Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“REVIEW ARTIKEL DENGAN TEMA ASPEK KEPERILAKUAN PADA


AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN”
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan)

Dosen Pengampu:
Nurshadrina Kartika Sari, S.E.,M.M

Disusun Oleh:

1. Gabriella Kristalinawati (21040012)


2. Siti Nur Farida (21040052)
3. Nisa Brigiteresa (21040075)
4. Nurulita Anggraeni (21040053)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MANDALA
JEMBER
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmatNya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah Akuntansi
Keperilakuan yang berjudul “REVIEW ARTIKEL DENGAN TEMA ASPEK
KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN”
dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi
bagi kita.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
Nurshadrina Kartika Sari, S.E., M.M selaku dosen mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Jember , 22 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban............................................................3


2.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dan Akuntansi
Kovensional..............................................................................................4
2.3 Jaringan Pertanggungjawaban..............................................................5
2.4 Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban...............................................6
2.5 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian
Kinerja Manajer Pertanggungjawaban.................................................6
2.6 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Memungkinkan
Pengelolaan Aktivitas............................................................................7
2.7 Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban.............................................7
2.8 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan................................9
2.9 Korelasi Dengan Struktur Organisasi...................................................9
2.10 Menetapkan Pertanggungjawaban......................................................10
2.11 Perencanaan, Akumulasi Data, Dan Pelaporan Berdasarkan Pusat
Pertanggungjawaban.............................................................................11
2.12 Asumsi Keperilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban...........12
2.13 Aspek-Aspek Perilaku Dalam Organisasi...........................................13
2.14 Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban............14

iii
2.15 Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban Dan Struktur
Organisasi (Coincidence Between Responsibility Network And
Organizational Structure).....................................................................15
2.16 Asumsi Keprilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban.............15
2.17 Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur
Organisasi...............................................................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................20

3.1 Kesimpulan.............................................................................................20
3.2 Saran.......................................................................................................20
REVIEW ARTIKEL............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek perilaku menjadi hal yang penting dalam menerapkan
akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban
merupakan salah satu bidang dari akuntansi manajemen yang dihubungkan
dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau dengan kata lain
akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian biaya atau
pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat
dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh
penanggungjawab dari tempat tersebut. Akuntansi pertanggungjawaban
sebagai suatu sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh
para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
Hansen (2012:116)
Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk melaksanakan
pekerjaan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya hanya dapat
diterapkan pada manusia dan pertanggungjawaban ini muncul akibat
adanya hubungan antara atasan dengan bawahan. Dengan demikian,
terdapat hubungan yang erat antara struktur organisasi dan sistem
akuntansi pertanggungjawaban. Idealnya sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah
organisasi.
Dalam akuntansi keperilakuan , akuntansi pertanggung jawaban
merupakan  penjelas akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi
kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orang-orang  yang bertanggung
jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah umum  pada
akuntansi managemen, serta merupakan komponen penting dari sistem
pengendalian sebab pada laporan pertanggung jawababn mencakup semua
aspek perilaku yang akan dikendalikan oleh perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Ruang lingkup “Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi
Pertanggungjawaban”
2. Review artikel “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai
Salah Satu Dasar Penilaian Prestasi Manajemen Pada Pt. Bank
Danamon Indonesia, Tbk” yang berkaitan dengan ” Aspek
Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban”

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada
mahasiswa terhadap:
1. Bagaimana ruang lingkup dalam “Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi
Pertanggungjawaban”;
2. Bagaimana artikel “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai
Salah Satu Dasar Penilaian Prestasi Manajemen Pada Pt. Bank
Danamon Indonesia, Tbk” berkaitan dengan ”Aspek Keperilakuan
Pada Akuntansi Pertanggungjawaban”.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pada penyusunan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mamahami “Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi
Pertanggungjawaban”;
2. Mahasiswa mampu mereview artikel “Peranan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Salah Satu Dasar Penilaian Prestasi
Manajemen Pada Pt. Bank Danamon Indonesia, Tbk” berkaitan dengan
”Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan
istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta
pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis
pertanggungjawaban.Sistem penyusunan laporan keuangan untuk semua
tingkatan manajemen didesain khusus agar mereka dapat menggunakannya
secara efektif guna mengendalikan operasi serta biaya yang terlibat.
Dengan menyoroti penyimpangan kinerja aktual dari kinerja yang
direncanakan, akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan dilakukannya
manajemen berdasarkan perkecualian (management by exceptions- MBE) dan
manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives -MBO).
Menurut H.S. Hadibroto, memberikan definisi yaitu “Akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang disesuaikan agar
manajemen dapat melakukan pengawasan efisiensi untuk sesuatu bagian
tertentu ataupun untuk petugas-petugas yang bertanggung jawab terhadap
efisiensi biaya yang menjadi tanggungjawab”.
Berdasarkan dari definisi di atas, maka penulis mencoba mengambil
kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah :
1. Sebuah sistem akuntansi yang disesuaikan untuk memungkinkan
manajemen mengawasi efisiensi dan memantau kinerja.
2. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa individu pada
semua tingkatan organisasi memberikan kontribusi yang memuaskan
untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh dan juga
sebagai komponen penting dari sistem pengendalian keseluruhan di
suatu perusahaan.
3. Akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan manajemen
melakukan manajemen berdasarkan perkecualian (MBE) dan

3
manajemen berdasarkan tujuan (MBO) dengan menyoroti
penyimpangan kinerja aktual dari kinerja yang direncanakan.
4. Suatu sistem akuntansi yang menyusun dan melaporkan pendapatan
dan biaya untuk pusat pertanggungjawaban.
5. Keuntungan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah individu
dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran
perusahaan secara efektif dan efisien.

