Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hairam Makirin

NPM : E2A021013
MK : Ekonomi Sumber Daya Alam
Tugas : UAS
Dosen : Dr. Ir. Satria Putra Utama, M.Sc
Judul Jurnal : Analisis Investasi Penggantian Alat Mekanis Dalam Kegiatan
Pengupasan Tanah Penutup ( http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP
)

I. PENDAHULUAN

Pertambangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha tambang dengan

tujuan mendapatkan barang tambang dan keuntungan dari hasil tambang. Sebagaimana

diketahuhi secara luas, bahwa pertambangan dilakukan di Indonesia atas persetujuan atau

kebijakan, pertambangan adalah usaha yang legal sejauh dilandasi oleh peraturan

perundang-undangan. Dari segi ekologi dan kemasyarakatan, pertambangan sering

menimbulkan konfik, baik dengan masyarakat dengan pengusaha tambang (pemegang

izin) maupun antara masyarakat dengan pemerintah (termaksud pemerintah daerah)

dalam hal tambang (Siti Maimuna, 2012:Bagian 2).

Peralatan mekanis pada operasi penambangan merupakan salah satu sarana produksi
yang penting untuk menunjang sasaran produksi akhir yang telah ditentukan perusahaan.
Untuk itu,
kajian teknis perlu dilakukan terhadap faktor manusia, faktor alat, dan faktor alam.
Usaha pemecahan masalah ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi alat muat dan
alat angkut.
PT. Mega Bara Semesta adalah salah satu perusahaan yang melakukan
operasi penambangan batubara. Dalam operasinya, sebelum batubara di eksploitasi,
terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan overburden dengan menggunakan alat muat
dan alat angkut. P. Sarolangun Bara Prima selaku Owner akan menargetkan produksi
batubara yang besar di setiap bulannya agar dapat membayar upah pengupasan tanah yang
dikerjakan oleh PT. Mega Bara Semesta. Mengingat umur proyek yang hanya 3
(tigaTahun lagi) dan jumlah BCM yang akan dipindahkan sebanyak 1.269.540 BCM,
maka Kontraktor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

Studi kelayakan bisnis adalah sebuah studi yang bertujuan mengukur kelayakan

suatu proyek bisnis. Studi ini berfokus pada identifikasi potensi masalah. Harapannya,

usaha yang akan Anda jalankan nanti dapat bertahan lama dan jauh dari potensi rugi.
Bukan hanya mengidentifikasi potensi masalah, studi kelayakan bisnis juga membahas

bagaimana solusi atas masalah tersebut. Misalnya seperti masalah mengenai operasional

dan bagaimana bisnis berjalan nantinya.

II. Tujuan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis

Tujuan utama dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menilai peluang proyek bisnis,

apakah proyek tersebut layak dilanjutkan atau tidak. Jika memang proyek layak diteruskan,

maka bisa ditentukan upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi Investor dari risiko

rugi. Studi kelayakan bisnis yang dilakukan secara mendalam bahkan dapat membantu

Investor menjalankan elemen penting usaha seperti pemasaran. Sebab, studi ini
memberikan gambaran situasi bisnis yang akan dihadapi nanti.
III. 5 Aspek Penting dalam Studi Kelayakan Bisnis

Dalam melakukan studi kelayakan bisnis, selaindengan metode penghitungan ada beberapa
aspek yang bisa dijadikan pendekatan. Berikut ini di antaranya yang paling sering
digunakan:

1. Aspek manajemen.
Salah satu aspek studi kelayakan bisnis adalah aspek manajemen. Aspek satu ini
berhubungan dengan operasional bisnis, mulai dari tahap pembangunan hingga
pengembangan. Bisa dibilang, inilah aspek yang cakupannya paling luas. Sebab,
Investor harus mengukur segala sesuatu yang berhubungan dengan operasional,
mulai dari sumber daya hingga keuangan perusahaan.
2. Aspek keuangan.
Setiap bisnis pasti butuh modal untuk bisa berjalan. Maka dari itu, aspek keuangan
merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menilai kelayakan
sebuah proyek bisnis. Di samping modal, studi kelayakan bisnis juga membahas
tentang perkiraan arus kas dan profit. Termasuk juga aset bisnis dan bagaimana
tingkat likuiditasnya untuk dijadikan uang tunai.

3. Aspek Hukum.
Aspek hukum membahas tentang syarat-syarat hukum yang harus dipenuhi
perusahaan. Apakah ada kemungkinan sistem akan bertentangan dengan hukum?
Jika iya, bagaimana solusinya, dan jika tidak, apa saja yang harus dipersiapkan agar
usaha Anda nantinya legal dan sah di mata hukum.

