melakukan pencemaran.

f. Bila ingin mengaitkan suatu proses keputusan atau tindakan dengan prinsip-

prinsip etika bisnis atau kode etik profesi, tunjukkan dan jelaskan prinsisp-

prinsip mana atau unsur kode etik yang mana yang relevan dengan kasus

diatas ?

Jawab :

Prinsip responsibilitas, dimana pengelola wajib memberikan pertanggung

jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para

pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepada

mereka.

g. Warga setempat menginformasikan keluhannya ini melalui media massa

(jumpa pers) karena merasa perusahaan dan pemerintah tidak lagi peduli
terhadap keluhan masyarakat. Apa nama istilah yang tepat terhadap

tindakan warga semacam ini? Jelaskan!

Jawab :

Istilah tersebut dinamakan external whistle blowing. External whistle blowing

adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang untuk

membocorkan masalah kepada media massa atau khalayak ramai.

KASUS 2

KARTU MERAH BUAT 10 KAP PAPAN ATAS


(Halaman 170)

1. Coba Anda identifikasi, pelanggaran prinsip etika apa saja yang dilakukan

oleh sepuluh KAP tersebut, serta jelaskan alasanya ?

Jawab :

Dalam kasus tersebut, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode

etik profesi akuntan. Kode etik pertama yang dilanggar adalah prinsip

tanggung jawab profesi. Dengan menerbitkan laporan palsu, maka akuntan

telah menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka

selaku orang yang dianggap independen dalam penyajian laporan keuangan.

Kode etik kedua yang dilanggar adalah kepentingan publik dan objektivitas.

Para akuntan dianggap telah melakukan kebohongan publik dengan

menyajikan laporan keuangan yang telah direkayasa dan dianggap tidak

objektif dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini, mereka telah melakukan

tindakan menyimpang dari kode etik akuntan yang telah ditetapkan oleh IAI,

yaitu dengan mengutamakan kepentingan klien saja.

2. Menurut Anda, apakah fungsi BPKP? Apa perbedaan BPKP dengan BPK

dilihat dari fungsinya?

Jawab :

Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan lima fungsi, yaitu :

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang

pengawasankeuangan dan pembangunan


b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan

c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP

d. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan

e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga

Perbedaan yang paling jelas dapat dilihat dari peran dan fungsi masing-

masing institusi, adalah BPK sebagai auditor eksternal melaksanakan

pemeriksaan yang sifatnya lebih represif (seluruhnya kegiatan audit)

sedangkan BPKP lebih kepada pengawasan yang bersifat

preventif/pembinaan (tidak sepenuhnya kegiatan audit).

3. Coba Anda cari dan pelajari mekanisme dari badan peradilan profesi yang

ada dibawah organisasi IAI!

Jawab :

Mekanisme dari badan peradilan profesi yang ada dibawah organisasi IAI :
a. Kantor akuntan publik Ketaatan terhadap kode etik adalah tanggung

jawab pimpinan KAP dimana anggota itu bekerja


b. Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik penyelenggaraannya

dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Mutu di lingkungan

kepengurusan IAI di Kompartemen tersebut. Pengawasan oleh Unit


Peer Review yang khusus dibentuk untuk mengawasi sesama KAP

sampai saat ini belum pernah terlaksana.


c. Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik merupakan

suatu unit organisasi yang melaksanakan peradilan pada tingkat

pertama terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

anggota IAI kompartemen akuntan pendidik.


d. Dewan Pertimbangan Profesi berfungsi sebagai peradilan tingkat

banding untuk kasus-kasus yang telah diputuskan hukumnya berdasar

keputusan pada tingkat Badan Pengawas Profesi.


e. Departemen Keuangan RI Pengawasan memberitahukan apakah KAP

yang diberi ijin telah melaksanakan ketentuan-ketentuan yang

berhubungan dengan keputusan Menteri Keuangan tentang perijinan

pembukaan KAP.

Mekanisme IAI mengenai kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti semua

standar dalam masyarakat terbuka, tergantung pada pemahaman dan

tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga

ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini

publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran

Kode Etik oleh organisasi apabila diperlukan terhadap anggota yang tidak

menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang

telah ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau

menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Bagaimana pendapat Anda tentang kontorversi putusan yang telah diambil

oleh BP2AP terhadap sepuluh KAP di hadapkan dengan keberatan yang


disampaikan oleh Direktur pembinaan Akuntan dan Jasa penilai DJLK

Depkeu kepada ketua MK IAI?

Jawab :

Menurut saya, putusan yang diambil oleh BP2AP terhadap 10 KAP

memang tidak tepat, karena menteri keuangan yang memiliki hak

untuk memberikan sanksi tersebut dan tindakan yang dilakukan oleh

Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai DJLK Depkeu sudah

tepat. Dalam menghadapi kasus ini seorang akuntan juga perlu untuk

berpegang pada kode etik profesi akuntan agar tidak ada lagi

kecurangan-kecurangan yang mengakibatkan kebangkrutan

perusahaan. Sehingga sanksi yang dijatuhkan harus sesuai dengan

ketentuan dan disesuaikan dengan pelanggaran etika yang dilakukan.

Sanksi yang ringan tidak akan memberikan efek jera sehingga

kesalahan tersebut bisa saja berlanjut. Oleh karena itu, sanksi yang

dijatuhkan setidaknya harus setimpal dengan pelanggaran yang

dilakukan agar dapat memberika efek jera terhadap tersangka.

Anda mungkin juga menyukai