2.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dan Akuntansi


Kovensional
Keterangan Akuntansi Akuntansi Konvensional
Pertanggungjawaban
Tujuan Untuk mengukur kinerja Untuk mengukur kinerja
individu atau unit bisnis keuangan organisasi secara
tertentu dalam organisasi, keseluruhan, memberikan
dan memberikan informasi untuk
informasi yang pengambilan keputusan
dibutuhkan untuk dan untuk memenuhi
memotivasi kinerja yang persyaratan laporan
lebih baik di masa depan. keuangan.
Fokus Fokusnya adalah pada Fokusnya adalah pada
Pengukuran kinerja individu atau unit aspek keuangan seperti
Kinerja bisnis, seperti biaya pendapatan, biaya,
produksi, efisiensi, keuntungan, aset,
efektivitas, dan kualitas. kewajiban, dan arus kas.
Jenis Laporan Laporan keuangan yang Laporan keuangan yang
Keuangan dihasilkan adalah laporan dihasilkan adalah laporan
keuangan internal, yang keuangan eksternal, seperti
digunakan oleh neraca, laporan laba rugi,
manajemen untuk dan laporan arus kas, yang
memantau kinerja digunakan oleh pemangku

4
individu atau unit bisnis kepentingan eksternal
tertentu. seperti pemegang saham,
kreditor, dan pemerintah.
Penekanan pada Penekanannya adalah Penekanannya adalah pada
Perencanaan dan pada perencanaan dan pelaporan keuangan dan
Pengendalian pengendalian, dengan pengawasan oleh auditor,
tujuan meningkatkan dengan tujuan memastikan
kinerja individu atau unit akurasi laporan keuangan
bisnis di masa depan. dan kepatuhan terhadap
peraturan dan standar
akuntansi.

2.3 Jaringan Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa
seluruh biaya dapat dikendalikan dan bahwa masalahnya hanya terletak pada
penetapan titik pengendaliannya. Untuk tujuan ini, struktur organisasi
perusahaan dibagi-bagi ke dalam suatu jaringan pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individual atau, sebagaimana didefinisikan oleh
National Association of Accountants, ke dalam unit-unit organisasional yang
terlibat dalam pelaksanaan suatu fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang
saling berkaitan satu sama lain, yang memiliki seorang kepala yang
bertanggung jawab untuk aktivitas dari unit tersebut. Dengan kata lain, setiap
unit dari jaringan organisasional ini, atau secara lebih spesifik, individu yang
bertanggung jawab untuk unit tersebut, bertanggung jawab untuk
melaksanakan suatu fungsi (output) dan untuk menggunakan sumber daya
(input) seefisien mungkin dalam melaksanakan fungsi ini.
Untuk memastikan jaringan tanggung jawab dan akuntabilitas berfungsi
dengan mulus, struktur organisasional suatu perusahaan harus dianalisis dan
laba serta beban yang sebenarnya dari tanggung jawab tersebut ditentukan
secara hati-hati. Dalam praktiknya, penggambaran pusat pertanggungjawaban
sering kali merupakan tugas yang paling sulit dalam konstruksi dan instalasi

5
sistem tersebut. Untuk menciptakan struktur jaringan pertanggungjawaban
yang efisien, tanggung jawab dan lingkup dari wewenang untuk setiap
individu, dari eksekutif puncak sampai ke karyawan di tingkat paling rendah,
harus didefinisikan secara logis dan jelas.

2.4 Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban menurut fungsinya adalah sebagai alat
penilaian kinerja dan memberikan atau menghasilkan arus balik sehingga
operasi diwaktu yang akan datang dapat ditingkatkan.
1. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
2. Penilaian Kinerja Pusat Biaya
3. Penilaian Kinerja Pusat Laba
4. Penilaian Kinerja Pusat Investasi
5. Kegunaan Akuntansi Pertanggungjawaban bagi manajemen
6. Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan
anggaran.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan
anggaran diterapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian
aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya
yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha
pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter
standar yang berupa informasi akuntansi.

2.5 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja


Manajer Pertanggungjawaban.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi,
karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan
manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap

6
manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi
tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan
dan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan
demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang
dibuat untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran
perusahaan.

2.6 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Memungkinkan


Pengelolaan Aktivitas
Manajemen memerlukan pemisahan aktivitas penambahan dan bukan
penambah nilai dan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh kedua
tipe aktivitas tersebut. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan
ke dalam biaya penambah dan bukan penambah nilai, manajemen dapat :
1. Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang menggambarkan
besarnya pemborosan yang sekarang dialami oleh perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Memperoleh biaya-biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan
mereka memusatkan pengendalian mereka terhadap aktivitas bukan
penambah nilai.
3. Memperoleh informasi biaya-biaya penambah nilai yang memungkinkan
mereka melakukan penyempurnaan efisiensi aktivitas penambah nilai.