4. Aspek pasar dan pemasaran.


Target pasar dan cara pemasaran merupakan elemen penting dalam bisnis. Tanpa
adanya pelanggan, mustahil bisnis bisa berjalan. Maka, tidak mengherankan jika
pasar dan pemasaran pun menjadi aspek studi kelayakan usaha. Dalam aspek ini,
yang dinilai adalah potensi pasar, segmentasi pasar, perkiraan jumlah konsumen
yang bisa didapat, daya beli target pasar, hingga situasi persaingan bisnis.
5. Aspek ekonomi dan budaya.
Terakhir, aspek studi kelayakan bisnis adalah ekonomi dan budaya. Aspek ini
menyoroti bagaimana peran usaha terhadap lingkungan di sekitar mereka, apakah
bisnis tersebut memberikan manfaat ekonomis untuk lingkungan sekitarnya atau
justru merugikan.

IV. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis dilakukan secara bertahap, berikut adalah tahapan yang umum
dilakukan:

1. Penemuan ide untuk mengembangkan usaha.


Langkah awal yaitu mencoba menggambarkan ide usaha tersebut dengan jelas. Jika
mulanya hanya perkiraan kasar, coba tambahkan detail agar gambaran tersebut
makin konkret. Anda bisa berangkat dari sebuah masalah yang ada di lapangan.
Produk yang akan dihasilkan adalah solusi atas masalah tersebut.

2. Analisis awal
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis awal. Dengan memperhatikan
bagaimana nanti usaha tersebut berjalan, apa saja keunggulannya, hingga hambatan
yang mungkin muncul.

3. Evaluasi
Jika sudah ditemukan keunggulan dan hambatan yang nantinya akan muncul,
sekarang waktunya melakukan evaluasi. Ukurlah dengan cermat, apakah
keunggulan yang dimiliki ini mampu mengatasi potensi hambatan?

4. Penentuan kelayakan

Ide bisnis dikatakan layak jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa keunggulan
usaha Anda melampaui hambatan. Dari sini, Anda bisa mengambil keputusan untuk
melanjutkan ide usaha tersebut dan mulai merancang usaha atau justru memilih
berhenti dan mencari ide lain.

5. Perencanaan pelaksanaan
Keputusan diambil untuk memulai usaha, Sekarang waktunya membuat rencana
pelaksanaan. Investor bisa menggunakan hasil studi kelayakan sebagai panduan
untuk mulai menjalankan usaha tersebut.

6. Pelaksanaan
Studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelumnya akan membantu. Namun
pelaku usaha harus tetap untuk selalu melakukan evaluasi secara berkala agar
kinerja bisnis tetap optimal.
Bisa disimpulkan, studi kelayakan bisnis adalah cara mengetahui layak atau tidaknya
sebuah ide usaha untuk diwujudkan menjadi sebuah proyek yang menghasilakan Net
Benefit Value yang besar. Dengan demikian, Investor pun bisa tahu apakah usaha tersebut
bisa berjalan dengan lebih optimal atau tidak.

V. Net Present Value (NPV)

Net present value ( NPV ) digunakan oleh pimpinan perusahaan dan investor dalam
membuat keputusan pada proyek investasi yang akan dilaksanakan. Prospek pendapatan
atau hasil investasi suatu proyek investasi dapat diketahui feasibilitasnya melalui
pendekatan nilai sekarang bersih. Peimpinan perusahaan dan investor dapat
membandingkan antara tingkat laba yang diinginkan dengan hasil laba dari perhitungan
nilai sekarang bersih, dan memutuskannya. Dalam bab ini akan dibahas cara menghitung
niali sekarang bersih dan faktor yang menentukannya.

1. Nilai Sekarang Bersih dalam Pembuatan Keputusan


Nilai sekarang bersih dapat digunakan untuk pembuatan keputusan terhadap penetuan
alternative dari beberapa proyek investasi. Dan tektik pengambilan keputusan
berdasarkan nilai sekatang bersih termasuk teknik pengambilan keputusan kuantitatif.
Joe G Siegel dan Jae K Shim mengatakan :

“ Pembuatan keputusan dengan mendasarkan pada teknik nilai sekarang bersih (


NPV ), nilai sekarang dari jumlah seluruh nilai sekarang arus masuk selama
proyek berlangsung (sampai dengan expired) dibandingkan dengan jumlah atau
nilai investasi awal ( initial investment ). “

2. Kelemahan Teknik Nilai Sekarang Bersih ( NPV ) dalam Pembuatan Keputusan.


Setiap teknik atau pendekatan di bidang bisnis dan ekonomi pasti ada kelemahan dan
kekurangannya. Begitu pula dengan teknik pembuatan keputusan berdasarkan
NPV. Sebagai teknik kuantitatif, tentunya teknik ini memerlukan data yang didapat
atau diperhitungkan serta di olah pada saat sekarang.
Untuk menggunakan teknik ini diperlukan data jumlah investasi awal, arus kas masuk
bersih di masa depan selama proyek berlangsung, tingkat laba yang diinginkan dan
PVIF ( present value interest faktor ). Dari data yang diperlukan, hanya jumlah
investasi awal, PVIF dan tingkat laba yang diinginakn, sedangkan data yang
terpenting berupa arus kas masuk bersih di masa depan tidak mempunyai kepastian,
atau hanya berdasarkan ramalan.