2.7 Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja
untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Pusat
pertanggungjawaban dikelompokkan kedalam empat kategori, yang
masing-masing mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan
dan/atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggung
jawab.
1. Pusat Biaya

7
Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan
suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer bertanggung jawab
atas pusat biaya memiliki diskresi akan kendali hanya atas penggunaan
sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya. Selama proses perencanaan, para
manajer pusat biaya diberikan kuota produksi dan dapat berpartisipasi
dalam menetapkan tujuan biaya yang realistis dan adil untuk tingkat
output yang diantisipasi.
2. Pusat Pendapatan
Manajer di pusat pendapatan hanya memiliki kendali terhadap biaya
pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam hal
kemampuan mereka untuk mencapai target penjualan yang telah
ditentukan sebelumnya dalam batasan tertentu.
3. Pusat Laba
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik atas
pendapatan maupun biaya. Diskresi yang mereka miliki terhadap biaya
meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Kinerja dari manajer pusat
laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti tingkat
pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk laba
residual.
4. Pusat Investasi
Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam
aktiva serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka bertanggung
jawab untuk mencapai margin kontribusi dan target laba tertentu serta
efisiensi dalam penggunaan aktiva. Mereka diharapkan untuk mencapai
keseimbangan yang sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam
sumber daya yang digunakan. Kriteria yang digunakan dalam mengukur
kinerja mereka dan menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat
pengembalian atas aktiva, rasio perputaran dan laba residual. Karena
mereka bertanggung jawab terhadap setiap aspek dari operasi, manajer

8
pusat investasi ini dievaluasi dengan cara yang sama seperti eksekutif
puncak.

2.8 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntasi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara
luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis,
terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntasi dan audit. Riset
akuntansi keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya
dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya
dalam banyak hal riset tersebut dapat dilakukan lebih awal. Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan :
1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh dan fungsi akutansi seperti partisipasi dalam penyusunan
anggaran, karakteristik system informasi, dan fungsi audit terhadap
perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun wajib pajak.
3. Pengaruh hasil dari informasi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

2.9 Korelasi Dengan Struktur Organisasi


1. Struktur Vertikal
Dalam struktur vertikal, organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi
utama. Tanggung jawab secara keseluruhan untuk fungsi produksi,
penjualan, dan keuangan diberikan kepada wakil direktur, yang
mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur di bawahnya sesuai
dengan hierarki. Tetapi, tanggung jawab akhir untuk setiap fungsi tetap
berada di tangan mereka.
Dari sudut pandang pusat pertanggungjawaban, seluruh segmen
produksi adalah pusat biaya karena pendapatan hanya dihasilkan melalui
fungsi penjualan. Segmen penjualan merupakan pusat pendapatan karena
berbagai manajer hanya bertanggung jawab untuk menjual produk atau
jasa dan tidak memiliki kendali maupun diskresi terhadap biaya

9
produksinya. Hanya presiden direktur yang memiliki kendali dan diskresi
atas seluruh aktivitas dan menjadi penentu akhir dalam menerima atau
menolak usulan investasi.
2. Struktur Horizontal
Jika maksudnya adalah untuk membebankan tanggung jawab atas laba
dan investasi kepada beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk
pendelegasian tanggung jawab adalah yang paling sesuai. Struktur tersebut
dapat dibagi berdasarkan produk atau area geografis. Masing-masing
wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba atau investasi daripada
pusat pendapatan atau pusat biaya fungsional. Mereka bertanggung jawab
atas produksi, penjualan, dan pendanaan, atau, dengan kata lain, atas
seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok produknya.
3. Pemilihan Struktur
Jenis struktur yang dipilih akan memengaruhi jaringan pusat
pertanggungjawaban, yang pada gilirannya berfungsi sebagai suatu
kerangka bagi arus data dan kebutuhan pelaporan. Jika jaringan pusat
pertanggungjawaban sama dengan struktur yang dipilih, maka sistem akan
berfungsi secara efektif dan mendorong para manajer untuk
menggunakannya sebagai sumber referensi dalam menjalankan aktivitas
yang telah ditetapkan.

2.10 Menetapkan Pertanggungjawaban


Setelah memilih jenis dari struktur organisasi, maka tugas penting
berikutnya adalah menggambarkan pertanggungjawaban. Kebanyakan orang
menerima tanggung jawab dan tantangan yang terkandung di dalamnya.
Bertanggung jawab terhadap sesuatu membuat seseorang merasa kompeten
dan penting. Hal tersebut mengimplikasikan wewenang pengambilan
keputusan dan dapat memotivasi mereka untuk memperbaiki kinerjanya.
Tanggung jawab adalah pemenuhan dari suatu pekerjaan. Tanpa hal tersebut,
moral akan menderita.

10
Pengaruh perilaku yang menguntungkan dari pembebanan tanggung jawab
atas fungsi-fungsi tertentu kepada individu didukung dengan riset-riset
empiris. Sayangnya, saling ketergantungan dari berbagai segmen suatu
organisasi sering kali menimbulkan kesulitan dalam membuat gambaran
tanggung jawab yang jelas. Seseorang yang diberikan tanggung jawab atas
suatu aktivitas atau fungsi yang mungkin, pada kenyataannya, membagi
tanggung jawab tersebut dengan atasannya.

2.11 Perencanaan, Akumulasi Data, Dan Pelaporan Berdasarkan Pusat


Pertanggungjawaban
Ketika struktur jaringan pertanggungjawaban yang baik dibangun, maka
hal ini menjadi suatu wahana untuk perencanaan, akumulasi data, dan
pelaporan. Setiap elemen biaya atau pendapatan, baik yang berada dalam
anggaran maupun dalam akumulasi hasil aktual, seharusnya ditelusuri ke
segmen jaringan pertanggungjawabannya di mana tanggung jawab atas hal
tersebut ada.
1. Anggaran Pertanggungjawaban
Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari
tingkat organisasi atau tingkat jaringan paling bawah untuk mana anggaran
disusun dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui
suatu rantai komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang yang
bertanggung jawab atas suatu pusat biaya dianggap bertanggung jawab
untuk menyiapkan estimasi-estimasi anggaran untuk pos-pos beban yang
dapat dikendalikan olehnya. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi-
estimasi tersebut ditinjau, dikoordinasikan, dan dimodifikasi ketika
diperlukan, sampai estimasi-estimasi tersebut akhirnya digabungkan ke
dalam anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkatan manajemen
puncak.
2. Akumulasi Data
Untuk memfasilitasi perbandingan periodic dengan berbagai
perencanaan anggaran, akumulasi pos-pos laba dan beban actual haruslah

11
mengikuti pola jaringan pertanggungjawaban. Hal imi membutuhkan
klasifikasi tiga dimensi terhadap biaya dan pendapatan selama proses
akumulasi data.

3. Pelaporan Pertanggungjawaban
Produk akhir dari hasil sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah
laporan pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik.
Laporan-laporan ini merupakan media lewat dimana biaya-biaya
dikendalikan,efisiensi manajerial diukur, pencapaian tujuan dinilai.

2.12 Asumsi Keperilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban


Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan
didasarkan pada beberapa asumsi yang berkenaan dengan operasi dan perilaku
manusia, meliputi:
1. Manajemen berdasarkan perkecualian (MBE) adalah mencukupi untuk
me¬ngendalikan operasi secara efektif.
2. Manajemen berdasarkan tujuan (MBO) akan menghasilkan anggaran,
biaya standar, tujuan organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya
yang disetujui bersama.
3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierarki
organisasi.
4. Para manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan
akuntabilitas yang dibebankan kepada mereka melalui hierarki organisasi.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama dan bukan
persaingan
Manajemen Berdasarkan Perkecualian
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk
mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif,
manajer sebaiknya mengonsentrasikan perhatian mereka pada bidang-bidang
di mana hasil aktual menyimpang secara substansial dari tujuan yang
dianggarkan atau standar. Para pendukung pendekatan ini mengklaim bahwa

12
pendekatan ini menghasilkan penggunaan waktu manajemen yang langka
secara paling efisien, berkonsentrasi pada perbaikan inefisiensi, dan
mendorong tindakan yang diinginkan. Karakteristik pelaporan periodik dari
akuntansi pertanggungjawaban secara ideal adalah sesuai untuk menarik
perhatian manajemen pada bidang-bidang yang menyimpang dari norma-
norma awal yang telah ditentukan sebelumnya dan mendorong tindakan¬-
tindakan perbaikan yang segera guna mendorong atau mengoreksi perilaku.
Manajemen Berdasarkan Tujuan
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi manajemen berdasarkan
tujuan atau manajemen berdasarkan pengendalian diri. Hal ini merupakan
suatu pendekatan manajemen yang didesain untuk mengatasi berbagai
respons manusia yang disfungsional yang dipicu oleh usaha untuk
mengendalikan operasi menggunakan dominansi. Orang-orang membenci
batasan-batasan biaya. Mereka kurang suka didominasi dan diberitahu apa
yang harus mereka lakukan, serta kapan dan bagaimana meiakukannya.
Mereka ingin melakukan tugas dengan cara mereka sendiri karena mereka
yakin bahwa mereka mampu mengarahkan diri dan pekerjaan mereka sendiri.
Sejarah menunjukkan bahwa banyak dari pencapaian yang paling signifikan
telah dicapai ketika individu-individu bertindak tanpa dibatasi, dimotivasi,
dan dibimbing hanya oleh kemuliaan tujuan dan cita-cita mereka.

2.13 Aspek-Aspek Perilaku Dalam Organisasi


Berbicara pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan
definisi. Pendapat pertama menurut Toha (2001) bahwa yang dimaksud
perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah
laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam
itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.

13
Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya ; juga
aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana
mereka berada. Tujuannya adalah memperlancar upaya pencapaian tujuan
organisasi.