Di samping itu, baik faktor internal dan faktor eksternal perusahaan selalu berubah
mengikuti waktu yang terus berjalan. NPV selalu fokus pada biaya dan kondisi ekonomi,
dan mengabaikan biaya soasial ( social cost ). NPV positif tidak berarti selalu dapat
dilaksanakan, biaya sosial dari kerawanan sosial dan politik kadang lebih mahal daripada
biaya ekonomi. Karena itu hbitungan intuitif masih diperlukan dalam melaksanakan
teknik NPV. Kelemahan teknik NPV jika dirinci adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan NPV hanya dapat dilaksanakan pada kondisi lingkungan ekonomi


yang stabil dan konstan.
2. Kondisi internal dan eksternal perusahaan dalam kondisi atau posisi actual
return, atau sesuai dengan arus kas masuk bersih dan tingkat laba yang
diinginkan. Jika tidak seperti itu, maka keakuratan hasil sulit tercapai.
3. tabilitas keuangan perusahaan dalam kondisi mantap ( established ), dan terdapat
banyak peluang atau alternative dalam berinvestasi yang mempunyai prospek
baik, sehingga jika kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi sulit ( financial
distress ), akan menyulitkan bahkan memungkinkan ditengah jalan pelaksanaan
proyek kekurangan dana dan terpaksa berhenti.
4. Jika data untuk hitungan menggunakan data masa lalu dan ramalan, dimana
realitas di masa depan berbeda dari ramalan. Sehingga NPV yang positif bisa
menjadi negative.

Menganalisa kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dilihat dari
keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu investasi. Kamu hitung selisih
dari nilai sekarang dengan aliran kas dari investasi tersebut di masa mendatang.

Berikut rumus NPV:

NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t
Keterangan:

NPV = Net Present Value


PV = Present Value
NCF = aliran kas
A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun
r = biaya modal
t = periode waktu investasi/proyek

Metode ini menggunakan asumsi:

 Jika NPV0 > NPV1, maka investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian

 Jika NPV0 < NPV1, maka investasi layak karena bisa menguntungkan

 Jika NPV0 = NPV1, maka investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian

VI. Kritik dan Saran


Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa analisa umur proyek hanya 3 tahun
sehingga dapat disimpulkan lebih singkat lagi antaranya sebagai berikut :

1. Mempertimbangkan aspek finansial perusahaan. Dalam penelitian tersebut


menjelaskan bahwa sumber pendanaan pengadaan alat tersebut adalah bersumber
dari dana kas perusahaan senilai Rp. 13.400.000.000, namun tetap berpatokan
dengan penghitungan bunga bank sebesar (i)= 5%.
2. Jika ditinjau dari aspek teknis pengadaan alat tersebut dinilai efisien secara teknis
karena alat tersebut masih baru sehingga memperkecil waktu hilang karena
kerusakan.
3. Penelitian ini tidak mencantumkan peralatan lain yang sangat penting guna
menunjang kinerja alat yang di investasikan (Excavator dan Dump Truck) yaitu
Buldozer yang berperan sebagai alat pembuatan/perbaikan jalan dan meratakan
tanah buangan di dumping area, apabila peralatan ini tidak di perhitungkan maka
target BCM tidak akan tercapai.
4. Jika ditinjau dari PBP (Payback Period) investasi tersebut masih tergolong lambat
karena dihitung berdasarkan umur proyek dan investasi awal yang besar ditambah
dengan Owning cost dan Operational cost yang besar pula.
5. Penelitian ini juga tidak menghitung IRR karena menggunakan kas perusahaan.
6. Sehingga jika dinilai dari Net Present Value (NPV) investasi peralatan baru tersebut
tidak layak karena bernilai < 1 yaitu (0,92)
7. Alternative dengan metode sewa lebih dinilai menghasilkan karena tidak
membutuhkan investasi awal yang besar dan tanpa Owning Cost dalam penelitian
tersebut ditunjukkan dengan nilai 1,11 yang berarti >1. Dengan catatan apakah alat
yang disewakan memiliki nilai Comissioning > 90%.
8. Mengingat judul penelitian ini adalah penggantian, sebaiknya ditambahkan 1
pembanding lagi yaitu penggunaan alat yang lama. Sehingga ada 3 opsi, yaitu :
1. Pembelian alat baru keseluruhan.
2. Penggunaan alat lama (Cost Perbaikan)
3. Metode Sewa
VI. Daftar Pustaka

http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP

https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/studi-kelayakan-bisnis

Fadilatus. S.Z. Matematika, Ekonomi dan Keuangan.UNM,2018

Anda mungkin juga menyukai