2.14 Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban


Dalam akuntansi keperilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu
berbarengan dengan akuntansi pertanggung jawawban dimana merupakan
penjelas akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi,
pemegang kendali bagi orang-orang yang bertanggung jawab menjalankan
operasi dan jawaban bagi setiap masalah umum pada akuntansi managemen,
serta merupakan komponen penting dari sistem pengendalian sebab pada
laporan pertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku yang akan
dikendalikan oleh perusahaan.
Akuntansi pertanggung jawaban memberikan suatu kerangkah kerja yang
berarti untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil
kinerja operasi di sepanjang jalur pertanggung jawaban dan pengendalian,
yang ditujukan untuk manusia , peran mereka serta tugas yang dibebankan
kepada mereka yang merupakan penilaian terhadap kerja perusahaan dan
bukan sebagai mekanisme imporsonal untuk akumulasi dan pelaporan data
secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggung jawaban berbeda dengan akuntansi konvensional,
dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan
dan diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan
berdasarkan hakikat dan fungsinya dan tdak digambarkan sebagai individu-
individu yang bertanggung jawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap
data tersebut.
Sedangkan pada akuntansi pertanggung jawaban tidaklah melibatkan
deviasi apapun dari prinsip akuntansi yang diterima secara umum, akuntansi
pertanggung jawaban meningkatkan relefansi dan informasi akuntansi dengan

14
menetapkan suatu kerangka untuk perencanaan, akumulasi data, dan
pelaporan yang sesuai dengan struktur organisasi dan hirarki
pertanggungjawaban dari suatu perusahaan.
Salah satu faktor penyebab pembangkangan para karyawan dikarenakan
tidak sesuainya tenaga dengan hasil yang mereka peroleh, memang sangat
betul motifasi tiap karyawan merupakan salah satu solusi dari penyimpangan
tersebut namun yang jadi masalah betul tidak motifasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang mereka harapkan, dan betul tidak hal tersebut bisa
menumbuhkan semangat kerja mereka.

2.15 Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban Dan Struktur


Organisasi (Coincidence Between Responsibility Network And
Organizational Structure)
Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris
diingkatkan dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab memusat
yang bersamaan dengan struktur organisasi formal.
Top manajemen mendelegasikan dan memberikan otoritas kepada
manajer dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas
dan tanggungjawab untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan
kepada para manajer, mereka mempunyai wewenang untuk bertindak secara
resmi dalam lingkup pendelegasian mereka dan untuk mempengaruhi
bawahan mereka.
Pusat pertanggungjawaban adalah dasar untuk menyusun sistem
akuntansi pertanggungjawaban keseluruhan, kerangka untuk itu harus
didesain secara hati-hati. Struktur organisasi harus dianalisa dari kelemahan
pendelegasian tugas dan wewenang.

2.16 Asumsi Keprilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban


Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan
semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk :

15
1. Management By Exception (MBE) / Manajemen Berdasarkan
Perkecualian Yaitu Adanya Kecukupan Kontrol Operasi Yang
Efektif.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas
organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan
dasar. Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban
yang ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari
aturan yang telah ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan
untuk penguatan atau perbaikan perilaku.
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan
kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan
perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target atau
standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan
titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh
karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja
sebagai alat yang menekankan kegagalan.
2. Management By Objective (MBO) / Manajemen Berdasarkan
Tujuan
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol
dirinya sendiri. Disini orang – orang melakukan tugas sendiri sebab
mereka percaya mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan
mereka. MBO memberi fasilitas kepada manajer dan bawahannya untuk
memformulasikan tujuan dan aktivitas untuk pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal untuk
memformulasikan tujuan secara detail.
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by
objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang
untuk mengatasi keslahan tanggapan manusiawi yang yang sering timbul
oleh usaha untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai
sebuah cara pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan
untuk tidak didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah

16
kesempatan untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan
bagi pusat tanggung jawab masing – masing.
3. Coincidence Between Responsibility Network And Organizational
Structure / Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggung Jawaban Dan
Struktur Organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian
organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat
tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi. Niat manejemen
tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan
atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda
kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha
saling melewati tugas dan tanggung jawab.
Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan
sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di
desain secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis terhadap
kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.
4. Acceptance of Responsibility / Penerimaan Tanggung Jawab
Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban
menerima tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan
layak dan kesediaan mereka melaksanakannya.
Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan
tanggungjawab tersebut dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara
fisik dan sumber daya. Mereka akan melaksanakannya dengan baik jika
budaya organisasi dimana tempat mereka menjalankan tugas memberikan
kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri.
Budaya organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika
mereka mengalami kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri
tanpa adanya rasa takut.

17
5. Capability Of Inducing Cooperation / Kapasitas Untuk Mendorong
Kerja Sama
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama
organisasi yang memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai
tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat
loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan mereka
sendiri di dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan kepada
mereka.
Akuntansi pertanggung jawaban meningkatkan kerja sama
organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas
merka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang
bekerja untuk tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban
memperbaiki kerjasama organisasi dengan menunjukkan manajer dimana
kegiatan mereka dan juga semua bekerja menuju tujuan bersama.Hal ini
juga meningkatkan loyalitas, percaya diri, dan perasaan untuk merasa
penting. Jiwa kerjasama yang ditimbulkan akan meningkat karena mereka
akan percaya bahwa mereka bekerja menuju tujuan bersama dan sebagai
sebuah bagian penting dari organisasi.

2.17 Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur


Organisasi
Untuk berfungsinya dengan memadai, pusat pertanggungjawaban
seharusnya serupa mungkin dengan struktur organisasi. Pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam mendisain struktur organisasi dan
membebankan tanggungjawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaa
bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan.
Berbagai pendekatan tersebut dapat dklasifikasikan sebagai struktur vertikal
dan horizontal. (Lubis 2010).
Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989),
menyatakan pendekatan yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi
dan pemberian tanggungjawab pada perusahaan tergantung kepada pilihan

18
manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Beberapa struktur organisasi
meliputi :
1. Vertical Structure: Organisasi di bentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang
ada. Misalnya terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan.
Masing-masing fungsi yang ada dapat dibagi dalam beberapa pusat
pertanggungjawaban. Fungsi produksi menggunakan cost center, fungsi
penjualan menggunakan revenue center, sedangkan top manajemen
berfungsi sebagai control dan pembuat kebijakan terhadap investasi.
2. Horizontal Structure: Organisasi di bentuk berdasarkan area geografis.
Setiap pimpinan bagian melakukan control terhadap pusat laba ataupun
investasi. Mereka bertanggungjawab terhadap produksi, penjualan, dan
keuangan dan semua fungsi yang ada di grup/wilayah masing-masing.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi aspek perilaku pada akuntansi pertanggungjawaban, dapat
disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban memiliki hubungan
erat dengan struktur organisasi dan kewajiban pertanggungjawaban yang
hanya dapat diterapkan pada manusia. Oleh karena itu, sistem akuntansi
pertanggungjawaban harus mencerminkan dan mendukung struktur
organisasi perusahaan serta mampu mengendalikan perilaku individu pada
seluruh tingkatan di perusahaan. Dalam hal ini, akuntansi
pertanggungjawaban juga berperan sebagai komponen penting dari sistem
pengendalian keseluruhan di suatu perusahaan. Aspek perilaku pada
akuntansi pertanggungjawaban mencakup manajemen berdasarkan
perkecualian (management by exceptions) dan manajemen berdasarkan
tujuan (management by objectives), yang memungkinkan dilakukannya
pengawasan efisiensi dan evaluasi kinerja organisasi secara efektif.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan sehingga
dibutuhkan saran dari pembaca untuk penyusunannya karena kami hanya
melihat beberapa referensi dari buku, internet dan karya tulis ilmiah
lainnya.

20
REVIEW ARTIKEL

“PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI


SALAH SATU DASAR PENILAIAN PRESTASI MANAJEMEN PADA PT.
BANK DANAMON INDONESIA, TBK”
Judul Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Salah Satu
Dasar Penilaian Prestasi Manajemen Pada Pt. Bank Danamon
Indonesia, Tbk
Jurnal Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi
Download https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1370
Volume dan Volume 1 Nomor 3 Juni Tahun 2013
Halaman Halaman 39 – 45
Tahun 2013
Penulis Fione Fita Pangow
Reviewers 1. Gabriella Kristalinawati
2. Siti Nur Farida
3. Nisa Brigiteresa
4. Nurulita Anggraeni
Tanggal 20 Maret 2023
Pendahuluan Berdasarkan pendahuluan pada jurnal tersebut dapat
diketahui bahwa artikel membahas tentang pentingnya peran
akuntansi dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin
ketat di Indonesia. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang
berbeda-beda, namun tujuan utama dari perusahaan adalah
mencapai laba maksimal dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam hal ini, akuntansi memegang peranan penting dalam
memberikan informasi kepada manajemen mengenai kondisi
keuangan dan operasional perusahaan.
Selain itu, artikel ini juga membahas tentang akuntansi
pertanggungjawaban yang merupakan bentuk akuntansi khusus

21
yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan segmen
bisnis. Melalui akuntansi pertanggungjawaban, setiap manajer
diharuskan untuk berpartisipasi dalam penyusunan rencana
finansial segmen bisnisnya dan menyediakan laporan kinerja
tepat waktu yang membandingkan hasil aktual dengan yang
direncanakan. Pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada di
perusahaan juga memberikan motivasi bagi karyawan
khususnya manajer untuk meningkatkan kinerjanya guna
meningkatkan prestasi manajemen.
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada pusat
investasi dan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai
indikator kinerja keuangan. ROA merupakan rasio antara saldo
laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan
secara keseluruhan. Laporan keuangan juga dijelaskan sebagai
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas tersebut.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan gambaran
tentang pentingnya akuntansi dan akuntansi
pertanggungjawaban dalam menghadapi persaingan bisnis
yang semakin ketat di Indonesia. Dengan
mengimplementasikan akuntansi pertanggungjawaban dan
menggunakan ROA sebagai indikator kinerja keuangan,
perusahaan dapat meningkatkan kinerja manajemen dan
mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Tujuan Berdasarkan tujuan dalam jurnal penelitian tersebut dapat
Penelitian diketahui tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui
peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai salah satu
dasar penilaian prestasi manajemen pada PT. Bank Danamon
Indonesia, Tbk.

22
Metode Dalam jurnal penelitian tersebut dapat diketahui peneliti
Penelitian dalam memecahkan permasalahan yang sedang dikaji yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa penilaian kepustakaan dan media
elektronik.
Selain itu, metode analisis yang digunakan yaitu metode
analisis deskriptif serta menggunakan teknik analisis data
dengan menerapan sistem atau cara pembahasan dengan
menggunakan tahap-tahap penelitian yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti.
Hasil dan Hasil Penelitian
Pembahasan Berdasarkan jurnal penelitian tersebut dapat diketahui hasil
penelitiannya yaitu:
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada
1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana
moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika
perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988,
Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan
yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO
88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun
kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan
kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan
tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank
joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank
Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di
Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a) Visi Bank Danamon peduli dan membantu jutaan
orang mencapai kesejahteraan, Danamon bertujuan

23
menjadi lembaga keuangan Terkemuka di Indonesia
yang keberadaannya diperhitungkan.
b) Misi Menjadi organisasi yang berorientasi ke
karyawan, yang melayani semua segmen, dengan
menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing
segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan
pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas
dunia. Aspirasi perusahaan adalah menjadi perusahaan
pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh
karyawan, karyawan, pemegang saham, regulator dan
komunitas di mana kami berada.
3. Struktur Organisasi
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Manfaat dari
adanya struktur organisasi yaitu :
a) Karyawan dapat melihat secara jelas kedudukan dalam
organisasi.
b) Menggambarkan jenjeang karir yang jelas.
c) Memberikan informasi yang jelas siapa yang
bertanggungjawab kepada apa / bidang apa.
d) Memperlihatkan fungsi yang ada.
4. Aktivitas PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagaimana bank
pada umumnya melaksanakan kegiatan operasi atau
aktivitas perusahaan dalam tiga jenis yaitu penghimpunan
dana, penyaluran dana dan melayani jasa perbankan
lainnya. Ketiga jenis aktivitas tersebut kemudian
diaplikasikan ke dalam bentuk produk-produk yang
merupakan bagian dari strategi perusahaan.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan kerangka atau bagan
yang menggambarkan hubungan kerja dan susunan pola

24
hubungan yang menunjukkan kedudukan tugas dan
tanggungjawab secara hirarki yang terdapat pada suatu
perusahaan. PT Bank Danamon Indonesia Tbk jika dilihat
dari struktur organisasi, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan ini telah terdapat pembagian aktivitas kerja atau
hirarki kerja yang sudah cukup baik.
6. Hasil Analisis Deskriptif
Salah satu unsur penting dalam akuntansi
pertanggungjawaban adalah laporan pertanggungjawaban
kepada manajer yang bertanggung jawab. Laporan
pertanggungjawaban berisi informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan manajer.
7. Syarat dan Ketentuan dalam penilaian Prestasi Manajemen
berdasarkan Standar Bank Indonesia (BI)
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai
lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas
pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu
industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan
kepercayaan masyarakat sehingga mestinya tingkat
kesehatan bank perlu dipelihara.
8. Profitabilitas (ROA) PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Profitabilitas pada penelitian ini diukur menggunakan
return on assets (ROA).
Return on assets (ROA) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, dengan
membandingkan laba sebelum pajak dengan total assets.
Semakin besar return on assets (ROA) menunjukkan
tingkat keuntungan yang dicapai bank meningkat dan

25
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis
peranan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk telah memadai sebagai alat penilaian
prestasi manajemen. Hal ini dilihat dari adanya :
1. Struktur Organisasi, struktur organisasi merupakan
pengaturan garis tanggungjawab dalam satu entitas yang
disusun untuk mencapai tujuan bersama orang-orang yang
berada pada jajaran garis tersebut, PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk telah memiliki struktur organisasi yang
secara jelas menetapkan wewenang dan tanggung jawab.
2. Efisiensi penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen
dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang
dicapai. Laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi
yang dicapai dalam suatu perusahaan, dalam hal ini Return
on assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan, dan bahwa batas
minimum ROA yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia
adalah 1% apabila sebuah bank mempunyai ROA lebih
besar dari 1,5% maka bank tersebut dapat dikatakan
produktif mengelola aktivitasnya sehingga menghasilkan
laba dan dalam hal ini ROA PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk dapat dikatakan produktif karena dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan ROA dan telah mempunyai ROA
minimum 1,5% dari tahun 2002-2010.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dalam jurnal
tersebut yaitu:
1. PT. Bank Danamon telah membagi struktur organisasi atas

26
unit-unit organisasi (departemen) dan telah menetapkan
secara tegas wewenang dan tanggungjawab tingkat
manajemen.
2. Berdasarkan hasil perhitungan PT. Bank Danamon
Indonesia, Tbk tetap dapat melanjutkan usahanya,
meskipun selama periode 2004 hingga 2010 nilai ROA PT.
Bank Danamon Indonesia Tbk mengalami tren yang naik
turun. Hal ini juga menunjukkan bahwa selama periode
yang sama, PT. Bank Danamon Indonesia Tbk memiliki
kinerja yang baik serta manajemen yang baik dalam
memperoleh laba dilihat berdasarkan hasil perhitungan
Profitabilitas (Earning) yaitu berdasarkan Returns on Asset
(ROA), selama tahun 2002 sampai dengan 2010 PT Bank
Danamon Indonesia memiliki kualitas manajemen yang
baik dalam menggunakan asset yang dimiliki dalam
memperoleh keuntungan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
rasio ROA selama tahun 2002 sampai dengan 2010 yang
dicapai melebihi1,5% sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Saran Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan dengan tujuan
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu :
1) Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar manajemen
perusahaan lebih memperhatikan keadaan manajer tingkat
bawah serta karyawan dan lebih mengoptimalkan peranan
akuntansi pertanggungjawaban untuk meningkatkan
prestasi manajemen sehingga boleh memberikan hasil yang
baik bagi manajemen PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
2) Pelaksanaan penilaian prestasi manajemen telah dilakukan
dengan baik. Namun harus dilakukan peningkatkan agar
organisasi terus berkembang begitu pula dengan para
pegawainya.

27
Hal Yang Dapat Berdasarkan Jurnal penelitian mengenai “Peranan
Dikembangkan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Salah Satu Dasar
Dari Penelitian Penilaian Prestasi Manajemen Pada PT. Bank Danamon
Ini Indonesia, Tbk” dapat menghasilkan beberapa hal yang dapat
dikembangkan, antara lain:
1. Metode penilaian prestasi manajemen yang lebih akurat
dan objektif:
Penelitian ini dapat menghasilkan metode penilaian
prestasi manajemen yang lebih akurat dan objektif
berdasarkan data akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini
dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja
manajemen secara lebih efektif dan efisien.
2. Pengembangan sistem akuntansi pertanggungjawaban:
Penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan
sistem akuntansi pertanggungjawaban yang lebih baik
sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap
dan akurat kepada manajemen perusahaan. Hal ini dapat
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang
lebih baik dalam mengelola bisnis mereka.
3. Peningkatan kinerja manajemen:
Penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan
kinerja manajemen dengan cara memperjelas tugas dan
tanggung jawab masing-masing divisi dan karyawan dalam
perusahaan. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan
produktivitas dan efisiensi perusahaan.
4. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi:
Penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi di perusahaan. Dengan
adanya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik,
manajemen perusahaan dapat memberikan informasi yang
lebih akurat dan transparan kepada pemangku kepentingan,

28
seperti investor, karyawan, dan regulator.
5. Kontribusi terhadap penelitian dan pengembangan di
bidang akuntansi dan manajemen:
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
penelitian dan pengembangan di bidang akuntansi dan
manajemen dengan mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara
akuntansi pertanggungjawaban dan penilaian prestasi
manajemen.
6. Rekomendasi untuk perusahaan lain:
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan
rekomendasi untuk perusahaan lain dalam mengembangkan
sistem akuntansi pertanggungjawaban dan penilaian
prestasi manajemen yang lebih baik. Hal ini dapat
membantu perusahaan lain untuk meningkatkan kinerja dan
efisiensi mereka.

29
DAFTAR PUSTAKA

Armansyah, M. 2020. Aspek Perilaku Padaakuntansi Pertanggungjawaban.


Diakses pada tanggal 25 Maret 2023.
https://www.studocu.com/id/document/perbanas-institute/accounting/
aspek-akuntansi-keperilakuan-pada-pertanggungjawaban/13508909
Jesslyn, R. 2021. Rangkuman Akuntansi Keperilakuan Bab 9 Aspek Keperilakuan
Pada Akuntansi Pertanggungjawaban. Diaskes pada tanggal 25 Maret
2023.
https://ruangpembahasanakuntansi.blogspot.com/2021/02/rangkuman-
akuntansi-keperilakuan-bab-9_9.html
Maulita, R. 2017. Aspek Perilaku Pada Akuntansi Pertanggungjawaban. Diaskes
pada tanggal 25 Maret 2023.
https://rizkamaulita6.blogspot.com/2017/11/aspek-perilaku-pada-
akuntansi.html
Pangow, F, F. 2013. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Salah
Satu Dasar Penilaian Prestasi Manajemen Pada Pt. Bank Danamon
Indonesia, Tbk”. Diaskes pada tanggal 25 Maret 2023.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1370
Rachmawati, S, A. 2022. Acuan Penting Keperilakuan Pada Akuntansi
Pertanggungjawaban. Diaskes pada tanggal 16 Maret 2023.
https://gagasanriau.com/news/detail/46661/acuan-penting-keperilakuan-
pada-akuntansi-pertanggungjawaban
Riantono, E, I. 2021. Akuntansi Pertanggung Jawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja (Part 1). Diaskes pada tanggal 26 Maret 2023.
https://accounting.binus.ac.id/2021/09/14/akuntansi-pertanggung-
jawaban-sebagai-alat-penilaian-kinerja-part-1/#:~:text=Hansen
%20(2012%3A116)%20mendefinisikan,untuk%20mengoperasikan
%20pusat%20pertanggungjawaban%20mereka%E2%80%9D.

30

Anda mungkin juga menyukai